Anda di halaman 1dari 27

“LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KEGIATAN KEDOKTERAN KELUARGA”


TUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

Pembimbing :
dr. Putri

Oleh :
Afifah Qonita
2013730123

UPT PUSKESMAS PONDOK RANJI


TANGERANG SELATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan
kasih sayang-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kedokteran Komunitas
dengan baik dan lancar. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
kepaniteraan klinik ilmu kedokteran komunitas II di UPT. Puskesmas Pondok Ranji.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk menerima segala kritik dan saran
yang diberikan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak dan setiap pembaca pada umumnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dr. Putri
sebagai dokter pembimbing di Puskesmas Pondok Ranji, dosen-dosen pembimbing serta
sahabat – sahabat di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta atas
bantuan dalam menyusun laporan ini.

Tanggerang Selatan, January 2019

Penyusun
Afifah Qonita

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi


sudah tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun
berkembang pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi
dan subspesialisasi. Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan
kesehatan dan kedokteran, menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan
berbagai pelanggaran norma dan etika kedokteran.
Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.
Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu, salah satunya adalah Ilmu
Kedokteran Keluarga, sebenarnya Ilmu Kedokteran keluarga hampir sama dengan ilmu
kedokteran biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran keluarga ini digunakan kemampuan
untuk melihat potensi dan faktor resiko dari keseharian yang dapat mengakibatkan
penyakit, serta dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran keluarga.
Penyakit dalam Keluarga
Prinsip dalam kedokteran keluarga adalah pendekatan keluarga. Pendekatan
keluarga, merupakan serangkaian kegiatan pelayanan medik dan kesehatan yang
terencana, terarah, untuk menggali, meningkatkan dan mengarahkan peran serta keluarga
agar dapat memanfaatkan potensi yang ada guna menyembuhkan anggota keluarga dan
menyelesaikan maslah kesehatan keluarga yang mereka hadapi. Dalam pendekatan ini
diberdayakan apa yang dimiliki oleh keluarga anggota keluarga untuk menyembuhkan dan
menyelesaikan masalah keluarga. Hal ini dilakukan bila memahami profil dan fungsi
keluarga.
Hasil Pengamatan Terhadap Keluarga

1. Jenis Pengamatan : Kunjungan


2. Cara Pengamatan : Wawancara dan laporan
3. Waktu Pelaksanaan : 5 Januari 2019
4. Lokasi : Puskemas Pondok Ranji

3
BAB II
PEMBAHASAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Usia : 37 tahun
Alamat : Jl. Menjangan 4B RT 1 RW 3 no. 38 C
Kedudukan dalam keluarga : Suami
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Bekerja
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal kunjungan : 5 Januari 2019

RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama:
Pasien mengeluh demam sejak  4 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Puskesmas Pondok Ranji dengan keluhan demam naik turun sejak
 4 hari yang lalu. Demam dirasa terus menerus dan paling tinggi saat malam hari.
Pasien juga mengeluh merasa kepalanya terasa nyeri sehingga setiap bangun dari
tidur pasien merasa seperti mau jatuh serta seluruh badannya terasa nyeri terutama
pada bagian persendian. Pasien mengatakan beberapa kali mual tetapi tidak sampai
muntah. Pasien juga mengatakan badannya lemas. Nafsu makan pasien juga
menurun. Pasien tidak ada gangguan pada BAB dan BAK. Keluhan gusi berdarah,
atau bintik-bintik merah pada tubuh tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku belum pernah mengalami sakit seperti ini. Pasien juga
mengaku tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes maupun asma.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada yang mengalamai gejala yang sama, Hipertensi diabetes dan
asma disangkal(-).

4
Riwayat Pengobatan:
1 hari sebelum masuk puskesmas pasien sudah berobat ke puskesmas dan
diberi obat penurun panas serta di cek darah. Hasilnya : Leukosit 6500, Hb 14.7,
Ht 44 serta Trombosit 145000.
Riwayat Sosial-Ekonomi:
Pasien tinggal bersama ibu bapak adik pasien dan keempat anaknya. Pasien
merupakan tulang punggung keluarga, pekerjaan pasien merupakan supir taksi
online dan penghasilan pasien kira-kira hanya kurang lebih 2.500.000 perbulan
untuk mencukupi kebutuhan keseharian. Masalah biaya keluarga ini menjadi beban
pikiran karena biaya hidup yang semakin lama semakin tinggi. Sosial ekonomi
keluarga ini termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
Riwayat Kebiasaan:
Pasien sering mengkonsumsi kopi setiap pagi. Pasien tidak memiliki
kebiasaan meminum minuman beralkohol. Pasien jarang berolahraga, kegiatan
pasien sehari-hari hanya bekerja sebagai supir taksi online.

PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Berat Badan : 59 kg
 Tinggi Badan : 169 cm
- TANDA VITAL
 Tekanan darah : 110/70mmHg
 Pernapasan : 20x/menit, regular
 Nadi : 78x/menit, regular isi cukup
 Suhu : 38.6⁰C
- STATUS GENERALIS
 Kepala : Normocephal, bentuk bulat, simetris.
 Mata :
- Konjungtiva anemis (-/-)
- Sclera ikterik (-/-)
- Refleks cahaya (+/+)
 Telinga : Normotia, sekret (-), perdarahan (-), bau (-).

5
 Hidung : Sekret (-), perdarahan (-), bau (-), hiperemis (-),
pernapasan cuping hidung (-).
 Gigi & Mulut : Lidah kotor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
 Leher :
- KGB : tidak ada pembesaran
- Tiroid : tidak ada pembesaran
 Thorax :
PARU:
- Inspeksi : Simetris (+/+), retraksi (-/-)
- Palpasi : Vokal premitus (n/n) di seluruh lapang paru, nyeri
tekan (-/-), gerakan dinding dada simetris
- Perkusi : Sonor (+/+) di seluruh lapang paru, batas paru-
hepar  ICS 6
- Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
JANTUNG :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
- Perkusi :
Batas jantung bagian kanan : linea parasternalis dextra
Batas jantung bagian kiri : linea midclavikularis sinistra
- Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)
 Abdomen
- Inspeksi : Simetris (+), distensi (-)
- Auskultasi : Bising usus 6x/menit
- Palpasi : Terdapat nyeri tekan epigastrium
- Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
 Ekstremitas
- Superior : Akral hangat (+/+),edema (-/-), CRT <2 detik
- Inferior : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2 detik
- STATUS DERMATOLOGIKUS : Tidak ada kelainan
- STATUS GENITALIS : Tidak ada kelainan
- Rumple Leed test (+)

6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
4 January 2019
Leukosit 6500 5000-10.000uL
Hemoglobin 14,7 L : 14,0-17,0 g/dL
P : 12,0-15,0 g/dL
Hematocrit 44 L : 40-52 %
P : 35-47 %
Trombosit 145.000 150.000-440.000/uL

5 January 2019
Leukosit 5700 5000-10.000uL
Hemoglobin 14,5 L : 14,0-17,0 g/dL
P : 12,0-15,0 g/dL
Hematocrit 44 L : 40-52 %
P : 35-47 %
Trombosit 99.000 150.000-440.000/uL

DIAGNOSA KERJA

 Demam Berdarah Dengue Grade 1

DIAGNOSA BANDING

 Demam Dengue
 Demam Tifoid

RENCANA DIAGNOSTIK

 Pemeriksaan lab

7
RENCANA TERAPI

 Non-medikamentosa
o Edukasi bahwa penyakit yang diderita pasien disebabkan oleh virus yang
dibawa oleh nyamuk
o Edukasi bahwa penyakit tersebut biasanya akan reda setelah 7 hari
o Edukasi mengenai tanda bahaya yaitu nyeri perut yang berat, muntah terus
menerus, sesak, gusi berdarah, atau darah pada muntah dan sarankan segera
bawa ke rumah sakit apabila muncul tanda bahaya
o Pastikan kecukupan cairan
o Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, dan gunakan obat
penangkal nyamuk yang mengandung DEET pada bagian tubuh yang tidak
terlindungi.
o Gunakan kawat nyamuk atau kelambu di ruangan.
o Pasang obat nyamuk bakar ataupun obat nyamuk cair/listrik di tempat yang
dilalui nyamuk, seperti jendela, untuk menghindari gigitan nyamuk.
o Minum Jus Jambu Merah
o Sarankan untuk melakukan gerakan 3M
o Melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara:
 Menutup dan menguras tempat penampungan air setiap minggu agar
bebas dari jentik nyamuk.
 Mengubur, membakar, dan membuang kaleng bekas, botol bekas,
tempurung dan sampah lain sehingga tidak menjadi tempat perindukan
nyamuk Aedes Aegypti.
 Rapikan halaman dan jangan biarkan semak-semak di halaman tak
terurus.
 Bersihkan selokan agar air dapat mengalir dengan lancar. Tidak
membiarkan kain/baju-baju tergantung.
 Lakukan penyemprotan nyamuk (bila memang diperlukan).
 Medikamentosa
o Paracetamol 500mg 3x1
o Ranitidine 150mg 2x1
o Infus RL 98tpm selama 1-2jam pertama

