Anda di halaman 1dari 43

Dasar – Dasar Fisika Radiasi

Dasa

DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II STRUKTUR ATOM
A. Struktur Elektron dalam Atom Bohr
B. Mekanisme terjadinya gelombang elektromagnetik dari
transisi elektron
C. Mekanisme terjadinya sinar-X
BAB III STRUKTUR INTI ATOM
A. Penyusun Inti atom
B. Peluruhan Radioaktif
C. Radiasi Gamma
BAB IV Interaksi Radiasi Gamma dan Sinar-X dengan Materi
A. Efek Fotolistrik, Hamburan Compton, Produksi
Pasangan
B. Serapan Radiasi
BAB V SUMBER RADIASI
A. Radiasi Alami
B. Radiasi Buatan
RANGKUMAN
SOAL LATIHAN
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

Sebagai seorang Petugas Proteksi Radiasi (PPR) adalah penting untuk mengenal
tentang radiasi. Macam-macam jenis radiasi harus dikenal, bagaimana sifatnya,
darimana asal usulnya, radiasi apakah yang harus diproteksi dalam bidang medis ?
Radiasi seperti air dan api, sangat bermanfaat jika dikendalikan, tetapi sangat berbahaya
jika tidak dikendalikan. Kegiatan mengendalikan harus diikuti dengan kegiatan untuk
memproteksi radiasi, dan harus direncanakan dengan baik dan benar.
Radiasi diartikan sebagai pancaran dan perambatan energi melalui materi atau
ruang, dapat berupa gelombang elektromagnetik atau partikel. Gambar 1.1
merupakan jenis-jenis gelombang elektromagnetik.

Gambar 1.1. Spektrum gelombang elektromagnetik


Termasuk radiasi partikel adalah netron, elektron/betha, proton, dan alpha.
Karakteristik dari radiasi gelombang elektromagnetik dan partikel akan diuraikan lebih
lanjut pada bab ini.
Jika melewati materi maka akan terjadi interaksi antara radiasi dengan materi,
secara umum dibedakan menjadi radiasi pengion dan non pengion. Disebut radiasi
pengion jika energinya cukup untuk membuat atom materi yang dilewati menjadi
pasangan ion positip dan elektron, maka atom tersebut mengalami ionisasi menjadi
ION. Radiasi pengion inilah yang harus dikendalikan dan diproteksi. Proses ionisasi
dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Dasar Fisika Radiasi

Berdasarkan sifat-sifat interaksi radiasi dengan materi maka pemanfaatan


radiasi di bidang medik dapat dioptimalkan, sedangkan efek negative pada pekerja
radiasi harus diminimalkan. Untuk itu penting dipelajari pemahaman terhadap radiasi,
mulai dari proses terjadinya, karakteristik serta interaksinya dengan materi untuk
memprediksi potensi bahaya radiasi.
Pada modul ini akan dipelajari Bab I tentang struktur atom dan asal usul radiasi
gelombang elektromagnetik dari transisi elektronik, terutama sinar-X. Bab II tentang
inti atom dan sifat radioaktif yang menghasilkan partikel radiasi, terutama radiasi
Gamma, Bab III tentang interaksi radiasi dengan materi serta sumber sumber radiasi,
Bab IV tentang Sumber radiasi
Setelah mempelajari materi ini, peserta memiliki kompetensi dasar
menguraikan proses terjadinya radiasi dan interaksinya dengan materi. Indikator
keberhasilan mampu:
1. menjelaskan struktur atom berdasarkan model atom Bohr
2. menguraikan proses terjadinya gelombang elektromagnetik berdasarkan
transisi elektron
3. menguraikan mekanisme produksi sinar-X, karakteristik dan
bremsstrahlung
4. menjelaskan materi penyusun inti dan sifatnya
5. membedakan pengertian istilah isotop, isobar, isoton, dan isomer,
6. menghitung aktivitas radionuklida berdasarkan konsep waktu paro
7. menguraikan proses interaksi radiasi gamma dan sinar-X dengan materi,
8. menjelaskan konsep tentang efek fotolistrik
9. menjelaskan konsep tentang efek Compton
10. menjelaskan konsep produksi pasangan positron dan elektron
11. menjelaskan perbedaan sumber radiasi alam dan buatan.

2
Dasar Fisika Radiasi

BAB II
STRUKTUR ATOM

A. Struktur Elektron Pada Atom Bohr


Atom sering digunakan dalam kajian fisika, sedangkan unsur sering dipakai
pada kajian kimia. Atom terkecil dari suatu materi yang masih memiliki sifat dasar
materi tersebut. Kumpulan atom dapat membentuk senyawa dan molekul. Air
merupakan molekul yang terdiri dari dua buah atom hidrogen (dengan lambang H) dan
sebuah atom oksigen (dengan lambang O), maka penulisan molekul air H2O. Menurut
Avogradro, dalam satu mol senyawa air (yakni 18 gr) terdiri dari sejumlah bilangan
Avogadro (yaitu 6,02. 1023 molekul H2O), berarti terdiri 6,02. 1023 atom oksigen dan
2 x 6,02. 1023 atom hydrogen. Banyak bukan ? Berapakah ukuran diameter atom ?
Ukuran diameter sebuah atom sekitar 1 Angstrom (10-10 m). Kecil sekali bukan ? mata
kita tidak dapat melihat atom tetapi manusia dapat membuat “mata buatan” untuk
mendeteksi adanya atom. Atom tidak harus dilihat mata tetapi fenomenanya dapat
dipelajari agar dapat dimanfaatkan.

Karena kecilnya ukuran atom, maka disusunlah model atom yang


menggambarkan struktur atom. Model atom Bohr relevan untuk dipahami, banyak
fenomena dapat dijelaskan dengan model atom Bohr. Bagaimanakah Bohr
menggambarkan atom ?

Model Atom Bohr :

- atom terdiri atas inti dan kulit.

- Elektron-elektron berada di bagian kulit atom, bergerak mengelilingi


inti atom dengan lintasan-lintasan atau kulit-kulit tertentu.

- Struktur/konfigurasi elektron-elektron dalam tiap kulit tertentu


menurut aturan Pauli (lihat Gambar 2.1).

