Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMETAAN LAJU DOSIS RADIASI DARI PESAWAT LINAC


DI INSTALASI RADIOTERAPI RS UNAND

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :
Niken Dwi Afriyeni ; 1510441042 ; 2015
Ramadani Fiza Putri ; 1510441052 ; 2015
Vielga Sandy ; 1610442012 ; 2016

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018

i
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM PENELITIAN...........................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................................................2
1.4 Urgensi Penelitian..........................................................................................2
1.5 Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan........................................2
1.6 Luaran............................................................................................................2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

BAB 3. METODE PENELITIAN.........................................................................5

3.1 Alat dan Bahan.................................................................................................5


3.2 Teknik Penelitian............................................................................................5
3.2.1 Persiapan Sampel....................................................................................6
3.2.2 Pengukuran Radiasi.................................................................................6
3.3.3 Analisis data............................................................................................6

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................7


4.1 Anggaran Biaya..............................................................................................7
4.2 Jadwal Kegiatan.............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

LAMPIRAN............................................................................................................9
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing.........................10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.......................................................15
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas...............16

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan
manusia telah merambah ke berbagai bidang kehidupan, seperti kesehatan,
industri, pertanian dan energi. Pemanfaatan pada bidang kesehatan meliputi
kedokteran radiodiagnostik, radioterapi dan kedokteran nuklir. Radioterapi
merupakan tindakan medis yang menggunakan radiasi pengion untuk mematikan
sel kanker sebanyak mungkin dengan kerusakan pada sel normal sekecil mungkin.
Radioterapi digunakan untuk mengobati penyakit keganasan yang mematikan,
yaitu kanker. Disamping itu, penggunaan radioterapi tersebut diikuti dengan
permasalahan kesehatan dan bahaya radiasi yang perlu diwaspadai. Perlindungan
terhadap bahaya radiasi yang dilakukan untuk pasien, pekerja radiasi, masyarakat
dan lingkungan hidup merupakan upaya tindakan keselamatan (BAPETEN,
2013). Tujuan keselamatan radiasi ini adalah untuk mencegah terjadinya efek
deterministik dan mengurangi terjadinya efek stokastik.
Berkaitan dengan ruang penyinaran radioterapi, penelitian mengenai
keselamatan radiasi telah dilakukan oleh Arifin (2015) menggunakan pesawat
Cobalt-60 dengan metode TLD-100 dipasang 14 titik di dalam dan luar ruang
penyinaran. Adapun Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2015)
menunjukan efektivitas penahan radiasi di instalasi radioterapi dari 14 titik
pengukuran berkisar antara 0,21 – 1,20 mSv per tahun.
Telah dilakukan penelitian yang berkaitan ruang penyinaran radiologi,
penelitian mengenai keselamatan radiasi oleh Martem (2015). Pada penelitian
Martem (2015) menggunakan instalasi radiologi II Rumah Sakit Gigi dan Mulut
(RSGM) dengan metode pengukuran dosis radiasi dilakukan pada 10 titik saat
penyinaran panoramik dan intraoral. Adapun Hasil penelitian yang dilakukan
Martem (2015) penelitian menunjukkan interval dosis radiasi pada penyinaran
panoramik sebesar 0,37 – 55,69 nGy dan pada penyinaran intraoral sebesar 0,074
– 43,76 nGy. Perisai radiasi Ruangan Radiologi II termasuk perisai yang baik,
mampu mengurangi radiasi sebesar 99,33% saat penyinaran panoramik dan
99,83% saat penyinaran intraoral.
Penelitian lain yang berhubungan dengan perancangan ruangan radioterapi
telah dilakukan oleh Kristiyanti (2012) menggunakan sumber isotop Cobalt-60
dengan metode pengukuran ketebalan dinding, Nilai Batas Dosis (NBD) serta
radiasi hambur yang berada di sekitar instalasi radioterapi. Adapun hasil
penelitian yang dilakukan Kristiyanti (2012) adalah tebal dinding primer 1300
mm dengan panjang 500 mm dan tebal dinding sekunder 610 mm.
Penelitian Arifin (2015), Martem (2015) dan Kristiyanti (2012)
melatarbelakangi penelitian yang dilakukan di instalasi radioterapi Rumah Sakit
Universitas Andalas menggunakan suveymeter Babyline. Akan tetapi, penelitian
ini dilakukan dengan variasi titik yang berbeda, menggunakan alat radioterapi
yang berbeda dan kondisi instalasi radioterapi yang berbeda juga. Berdasarkan
kondisi ini, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat proteksi
radiasi pada ruang Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Universitas Andalas.
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka terdapat beberapa perumusan masalah :
a. Berapa perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi (radioterapis) dan
masyarakat di Rumah Sakit Universitas Andalas ?
b. Bagaimana efek apa yang diterima pekerja radiasi dan masyarakat di Rumah
Sakit Universitas Andalas ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh pemetaan laju dosis radiasi,
menganalisis laju dosis radiasi dan memperkirakan efek dosis radiasi pada setiap
titik di Rumah Sakit Universitas Andalas yang kemungkinan terkena radiasi.