8
Prognosis

Quo ad Vitam : ad Bonam

Quo ad Functionam : ad Bonam

Quo ad Sanamtionam : ad Bonam

9
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA

PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR


1. Profil Keluarga
Jumlah Anggota 4 orang
Keluarga inti
Nama Ayah : Tn. R 37 tahun, kepala
keluarga
Anak :
An. F 17 tahun
An. S 16 tahun
An. R 15 tahun
An. R 14 tahun
Pekerjaan Ayah Tn. R Supir Taksi Online

An. F SMA
An. S SMA
An. R SMP
An. R SMP
Kewarganegaraan WNI
Tempat tinggal Jl. Menjangan 4B RT 1
RW 3 no. 38 C
Agama Islam
Pendidikan terakhir Ayah SMP

2. Struktur Keluarga
 Bentuk keluarga :
 Keluarga tradisional (keluarga inti)
 Siklus kehidupan keluarga :
 Keluarga sedang mengasuh anak

10
FUNGSI
3. Fungsi Biologis
Pola asuh yang diterima ayah : demokratis
Pola asuh yang diterapkan pada anak : demokratis

4. Fungsi Psikologis
 Tercipta rasa aman sesama anggota keluarga untuk saling melindungi
5. Fungsi Sosial
 Orang tua merawat dengan penuh kasih sayang dalam tumbuh kembang
anak
 Orang tua sebagai figur dalam hal baik bagi anak
6. Fungsi Ekonomi
 Menengah ke bawah , kebutuhan serba kekurangan
7. Fungsi Adaptasi
 Tidak ada disfungsi anggota keluarga
 Lingkungan hidup keluarga dengan tetangga baik
 Perilaku kesehatan keluarga tidak baik (pasien merokok)

DIAGNOSIS KELUARGA
INPUT  PROSES OUTPUT OUTCOME
 Keluarga inti  Pengetahuan/ilmu  Kepala Derajat
dengan 4 anak sosial tentang keluarga tidak kesehatan kepala
 Kepala penyakit kurang mengetahui keluarga kurang
keluarga baik penyakit yang optimal,aktivitas
menderita diderita keluarga
DBD olehnya terganggu
maupun
anggota
keluarganya

11
Pengaruh penyakit pada keluarga Pengaruh keluarga pada penyakit
Bila ada anggota keluarga yang Keluarga sebagai unit terkecil dalam
menderita DBD maka terjadi masalah masyarakat sehingga penyakit dalam
kesehatan dalam keluarga dikarenakan keluarga merupakan masalah
DBD masyarakat keseluruhan
Ketidaknyamanan dalam lingkungan Keluarga adalah pusat pengambilan
keluarga keputusan kesehatan yang penting yang
dapat membantu proses penyembuhan
penyakit
Mempengaruhi produktivitas keluarga Keluarga merupakan wadah atau
saluran yang efektif untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan

GENOGRAM KELUARGA

Keterangan :
: Laki-laki : Pasien

: Perempuan

: Meninggal

12
DENAH RUMAH

5m

TERAS

Ruang Tamu

KAMAR TIDUR 10m

DAPUR WC

1. Ukuran rumah 5x10 m2 = 50 m2 dengan satu teras, satu kamar tidur,


satu dapur yang menyatu dengan kamar mandi
2. Lantai terbuat dari ubin
3. Rumah mempunyai 2 jendela, 1 pintu utama

STATUS4.KELUARGA
Ventilasi di rumah dibagian depan (2 x 0,5 m), belakang (1x0,5m)
5. Sumber air berasal dari air tanah

13
No. Ekonomi Keluarga Keterangan

1. Luas tanah 14 x 12 meter


2. Luas Bangunan 5 x 10 meter
3. Pembagian ruangan Rumah ialah rumah pribadi pasien
dengan pembagian ruangan 1 teras, 2
kamar tidur, 1 kamar mandi, dan 1
dapur
4. Besarnya daya listrik 900 VA

No. Perilaku Kesehatan Keterangan

1. Pelayanan promotif/preventif Puskesmas


2. Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga Puskesmas dan Rumah Sakit
lain
3. Pelayanan pengobatan Puskesmas dan Rumah Sakit

4. Jaminan pemeliharaan kesehatan KTP Tangsel

No Aktivitas Keluarga Keterangan

1. Aktivitas fisik  Aktivitas pasien sehari hari


a. Ayah (pasien) hanya bekerja sebagai supir
b. Anak taksi online. Biasanya setelah
bangun tidur pasien langsung
membuat kopi sambil
bersantai di depan rumah.
 Aktivitas anak setiap hari
adalah makan, tidur, bermain
dan belajar
2. Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga selalu
melaksanakan ibadah sholat 5 waktu.