- Dimungkinkan electron pindah lintasan (baik ke kulit lebih dalam atau


luar dari inti)

Pusdiklat-Batan, 2018 3
Dasar Fisika Radiasi

Inti atom terletak di pusat atom, sangat kecil dibandingkan ukuran jari-jari atom/orbit
electron. Pada inti terdapat partikel proton dan netron (akan dibahas kemudian). Inti
atom bermuatan (+) dan bermassa sangat besar, menyebabkan electron yang bermuatan
(-) dan bermassa sangat ringan, bergerak mengelilingi bagian inti pada lintasan yang
disebut orbit/kulit

Gambar 2.1. Model Atom Bohr

Karakteristik dari partikel elementer penyusun atom dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Nilai muatan listrik dan massa dari partikel penyusun inti
Muatan Listrik Massa
Partikel
Coulomb Elementer kg sma
Elektron -1,6 x 10 -19 -1 9,1 x 10-31 0
Proton +1,6 x 10 -19 +1 1,67 x 10-27 1
Neutron 0 0 1,67 x 10-27 1

Unsur-unsur / atom ditata dalam Sistem Periodik Unsur (SPU) berdasarkan urutan
nomer atom, dalam ilmu Fisika jumlah atom tersebut merupakan jumlah elektron yang
jumlahnya sama dengan jumlah proton. Elektron relatif mudah dipisahkan dari atom,
Dasar Fisika Radiasi

jika elektron hilang/bertambah maka atom dinamakan ION. Terdapat 2 jenis ion, yaitu
(-) jika atom kelebihan/bertambah jumlah elektronnya, dan ion (+) jika atom
kekurangan / kehilangan elektronnya.

Atom dengan urutan nomer atom 1, pasti namanya hidrogen, yang nomer 6
pastilah namanya Carbon. Nomer massa ini selalu bilangan bulat bukan pecahan karena
menunjukkan urutan. Nomer massa merupakan bilangan pecahan karena bukan
merupakan urutan. Satu atom akan memiliki beberapa nomer massa, di bagian belakang
akan dikenalkan dengan ISOTOP. Angka yang tercantum di SPU merupakan rata-rata
massa atom dari beberapa isotop.

Gambar 2.2 memperjelas tentang lintasan electron dan jumlah electron dalam
tiap kulitnya.

Gambar 2.2. Kulit / Lintasan Orbit elektron


Beberapa karakteristik tentang pengisian electron pada kulit adalah
a. Pengisian electron dimulai dari kulit yang paling dekat inti.
b. Dari arah paling dalam/dekat inti, dinamakan kulit K sesuai bilangan kuantum
n=1, berisi senjumlah 2 n2 elektron, jadi ada 2 elektron. Pada kulit M, sesuai
n=2, jumlah electron maksimum adalah 8 elektron, dan seterusnya…
c. Energi di kulit terdalam paling kuat terikat pada inti, makin kearah luar energi
ikat semakin kecil akhirnya jika n = besar sekali, electron sangat lemah terikat
pada inti.
Dasar Fisika Radiasi

B. Mekanisme terjadinya gelombang elektromagnetik dari transisi elektron


Akibat mendapatkan energi dari luar E (misalnya pemanasan, energi dari radiasi
tertentu, atau electron dari luar system atom), maka suatu electron dari atom dapat
berpindah lintasan (transisi electron) dari kulit lebih dalam ke kulit luar. Jika kondisi
ini terjadi, maka dinamakan ATOM TER-EKSITASI. Jika electron dari atom
mendapatkan energi tinggi sehingga hilang/keluar dari atom, maka atom tersebut
dinamakan TER-IONISASI.

Transisi electron :
❖ perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan disebabkan energi
dari luar atom.
❖ Bila energi luar mengenai atom, maka terjadi transisi dari lintasan
dalam ke lintasan yang lebih luar (dibutuhkan energi),
❖ Bila transisi tersebut berasal dari lintasan yang lebih luar ke lintasan
yang lebih dalam, maka akan dipancarkan energi, berupa gelombang
elektromagnetik.
❖ seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3

Gambar 2.3. Transisi Elektron menghasilkan gelombang elektromagnetik


Dasar Fisika Radiasi

Atom ter-eksitasi akan segera melakukan De-EKSITASI, kembali ke keadaan


semula, kelebihan energi dikeluarkan dalam bentuk GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK. Bergantung pada besarnya energi, maka terdapat spektrum
KARAKTERISTIK dari suatu atom. Bisa jadi transisi electron eksitasi dan de-eksitasi
menghasilkan cahaya tampak yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai lampu
penerangan. Pada aplikasi teknis dan medis, proses eksitasi de-eksitasi dihasilkan
dengan energi luar sangat tinggi, spektrum dari proses transisi electron disebut SINAR-
X KARAKTERISTIK.
Energi g.e.m dengan frekuensi (f, Hz) dan panjang gelombangnya (, m), sesuai
dengan rumus persamaan (2.1), h adalah konstanta Planck = 6,6. 10-34J. s
ℎ. 𝑐
𝐸 = ℎ. 𝑓 =

Sedangkan hubungan antara frekuensi (f, Hz), periode (T,s), panjang gelombang (,
m), dan laju/kecepatan g.e.m (c, m/s) adalah
𝑐
 = 𝑐. 𝑇 =
𝑓
c adalah laju g.e.m atau sering dikenal laju cahaya dalam ruang hampa, nilainya
didekatkan pada c = 3. 108m/s
Contoh soal :
1. Berapakah energi gelombang elektromagnetik (cahaya) berfrekuensi 4. 1015 Hz ?
Jawaban : E = 6,6. 10-34(J). 4.1015Hz = 2,64. 10 -19 J.
Keterangan : satuan Joule untuk energi g.e.m sangat kecil, maka sering
-19
digunakan satuan eV, dimana 1 eV = 1,6. 10 J, sehingga konversi energi di
atas adalah
E = 2,64. 10-19 : 1,6. 10 -19 = 1,65 eV
2. Sinar-X memiliki panjang gelombang 20 nm ( 1 nm = 10-9m ), berapakah frekuensi
dan energinya ?
Jawaban :
a. f = 3. 108 / 20. 10-9 = 0,15. 1017 Hz = 1,5. 1016 Hz
b. E = 9,9. 10-19J = 6,2 eV
Diskusi:
Dasar Fisika Radiasi

Dari kedua soal terlihat bahwa SINAR-X dibandingkan cahaya tampak memiliki
karakteristik : Energi lebih tinggi, frekuensi lebih tinggi dan panjang gelombang lebih
pendek. Energi sinar-X mampu mengionisasi sel-sel tubuh manusia, sedangkan cahaya
tidak mampu. Oleh karena itu sangat penting proteksi terhadap radiasi Sinar-X (bahasan
selanjutnya)

C. Mekanisme terjadinya Sinar-X


Sinar – X merupakan salah satu gelombang elektromagnetik yang mempunyai
energi relatif lebih besar sehingga daya tembusnya tinggi, bahkan dapat ,menembus
lapisan logam.

Sinar – X dapat dibedakan menjadi sinar – X karakteristik dan sinar – X


brehmsstrahlung. Sinar – X karakteristik dipancarkan oleh atom yang tereksitasi,
sedangkan sinar – X brehmsrtahlung terjadi bila radiasi beta atau elektron dibelokkan
(atau dipantulkan) oleh atom.