1.4 Urgensi Penelitian


Pemetaan laju dosis radiasi masih belum efektif, maka diperlukan penelitian
lebih lanjut dan lokasi pemetaan yang berbeda dengan tujuan untuk meminimalisir
radiasi yang diterima pekerja radiasi, masyarakat dan lingkungan hidup di Rumah
Sakit Universitas Andalas.

1.5 Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan


Penelitian ini dilakukan pada Rumah sakit Unand yang belum pernah
dilakukan pengukuran laju dosis radiasi, dan menggunakan detektor surveymeter
Babyline.

1.6 Luaran
Luaran dari kegiatan PKM-P ini adalah laporan kemajuan, laporan akhir dan
publikasi di jurnal ilmu fisika. Hasil penelitian ini akan dipublikasi pada Jurnal
Fisika Unand dengan judul Pemetaan Laju Dosis Radiasi menggunakan
surveymeter Babyline dengan sumber radiasi LINAC di Instalasi Radioterapi
Rumah Sakit Universitas Andalas yang terakreditasi oleh Kemenristekdikti. Selain
itu, hasil penelitian ini akan diseminarkan pada Seminar Nasional dengan judul
Pemetaan Laju Dosis Radiasi menggunakan surveymeter Babyline dengan sumber
radiasi LINAC di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Universitas Andalas tahun
2018.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2015) adalah tentang pemetaan


laju dosis radiasi menggunakan Thermoluminisence Dosemeter-100 (TLD-100)
dengan sumber radiasi Cobalt-60 telah dilakukan di Instalasi Radioterapi RSUP
Dr. M. Djamil Padang. Penelitian yang telah dilakukan oleh Arifin (2015)
bertujuan untuk mengukur dan menganalisis laju dosis radiasi dan memperkirakan
efek dosis radiasi. Pengambilan data dilakukan pada 14 titik pengukuran. TLD-
100 dipasang di dalam dan luar ruang penyinaran serta di ruang kerja instalasi
radioterapi selama 1 bulan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa laju dosis
radiasi di instalasi radioterapi berkisar antara 0,21 – 1.839,26 mSv per tahun. Laju
dosis radiasi di luar ruang penyinaran berkisar antara 0,21 – 1,20 mSv per tahun.
Laju dosis radiasi ini masih berada di bawah batas ambang efek deterministik.
Efek radiasi yang diterima pekerja dan masyarakat adalah efek stokastik.
Pada penelitian yang telah dilakukan Arifin (2015), Karakteristik dinding
pembatas ruangan harus disesuaikan dengan pemakaian ruangan yang berbatasan
dengan ruangan radioterapi. Ketebalan dinding beton bisa ditentukan dengan
menghitung beban kerja perminggu, jarak sumber ke dinding dan Nilai Batas
Dosis (NBD) yang diizinkan. Dari hasil perhitungan diharapkan tebal dinding
sudah memenuhi ketentuan keselamatan.
Perancangan ruangan radioterapi eksternal menggunakan sumber Co-60
merupakan bagian dari perekayasaan perangkat radioterapi eksternal
menggunakan Co-60 yang merupakan kegiatan PRPN untuk Program Intensif
Peningkatan Kemampuan Penelitian dan Perekayasaan (PI – PKPP) tahun 2012.
Pada penelitian telah yang dilakukan oleh Martem (2015) adalah tentang
pengukuran dosis radiasi di Ruangan Radiologi II Rumah Sakit Gigi dan Mulut
(RSGM) Baiturrahmah Padang menggunakan Surveymeter Unfors-Xi.
Pengukuran dosis radiasi dilakukan pada 10 titik pengukuran yang di tempatkan
di dalam ruangan maupun di sekitar ruangan. Pengukuran dosis radiasi dilakukan
saat penyinaran panoramik dan intraoral. Hasil pengukuran dosis radiasi
digunakan untuk menentukan efektivitas perisai radiasi. Hasil penelitian
menunjukkan interval dosis radiasi pada penyinaran panoramik sebesar 0,37 –
55,69 nGy dan pada penyinaran intraoral sebesar 0,074 – 43,76 nGy. Perisai
radiasi Ruangan Radiologi II termasuk perisai yang baik, mampu mengurangi
radiasi sebesar 99,33% saat penyinaran panoramik dan 99,83% saat penyinaran
intraoral.
Alat yang digunakan adalah surveymeter Babyline. Surveymeter digunakan
untuk mengukur intensitas radiasi, dalam bentuk paparan atau dosis radiasi di
lokasi pengukuran secara langsung. Surveymeter lebih diutamakan untuk
mengukur radiasi eksternal seperti sinar gamma, sinar-X dan neutron, selain itu
surveymeter juga dapat mengukur radiasi alfa dan beta. Surveymeter Babyline
memiliki kelebihan dari pada surveymeter lainnya, karena Surveymeter Babyline
mampu mendeteksi dosis radiasi yang sangat rendah bahkan dalam skala
nanoGray.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kristiyanti (2012) adalah tentang
Perancangan Ruangan Radioterapi Eksternal Menggunakan Sumber Cobalt-60
(Co-60) dengan aktivitas 8.000 Ci yang memberikan radiasi gamma (γ). Tujuan
dari perancangan untuk menentukan tebal dinding ruangan yang terdiri dari
4

dinding primer dan dinding sekunder. Bahan dinding direncanakan menggunakan


beton. Perhitungan ketebalan berdasarkan ketentuan keselamatan radiasi sesuai
ketentuan keselamatan BAPETEN dimana ketebalan dinding tergantung dari jarak
sumber isotop ke dinding, beban kerja, faktor penggunaan dan faktor pemakaian.
Dari hasil perhitungan didapatkan tebal dinding primer 1300 mm dengan panjang
500 mm dan tebal dinding sekunder 610 mm. Dengan menggunakan ketebalan
dinding yang telah dirancang diharapkan paparan radiasi yang keluar dinding akan
sesuai dengan peraturan SK BAPETEN No 7 Th 2009.
Pelindung untuk proteksi radiasi terhadap radioterapi dibedakan menjadi dua
katagori yaitu pelindung sumber radiasi dan pelindung struktural. Pelindung
struktural yaitu dinding penahan paparan radiasi, dibedakan menjadi dinding
penahan primer dan dinding penahan sekunder. Dinding primer adalah bagian
dinding yang langsung terkena penyinaran radiasi, sedangkan dinding sekunder
yaitu bagian dinding yang terkena radiasi dari radiasi bocor dan radiasi hambur.
Penelitian-penelitian diatas menjelaskan bahwa pentingnya perancangan
ruangan radioterapi perlu sesuai dengan standar yang telah ditentukan BAPETEN
dan menghitung laju dosis radiasi dari setiap titik pada instalasi radioterapi, agar
dapat meminimalisir dosis radisi yang diterima oleh pekerja radiasi dan
masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini penting dilakukan
terutama instalasi radioterapi yang sering digunakan oleh banyak orang
dibandingkan instalasi yang lain.
5

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan.


Peralatan yang digunakan adalah Surveymeter Babyline untuk mengukur dosis
radiasi. Sebagaimana fungsinya, suatu surveymeter harus bersifat portable
meskipun tidak perlu sekecil sebuah dosimeter personal. Surveymeter lebih
diutamakan untuk mengukur radiasi eksternal seperti sinar gamma, sinar-X dan
neutron, selain itu surveymeter juga dapat mengukur radiasi alfa dan beta.
Surveymeter Unfors-Xi memiliki kelebihan dari pada surveymeter lainnya, karena
Surveymeter Unfors-Xi mampu mendeteksi dosis radiasi yang sangat rendah
bahkan dalam skala nanoGray.