14
No Pola Makan Keluarga Keterangan

1. Kebiasaan Makan Keluarga pasien memiliki kebiasaan makan sehari


tiga kali dengan menu makanan sehari-hari keluarga
ini tidak tetap. Menu makanan yang biasanya dibuat
oleh ibu pasien adalah nasi dengan lauk yang
seringnya adalah sayur-sayuran, telur, namun daging
dan ayam sangat jarang dikonsumsi oleh keluarga
ini.
2. Pola Gizi Seimbang Keluarga pasien tidak menerapkan pola gizi
seimbang. Hal ini karena pengetahuan yang kurang
tentang makanan dengan gizi seimbang, selain itu
faktor ekonomi mejadi hambatan untuk keluarga ini
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

No Lingkungan Keterangan

Hubungan dengan lingkungan


1 Sosial
sekitar baik.
2 Fisik dan Biologik :
Perumahan dan fasilitas Sederhana
Luas tanah 14 x 12 meter
Luas bangunan 5 x 10 meter
Sumber penerangan utama Lampu listrik
Sarana MCK Kamar mandi bergabung dengan
WC dan tempat mencuci pakaian.
Sarana Pembuangan Air Limbah Melalui saluran air ke got
Sumber air sehari-hari Air sumur tanah
Sumber air minum Air galon isi ulang
Pembuangan sampah Sampah dikumpulkan menjadi satu
plastik kemudian dibuang ke tempat
pembuangan sampah di tempat
pembuangan sampah.
3 Lingkungan Kerja

15
- Ayah (Pasien) Di luar rumah
- Anak Di luar rumah (disekolah)

POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA


Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak

A. Perilaku Sehat
Tidak merokok
1 Ada yang memiliki kebiasaan Pasien memiliki

merokok kebiasaan merokok
Persalinan
2 Dimana ibu melakukan Persalian ditolong oleh √
persalinan bidan di puskesmas
Imunisasi
3 Apakah anak sudah di Riwayat imunisasi anak √
imunisasi lengkap lengkap
Balita di timbang
4 Apakah balita ibu sering √
Di timbang di Posyandu
ditimbang ? Dimana ?

Sarapan pagi Setiap anggota memiliki


Apakah seluruh anggota kebiasaan makan pagi
5 √
keluarga memiliki kebiasaan sebelum memulai
sarapan pagi? aktivitas

Dana sehat / Askes


6 Apakah anda ikut menjadi √
BPJS
peserta jaminan kesehatan
Cuci tangan
Apakah seluruh anggota Seluruh keluarga selalu
7 √
keluarga mempunyai mencuci tangan dengan
kebiasaan mencuci tangan air dan sabun sebelum

16
menggunakan sabun sebelum makan dan mengolah
makan dan sesudah buang air makanan
besar ?

Sikat gigi
Seluruh anggota keluarga
Apakah anggota keluarga
8 melakukan kebiasaan √
memiliki kebiasaan gosok
menggosok gigi dengan
gigi menggunakan pasta gigi
pasta gigi
Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
9 √
melakukan aktivitas fisik atau jarang melakukan
olah raga teratur olahraga
B. Lingkungan Sehat

Jamban
Rumah memiliki 1 buah
Apakah di rumah tersedia
1 kloset (WC) yang
jamban dan seluruh keluarga √
digabung dengan kamar
menggunakannya
mandi
Di rumah menggunakan
sumber air yang bersih
berasal dari air sumur
Air bersih dan bebas jentik
yang dipompa kemudian
Apakah dirumah tersedia air
di tampung di dalam
bersih dengan tempat air tidak √
2 beberapa ember serta di
ada jentik ? dan apakah
rumah ini tidak sama
memberantas jentik di rumah
sekali memberantas jentik
1x tiap minggu?
karena kurangnya
pengetahuan dan
kesadaran dari keluarga
Bebas sampah
3 Apakah dirumah tersedia Rumah terlihat kurang √
tempat sampah? Dan di bersih/bebas sampah dan