Setelah peristiwa eksitasi terjadi dalam atom, dalam waktu yang sangat singkat,
elektron akan berpindah kembali ke tempat asalnya dengan memancarkan energi
berbentuk gelombang elektromagnetik yang disebut sinar – X karakteristik.

Gambar 2.4 : Proses pembentukan sinar – X karakteristik

Ketika memasuki atom, radiasi partikel bermuatan (beta atau elektron) akan
dibelokkan / dipantulkan oleh inti atom sehingga terjadi perubahan momentum.
Perubahan momentum ini menyebabkan pancaran energi berbentuk gelombang
Dasar Fisika Radiasi

elektromagnetik yang masuk kategori sinar – X dan disebut sebagai


brehmstrahlung.

Gambar 2.5. : Proses pembentukan sinar – X brehmstrahlung

Telah dijelaskan sebelumnya tentang sinar-X KARAKTERISTIK, yang terjadi


karena transisi elektronik pada atom, memiliki nilai panjang gelombang
tertentu,khas, maka disebut spektrumnya DISKRIT. Terdapat mekanisme lain
untuk menghasilkan jenis sinar-X lainnya, yaitu dengan PENGEREMAN
ELEKTRON.
Elektron dengan energi tinggi (keV) diperoleh dari sumber elektron
yang dipercepat dengan tegangan tinggi dan ditembakkan pada logam target,
sehingga terjadi pengereman elektron oleh permukaan logam dan eksitasi
atomik di dalam atom logam target. Spektrum Sinar- X Bremstrahlung berasal
dari pengereman bersifat kontinyu (nilainya sembarang) dan Sinar-X dari
transisi elektron dalam atom logam adalah diskrit/satu puncak sempit yang
merupakan sinar-X Karakteristik dari logam target tersebut.
Sinar-X yang digunakan di dunia medis adalah sinar-X yang kontinyu.
Skema alat penghasil sinar-X adalah sebagai berikut
Dasar Fisika Radiasi

Gambar 2.4 : Mekanisme Pembangkit Sinar- X

Gambar 2.5: Spektrum Sinar- X Bremstrahlung dan Sinar-X Karakteristik

BAB III
STRUKTUR INTI ATOM
A. Inti Atom
Inti atom, yang disebut juga nuklida atau nuklir, terdiri atas proton dan neutron
yang disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti atom). Jumlah proton dan jumlah
neutron di dalam inti atom tidak selalu sama. Oleh karena itu suatu unsur (jenis atom)
yang sama mungkin saja terdiri atas inti atom yang berbeda, yaitu bila jumlah protonnya
sama tetapi jumlah neutronnya berbeda. Inti atom merupakan bagian dari atom yang
memiliki massa terbesar (masif) yang berukuran sekitar 10-14 m atau 10-4 Å
Nuklida atau jenis inti atom yang ada di alam ini jauh lebih banyak daripada
unsur, karena unsur yang sama mungkin saja terdiri atas nuklida yang berbeda. Jenis
unsur dituliskan dengan lambang atomnya, misalnya unsur emas adalah Au dan unsur
besi adalah Fe. Sedangkan penulisan suatu nuklida atau jenis inti atom harus diikuti
dengan nomor massanya, sebagaimana konvensi penulisan sebagai berikut.
Dasar Fisika Radiasi

𝐴
𝑍𝑋

X adalah simbol atom, Z adalah nomor atom yang menunjukkan jumlah proton di dalam
inti atom, sedang A adalah nomor massa yang menunjukkan jumlah nukleon (jumlah
proton + jumlah neutron). Meskipun tidak dituliskan pada simbol nuklida, jumlah
neutron dapat dituliskan sebagai N dengan hubungan
N=A–Z
Sebagai contoh nuklida 42𝐻𝑒 adalah inti atom helium (He) yang mempunyai dua buah
proton (Z = 2) dan dua buah neutron (N = A – Z = 2).
Cara penulisan nuklida tersebut di atas merupakan konvensi atau kesepakatan saja dan
bukan suatu ketentuan, sehingga masih terdapat beberapa cara penulisan yang berbeda.
Salah satu cara penulisan lain yang sering dijumpai adalah tanpa menuliskan nomor
atomnya : X-A
60
Contohnya nuklida 42𝐻𝑒 atau He-4 dan 27𝐶𝑜 atau Co-60. Nomor atom tidak dituliskan
karena dapat diketahui dari jenis atomnya. Setiap atom yang berbeda akan memiliki
jumlah proton yang berbeda sehingga nomor atomnya pun berbeda
Berdasarkan komposisi jumlah proton dan jumlah neutron di dalam inti atom terdapat
beberapa istilah yang berkaitan dengan nuklida yaitu, isotop, isobar, isoton dan isomer.

Isotop adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom (jumlah proton,


Z) sama, tetapi mempunyai nomor massa (jumlah proton+neutron, A)
berbeda.
Dasar Fisika Radiasi

Jadi, setiap unsur mungkin saja terdiri atas beberapa jenis nuklida yang sama. Sebagai
contoh, unsur hidrogen mempunnyai isotop 11𝐻 ; 21𝐻 ; 31𝐻 . seperti digambarkan pada
Gambar 3.1

Gambar 3.1. Isotop Hidrogen

Isobar adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor massa (jumlah


proton + neutron, A) sama, tetapi mempunyai nomor atom (jumlah proton,
Z) berbeda.

14 14
6𝐶 dan 7𝑁

Isoton adalah nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama,


tetapi mempunyai nomor atom (jumlah proton, Z) berbeda

14 15 16
6𝐶 ; 7𝑁 dan 8𝑂

Isomer adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom maupun


nomor massa sama, tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda

Inti atom yang memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada tingkat energi dasarnya
biasanya diberi tanda asterisk (*) atau m di belakang nomor massanya dengan cara
penulisan sebagia berikut:
60
28𝑁𝑖 dan 60 60
28𝑁𝑖 * atau 28𝑁𝑖
m
Dasar Fisika Radiasi

Kedua nuklida tersebut di atas mempunyai jumlah proton dan jumlah neutron yang
sama tetapi tingkat energinya berbeda. Tingkat energi Ni60 berada pada keadaan
dasarnya, sedang Ni60* tidak pada keadaan dasarnya dan dikatakan dalam keadaan
tereksitasi (excited-state) atau meta-stable.

B. Peluruhan radioaktif

Inti atom yang tidak stabil akan berubah secara spontan menjadi inti atom yang
lebih stabil dengan memancarkan radiasi. Proses perubahan tersebut dinamakan
peluruhan radioaktif (radioactive decay), dan akan menghasilkan pancaran energi yang
dapat berupa partikel atau gelombang elektromagnetik.
Jenis peluruhan yang terjadi pada suatu zat radioaktif bergantung dari penyebab
ketidakstabilan inti yang terjadi. Peluruhan yang disebabkan ketidakstabilan inti akibat
komposisi jumlah proton dan neutron yang tidak seimbang akan memancarkan radiasi
alpha () atau radiasi beta (). Sedangkan ketidakstabilan yang disebabkan karena
tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasar, maka akan berubah dengan
memancarkan radiasi gamma ().

