SKENARIO 1
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN BBDM
Telah disetujui:
Semarang, 16 Februari 2017
Tutor BBDM
( )
Pertumbuhan Janin Terganggu (Intra Uterine Growth Restriction)
Seorang wanita G1P0A0, 16 tahun, hamil 35 minggu datang ke UGD puskesmas
dengan merasa janin di kandungan lebih kecil daripada tetangganya dengan usia kehamilan
yang sama. Belum ada keluhan kenceng-kenceng sering dan pengeluaran lendir darah
pervaginam. Gerak anak masih aktif. Riwayat pernikahan 4 bulan yang lalu dengan pacar yang
mengaku telah menghamilinya. Riwayat pemeriksaan kehamilan sebelumnya di bidan
dikatakan kadar haemoglobin 8 pada usia kehamilan 20 minggu dan sudah mendapat tablet
tambah darah. Peningkatan berat badan selama hamil ini hanya 4kg. Nafsu makan selama
kehamilan berkurang karena wanita tersebut belum ingin hamil.
STEP 1
1. Kenceng- kenceng : kontraksi otot rahim yang meningkat.
STEP 2
1. Berapa kadar Hb normal pada kehamilan ? indikasi transfusi darah ?
2. Penambahan berat badan fisiologis pada Ibu hamil usia 35 minggu ?
3. Pemeriksaan Penunjang untuk menegakkan diagnosis ?
4. Penyebab utama PJT pada kasus ?
5. Bahaya yang dapat mengancam Ibu dan janin ?
STEP 3
1. Hb trimester 1 : 11 - 14 gr/dl
Hb trimester 2 : 10,5 – 14,5 gr/dl
Hb trimester 3 : 11 – 14 gr/dl
Indikasi transfusi darah :
- Perdarahan saat persalinan
- Suplemen tambah darah tidak mencukupi
2. Penambahan berat badan fisiologis pada Ibu hamil :
- IMT < normal atau < 18,5 : 12,7 – 18,1 kg
- IMT 18,5 – 22,9 : 11,3 – 15, 9 kg
- IMT > 23 : 6,8 – 11,3 kg
- IMT > 25 atau obesitas : 5,0 – 9,1 kg
3. Pemeriksaan USG : lingkar kepala, panjang tulang paha, lingkar perut
Ultrasound Doppler : melihat aliran a. Umbilicalis
Melakukan pemeriksaan ANC berkala
Pemeriksaan Fisik :
- Pemeriksaan TFU dilakukan dari simfisis pubis – fundus yang paling tinggi pada
minggu 20 -24
4. – Faktor psikologis, kejiwaan, dan imun Ibu
- Karena kurangnya asupan nutrisi
- Infeksi TORCH
- SLE / Lupus Eritematosus
- Diabetes
- Hipertensi merupakan faktor risiko yang menyebabkan kelainan endotel
menyebabkan turunnya pasokan darah ke janin dan mengakibatkan pertumbuhan
janin terhambat.
5. SGA : 40 % akan IUGR
SGA berisiko BBLR yang mengakibatkan janin lebih rentan terinfeksi.
STEP 4
Etiologi dan Faktor
Resiko
Manifestasi Klinis
Pertumbuhan Janin
Terganggu
Tatalaksana dan
edukasi serta
manajemen
STEP 5
1. Faktor risiko
2. Gejala dan tanda
3. Pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan Penunjang
4. Diagnosis banding dan cara membedakan
5. Terapi awal PJT dan menulis resep
6. Terapi nonmedikamentosa (gizi, psiologis)
7. Patofisiologi
8. Perawatan bayi
9. Prognosis
STEP 6
1. Etiologi dan Faktor Resiko
1. Faktor Resiko
Lingkungan sosio-ekonomi rendah
Riwayat IUGR dalam keluarga
Riwayat obstetri yang buruk
Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah
Komplikasi obstetrik dalam kehamilan
Komplikasi medik dalam kehamilan
2. Etiologi
MATERNAL PLASENTAL FETAL
Pemeriksaan Leopold I
Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang
terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian dalam diganjal
bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping umbilical
Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan bagian janin.
