Anda di halaman 1dari 51

KETUBAN

PECAH DINI
Di susun oleh :
Reza Amanda Idris 1102017193

Pembimbing :
Dr. Isnaena Perwira, SpOG,

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI & GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD ARJAWINANGUN KAB. CIREBON
PERIODE 9 JANUARI - 18 MARET 2023
PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini memiliki bermacam-macam batasan, teori dan definisi. Ketuban pecah dini
(KPD) atau Premature Rupture of the Membranes (PROM) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum terjadinya proses persalinan pada kehamilan aterm. Sedangkan Preterm Premature Rupture
of the Membranes (PPROM) adalah pecahnya ketuban pada pasien dengan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu. Kasus ketuban pecah dini preterm dikaitkan dengan 30-40% kelahiran prematur dan
merupakan penyebab utama kelahiran prematur.

Pada ketuban pecah dini preterm terjadi risiko baik pada janin maupun pada ibu. Komplikasi
maternal meliputi infeksi intrauterin, retensio plasenta, dan solusio plasenta; juga dilaporkan ada
beberapa kasus sepsis dan kematian maternal.
LAPORAN KASUS
Identitas
PASIEN SUAMI

Nama : Ny. I Nama : Tn. J


Usia : 19 tahun Usia : 20 tahun
Alamat : Bodesari Pendidikan : SMP
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Karyawan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 19 Januari 2023
Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis kepada pasien pada tanggal 19 Januari 2023

• Keluhan Utama
keluar air-air 4 jam SMRS
• Keluhan Tambahan
Nyeri perut bagian bawah sejak 4 jam SMRS
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G1P0A0 merasa hamil 28-29 minggu, datang ke IGD Kebidanan RSUD Arjawinangun
dengan keluhan keluar air-air sejak 4 jam SMRS. Keluhan dirasakan secara tiba-tiba ketika pasien
sedang mencuci baju dengan berjongkok. Air-air berwarna jernih, tidak berbau, tidak disertai lendir
ataupun darah dan dirasakan cukup banyak hingga membasahi celana dalam. Pasien kemudian
memakai pembalut 1x. Saat keluhan timbul, pasien datang ke klinik kemudian dirujuk ke RSUD
Arjawinangun. Di rumah sakit, air-air masih keluar sedikit demi sedikit. Keluhan timbul disertai nyeri perut
bagian bawah sejak 4 jam SMRS. Pasien terakhir berhubungan badan dengan suaminya pada malam
hari. Pasien menyangkal adanya keluhan lain seperti keputihan, demam, batuk, sesak, nyeri kepala,
mata berkunang-kunang, ataupun kaki bengkak. BAB tidak ada keluhan. Gerakan janin masih aktif
dirasakan pasien.
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit paru-paru : disangkal Riwayat penyakit paru-paru : disangkal
Riwayat asma : disangkal Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal Riwayat alergi : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Anamnesis
• Riwayat Personal-Sosial dan Pernikahan

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dengan rutinitas sehari-hari mengurus rumah. Ia

mengaku selama kehamilan tidak melakukan pekerjaan berat apapun. Hubungan pasien dengan

suami dalam keadaan baik dan harmonis. Ini merupakan pernikahan pertamanya dan sudah

menikah selama kurang lebih 5 bulan.


Anamnesis
• Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun

Siklus Haid : Teratur, 30 hari

Lama Haid : 5 – 7 hari

Jumlah : +- 2 pembalut/hari

Keluhan haid : Nyeri haid kadang-kadang


Anamnesis
• Riwayat Obstetri
Status Paritas : G1P0A0
HPHT : 28 Juni 2022
HPL : 5 April 2023
Usia kehamilan : 29-30 minggu

Tanggal
Tempat Umur Jenis Penolong Kelamin/ Hidup
No. Tahun Penyulit
Partus Kehamilan Persalinan persalinan BB /mati
Partus

1. Sekarang
Anamnesis
• Riwayat Ante Natal Care

Pasien pernah memeriksakan kehamilannya ke bidan satu kali 1 bulan yang lalu. Pada saat kontrol,

pasien tidak memiliki keluhan apapun.

• Riwayat Kontrasepsi

Pasien belum pernah menggunakan jenis kontrasepsi apapun.

• Riwayat Kebiasaan

Tidak terdapat kebiasaan merokok, memakai obat-obatan terlarang, kebiasaan minum alkohol,

minuman jamu, dan pil diet. Sehari-hari pasien mengonsumsi makanan rumah dengan komposisi nasi

putih dan lauk-pauk seperti daging ayam, sapi, ikan, dan disertai dengan sayur-sayuran.
Anamnesis

• Riwayat Pengobatan

Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama sebelumnya.

• Riwayat Operasi

Tidak terdapat riwayat operasi sebelumnya.