Peluruhan  adalah pemancaran radiasi yang berupa gelombang


elektromagnetik (foton) akibat energi inti aton tidak dalam keadaan dasar.
Penuruhan  tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor
massa, karena radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan ini berupa
gelombang elektromagnetik (foton). Peluruhan ini dapat terjadi pada inti
atom yang isomer; dan dapat terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas
maupun di bawah kurva kestabilan.

Peluruhan  dapat dituliskan sebagai berikut.


𝐴 𝐴
𝑍𝑋 *→ 𝑍𝑋 + 
Salah satu contoh peluruhan yang mengikuti peluruhan
60
27𝐶𝑜 → 60
28𝑁𝑖 *+ β
-
Dasar Fisika Radiasi

60 60
28𝑁𝑖 *→ 28𝑁𝑖 +

Gambar 3.2. Contoh peluruhan isotop Co-60


C. Aktivitas Sumber Radioaktif

Suatu inti yang tidak stabil akan berubah menjadi stabil dengan memancarkan radiasi
dengan laju peluruhan yang tertentu. Laju peluruhan adalah jumlah peluruhan per
satuan waktu N/ t) yang sebanding dengan berkurangnya jumlah inti yang tidak
stabil (N) dan konstanta peluruhan ( ).

ΔN
= − λ N
Δt (3.1)

Aktivitas radiasi didefinisikan sebagai jumlah peluruhan yang terjadi dalam satu detik,
atau dengan kata lain adalah laju peluruhan itu sendiri.
A= .N (3.2)
Dari dua persamaan di atas, secara matematis akan diperoleh persamaan yang disebut
sebagai hukum peluruhan yaitu:
Nt = No . e -  t (3.3)
di mana Nt adalah jumlah inti atom yang tidak stabil saat pengukuran, N0 adalah jumlah
inti atom yang tidak stabil saat mula-mula, adalah konstanta peluruhan sedangkan t
adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat pengukuran. Persamaan (III.3)
dapat diubah menjadi persamaan (III.4) yang menyatakan aktivitas.
A = Ao e -  . t (3.4)
Dasar Fisika Radiasi

di mana A adalah aktivitas pada saat t, sedangkan A0 adalah aktivitas mula-mula.


Persamaan 3.4 di atas dapat digambarkan dengan grafik eksponensial yang
menunjukkan hubungan antara aktivitas radioaktif terhadap waktu seperti nampak pada
Gambar 3.2.
Satuan Aktivitas

Sejak tahun 1976 dalam sistem satuan internasional (SI), aktivitas radiasi dinyatakan
dalam satuan becquerel (Bq) yang didefinisikan sebagai: 1 Bq = 1 peluruhan per detik

Gambar 3.2. Aktivitas radioaktif sebagai fungsi dari waktu

Sebelum itu digunakan satuan curie (Ci) untuk menyatakan nilai aktivitas radiasi, yang
didefinisikan sebagai:
1 Ci = 3,7 x 1010 peluruhan per detik
= 37 GBq = 37 milyar peluruhan per detik
Satuan yang lebih kecil yaitu milicurie (mCi) dan micro curie ( Ci),
1 mCi = 10-3 Ci
1 Ci = 10-6 Ci

D. Umur paro

Umur paro (T½) didefinisikan sebagai selang waktu yang dibutuhkan agar nilai
aktivitas suatu radioaktif menjadi setengah dari nilai aktivitas mula-mula. Setiap
radionuklida mempunyai umur paro yang unik dan tetap. Sebagai contoh, Co-60
Dasar Fisika Radiasi

mempunyai umur paro 5,27 tahun dan Ir-192 adalah 74 hari. Hubungan aktivitas
radioaktif dan umur paro digambarkan pada Gambar III.3

Gambar 3.3: Aktivitas radioaktif setelah umur paro

Nilai umur paro suatu radionuklida dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.

0
,693
½ =
T
 (3.5)
Konsep umur paro ini lebih mudah digunakan untuk menghitung aktivitas suatu
radionuklida dibandingkan bila harus menggunakan persamaan matematis (3-4).

Aktivitas suatu radioaktif setelah selang waktu sama dengan satu kali T½
maka aktivitas tinggal 0,5 aktivitas mula-mula, sedangkan setelah dua kali
T½ maka aktivitas tinggal 0,25 aktivitas mula-mula, dan seterusnya.

Aktivitas dapat juga dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini.


At = ( ½ )n . A0 (3.6)

t
n =

di mana t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat pengukuran,
sedangkan T½ adalah umur paro radionuklida.
Dasar Fisika Radiasi

Contoh Soal:
1. Sumber Ir-192 mempunyai Aktivitas 100 Ci dan umur paro (T½ ) = 74 hari.
Hitung aktivitas sumber tersebut 5 bulan kemudian?
Jawab:
Selang waktu 5 bulan t = n x T½
(b) n = ....
A = ( ½ )n . 100 Ci= .... Ci
Jadi aktivitas Ir-192 pada 5 bulan kemudian adalah ............

E. Panjang Gelombang dan Energi Radiasi

Radiasi adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang,


frekuensi, dan amplitudo. Panjang gelombang adalah jarak antar puncak gelombang,
dinyatakan dalam angstrom (1 Å = 10-10 meter). Frekuensi gelombang merupakan
banyaknya gelombang yang melintasi suatu titik dalam setiap detik, dinyatakan dalam
siklus per detik atau hertz (Hz), sedangkan amplitudo adalah tinggi gelombang.
Hubungan antara panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik, sehingga bila
panjang gelombang meningkat maka frekuensi menurun.
Daya tembus suatu gelombang pada material ditentukan oleh energinya. Semakin besar
energi, maka daya tembusnya semakin besar. Panjang gelombang dan frekuensi
menentukan besarnya energi, sedangkan amplitudo tidak. Hubungan antara panjang
gelombang dengan energi berbanding terbalik, sehingga bila panjang gelombang
menurun maka energi meningkat dan sebaliknya
Dasar Fisika Radiasi

Source https://www.thinglink.com/scene/894600480238338048
Gambar III.5. Energi, panjang gelombang dan frekuensi gelombang
elektromagnetik

Hubungan tersebut dituliskan dengan persamaan (III.7) dan (III.8):

E=hν (III.7)
c
E=h (III.8
λ
dengan:
h = konstanta Planck, 4,15 x 10-15 eV-detik
 = frekuensi (detik-1)
 = panjang gelombang (meter)
c = kecepatan cahaya, 3 x 108 m/detik

Energi radiasi adalah "kekuatan" dari partikel atau gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan pada saat peluruhan. Besarnya energi sangat berpengaruh terhadap
kemampuan radiasi untuk menembus suatu materi, semakin besar energi maka akan
semakin tinggi daya tembusnya. Satuan energi menurut Satuan Internasional (SI)
adalah joule (J).

Untuk tujuan proteksi radiasi penggunaan satuan joule kurang sesuai karena merupakan
satuan yang sangat besar sehingga sebagai gantinya digunakan satuan elektron volt
Dasar Fisika Radiasi

(eV), di mana 1 (satu) elektron volt adalah besar energi yang di peroleh apabila elektron
dipercepat melalui beda potensial sebesar 1 (satu) volt. Sebagai contoh, jika 1 elektron
dilewatkan pada beda potensial 100 KV dari mesin sinar-X, elektron akan mempunyai
energi sebesar 100 KeV. Konversi 1 eV sama dengan 1,6 x 10-19 J. Untuk keperluan
praktis biasa digunakan satuan kiloelektronvolt (keV= 103 eV) atau megaelektronvolt
(MeV= 106 eV)
Dasar Fisika Radiasi

BAB III
INTERAKSI RADIASI GAMMA /SINAR-X DENGAN MATERI

Interaksi radiasi gamma /sinar-X dengan materi akan mengakibatkan terjadinya


ionisasi, eksitasi dan terbentuknya pasangan elektron dan positron.

Ionisasi adalah terlepasnya elektron dari orbitnya yang menjadi elektron


bebas dan dihasilkan atom bermuatan positif.

Secara skematis, proses ionisasi dapat digambarkan pada Gambar IV.1

Gambar IV.1. Proses Ionisasi

Energi radiasi setelah proses ionisasi ( Eo ) akan lebih kecil dibandingkan dengan energi
mula-mula ( Ei ); berkurang sebesar energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan
proses ionisasi. Setelah melalui berkali-kali proses ionisasi, maka energi radiasinya
akan habis.

Proses eksitasi adalah berpindahnya elektron ke kulit yang lebih luar


karena adanya energi eksternal
Dasar Fisika Radiasi

Sebagaimana proses ionisasi, energi radiasi setelah melakukan proses eksitasi (Eo) juga
berkurang sebesar energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses eksitasi.
Energi yang dibutuhkan untuk melakukan eksitasi tidak sebesar energi yang dibutuhkan
untuk mengionisasi. Setelah mengalami berkali-kali proses eksitasi, maka energi
radiasinya akan habis.
Proses eksitasi ini selalu diikuti oleh proses de-eksitasi yaitu proses transisi elektron
dari kulit yang lebih luar ke kulit yang lebih dalam dengan memancarkan radiasi sinar-
X karakteristik (sinar-X diskrit), seperti terlihat pada Gambar IV.2.

Gambar IV.2. Proses eksitasi dan de-eksitasi yang menghasilkan sinar-X karakteristik
Energi radiasi sinar-X (Ex) yang dipancarkan dalam proses transisi elektron ini adalah
sama dengan selisih tingkat energi dari lintasan asal (Ea) dan lintasan tujuan (Et).
Ex = Ea – Et
Sebaliknya, energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses transisi elektron dari
kulit yang lebih dalam ke kulit yang lebih luar harus lebih besar dari pada selisih tingkat
energi dari lintasan asal dan lintasan tujuan.

Proses transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang berurutan,
mungkin saja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K dengan memancarkan radiasi
sinar-X. Energi yang dipancarkan oleh transisi elektron dari lintasan M ke K lebih besar
daripada transisi dari lintasan L ke K. Tingkat energi lintasan dari setiap atom tidak
sama.
Dasar Fisika Radiasi

Sinar dan sinar-X merupakan radiasi gelombang elektromagnetik, yang berarti tidak
mempunyai massa maupun muatan listrik. Oleh karena itu, sinar dan sinar-X sangat
sukar untuk diserap oleh materi, sehingga daya tembusnya sangat besar.

Proses interaksi antara sinar  dan sinar-X dengan materi adalah efek
fotolistrik, efek Compton, produksi pasangan dam photoneutron.

Probabilitas terjadinya proses interaksi tersebut sangat ditentukan oleh energi radiasi
dan jenis materi (nomor atom) penyerapnya dan digambarkan pada Gambar IV.5.

Sumber: http://www.ilocis.org/documents/chpt48e.htm
Gambar IV.5. Probabilitas interaksi foton dengan materi

A. Efek Fotolistrik

Pada efek fotolistrik, energi foton diserap seluruhnya oleh elektron orbit,
sehingga elektron tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan
Interaksi Efek fotolistrik dapat dilihat pada Gambar IV.6
dalam proses ini, disebut fotoelektron, mempunyai energi sebesar energi
foton yang mengenainya.
Dasar Fisika Radiasi

Foton

Gambar IV.6. Interaksi Efek Fotolistrik


Efek fotolistrik dominan terjadi bila foton berenergi rendah di bawah 0,5 MeV dan lebih
banyak terjadi pada bahan dengan Z yang besar. Sebagai contoh efek fotolistrik lebih
banyak terjadi pada timah hitam (Z=82) daripada tembaga (Z=29).
B. Hamburan Compton

Pada hamburan Compton, foton dengan energi hi berinteraksi dengan


elektron terluar dari atom, selanjutnya foton dengan energi ho dihamburkan
dan sebuah fotoelektron lepas dari ikatannya

Energi kinetik elektron (Ee) sebesar selisih energi foton masuk dan foton keluar seperti
dinyatakan pada persamaan (IV.2).
Ee = h i –h o (4.2)
Hamburan Compton dominan terjadi bila foton berenergi sedang (di atas 0,5 MeV) dan
lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang rendah. Interaksi Efek fotolistrik
dapat dilihat pada Gambar 4.7

Elektron

Foton datang

Foton
Gambar IV.7. Interaksi Hamburan Compton
Dasar Fisika Radiasi

C. Produksi Pasangan

Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energi foton datang hi lebih
besar dari 1,02 MeV. Ketika foton “sampai” ke dekat inti atom maka foton
tersebut akan lenyap dan berubah menjadi sepasang elektron-positron.
Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi bermuatan
positif
.
Secara skematik produksi pasangan dapat dilihat pada Gambar IV.8. Energi kinetik
total dari dua partikel tersebut sama dengan energi foton yang datang dikurangi 1,02
MeV dan dinyatakan pada persamaan (IV.3).