Hasil:
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar dan
melenting (seperti mudah digerakkan)
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang
bundar, dan kurang melenting
Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong.
B. Pemeriksaan Leopold II
Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang
tentukan di mana kepala janin.
Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu
Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama
Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan
tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata
dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).
Hasil:
Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan
Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan
menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
C. Pemeriksaan Leopold III
Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas panggul (PAP).
Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu
Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan
bawah perut ibu
Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi
Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian
terbawah janin.
Hasil:
Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan
kurang simetris adalah bokong
Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah digoyang,
sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
D. Pemeriksaan Leopold IV
Tujuan: untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah perut
ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas
panggul.
Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus
Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah,
ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang
meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen) atau tidak bertemu
(divergen)
Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila
presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi)
Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan jari-jari
tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah
telah memasuki pintu atas panggul.
Hasil:
Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian terendah
janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa
membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian terendah janin sudah
memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala
belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk
4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)
Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan USG
FISIKA DAN SAFETY :Pemeriksaan Harus Aman & Nyaman
Aman : tidak merusak jaringan, tidak menimbulkan infeksi nosokomial, dan tidak
merusak lingkungan
Paparan energi : < 100 mW/Joule, MI & TI < 1, dan prinsip ASAP (as soon as
possible) & ALARA (as low as reasonably achievable) dilaksanakan dengan benar
Nyaman : privacy terjaga, bersih, terawat, dan siap pakai
Transduser akan menghasilkan gelombang suara frekuensi tinggi yang selanjutnya akan
dipantulkan oleh suatu objek. Pantulan gelombang suara tersebut selanjutnya ditangkap
dan diterjemahkan dalam bentuk gambar
Teknik Pemeriksaan USG
Cara melakukan pemeriksaan secara mendetail pada modul elektif
PERSIAPAN
• PASIEN
– Edukasi Persetujuan tindakan medik (informed of consent & choice)
– Kandung kencing penuh pada trimester 1
• PERALATAN
– Siap pakai : mesin USG setting obstetri sesuai trimester, printer, electronic
calipers dll
– Pemeliharaan : kalibrasi setiap tahun
– Formulir laporan USG sesuai trimester
– Jelly USG
• PEMERIKSA
– Kompeten
Peralatan Utama
-Monitor
-CPU
-Transduser (probe)
-Printer
-Jeli (ultrasound jelly)
-Kondom
-Kertas tissue besar
EKSPLORASI
->Mulai dari supra simfisis posisi transduser transversal, tegak lurus lantai nilai rongga
pelvik menuju prosesus xyphoideus ke lateral kanan lateral kiri bila perlu
potongan longitudinal
• Yang perlu diperhatikan : presentasi janin, letak punggung, tanda kehidupan, letak
dan derajat maturasi plasenta, serta volume relatif cairan amnion
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PEMERIKSAAN USG
INDIKASI
Perdarahan per vaginam
Lainnya :
– Nyeri perut
– Riwayat obstetri buruk
– Abortus berulang
– Riwayat anomali kongenital
– Hamil dg teknologi reproduksi berbantu (ART)
– Paparan zat teratogenik
– Usia gestasi tidak jelas
– Kecemasan
KONTRAINDIKASI
Tidak kompeten,
Pasien/suami menolak pemeriksaan yang disarankan
YOLK SAC
– Letak : intra uterin, ekstra amnion
– Tampilan : bundar seperti cincin, dinding hiperekhoik (tebal < 0,3 mm),
dihubungkan dengan embrio/janin melalui duktus vitellinus
– Ukuran : mid to mid, normal 3 – 6 mm
– Isi : cairan nutrisi
– Fungsi : nutrisi dan oksigenasi embrio/janin
– 9 – 11 minggu : fungsi YS bentuk YS berubah
– 12 minggu : tidak terlihat lagi
EMBRIO
– Letak : dalam GS intra uterin
– Tampilan : struktur lebih ekhogenik dibanding cairan amnion/khorion,
struktur memanjang, DJJ, gerak, rhombensefalon, hernia umbilikalis normal
kecepatan tumbuh 1 mm/hari
Pembuluh darah yang sering dimonitor menggunakan usg jenis ini diantaranya:
a.umbilicalis, aorta, a. cerebralis media, a.arcuata uterina, dan vena cava inferior.
