Daerah transisi
* Ligamen longitudinalis posterior di bagian
L5-S1 sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi di
bagian postero lateral.
Sifat setengah cair dari nukleus pulposus,
memungkinkannya berubah bentuk dan
vertebrae dapat mengjungkit kedepan dan
kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi
dan ekstensi columna vertebralis.
Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus
pulposus menurun dan diganti oleh
fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut,
diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar
dibedakan dari anulus
EPIDEMIOLOGI
Makrofag merespon
Kompresi saraf dengan membersihkan
kanalis spinalis
Meyebabkan produksi
jaringan parut
KLASIFIKASI
Macnabs Classification membagi:
Bulging Disc, suatu penonjolan atau konveksitas dari diskus
melewati batas diskus tetapi anulus tetap intak.
Proalapsed Disc, suatu penonjolan dari diskus melalui annulus
fibrosus yang mengalami robekan yang tidak komplit.
Extruded Disc, suatu penonjolan dari diskus melalui annulus
fibrosus yang mengalami robekan komplit, dan nucleus pulposus
mendesak ligamentum longitudinalis posterior.
Sequesteres Disc, sebagian dari nucleus pulposus keluar melalui
annulus fibrosus yang telah robek, kehilangan kontinuitas dengan
nucleuos pulposus yang berada didalam diskus dan telah berada
dalam kanal
MANIFESTASI KLINIS
Bergantung pada radiks yang terpengaruh:
Daerah servikal
nyeri yang menjalar di area lengan pada
distribusi radiks, diperburuk dengan ekstensi
leher, rotasi ipsilateral, dan fleksi lateral
kelemahan motorik atau hipestesi sesuai
dermatom, penurunan refleks fisiologis (biseps
dan triseps)
Protrusi diskus servikal sentral menyebabkan
mielopati
Daerah lumbar
Nyeri menjalar dari punggung-tungkai bawah. Nyeri
tungkai bawah lebih sakit.
Gerakan punggung terbatas (terutama fleksi kedepan)
akibat nyeri
Nyeri diperberat dengan batuk, bersin, atau mengejan
Nyeri mereda dengan memfleksi lutut atau paha
Laseques test (+)
Kelemahan motorik diikuti dengan penurunan refleks
fisiologis (patela dan achilles)
Perubahan sensorik (baal, kesemutan, rasa panas,
seperti ditusuk-tusuk
Berat (gangguan otonom, ex: retensi urine)
Daerah thorakalis
Nyeri radikal
Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat
menyebabkan kejang paraparesis
Serangannya kadang-kadang mendadak dengan
paraplegia.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis keluhan nyeri:
Kapan mulai timbulnya
Bagaimana mulai timbulnya
Lokasi nyeri
Sifat nyeri dan kualitas nyeri
Apakah nyeri yang diderita diawali kegiatan fisik
Faktor yang memperberat atau memperingan
Ada riwayat trauma sebelumnya dan apakah ada keluarga
penderita penyakit yang sama
Perlu juga ditanyakan keluhan yang mengarah pada lesi
saraf seperti adanya nyeri radikuler, riwayat gangguan
miksi, lemah tungkai dan adanya saddle anestesi.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi di mulai saat penderita jalan masuk ke ruang
pemeriksaan. Cara berjalan (tungkai sedikit di fleksikan
dan kaki pada sisi sakit di jinjit), duduk (pada sisi yang
sehat).
Palpasi untuk mencari spasme otot, nyeri tekan,
adanya skoliosis, gibus dan deformitas yang lain.
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Pemeriksaan sensorik.
Pemeriksaan motorik dicari apakah ada kelemahan,
atrofi atau fasikulasi otot.
Pemeriksaan tendon.
1. Straight leg raise /
Lasgue test:
N. ischiadicus (L4-S2)
(+) nyeri saat
tungkai diangkat < 70
4. Contra-Patricks sign:
Lutut flexi 90, adduksi, tekan lutut yang
di-fleksi-kan tadi. Akan terjadi
endorotasi tungkai pada sendi panggul.
(+) -> nyeri pada sendi sacroilliaca
(digluteal & sacral saja atau bisa
menjalarsepanjang tungkai
5. Gaenslens test:
Menekan kedua sendi sacroilliaca.
Sendi panggul fleksi maksimal
pada 1 sisi dan sendi panggul
kontralateral ekstensi maksimal.
Sering dilakukan dengan pasien
berbaring, 1 tungkai ditekuk
hingga menempel ke dada, dan
tungkai yang lain dibiarkan
menggantung dipinggir ranjang
periksa
6. Bowstring test:
Lutut flexi 90 dan
tungkai diletakkan di
bahu pemeriksa.
Letakkan jari pada fossa
poplitea (di
belakanglutut) & tekan.
(+) -> ada rasa tingling-
burning pada pinggang
(hip) dan pantat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI
Pemeriksaan yang paling sering dilakukan, tidak nyeri, dan
sangat akurat.
X-ray:
Pemeriksaan pencitraan dengan x-ray tidak dapat
menunjukkan diskus yang mengalami herniasi tapi dapat
menunjukkan sobekan yang terjadi dan diskus yang
mengalami kalsifikasi.
CT Mielo
EMG (Electromyography)
Tes untuk mengukur respon otot terhadap stimulasi saraf.
PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif
1. Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal, lama yang
dianjurkan adalah 2-4 hari.
2. Medikamentosa
Analgetik dan NSAID
Obat-obatan ini dberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi sehingga
mempercepat kesembuhan. Contoh analgetik: Aspirin, Tramadol. Contoh NSAID: ibuprofen,
natrium diklofenak, etodolak, selekoksib
Pelemas otot (muscle relaxant)
Digunakan untuk mengatasi spasme otot. Seringkali dikombinasi dengan NSAID. Sekitar 30%
memberi efek mengantuk. Contoh: Tinazidin, Esperidone, dan Carisoprodol
Opioid
Obat ini tidak lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan
ketergantungan
Kortikosteroid oral
Pemakaian masih menjadi kontroversi namun dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat
untuk mengurangi inflamasi.
Suntikan pada titik picu
Obat yang dipakai antara lain lidokain, lignokain, deksametason, metilprednisolon dan
triamsinolon.
3.Terapi fisik
Ultra Sound Wave (USW) Diatermi/kompres
panas/dingin
Korset Lumbal
Latihan dan modifikasi gaya hidup
Proper body mechanics
Terapi bedah