Ee+ + Ee– = h i– 1.02 MeV (IV.3)

Ee+ adalah energi kinetik positron dan Ee– energi kinetik elektron. Interaksi Produksi
Pasangan dapat dilihat pada Gambar IV.8

Sumber: http://www.europeanmedical.info/emission-tomography/interaction-of-
photons-with-matter.html
Gambar IV.8. Interaksi Produksi Pasangan
Dasar Fisika Radiasi

D. Ionisasi Tidak Langsung

Dari tiga interaksi gelombang elektromagnetik tersebut di atas terlihat bahwa semua
interaksi menghasilkan partikel bermuatan (elektron atau positron) yang berenergi.
Elektron atau positron yang berenergi tersebut dalam pergerakannya dapat
mengionisasi atom-atom bahan yang dilaluinya sehingga dengan kata lain, gelombang
elektromagnetik juga dapat mengionisasi bahan tetapi secara tidak langsung.

E. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Berbeda dengan radiasi partikel bermuatan ( atau ), daya tembus radiasi sinar
dan sinar-X sangat tinggi bahkan tidak dapat diserap secara keseluruhan.
Hubungan antara intensitas radiasi yang datang (I0) dan intensitas yang diteruskan (Ix)
setelah melalui bahan penyerap setebal x (Gambar IV.9) dapat dinyatakan dengan
persamaan (IV.4).
Ix= I0 . e- x
(IV.4)

Ix

Gambar IV.9. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik


adalah koefisien atenuasi linier bahan terhadap radiasi atau sinar-X dengan satuan
cm-1 yang sangat dipengaruhi oleh densitas, bahan penyerap, dan energi radiasi
yang mengenainya (Tabel IV.1).

Sifat Radiasi Gamma ()


a. Dipancarkan oleh nuklida tereksitasi dengan panjang gelombang
antara 0,005 Å hingga 0,5 Å.
b. Memiliki daya daya tembus sangat besar bila dibandingkan dengan
daya tembus partikel  atau .
c. Tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnit, karena
sinar  tidak bermuatan.
Dasar Fisika Radiasi

BAB V
SUMBER RADIASI

Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu sumber radiasi alam yang
sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang sengaja
dibuat oleh manusia. Sumber radiasi alam antara lain sinar kosmik, NORM/TENORM.
Sedangkan sumber radiasi buatan yang digunakan dalam aplikasi teknik nuklir, pesawat
pembangkit sinar-X, akselerator, reaktor, dan zat radioaktif.

A. Sumber Radiasi Alam

Setiap hari manusia menerima radiasi dari alam. Radiasi dari alam ini merupakan
bagian terbesar yang diterima oleh manusia dan disebut radiasi latar belakang
Radiasi latar belakang yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber
radiasi utama berikut:
• sumber radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di dalam dan luar tata surya
kita,
• sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi,
• sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri.

1. Sumber Radiasi Kosmik

Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang antarbintang dan
matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari partikel dan sinar yang berenergi tinggi (1017
eV) dan berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir membentuk inti radioaktif
seperti C-14, Be-7, Na-22 dan H-3. Radionuklida yang terjadi karena interaksi dengan
radiasi kosmik ini disebut radionuklida cosmogenic.

Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat
radiasi dari sumber kosmik ini tergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang
diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi yang
diterima seseorang juga tergantung pada garis lintangnya di bumi, karena radiasi
Dasar Fisika Radiasi

kosmik ini dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Karena medan magnet bumi di
daerah kutub lebih kuat, maka radiasi yang diterima di kutub lebih kecil daripada di
daerah katulistiwa.

2. Sumber Radiasi Terestrial

Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi,
dan radiasi ini dipancarkan oleh radionulida yang disebut primordial dengan umur paro
berorde miliar (109) tahun. Radionuklida ini ada sejak terbentuknya bumi, sehingga
sering disebut Natural Occurring Radioactive Materials (NORM). Radionuklida yang
ada dalam kerak bumi terutama adalah deret uranium, yaitu peluruhan berantai mulai
dari U-238 sampai Pb-206 yang stabil; deret Actinium, yang mulai dari U-235 sampai
Pb-207; dan deret Thorium, mulai dari Th-232 sampai Pb-208 (lihat lampiran 3). Dalam
setiap proses peluruhan berantai di atas dipancarkan berbagai jenis radiasi
dan ) dengan berbagai tingkatan energi.

Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari radon (Rn-222) dan
thoron (Rn-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas sehingga bisa menyebar
kemana-mana.

Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-beda dari satu
tempat ke tempat lain, bergantung dari konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak bumi.
Di beberapa tempat di bumi ini ada yang memiliki tingkat radiasi di atas rata-rata seperti
Poços de Caldas dan Guarapari (Brazil), Kerala dan Tamil Nadu (India) dan Ramsar
(Iran).

3. Sumber Radiasi di Dalam Tubuh

Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan. Sumber radiasi juga
dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, pernafasan, atau
luka. Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, radon.
Dasar Fisika Radiasi

Selain itu, masih ada sumber lain seperti Pb-210 dan Po-210 yang banyak berasal dari
ikan dan kerang-kerangan, atau K-40 yang berasal dari buah-buahan.

B. Sumber Radiasi Buatan

Sejak sinar -X ditemukan oleh W. Roentgent pada abad ke 20, sumber radiasi buatan
mulai digunakan untuk berbagai aplikasi. Saat ini sudah banyak mesin atau instalasi
yang dapat memproduksi radiasi buatan seperti mesin sinar-X, alat pemercepat partikel
dan sebagainya. Berkas radiasi yang dibangkitkan oleh mesin atau Pembangkit Radiasi
Pengion itu dapat juga dimanfaatkan untuk menghasilkan zat radioaktif buatan.

1. Zat Radioaktif Buatan

Saat ini telah banyak unsur radioaktif yang berhasil dibuat oleh manusia berdasarkan
reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron, (yang berupa reaksi fisi
di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan penembakan nuklida yang
tidak radioaktif dengan partikel atau ion cepat (di dalam alat-alat pemercepat partikel,
misalnya akselerator, siklotron). Radionuklida buatan ini bisa merupakan pemancar
radiasi , beta, , atau neutron. Contoh sumber radiasi buatan yang digunakan di
industri dan medik antara lain: Ir-192, Cs-137, Co-60, I-131, F-18, Mo-99.

2. Pembangkit Radiasi Pengion

Pembangkit radiasi pengion bekerja dengan menggunakan arus dan tegangan listrik.
Radiasi yang dibangkitkan oleh alat ini dapat berupa radiasi elektron, proton, neutron,
atau sinar-X. Keuntungan dari alat ini adalah tidak diperlukan penanganan khusus jika
sedang tidak digunakan. Tidak seperti zat radioaktif, alat ini tidak memancarkan radiasi
pada saat tidak dioperasikan.