17
lingkungan sekitar rumah tersedia tempat sampah
tidak ada sampah berserakan? didalam/diluar rumah

SPAL
Lingkungan yang bersih
4 Apakah ada/tersedia SPAL di
tidak ada air limbah yang √
sekitar rumah
menggenang

Ventilasi Ukuran ventilasi lebih


5 Apakah ada pertukaran udara kurang 1/10 luas lantai √
didalam rumah untuk tiap ruangan

Kepadatan
Pengukuran kepadatan
Apakah ada kesesuaian
6 dimana 1 orang penghuni
rumah dengan jumlah √
membutuhkan 2 x2 x 2
anggota keluarga?
meter

Lantai Lantai rumah adalah


7 Apakah lantai bukan dari sebagian besar adalah

tanah? lantai dan tidak ada lantai
tanah
C. Indikator tambahan
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
Semua anaknya
1 bulan hanya mendapat ASI
mendapatkan asi √
saja sejak lahir sampai 6
eksklusif.
bulan
Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu
Semua anggota keluarga
2 terakhir anggota keluarga
mengkonsumsi sayur dan
mengkonsumsi buah dan √
buah
sayur?
Jumlah 15 3

18
Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (Merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18pertanyaan (Biru)

Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 15 pertanyaan yang berarti
identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam
klasifikasi SEHAT III

19
POTENSIAL TERJADINYA PENYAKIT

GAYA HIDUP
- Asupan makanan tidak
seimbang akibat
pendapatan yang kurang

LINGKUNGAN
PERILAKU KESEHATAN PSIKOSOSIO-EKONOMI
- Higiens pribadi dan FAMILY - Pendapatan keluarga
lingkungan baik rendah
- Kehidupan social
dengan lingkungan baik

Tn.R
- Demam Berdarah
Dengue Grade 1
PELAYANAN KESEHATAN
Selalu berobat ke LINGKUNGAN KERJA
puskesmas jika anggota Tidak Ada
keluarga sakit

FAKTOR BIOLOGI LINGKUNGAN FISIK


- Terinfeksi penyakit akibat Banyak pakaian yang
tidak memberantas jentik bertumpuk
di rumah 1x tiap minggu Gelas kaleng yang terdapat
dirumah

KOMUNITAS
- Tetangga di depan rumah
terkena DBD sebelumnya

MANDALA OF HEALTH

20
NO. AKTIVITAS RISIKO PENYAKIT
KOMUNITAS
Tetangga depan rumah terkena
1. DBD
DBD
FAKTOR BIOLOGIS
Terinfeksi penyakit akibat tidak
1. memberantas jentik di rumah 1x tiap Berpotensi penyakit DBD
minggu
LINGKUNGAN FISIK
Ventilasi dan Pencahayaan rumah
1. Miopia
kurang baik

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIDAPAT DIKELUARGA


1. Masalah dalam organisasi keluarga: Dalam struktur keluarga kepala rumah tangga.
Status ekonomi pasien menengah ke bawah karena hanya bergantung pendapatan
hasil dari bekerja sebagai taksi online. Hal ini terkadang mempengaruhi tingkat
kebutuhan keluarga yang semakin meningkat, mengakibatkan beberapa kebutuhan
keluarga ini tidak bisa terpenuhi secara maksimal. Kerukunan antar anggota keluarga
terjalin dengan baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis: Tidak ada.
3. Masalah perilaku kesehatan : Pasien cukup mengerti akan pentingnya kesehatan
dan pemeliharaan kesehatan. Namun pasien kurang perhatian terhadap kesehatan
lingkungan. Selain itu, pasien juga kurang memperhatikan waktu jam tidur sehingga
pasien jarang tidur dengan baik dan tidak pernah berolahraga.

DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL)


1. Aspek Personal
Pasien datang ke Puskesmas Pondok Ranji dengan harapan agar pasien cepat sembuh
dan pasien datang dengan kekhawatiran penyakitnya akan memburuk serta
keluarganya tertular.
2. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesa yang didapatkan pasien datang dengan demam yang
dialami sejak 4 hari yang lalu, demam naik turun, nyeri kepala dan persendian serta

21
mual dan tidak nafsu makan, dari pemeriksaan fisis didapatkan uji rumpe leede (+).
Maka dari itu, dokter menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah rutin yang
ada di puskesmas dan diperoleh hasilnya trombosit pasien menurun. Berdasarkan
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis
dengan DBD grade I.
3. Aspek Risiko Internal
Pasien masih sangat kurang dalam memperhatikan serta menjaga kebersihan
lingkungan dan kebersihan diri bisa terlihat dari keadan rumah pasien yang masih
banyak baju bertumpuk dan tergantung tidak rapih serta banyaknya kaleng-kaleng
dan gelas-gelas yang terdapat di rumah yang dapat menampung air hujan. Dan juga
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
terutama mengenai pentingnya menguras bak mandi minimal seminggu sekali,
mengubur kaleng-kaleng bekas yang mungkin bisa menjadi wadah
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, menutup rapat wadah penampungan air
dan hindari mengaggantung pakian yang akan menjadi tempat persembunyian
nyamuk penyebab DBD.
4. Aspek Risiko Eksternal & Psikososial
Keluarga pasien kurang memahami kebersihan lingkungan dan kurang
memperhatikan kebersihan. Terdapatnya orang yang menderita DBD yang tinggal
disekitar rumah pasien.
5. Derajat Fungsional
Derajat fungsional Tn. R dalam skala 3, karena pasien masih mampu untuk
merawat diri tetapi tidak mampu dalam melakukan pekerjaan ringan.

22
RENCANA PENATALAKSANAAN

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan

Aspek Menjelaskan Pasien Pada saat Pemahaman Bersedia

personal kepada pasien dan pasien dan pasien tentang

tentang penyakit keluarga keluarga di penyakit yang

demam berdarah puskesmas dideritanya dan

dengue dan kekhawatiran

prognosisnya pasien akan

serta berkurang

pencegahannya

Aspek Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien mampu Bersedia

klinik untuk penurun pasien di meminum obat

demam puskesmas penurun demam

Paracetamol secara teratur

500mg 3x1 dan hingga mencapai

obat untuk mual suhu yang stabil

ranitidine 150mg dan mencegah

2x1menjelaskan komplikasi

fungsi obat dan

cara

konsumsinya.

Serta memberikan

terapi cairan

untuk pasien

23
Aspek Memberikan Pasien Pada saat Pasien mau Bersedia

risiko pemahaman dan kunjungan untuk lebih

internal mengenai keluarga ke rumah menjaga

penyakitnya pasien kebersihan

- Menganjurkan lingkungan dan

pasien agar dapat kebersihan diri

lebih menjaga

kebersihan

lingkungan

Aspek - Menganjurkan Pasien Saat Keluarga dapat Bersedia

psikososial keluarga agar dan kunjungan lebih baik dalam

keluarga lebih perhatian keluarga ke rumah menjaga

terhadap pasien kebersihan

pentingnya (1x1

kebersihan diri minggu)

dan lingkungan

Melakukan

gerakan 3M untuk

mencegah

penyakit DBD

Aspek Menyarankan Pasien Saat Kondisi tubuh Bersedia

fungsional pasien untuk lebih dan kunjungan pasien lebih

menjaga keluarga ke rumah sehat dan kuat,

kebersihan, pasien

24
menjaga pola (2x1 mencegah

makan dan minggu) komplikasi

minum obat

secara teratur

25
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap pasien dan keluarga pasien. Pada keluarga
ini, penyusun mengambil kesimpulan kepala keluarga tersebut terkena penyakit
demam berdarah dengue (DBD) karena kurangnya sosialisasi tentang penyakit
demam berdarah dengue (DBD). Serta di lingkungan tempat tinggal pasien terdapat
orang sekitar yang menderita penyakit yang sama yaitu DBD. Anggota keluarga
yang lain juga bisa mengalami hal yang serupa bila keluarga tersebut tidak menjaga
kebersihan lingkungan sekitar rumah.

B. Saran
Diharapakan pasien lebih sadar akan pentingnya arti kesehatan, waspada terhadap
faktor-faktor yang dapat memperberat keluhannya. Pasien dengan penyakit demam
berdarah dengue (DBD) harus lebih memperhatikan faktor kebersihan. Keluarga
pasien setidaknya melakukan gerakan 3M agar lingkungan rumah menjadi lebih
bersih dan sebaiknya seluruh anggota keluarga mengganti pola makan menjadi lebih
bergizi dan melakukan olahraga secara rutin agar imunitas pasien dan keluarga tetap
baik. Dan sebaiknya dilakukan pencegahan penyakit DBD disekitar wilayah sekitar
kerja puskesmas dan rumah pasien dengan lebih intensif, terutama saat musim hujan.

26
BAB V

LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai