Anda di halaman 1dari 50

Gangguan

Somatoform
Rsud Panembahan Senopati Bantul

DEFINISI
Gangguan somatoform adalah
suatu kelompok gangguan
yang memiliki gejala fisik
( sebagai contoh: nyeri, mual,
dan pusing ) di mana tidak
ditemukan penjelasan medis
yang adekuat.

Keluhan dibedakan setiap subtipe, yaitu:


I. Gangguan somatisasi
II. Gangguan konversi
III Hipokondriasis
IV Gangguan dismorfik tubuh
V Gangguan nyeri

I. Gangguan somatisasi
Gangguan somatisasi adalah salah
satu gangguan somatoform spesifik
yang ditandai oleh banyaknya
keluhan fisik/gejala somatik yang
mengenai banyak sistem organ
yang tidak dapat dijelaskan secara
adekuat berdasarkan pemeriksaan
fisik dan laboratorium.

Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun, saat


remaja.
Simtom gangguan bertahan paling tidak selama
beberapa tahun.
Berakibat menuntut perhatian medis.
Mengalami hendaya yang berarti dalam memenuhi
peran sosial atau pekerjaan.
Keluhan-keluhan tampak meragukan atau dibesarbesarkan dan sering menerima perawatan medis
dari sejumlah dokter terkadang pada saat yang
sama.
Rumusnya adalah 4 2 1 1
4 gejala nyeri, 2 gejala gastrointestinal (lambung-usus),
1 gejala seksual dan 1 gejala pseudoneurologis

EPIDEMIOLOGI
Wanita : pria = 10 : 1, bermula pada masa
remaja atau dewasa muda
Rasio tertinggiusia 20-30 tahun
Pasiendenganriwayatkeluargapernahmenderi
tagangguan somatoform (berisiko 10-20 kali lebih
besar dibanding yang tidak ada riwayat)
Prevalensi gangguan somatisasi pada populasi
umum diperkirakan 0,1 0,2 %, walaupun
beberapa kelompok penelitian percaya bahwa
angka sesungguhnya mungkin mendekati 0,5 %.
Prevalensi gangguan somatisasi pada wanita di
populasi umum adalah 1 2 %.

ETIOLOGI
Faktor Psikososial
tak diketahui secara pasti. Penyebab gangguan
melibatkan interpretasi gejala sebagai suatu
tipe komunikasi sosial, hasilnya :
menghindari kewajiban (co: mengerjakan ke
pekerjaan yang tidak disukai),
mengekspresikan emosi (co: kemarahan pada
pasangan),
untuk mensimbolisasikan suatu perasaan atau
keyakinan (co: nyeri pada perut seseorang).

Faktor Biologis

Ditemukan adanya faktor genetik


dalam transmisi gangguan somatisasi
dan adanya penurunan metabolisme
(hipometabolisme) suatu zat
tertentu di lobus frontalis dan hemisfer
nondominan.
Selain itu diduga terdapat regulasi
abnormal sistem sitokin yang
mungkin menyebabkan beberapa gejala
yang ditemukan pada gangguan
somatisasi

Gambaran klinis...
Ciriutamagangguaniniadalahadanyakeluhankeluhangejalafisikyangberulang-ulang
disertai dengan permintaan pemeriksaan
medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti
hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan
oleh dokternya bahwa tidakditemukan kelainan
yang menjadi dasarkeluhannya.
Penderita menyangkal dan menolak u/
membahas kemungkinan kaitan antara keluhan
fisiknya dengan problem atau konflik dalam
kehidupan yang dialaminya,bahkan meskipun
didapatkan gejala-gejala anxietas dan depresi

KRITERIA DIAGNOSTIK
Diagnosis pasti gangguan somatisasi berdasarkan
PPDGJ III
Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang
bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan
atas dasar adanya kelainan fisik, yang
sudahberlangsung sedikitnya 2 tahun.
Tidak mau menerima nasehat atau
penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada
kelainan fisikyangdapatmenjelaskankeluhankeluhannya.
Terdapat disabilitas dalam fungsinya di
masyarakat dan keluarga, yang berkaitan dengan
sifat keluhan-keluhan dan dampak dari perilaku

Kriteria diagnosis gangguan somatisasi berdasarkan


DSM IV :

1.Keluhan fisik dimulai sebelum usia 30


tahun, terjadi selama periode beberapa
tahun yang terjadi selama periode
beberapa tahun dan menyebabkan
individu tersebut mencari penanganan
atau gangguan yang bermakna pada
fungsi social, pekerjaan dan fungsi
penting lainnya.

2. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan,


yaitu :

4gejala nyeri : sekurangnnya empat tempat


atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala,
perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada,
rektum, selama menstruasi, selama hubungan
seksual, atau selama miksi)
2gejalagastrointestinal : sekurangnya dua
gejala selain nyeri (misalnya mual, kembung,
muntah selain dari selama masa kehamilan
diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenis
makanan)

1gejala seksual : sekurangnya satu gejala


selain nyeri (misalnya indiferensi seksual,
disfungsierektilatauejakulasi, menstruasi tidak
teratur, perdarahan menstruasi berlebihan,
muntah sepanjang kehamilan).
1 gejala pseudoneurologis : sekurangnya
satu gejala atau defisit yang mengarahkan
pada
kondisi
neurologis
yang
tidak
terbataspadanyeri (gangguan koordinasi atau
keseimbangan,paralisis, sulit menelan, retensi
urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri,
pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang :
gejala disosiatifseperti amnesia ; atau hilangnya
kesadaran selain pingsan).

3. Salah satu 1) atau 2) :


Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala
dalam kriteria, 2) tidak dapat dijelaskan
sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis
umum yang di kenal atau efek langsung dan
suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat,
atau alkohol)
Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik
atau gangguan social ataupekerjaan yang
ditimbulkan adalah melebihi apa yang
diperkirakan dari riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, atau temuan laboratorium.
4. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja
atau dibuata-buat (sepertiga gangguan buatan
atau pura-pura).

PERJALANAN PENYAKIT
Episode peningkatan keparahan gejala dan
perkembangan gejala yang baru diperkirakan
berlangsung 6 9 bulan dan dapat dipisahkan
dari periode yang kurang simtomatik yang
berlangsung 9 12 bulan.
Tetapi jarang seorang pasien dengan gangguan
somatisasi berjalan lebih dari satu tahun tanpa
mencari suatu perhatian medis.

PENATALAKSANAAN..
Strategi dan teknik psikoterapi dan psikososial :
Pengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter
yang sama
Buat jadwal regular dengan interval waktu
kedatangan yang memadai
Memfokuskan terapi secara gradual dari gejala ke
personal dan ke masalah social.

PSIKOFARMAKA...
Gejala-gejala spesifik yang sulit disembuhkan
seperti nyeri kepala, mialgia, dan bentuk-bentuk
penyakit kroniklainnyadapat hilangdengan anti
depresantrisiklik, termasuk cemas
denganterapi prazolam, benzodiazepin, atau
beta-bloker. Walaupunpasien-pasien tersebut
tidak memenuhi kriteria gangguan panik atau
kecemasan.
Obat-obat simtomatik murni(misal : analgetik,
antasida)
Konsultasi psikiatrik.

Strategipenatalaksanaan
Terapi perilaku kognitif (CBT, cognitive behavior
therapy) akan bermanfaat untuk mengurangi
pemikiran atau sifat pesimis pada pasien
Strategi dan teknik farmakologikal dan fisik :
Diberikan hanya bila indikasinya jelas
Hindariobat-obatanyangbersifatadiksi
Anti anxietas dan anti depresan

PROGNOSIS
Sebagian besar pasien dengan gejalagejala somatik fungsional sembuh tanpa
intervensi khusus.
Prognosa jangka panjang untuk pasien
gangguansomatisasi dubia admalam,
dan biasanya diperlukan terapi sepanjang
hidup.

