Anda di halaman 1dari 27

RUPTUR PERINEUM

Kelompok 21
1. Elisabeth V. Mariai
2. Frengki Kobogau
3. Lis Sobolim
4. Mesike Wetipo
5. Sharon V. Kapisa
6. Yulike H. Robaha
PENDAHULUAN
Proses persalinan menjadi sensasi tersendiri
yang ditunggu-tunggu oleh para
perempuan untuk menjadi seorang ibu

Persalinan normal adalah model persalinan


yang diharapkan karena lebih aman dan
ekonomis.
Perineum merupakan daerah tepi bawah vulva
dengan tepi depan anus. Perineum meregang
pada saat persalinan kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir
dan mencegah robekan.

Ruptur adalah luka perineum yang diakibatkan


oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena
proses desakan kepala janin atau bahu pada
saat persalinan.
Robekan Perineum

Spontan
Insisi(Episiotomi : insisi genitalia
eksterna)
Definisi
Robekan Perineum

ANTERIOR
 Labia, Vagina anterior, uretra atau klitoris

POSTERIOR
 Dinding posterior vagina, otot-otot
perineum, otot-otot perineum, sphingter
ani, mukosa rectumS
FAKTOR RESIKO ROBEKAN
PERINEUM

Kala II lama
Partus Presipitatus
Induksi Persalinan
Riwayat Robekan
Berat lahit
Malposisi
Persalinan dengan Instrumen
Posisi litotomi dengan fleksi dan abduksi
panggul
Panjang perineum
Usia kehamilan lebih dari 42 minggu
Usia ibu
Anastesi lokal secara infiltrasi menjelang
kala II atau episiotomi
Persalinan pertama
Proses mengejan yang terlalu awal
Tindakan menahan kepala bayi saat akan
lahir yang terlalu aktiv.
DIAGNOSIS
Prosesur (Informed Consent, alat, dan cahaya)

Pemeriksaan Vagina

Pemeriksaan Rectum (DRE)


o Robekan Sfingter ani akibat persalinan / OASIS
(Obstetric spingter anal injnuries) : I – IV
o Occult OASIS : tersembunyi, tidak
teridentifikasi, salah klasifikasi, kurang
pelatihan
DERAJAT RUPTUR
PERINEUM
GRADE 1

Mukosa vagina dan kulit perineum


robek
Prinsip
Jahit ke Dinding Vagina
Jahit ke otot perineum
Jahit ke kulit

Metode
Jahit Conventional
Jahit kontinu non-locking
STADIUM 1
Dijahit / dibiarkan
Dibiarkan karena terlalu nyeri
Dijahit bila :
 Perdarahan berlebih
 Kontinuitas jaringan diragukan
 Laserasi bilateral > labia dapat menyatu
GRADE 11

Robekan derajat 1 dan juga mengenai otot


bulbocavernosus yang merupakan otot yang
membentuk badan perineum, dan cincin hymen.
Penjahitan robekan perineum stadium II
Teknik menjahit konvensional
Teknik menjahit non-Locking
GRADE 111

Ruptur mengenai spingrer ani eksternal dan interna


(kompleks spingther ani).
IIIa robekan <50% spingter ani eksterna
IIIb robekan >50% spingter ani eksterna
IIIc robekan juga meliputi spingter ani interna
Aproksimasi ujung ke ujung baik dengan
jahitan interuptus atau jahitan angka
delapan
GRADE IV

Robekan hingga ke mukosa rektum


Dengan inkontinensia alvi > teknik
overlap pada saat menjahit sfingter

Penggunaan teknik overlap pada


Sfingter ani eksterna
Pencegahan
EVALUASI PASCA REPARASI

Penggunaan analgesia
Jaga kebersihan daerah perineum
Diet: banyak minum, tinggi serat
Aktivitas fisik
Bila konstipasi diberikan pelembut feses
AKIBAT PENJAHITAN yang TIDAK
BAIK
Kesimpulan
Penjahitan robekan perineum berdasarkan
bukti ilmiah
Diagnosis dan penjahitan robekan
perineum yang baik oleh seorang ahli
yang terlatih akan mengurangi mordibitas
robekan perineum pasca salin.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai