Anda di halaman 1dari 10

TUTORIAL

MATAKULIAH ELEKTROMAGNETIK

TUGAS 6

APLIKASI MEDAN ELEKTROMAGNET PADA MRI

( MAGNETIC RESONANCE IMAGING)

DISUSUN OLEH :

NAMA : JODI TEGUH PRAMONO

NIM/BP : 1203097/2012

PRODI : TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI (D-IV)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
APLIKASI MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA MRI

(MAGNETIC RESONANCE IMAGING)

A. PENGERTIAN

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik penggambaran


penampang tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen. Tehnik
penggambaran MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada
banyak parameter. Alat tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan
coronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila
pemilihan parameternya tepat, kualitas gambaran detil tubuh manusia akan tampak
jelas, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Magnetic Resonance Imaging yang disingkat dengan MRI adalah suatu alat diagnostik
mutahir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet
dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X ataupun bahan
radioaktif. Hasil pemeriksaan MRI adalah berupa rekaman gambar potongan penampang
tubuh/organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 –
1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Beberapa faktor kelebihan yang dimilikinya, terutama kemampuannya membuat
potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh
pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak.

Teknik penggambaran MRI relatif kompleks karena gambaran yang dihasilkan


tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas
gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang
kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat
diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :

a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik


b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.

1. Prinsip MRI

Pasien ditempatkan dalam medan magnet, dan gelombang elektromagnet pulsa


diterapkan untuk membangkitkan “objective nuclide” di dalam tubuh. Nuclide yang
dibangkitkan akan kembali ke dalam energi semula dan akan melepaskan energi yang
diserap sebagai gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet yang dilepas ini
adalah sinyal MR. Sinyal ini dideteksi dengan kumparan (coil) untuk membentuk suatu
gambar (image). Yang perlu diperhatikan dengan memakai MR adalah nucleus (proton di
dalam tubuh). Nucleus mempunyai massa dan muatan positif serta berputar pada
sumbunya. Nucleus yang berputar ini dianggap sebagai suatu magnet batang kecil (small
bar magnet). Karena nucleus ditempatkan di dalam medan magnet statis, maka akan
berputar (precession). Ketika suatu pulsa RF yang mempunyai frekuensi sama dengan
kecepatan/frekuensi dari putaran diberikan, nucleus menyerap energi dari pulsa (yang
disebut gejala resonansi). Pulsa RF adalah gelombang elektromagnet dan disebut pulsa
RF (Radio Frequency) karena band frekuensinya. Ketika pulsa RF dimatikan, nucleus
kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi yang diserap (yang disebut
relaxation). Dengan membuat nucleus memancarkan sinyal ketika melepaskan energi
yang diserap, suatu gambar (image) dihasilkan.
Permanent magnet (generating a constant static magnetic
field)
Gradient magnetic field coil (providing MR signal with positional information)
Transmitter coil (applying an RF pulse)
Receiver coil (receiving MR
signal)
Display

Image
Nc Processing
system

Rf Signal

Gambar1. Komposisi dasar sistem MRI


2. Instrumen MRI

Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:


a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe
magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI
tersebut
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan
koil, yaitu:
- Gradien coil X, untuk membuat citra potongan sagittal.
- Gardien coil Y, untuk membuat citra potongan koronal.
- Gradien coil Z untuk membuat citra potongan aksial .
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk
potongan oblik

Gambar 2. Potongan sagittal dari kepala manusia

c. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frekuensi


serta mendeteksi sinyal.
d. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengontrol semua
komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra.
e. Sistem pencetakan citra, fungsinya untuk mencetak gambar pada film rontgent atau
untuk menyimpan citra.
Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet statis.
Berikut adalah 3 macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem MRI:
1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)
2. Magnet resistif (Resistive Magnet/RM)
3. Magnet superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)

a. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)

Magnet tetap adalah sama dengan suatu magnet batang. Sistem MRI yang
menggunakan suatu magnet tetap dapat dianggap suatu magnet batang yang besar.

S
Patient Large bar
magnet
Magnetic
field N

S
Gambar 3. MRI dengan magnet tetap

Ciri-ciri sistem MRI yang menggunakan magnet tetap adalah sebagai berikut:

1. Karena tidak ada daya listrik untuk menghasilkan medan magnet, biaya pemakaian
sangat rendah.
2. Sistem sangat berat.
Keuntungan sistem ini adalah biaya pemakaian (running cost) yang sangat rendah
dibanding sistem yang lain (magnet kumparan dan magnet superkonduktif).

b. Magnet Resistif (Resistive Magnet/RM)

Magnet resistif dapat dianggap suatu magnet listrik. Magnet ini menghasilkan
medan magnet yang kuat dengan mengalirkan suatu arus listrik yang besar melalui
suatu kumparan tembaga, aluminium, atau materi yang lain yang mempunyai
hambatan listrik (electric resistance) rendah.
Cooling-water flanges

(sandwitching the coil)

Cooling
Coil

Water
(Aluminium sheet)
Gambar 4 Metoda MRI dengan magnet resistif

Ciri-ciri sistem magnet resistif adalah sebagai berikut:

1. Termasuk tidak mahal


2. Gampang untuk menangani
3. Biaya pemakaian sangat tinggi karena:
a. Arus sebesar 200 A mengalir
b. Harus ada aliran air untuk pendinginan sistem, karena panas yang terjadi sangat
tinggi

c. Magnet Superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)

Dari 3 macam magnet, magnet superkonduktif mungkin paling tidak dikenal.