3.2 Teknik Penelitian


Teknik penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1, dengan diagram alir sebagai
berikut

Mulai

Studi literatur & Survey lapangan

Persiapan alat (surveymeter


Babyline) dan bahan

Pengukuran dosis radiasi

Analisa

Selesai

Gambar 1 : Tahapan penelitian


6

3.2.1 Persiapan Sampel


Langkah-langkah pengukuran dosis radiasi ruangan Radioterapi dengan
menentukan titik pengukuran baik di dalam maupun di luar ruangan, baik pada
penyinaran linear accelerator (linac). Sebelum pesawat Linear Accelerator
(LINAC) dihidupkan, Surveymeter Babyline dikalibrasi terlebih dahulu sebelum
ditempelkan di titik pengukuran yang telah ditentukan.

3.2.2 Pengukuran Radiasi


Pesawat Linear Accelerator (LINAC) diaktifkan, kemudian hasil pembacaan
dosis radiasi pada Surveymeter Babyline langsung dicatat karena hasil
pengukuran pada Surveymeter Babyline langsung hilang ketika dilakukan
pengukuran selanjutnya. Cara yang sama dilakukan dari satu titik ke titik
pengukuran lainnya hingga 14 titik pengukuran.
Pengukuran dilakukan di instalasi Radioterapi Rumah Sakit Universitas
Andalas. Pengukuran laju dosis radiasi dilakukan pada 14 titik di sekitar ruang
Radioterapi rumah sakit unand. Detektor surveymeter Babyline dipasang pada 14
titik pengukuran selama 1 bulan.

Gambar 2 : instalasi radioterapi

3.3.3 Analisis data


Faktor bobot untuk sinar gamma yang ditetapkan oleh International Commission
on Radiological Protection (ICRP) Nomor 60 Tahun 1990 adalah 1. Dosis
ekivalen kemudian dikonversikan dari bulan ke tahun untuk dibandingkan dengan
batas ambang efek radiasi dan Perka BAPETEN No 3 Tahun 2013, sehingga
dapat memperkirakan efek radiasi..
7

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan maka didapatkan perkiraan anggaran
biaya sebagai berikut :

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P


No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1 Peralatan penunjang 100.000
2 Bahan habis pakai 500.000
3 Perjalanan 4.800.000
4 Lain-lain 4.100.000
Jumlah 9.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan maka didapatkan jadwal kegiatan
yang akan dilakukan sebagai berikut :

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P


Bulan ke-
No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 4
1 Survey lapangan                                
2 Persiapan alat                                
3 Pemasangan alat                              
Pengukuran dosis
4
radiasi                                
Penghitungan dosis
5
radiasi                                
6 Analisa                                
8

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, M., 2000, Dasar-Dasar Proteksi Radiasi, Rineka Cipta, Jakarta

Arifin, S., 2015, Pemetaan Laju Dosis Radiasi Menggunakan Tld-100 Dengan
Sumber Radiasi Cobalt-60 Di Instalasi Radioterapi Rsup Dr. M. Djamil
Padang, Jurnal Fisika Unand,Vol. 4, No. 3, hal 208-209.

BAPETEN, 2013, Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 3 Tahun 2013 tentang


Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Radioterapi, Jakarta.

IAEA, 2006, Applying Radiation Safety Standars in Diagnostic Radiology and


Interventional Procedures Using X Rays, Safety Report Series No. 39, Vienna.

Kristayanti, 2012, Perancangan Ruangan Radioterapi Eksternal Menggunakan


Sumber Co-60, Jurnal Perangkat Nuklir, Volume 06, No.02, Pusat Rekayasa
Perangkat Nuklir (PRPN) – BATAN.

Martem, D., 2015, Pengukuran Dosis Radiasi Ruangan Radiologi II Rumah Sakit
Gigi Dan Mulut (Rsgm) Baiturrahmah Padang Menggunakan Surveymeter
Unfors-Xi, Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 4, hal 414-415.

Santoso, B., 2012, Desain Dasar Perangkat Radioterapi Eksternal Menggunakan


Cobalt-60, Jurnal Perangkat Nuklir, Volume 06, No. 02, Pusat Rekayasa
Perangkat Nuklir (PRPN) – BATAN.
9

LAMPIRAN
10

Anda mungkin juga menyukai