- Lupa HPHT
– Menstruasi tidak teratur
– Riwayat pemakaian KB hormonal (amenorrhea)
– Keterlambatan USG
Penyebab kesalahan:
3. OLIGOHIDRAMNION
• Kondisi cairan amnion yang lebih sedikit dari batas normal.
• USG AFI (Amniotic Fluid Index) < 5cm
• Gambaran klinis :
– Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
– Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
– Sering berakhir dengan partus prematurus.
– Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
– Persalinan lebih lama dari biasanya.
– Sewaktu his akan sakit sekali.
– Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
Berbagai kondisi terkait dengan oligohidramnion
• Penyimpangan pola pertumbuhan dari yang diharapkan oleh karena hasil adaptasi dari
kondisi intrauterine yang tidak menguntungkan sehingga menyebabkan gangguan
metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan yang menetap.
• PJT paling sering terjadi akibat berbagai kondisi Ibu yang dihubungkan dengan
persalinan prematur.
KMK
• KMK menjelaskan bayi dengan berat lahir yang secara statistik kurang dari persentil
10 atau dua standar deviasi di bawah rerata berat lahir untuk usia gestasi.
• Saat lahir, bayi KMK ringan sedang terlihat lebih kecil dari bayi normal dengan
penurunan lemak subkutan.
• Penyebab KMK :
6. Terapi Nonmedikamentosa
1. Gizi
Gizi wanita hamil lebih bergantung kepada jumlah kalori yang masuk dari pada komponen
kalori itu sendiri. Wanita hamil perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada yang
dikonsumsinya sebelum hamil dengan kandungan protein 1,5 gram/kg per hari. Dengan
demikian penambahan berat badan waktu dalam kehamilan pada keadaan normal bila dicapai
12 sampai 16 kg. Obat-obat yang mengandung vitamin ganda (Multivitamin, B9, B12) dan
kaya akan zat besi dan juga zinc yang khusus untuk kehamilan walaupun tidak diperlukan
setiap wanita hamil perlu dipertimbangkan untuk diberi. Kurang gizi, merokok, alkohol, dan
penyalahgunaan obat-obatan dan sebagainya perlu dilenyapkan terutama dalam masa hamil.
Demikian juga dengan narkoba. Mereka yang terlanjur kecanduan direhabilitir. Jika wanita
hamil itu menderita penyakit paru atau jantung kronik kepadanya perlu diberikan oksigen
sepanjang kehamilan. Wanita yang mengalami gangguan resorbsi pada saluran pencernaan dan
menyebabkan malnutrisi diberikan total parentral therapy selama kehamilan. Penderita
diabetes perlu diusahakan tetap dalam keadaan euglikemia sepanjang masa kehamilan. Tujuan
utama dari terapi adalah memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi ibu hamil, yang jika
dilakukan setelah melewati critical period, bisa saja terjadi kerusakan irreversibel pada janin.
2. Psikologis
Support Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik
maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi,
dimana sumber stres terbesar terjadi karena dalam rangka melakukan adaptasi terhadap
kondisi tertentu. Dalam menjalani proses itu, ibu hamil sangat membutuhkan dukungan
yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan
apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan baru,
kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga kehamilan
dianggap suati krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh stress dan
kecemasan. Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan maka mengkibatkan timbulnya
tingkah laku maladaptif dalam anggota keluarga dan kemungkinan terjadi perpecahan
antara anggota keluarga. Kemampuan untuk memecahkan krisis dengan sukes adalah
kekuatan bagi keluarga untuk menciptakan hubungan yang baik.
Tugas keluarga yang saling melengkapi sehingga dapat menghindari konflik yang
diakibatkan oleh kehamilan dapat ditempuh dengan jalan :
1. Merencanakan dan memepersiapkan kehadiran anak
2. Mengumpulkan dan memberikan informasi bagaimana merawat dan menjadi
ibu atau ayah bagi bayi
Sedangkan dukungan keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat berjalan lancar
antara lain :
1. Memberikan dukungan pada ibu untuk menerima kehamilannya
2. Memberi dukungan pada ibu untuk menerima dan memepersiapkan peran sebagai
ibu
3. Memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan rasa takut dan cemas terhadap
persalinan
4. Memberi dukungan pada ibu utuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak
yang dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan yang baik
5. Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran anggota keluarga baru.