Magnet ini adalah suatu magnet listrik yang menggunakan suatu kumparan sebagai
materi dengan suatu gejala superkonduktif terjadi. Gejala superkonduktif adalah
bahwa hambatan listrik (electrical resistance) dari suatu logam menjadi nol bila metal
didinginkan dengan temperature yang sangat rendah (-272° C), dan temperature pada
saat tersebut disebut temperature kritis (critical temperature) Tc. Hambatan listrik
menjadi nol berarti bahwa suatu arus besar dapat mengalir dengan memakai tegangan
(voltage) rendah beberapa volt.
resistance
Electrical
Temperature

Critical Temperature Tc

Gambar 5 Gejala superkonduktif

Ciri-ciri sistem MRI dengan magnet superkonduktif adalah sebagai berikut:

1. Pemakaian daya listrik sangat rendah dibandingkan dengan sistem magnet kumparan.
2. Medan magnet yang kuat dapat dihasilkan karena arus listrik yang cukup besar dapat
dialirkan.
3. Untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah, kumparan harus dicelupkan ke
dalam helium cair (-272° C).
Magnet superkonduktif memerlukan biaya daya listrik yang rendah daripada
magnet kumparan untuk mendapatkan medan magnet yang kuat, yang membuat magnet
superkonduktif lebih berguna, tetapi masalahnya adalah helium cair yang dibutuhkan
untuk mendinginkan kumparan.

Kekurangan dengan menggunakan helium cair adalah sebagai berikut:

1. Tidak mudah untuk menangani


2. Harga helium cair sangat mahal
3. Helium cair menguap pada kecepatan 0,6 sampai 0,7 liter/jam
4. Penggunaan kembali helium gas sesudah penguapan adalah sulit

3. Pelindung untuk MRI

Dua macam pelindung (shield) sangat penting untuk MRI:

a. MRI dipengaruhi oleh noise radio


Gelombang elektromagnet yang digunakan MRI mempunyai frekuensi
yang sama dengan siaran radio. Jika sistem MRI yang dipasang tanpa pelindung
(shield), maka akan terpengaruh noise radio serta mempengaruhi mutu gambar
(image) yang dihasilkan. Untuk menjamin mutu gambar, seluruh sistem ruang
MRI harus diberi pelindung.

Radio-wave shield
Radio

noise

Gambar 6 Radio-wave (RF) shield

b. MRI dipengaruhi bahan magnet (pengaruh luar terhadap sistem MRI)


Jika ada suatu benda dari bahan magnet di sekeliling MRI, akan
mengganggu uniformity dari medan magnet yang menyebabkan mutu gambar
menjadi rendah. Pelindung magnet tidak diperlukan karena kasus ini tergantung
pada kondisi sekeliling.

4. Artefak pada MRI dan Upaya Mengatasinya

Artefak adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya terdiri dari

a. Kesalahan geometric
b. Kesalahan algoritma
c. Kesalahan pengukuran attenuasi.
Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari :

a. Artefak yang disebabkan oleh pergerakan physiologi, karena gerakan jantung gerakan
per-nafasan, gerakan darah dan cairan cerebrospinal, gerakan yang terjadi secara tidak
periodik seperti gerakan menelan, berkedip dan lain-lain.
b. Artefak yang terjadi karena perubahan kimia dan pengaruh magnet.
c. Artefak yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang seharusnya.
d. Artefak yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap.
e. Artefak sistem penampilan yang terjadi misalnya karena perubahan bentuk gambaran
akibat faktor kesala-han geometri, kebocoran dari tabir radio-frekuensi. Akibat adanya
artefak – artefak tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran kabur, terjadi
kesalahan geometri, tidak ada gambaran, gambaran tidak bersih, terdapat garis–garis
dibawah gambaran, gambaran bergaris garis miring, gambaran tidak beraturan.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRI, antara lain dilakukan dengan cara :
a. Waktu pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung radio
frekuensi
b. Menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetic bila memungkinkan
c. Perlu kerja sama yang baik dengan pasien.
d. Pengambilan sample/gambar sebaiknya lebih dari satu kali.
e. Pengolahan citra yang dilakukan pada komputer (image processing) harus sebaik
mungkin.
Daftar pustaka

Andhika, adi. 2012. Kontrol kualitas citra mri menggunakan spherical magphan phantom.
Jakarta: universitas Indonesia.

Notosiswoyo , Mulyono, dan Susy Suswati . 2004. PEMANFAATAN MAGNETIC


RESONANCE IMAGING (MRI) SEBAGAI SARANA DIAGNOSA PASIEN .
Media Litbang Kesehatan Volume XIV Nomor 3 .

Tjahjadi, Hendrana.Magnetic Resonance Imaging. Jurusan Teknologi Biomedik Program


Pascasarjana. jakarta:Universitas Indonesia.

www.litbang.depkes.go.id/media/data/mri.pdf

https://pamujiandri.wordpress.com/2011/07/25/makalah-mri/

Anda mungkin juga menyukai