Salah satu pembangkit radiasi pengion adalah akselerator yaitu alat yang digunakan
untuk mempercepat partikel bermuatan (elektron, proton, dan deuterium). Partikel
bermuatan, misalnya elektron, dipercepat menggunakan medan listrik atau medan
Dasar Fisika Radiasi

magnit sehingga mencapai kecepatan yang sangat tinggi. Partikel bermuatan dengan
kecepatan sangat tinggi yang dipancarkan oleh akselerator dapat digunakan untuk
berbagai keperluan. Sebagai contoh, partikel proton yang telah dipercepat oleh
akselerator dapat dimanfaatkan untuk memproduksi zat radioaktif. Elektron yang
dipercepat dapat digunakan untuk memproduksi sinar-X berenergi tinggi.

Beberapa contoh akselerator yang banyak digunakan adalah akselerator linier (LINAC
= linear accelerator) yang mempunyai lintasan berbentuk lurus, dan cyclotron yang
mempunyai lintasan berbentuk lingkaran. Di samping LINAC dan cyclotron,
pembangkit radiasi pengion lainnya adalah pesawat sinar-X, dan mesin berkas elektron
(MBE).

Pembangkitan Sinar-X
Sinar-X dihasilkan oleh suatu alat yang dinamakan pesawat sinar-X, yang terdiri dari
sinar-X konvensional dan sinar-X energi tinggi. Bagian terpenting dari pesawat sinar-
X konvensional adalah tabung sinar-X yang merupakan tempat dihasilkannya sinar-X.
Untuk menghasilkan sinar-X diperlukan tiga persyaratan dasar, yaitu sumber elektron,
pemercepat elektron dan target. Sebuah model tabung sinar-X dan bagian-bagian
utamanya ditunjukkan pada Gambar V.1

Batang Tabung Arus elektron


Tembaga Filamen

Anoda Katoda

Target Focusing Cup


Tungsten
Window
Sinar-X
Sumber: http://www.celnav.de/hv/hv5.htm

Gambar V.1. Tabung sinar-X konvensional dan bagian-bagiannya.

Tahapan proses terjadinya sinar-X pada tabung sinar-X secara detail akan dibahas pada
Dasar Fisika Radiasi

materi Proteksi Radiasi terhadap Paparan Kerja dan Medik.

Sinar-X terdiri dari dua jenis yaitu sinar-X karakteristik dan bremstrahlung.
Bremsstrahlung memiliki spektrum (distribusi) energi kontinu dari yang terendah
sampai maksimum, sedangkan sinar-X karakteristik memiliki spektrum energi diskrit
(tidak kontinu) dan khas sesuai material targetnya. Sinar-X karakteristik memiliki
energi rendah, sehingga akan hilang dari spektrum sinar-X setelah melalui filter.
Gambar V.2. menunjukkan spektrum energi sinar-X yang terdiri dari spektrum sinar-X
bremstrahlung dan sinar-X karakteristik.
Energi maksimum (Emax) suatu berkas sinar-X merupakan hasil kali muatan elektron
(e) dengan beda potensial yang digunakan (V), seperti dinyatakan dalam persamaan
(V.1)

Emax = e  V (V.1)

Energi efektif adalah energi sinar-X yang intensitasnya terbesar. Besarnya energi
efektif dapat ditentukan dengan persamaan (V.2) sedangkan Emax dengan persamaan
(V.3)

Emax
E ef  (V.2)
1,5
hc
E max = h. = (V.3)

Energi efektif adalah energi sinar-X yang intensitasnya terbesar. Besarnya energi
efektif dapat ditentukan dengan persamaan (V.4)

Emax
E ef  (V.4)
1,5
Dasar Fisika Radiasi

Sinar-X karakteristik

Bremstrahlung

Intensitas

Eeff Emax
Energi

Gambar V. 2. Spektrum energi sinar-X yang terdiri dari sinar-X kontinu


(Bremstahlung) dan sinar-X karakteristik

Contoh :
Jika pada tabung sinar-X digunakan beda potensial sebesar 180 KV, maka spektrum
sinar-X yang dihasilkan memiliki energi maksimum sebesar 180 KeV, dan energi
efektif sinar-X adalah 180/1,5 = 120 KeV.
Dasar Fisika Radiasi

RANGKUMAN

1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki sifat materi
tersebut.

2. Atom terdiri dari inti atom (berisi proton dan neutron) serta elektron yang
mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu.

3. Transisi elektron dari suatu lintasan ke lintasan yang lebih dalam akan
memancarkan radiasi sinar-X karakteristik. Sebaliknya, transisi elektron dari sutu
lintasan ke lintasan yang lebih luar akan membutuhkan energi eksternal.
4.
Penulisan nuklida adalah 𝐴𝑍𝑋 dengan X adalah simbol atom, Z adalah nomor atom
(jumlah proton), A adalah nomor massa (jumlah proton ditambah jumlah
neutron).

5. Isotop adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi
mempunyai nomor massa berbeda.

6. Isobar adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor massa sama tetapi
mempunyai nomor atom berbeda.

7. Isoton adalah inti-inti atom atau nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah


neutron sama tetapi mempunyai nomor atom berbeda.

8. Isomer adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom maupun nomor massa
sama tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda.

9. Peluruhan radioaktif adalah perubahan inti atom yang tidak stabil, yang disebut
sebagai radionuklida atau radioisotop, menjadi inti atom yang stabil. Bahan yang
terdiri atas inti atom yang tidak stabil dengan jumlah yang cukup banyak disebut
bahan radioaktif.

10. Peluruhan spontan dapat berupa peluruhan , peluruhan beta, atau peluruhan .

11. Peluruhan terjadi pada nuklida yang berada dalam keadaan tereksitasi (isomer).
Nuklida yang mengalami peluruhan tidak berubah menjadi nuklida baru.
Dasar Fisika Radiasi

12. Radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan spontan berupa partikel bermuatan
seperti partikel dan atau gelombang elektromagnetik seperti sinar .

13. Radionuklida meluruh mengikuti persamaan eksponensial berikut

−t
A= A
0e
14. Umur paro dapat digunakan untuk menentukan laju peluruhan (aktivitas) suatu
zat radioaktif. Umur paro adalah waktu yang diperlukan sehingga jumlah inti
atom yang tidak stabil (atau aktivitas) berkurang menjadi separonya.

15. Ionisasi adalah proses terlepasnya elektron dari atom sehingga terbentuk
pasangan ion.

16. Radiasi pengion sinar gamma/sinar-X adalah radiasi yang dapat menyebabkan
proses ionisasi,

17. Eksitasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu orbit (lintasan) ke orbit
yang lebih luar (energi lebih tinggi). Sebaliknya adalah proses de-eksitasi yaitu
perpindahan elektron dari suatu orbit ke orbit yang lebih dalam dengan
memancarkan sinar-X karakteristik.

18. Hasil Interaksi sinar dan sinar-X dengan materi adalah efek fotolistrik, efek
Compton, dan produksi pasangan.

19. Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari orbitnya ketika atom
menyerap seluruh energi foton yang mengenainya.