II. GANGGUAN KONVERSI


Ditandai dengan suatu perubahan besar dalam fungsi
fisik atau hilangnya fungsi fisik, meski tidak ada
temuan medis yang dapat ditemukan sebagai
penyebab simtom atau kemunduran fisik tersebut.
Simtom-simtom tersebut tidak dibuat dengan sengaja
Simtom fisik biasanya timbul dengan tiba-tiba pada
situasi penuh tekanan. Misalnya tangan tentara yang
tiba-tiba lumpuh saat pertempuran hebat.
Beberapa simtom yang muncul al: kelumpuhan,
epilepsi, masalah dengan koordinasi, kebutaan,
tunnel vision (hanya bisa melihat apa yang berada
tepat di depan mata), tuli, tidak bisa membaui atau
kehilangan rasa pada anggota badan (anestesi).

Simtom yang ditemukan biasanya tidak sesuai


dengan kondisi medis yang mengacu.
Misalnya orang yang menjadi tidak mampu
berdiri atau berjalan di lain pihak dapat
melakukan gerakan kaki lainnya secara
normal.
Biasanya menunjukkan fenomena LA BELLE
INDEFERENCE (ketidakpedulian yang indah)
yaitu suatu kata dalam bahasa Prancis yang
menggambarkan kurangnya perhatian
terhadap simtom-simtom yang ada pada
dirinya.

Epidemiologi
Rasio wanita terhadap laki-laki pada
pasien dewasa:
-paling sedikit 2 : 1
-paling banyak 5 : 1
Perbandingan rasio anak perempuan lebih
tinggi dibanding wanita dewasa
Gangguan konversi dapat memiliki onset
pada setiap usia ( anak-anak lanjut
usia )

Gambaran klinis
Dibagi 3 gejala :
-Gejala sensorik : paling sering ditemukan
anestesia dan parestesia, khususnya pada anggota
gerak.
-Gejala motorik : kelainan pergerakan, gaya
berjalan, kelemahan dan paralisis.
-Gejala kejang : kejang semu (pseudoseizure)

Kriteria diagnosis untuk


gangguan konversi

Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik
volunter atau sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis
atau kondisi medis lain.
Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau
defisit karena awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah
didahului oleh konflik atau stresor lain.
Gejala atau defisit tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat
(seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).
Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan,
dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis umum, atau oleh efek
langsung suatu zat, atau sebagai perilaku atau pengalaman yang
diterima secara kultural.
Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
penting lain atau memerlukan pemeriksaan medis.
Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual,
tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi,
dan tidak dapat diterangkan dengan lebih baik oleh gangguan mental
lain.
Sebutkan tipe gejala atau defisit:
Dengan gejata atau defisit motorik
Dengan gejala atau defisit sensorik
Dengan kejang atau konvulsi
Dengan gambaran campuran

Perjalanan penyakit &


prognosis
Kemungkinan 90 sampai 100 % dengan
gangguan konversi mengalami pemulihan
gejala pertamanya dalam beberapa hari
atau < dari 1 bulan.
Prognosis sangat baik kecuali dalam
gangguan konversi kronis.

III. HIPOKONDRIASIS
Ciri utamanya adalah fokus atau ketakutan bahwa
simtom fisik yang dialami seseorang merupakan akibat
dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti
kanker atau masalah jantung.
Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan
secara medis bahwa ketakutannya itu tidak berdasar.
-> memunculkan perilaku doctor shopping.
Tujuan doctor shopping adalah berharap ada dokter
yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan
mereka, sebelum terlambat.
Penderita tidak secara sadar berpura-pura akan simtom
fisiknya.

Umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik, seringkali


melibatkan sistem pencernaan atau campuran antara rasa
sakit dan nyeri, tapi tidak melibatkan kehilangan atau
distorsi fungsi fisik.
Penderita sangat peduli dengan simtom yang muncul ->
memunculkan ketakutan yang luar biasa akan efek dari
simtom tersebut.
Menjadi sangat peka terhadap perubahan ringan dalam
sensasi fisik seperti sedikit perubahan dalam detak
jantung dan sedikit rasa nyeri.
Penderita memiliki lebih lanjut kekhawatiran akan
kesehatan, lebih banyak simtom psikiatrik dan
memersepsikan kesehatan yang lebih buruk daripada
orang lain.
Di masa kanak-kanak: sering sakit, sering membolos
karena alasan kesehatan, mengalami trauma masa kecil
seperti kekerasan seksual atau fisik.

Epidemiologi
Laki-laki = wanita
Onset paling sering antara usia 20-30 thn
Kelompok kulit hitam lebih sering dibanding kulit
putih

Etiologi
1.
2.

Gangguan depresif
Gangguan kecemasan

Gambaran klinis
Pasien mempertahankan suatu keyakinan bahwa
mereka memiliki satu penyakit tertentu.
Seringkali disertai gejala depresi dan kecemasan.

Kriteria diagnosis untuk


hipokondriasis

Pereokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide


bahwa ia menderita, suatu penyakit serius didasarkan
pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejala
gejala tubuh.
Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan
pemeriksaan medis yang tepat dan penentraman.
Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas
waham (seperti gangguan delusional, tipe somatik) dan
tidakterbatas pada kekhawatiran tentang penampilan
(seperti pada gangguan dismorfik tubuh).
Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara kilnis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lain.
Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.
Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh
gangguan kecemasan umum, gangguan obsesifkompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat,
cemas perpisahan, atau gangguan somatoform lain.

Perjalanan penyakit dan


prognosis
Biasanya episodik ( berlangsung dari beberapa bulan
sampai beberapa tahun )
Pronosis baik

IV. GANGGUAN DISMORFIK


TUBUH
Adalah suatu gangguan yang ditandai oleh
kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebihlebihan bahwa suatu bagian tubuh mengalami
cacat.

epidemiologi

Paling sering pada usia 15-20 thn


Wanita > pria

etiologi
Tidak diketahui

Gambaran klinis
Perasaan subjektif :
-keburukan atau kekhawatiran dengan defek tubuh.

Kriteria diagnostik untuk gangguan


dismorfik tubuh

Preokupasi dengan bayangan cacat


dalam penampilan. Jika ditemukan
sedikit anomali tubuh, kekhawatiran
orang tersebut adalah berlebihan
dengan nyat.
Preokupasi menyebabkan penderitaan
yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih
baik oleh gangguan mental lain
(misalnya, ketidakpuasan dengan bentuk
dan ukuran tubuh pada anorexia
nervosa).

Diagnosis banding
Gangguan kepribadian narsistik
Gangguan depresif
Gangguan obsesif-kumpulsif

Perjalanan penyakit &


prognosis
Onset gangguan biasanya bertahap
Merupakan gangguan kronis jika dibiarkan tidak
diobati

terapi
Farmakoterapi :
-Clomiperamine ( Anafranil ) & Fluoxetine ( Prozac )
efektif menurunkan gejala lebih kurang 50 %
pasien.

V. GANGGUAN NYERI
Adalah suatu gangguan yang ditandai oleh gejala
nyeri yang semata-mata berhubungan dengan
faktor psikologis.

epidemiologi
Wanita > pria
Usia puncak onset : dekade keempat dan kelima.

etiologi

Faktor
Faktor
Faktor
Faktor

psikodinamika
perilaku
interpersonal
biologis

Gambaran klinis
Gejala depresif ( yang paling menonjol) :
-Anergia, anhedonia, penurunan libido,
insomnia dan mudah tersinggung.

Kriteria diagnostik untuk gangguan


nyeri

Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis


merupakan pusat gambaran klinis dan cukup
parah untuk memerlukan perhatian klinis.
Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lain.
Faktor psikologis dianggap memiliki peranan
penting dalam onset, kemarahan, eksaserbasi
atau bertahannnya nyeri.
Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara
sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan
buatan atau berpura-pura).
Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh
gangguan mood, kecemasan, atau gangguan
psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

Diagnosis banding
Depresi
Psikofisiologis

Perjalanan penyakit &


prognosis
Gangguan nyeri berlangsung secara tiba-tiba dan
meningkat selama beberapa minggu.
Prognosis baik sampai buruk.

terapi

Farmakoterapi : medikasi analgesik, antidepresan


Terapi perilaku
Psikoterapi
Program pengendalian diri

TERIMA KASIH

Referensi
Kaplan saddock, sinopsis psikiatri.
Intisari psikologi arbnormal. Mark durand, david h
barlow.

Anda mungkin juga menyukai