Dukungan dari suami juga sangat mempengaruhi kehamilan yang dijalani oleh ibu. Orang
yang paling penting bagi seorang waita hamil adalah suaminya. Banyak bukti yang
ditunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama
kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih mudah melakukan
penyesuaian diri selama kehmilan dan sedikit resiko komplikasi persalinan. Hal ini diykini
karena ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan wanita selama hamil yaitu menerima
tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangannya
terhadap anaknya.
Ada empat jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi anaknya
antar lain :
1. Dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya memberi dukungan secara psikologis
kepada istrinya dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada kehamilannya
serta peka terhadap kebutuhan dan perubahan emosi ibu hamil.
2. Dukungan instrumental yaitu dukungan suami yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga lainnya.
3. Dukungan informasi yaitu dukungan suami dalm memberikan informasi yang
diperolehnya mengenai kehamilan.
4. Dukungan penilaian yaitu memberikan keputusan yang tepat untuk perawatan
kehamilan istrinya.
7. Patofisiologi
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh
makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum
implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal
kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya terjadi
kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga
terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang
luas.
9. Prognosis
1) PJT tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris
o Terjadi pada kehamilan 0-20 minggu, terjadi gangguan potensi tubuh janin untuk
memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom atau
infeksi janin.
o Prognosis PJT tipe I (terutama dengan kelainan multipel) adalah buruk.
o Bayi dengan PJT simetris dapat mengalami kerusakan perkembangan visual-motorik,
IQ menurun signifikan, dan perbedaan kecil tetapi signifikan dalam pencapaian
akademik. Orang dewasa memiliki postur tubuh lebih kecil. Pada kehidupan
selanjutnya, risiko penyakit kardiovaskular meningkat.
2) PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris
o Terjadi pada kehamilan 28-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk
memperbesar sel (hipertrofi), misalnya pada hipertensi dalam kehamilan disertai
insufisiensi plasenta.
o Prognosis PJT tipe II lebih baik daripada bayi lahir kurang bulan, tetapi sering pada
anak ini memperlihatkan juga gangguan pertumbuhan setelah lahir.
3) PJT tipe III adalah kelainan di antara kedua tipe di atas
o Terjadi pada kehamilan 20-28 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara
gangguan hiperplasia dan hipertrofi sel, misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu,
kecanduan obat, atau keracunan.
o Prognosisnya dubia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fakultas Kedokteran Unpad. Buku Ajar Obstetri Patologi. 2005. EGC: Jakarta
2. Rukiah, Yeyeh Ai.dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta: CV. Trans
Info Media.
3. Leveno KJ, Cunningham FG, Norman F. Alexander GJM, Blomm SL, Casey BM.
Dashe JS, Shefield JS, Yost NP. In: William Manual of Obstetrics. Edisi 2003. The
University of Texas Southwestern Medical Centre at Dallas. 2003:743-760
4. Resnik R. High Risk Pregnancy. In: Emedicine journal obstetrics and gynekology.
Volume 99. No: 3. Maret 2003.
5. Abdul Bari Saifuddin, TriatmojoRachimhadhi ,Wikojosastro H. Gulardi.
IlmuKebidanan, edisike 4. Jakarta; BalaiPenerbit PT. BINA PUSTAKA SARWANO
PRAWIROHARDJO. 2010: 696 – 700
6. Hasibuan, Dessy S. Volume dan Sekresi Ginjal pada Pertumbuhan Janin Terhambat
dan Normal dengan Pemeriksaan Ultrasonografi. Departemen Obstetri dan Ginekologi
FK USU. Medan . 2009
7. Cunningham FG, Mac Donald PC et al. Williams Obstetrics. 21st ed. Prentice Hall Inc,
USA, 2001 : 1111-39
8. Joan Pitkin. Obstetrics and Gynecology An Illustrated Colour Text. 2003
9. Norwitz E, Schorge J. At a Glance Obstetri and Ginekology 2nded