20. Efek Compton adalah peristiwa terlepasnya elektron dari orbitnya ketika atom
menyerap sebagian energi foton yang mengenainya dan menghamburkan
sebagian energi lainnya.

21. Produksi pasangan adalah terbentuknya pasangan elektron dan positron ketika
energi foton diserap seluruhnya oleh pengaruh medan inti atom.

22. Sumber radiasi dapat dibedakan menjadi sumber radiasi alam dan sumber radiasi
buatan.
Dasar Fisika Radiasi

23. Sumber radiasi alam berasal dari tiga sumber utama yaitu radiasi kosmik,
terestrial, dan internal.

24. Sumber radiasi buatan dapat berupa radionuklida, pesawat sinar-X, reaktor
nuklir, dan akselerator.

25. Radionuklida buatan dihasilkan melalui reaksi fisi, aktivasi neutron, atau
penembakan partikel/ion.
Dasar Fisika Radiasi

SOAL LATIHAN

60
1. . Inti atom/nuklida 27𝐶𝑜 tersusun dari
a. 27 neutron dan 33 proton
b. 27 proton dan 33 neutron
c. 27 neutron dan 60 proton
d. 27 proton, 33 neutron, dan 27 elektron

2. Nuklida 137
56𝐵𝑎 dan
137𝑚
56𝐵𝑎 disebut
a. isotop
b. isobar
c. isoton
d. isomer

3. Yang dimaksud dengan umur paro (half life) adalah


a. waktu yang diperlukan agar aktivitas zat radioaktif bertambah setengah dari
nilai aktivitas mula-mula
b. waktu yang diperlukan agar aktivitas zat radioaktif berkurang menjadi setengah
dari nilai aktivitas mula-mula
c. waktu yang diperlukan untuk menurunkan energi radiasi menjadi setengah dari
energi mula-mula
d. waktu yang diperlukan agar energi radiasi bertambah setengah dari energi
mula-mula

4. Radionuklida dengan umur paro pendek akan menyebabkan


a. konstanta peluruhan kecil dan meluruh secara cepat
b. konstanta peluruhan kecil dan meluruh secara lambat
c. konstanta peluruhan besar dan meluruh secara cepat
d. konstanta peluruhan besar dan meluruh secara lambat
Dasar Fisika Radiasi

5. Satuan aktivitas radionuklida adalah


a. Angstrom
b. Becquerel
c. Hertz
d. Joule/kg

6. Yang dimaksud ionisasi adalah


a. berpindahnya elektron dari orbit yang lebih dalam ke orbit yang lebih luar
b. dikeluarkannya elektron yang berasal dari inti atom dan menjadikan inti
bermuatan negatif
c. dikeluarkannya elektron dari orbitnya untuk menjadi elektron bebas dan atom
sisa menjadi bermuatan positif
d. ditangkapnya elektron yang berasal dari luar atom dan menjadikan atom
bermuatan negatif

7. Pernyataan yang TIDAK benar untuk radiasi gamma atau sinar-X adalah
a. Sinar-X terjadi di luar inti atom
b. Radiasi gamma berasal dari dalam inti atom
c. Radiasi gamma memiliki spektrum kontinyu
d. Radiasi gamma dan sinar-X berupa gelombang elektromagnetik

8. Pada interaksi sinar-X energi rendah dengan materi bernomor atom tinggi, maka
jenis interaksi yang dominan adalah
a. efek fotolistrik
b. ionisasi langsung
c. hamburan Compton
d. produksi pasangan
Dasar Fisika Radiasi

9. Elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi, apabila melintas dekat ke inti
suatu atom, maka daya tarik elektrostatik inti atom yang kuat akan menyebabkan
elektron melambat dan berbelok. Peristiwa tersebut dikenal sebagai
a. Bremsstrahlung
b. Efek foto listrik
c. Efek compton
d. Transisi elektron

10. Nilai koefisien atenuasi linear untuk radiasi atau sinar-X dipengaruhi oleh
a. jenis bahan saja
b. energi radiasi saja
c. jenis bahan dan energi radiasi
d. jenis bahan, energi radiasi, tebal bahan
Dasar Fisika Radiasi

DAFTAR PUSTAKA
1. Gautreau, R. and SAVIN, W., 1995, Fisika Modern (terjemahan oleh Hans J.
Wopspakirk), Penerbit Erlangga, Jakarta
2. KNOLL, F.L., 1979, Radiation Detection and Measurement, John Wiley & Son's,
New York.
3. Herman Chamber, 1996, Introduction to Health Physics 3ed., McGraw-Hill
Company, Inc.
4. Irving Kaplan, 1979, Nuclear Physics, 2nd ed., Addison-Wesley Publishing Comp.
5. Louis Cartz, 1995, NonDestructive Testing: Radiography, Ultrasonic, Liquid
Penetrant, Magnetic Particle, Eddy Current" " ASM International.
6. Technical Report Series No. 280, Training Course on Radiation Protection,
International Atomic Energy Agency, Vienna (1988).
7. Mc. Kracken, 1992, Introduction to Nuclear Physics, McGraw-Hill Company Inc.
New York.
8. Technical Report Series No. 280, Training Course on Radiation Protection,
International Atomic Energy Agency, Vienna (1988).
9. Mc. Kracken, 1992, Introduction to Nuclear Physics, McGraw-Hill Company Inc.
New York.
10. Aaron Keller, Isotope Notation and the Table of Isotopes,
http://kaffee.50webs.com/Science/activities/Chem/Activity.Isotopes.Table.htm,
diakses pada 30 Juni 2018.
11. Anonim, Production of X-rays, https://radiologykey.com/production-of-x-rays/,
diakses pada 30 Juni 2018.
12. Anonim, Interaction of Photons with Matter,
http://www.europeanmedical.info/emission-tomography/interaction-of-photons-
with-matter.html, diakses pada 30 Juni 2018.
13. Cherry Robert N., Jr, Chapter 48 - Radiation: Ionizing,
http://www.ilocis.org/documents/chpt48e.htm diakses pada 30 Juni 2018.
14. Anonim, How Does Radioactive Decay Work?, https://sciencestruck.com/how-
does-radioactive-decay-work, diakses pada 30 Juni 2018.
Dasar Fisika Radiasi

15. Henning Umland, High Voltage and X-Ray Experiments,


https://celnav.de/hv/hv5.htm, diakses pada 30 Juni 2018.
Dasar Fisika Radiasi

Lampiran 1. Sistem Periodik Unsur

http://www.sciencegeek.net/tables/ClassesTable.pdf
Dasar Fisika Radiasi

Lampiran 2. Sebagian Tabel Nuklida

Sumber : http://knowledgepublications.com/doe/doe_nuclear_physics_detail.htm
Dasar Fisika Radiasi

Lampiran 3. Peluruhan berantai U-238 dan Th-232

Anda mungkin juga menyukai