PEMERIKSAAN FISIK
Antropometri
Status Generalis
Tinggi Badan : 153 cm
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Berat Badan : 51 kg
Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5oC
SpO2 : 98% (room air)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Kepala : Normocephal, rambut hitam tidak mudah dicabut, penyebaran rambut merata, tidak ada
massa, kulit kepala normal, tidak nyeri saat perabaan.
• Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), RCL (+/+), RCTL (+/+), Pupil bulat isokor
• Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB, trakea di tengah
• Jantung : Bunyi Jantung I & II Reguler, murmur (-), gallop (-)
• Paru-paru: Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
• Abdomen: Lihat Status Obsetrikus
• Genitalia : Dalam Batas Normal
• Ekstremitas: Akral hangat +/+, CRT < 2 detik, edema -/-
STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan Luar
• Inspeksi : Perut tampak cembung gravida, tidak ada luka, tampak striae gravidarum (-), linea
nigra (+), pelebaran vena (-), peradangan (-)
• Palpasi :
 Tinggi Fundus Uteri : 23 cm
 His : 1x10’x20”
 Leopold I : Teraba lunak (kesan bokong)
 Leopold II : Teraba bagian memanjang sebelah kanan (PUKA)
 Leopold III : Teraba keras, tidak dapat digerakkan (kesan kepala)
 Leopold IV : Bagian terbawah janin belum memasuki PAP
• Auskultasi
DJJ : 170x/menit regular
STATUS OBSTETRI

Pemeriksaan Dalam
• Inspekulo : Tidak dilakukan
• Vaginal Toucher:
 Vulva/vagina : Tidak ada kelainan
 Portio : Tipis, Lunak
 Pembukaan : Kuncup
 Ketuban : (+) jernih
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

DARAH LENG KAP    

Hemoglobin 12.0 g/dL 11,7 – 15.5

Leukosit 11.60 (H) 103/uL 3.6 – 11

Trombosit 272 103/uL 150-440

Hematokrit 35.5 % 35-47

Eritrosit 4.12 106/uL 3.8 – 5.2

MCV 86.0 fL 80 -100

MCH 29.0 pg 26-34

MCHC 33.7 g/dL 32-36

RDW 14.1 % 11.5 – 14.5

MPV 10.7 fL 7.0 – 11.0


Pemeriksaan Penunjang
HITUNG JENIS (DIFF)    

Segmen 88. (H) % 28.0 – 78.0

Limfosit 7.6 (L) % 25 – 40

Monosit 3.8 % 2–8

Eosinofil 0.5 (L) % 2–4

Basophil 0.1 % 0 -1

     

Glukosa Sewaktu 73 (L) Mg/dl 75-140


DIAGNOSIS

G1P0A0 gravida 29-30 minggu dengan ketuban pecah dini,


janin tunggal hidup, presentasi kepala
RENCANA TATALAKSANA
Non-medikamentosa : Medikamentosa :
• Rawat inap, tirah baring  Cefotaxime 2 x 1gr
• IVFD RL 20 tpm  Dexametasone 2x6mg i.m
• Observasi KU, TTV, DJJ  Nifedipine 3x20mg per oral

Rencana Tindakan:
Dilakukan pematangan paru
FOLLOW UP
Nifas
S Janin (+), mules-mules (-)
O KU : Baik Kesadaran : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,6oC
HR : 90x/menit RR : 20x/menit
TFU : 23 cm
DJJ: 145x/menit

A G1P0A0 gravida 29-30 minggu dengan ketuban pecah dini, janin tunggal hidup,
presentasi kepala
P Observasi Tanda Vital Pasien
 IVFD RL 20 tpm
 Cefotaxime 2x1
 Nifedipin 3x20mg
 Dexamethasone 2x1amp
 Pertahankan Kehamilan
PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
 G1P0A0 gravida 28-29 minggu dengan ketuban pecah dini, janin
tunggal hidup, presentasi kepala ditegakkan berdasarkan adanya
tanda presumtif, tanda tidak pasti, dan tanda pasti kehamilan.
 Menurut pasien, HPHT pasien yaitu tanggal 28 Juni 2022, dengan
perhitungan rumus naegele didapatkan HPL 5 April 2022.
PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan obstetrikus didapatkan TFU 23 cm, belum ada his, leopold I
teraba bagian teratas janin bulat lunak dengan kesan bokong, leopold II teraba bagian
keras memanjang di sebelah kanan dengan kesan punggung kanan, leopold III teraba
bagian terbawah janin keras bulat dengan kesan kepala, dan leopold IV Bagian
terbawah janin belum memasuki PAP. Pemeriksaan DJJ didapatkan 145 x/menit
regular. Dengan ini dapat disimpulkan adanya janin tunggal hidup dengan presentasi
kepala.
PEMBAHASAN
2. Apakah pengelolaan kasus pada pasien ini sudah tepat?
 Pasien diberikan tatalaksana sebagai berikut:
 Rawat inap, tirah baring
 Observasi KU dan TTV ibu serta DJJ janin
 KIE: Edukasi pasien dan keluarga terkait diagnosis serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
PEMBAHASAN
1. Antibiotik
Cefotaxime 2x1
Antibiotik dapat diberikan jika didapatkan kecurigaan infeksi sebagai profilaksis.
Pemberian antibiotik pada persalinan normal dapat diberikan untuk mencegah infeksi
dari episiotomi ataupun ruptur perineum. Pemberian antibiotik dapat mengurangi efek
endometritis dan infeksi pada ruptur perineum maupun episiotomi.
PEMBAHASAN
2. Kortikosteroid
Injeksi IV Dexamethasone 2 x 1 ampul (2 x 5 mg)
Pemberian kortikosteroid terbukti menguntungkan pada kehamilan tunggal, dibutuhkan penelitian lebih lanjut
pada kehamilan ganda, namun pada pemberian kortikosteroid antenatal dapat diberikan sejak usia kehamilan 23
minggu, tidak melihat jumlah janin. Pemberian kortikosteroid pada wanita hamil yang beresiko melahirkan
preterm sebaiknya diberikan 7 hari sebelum terminasi kehamilan. Kortikosteroid diberikan pada usia kehamilan
≤ 34 minggu untuk pematangan paru-paru janin sehingga menurunkan risiko respiratory distress syndrome
(RDS) dan mortalitas janin serta neonatal. Dapat diberikan dexamethasone 2 x 6 mg atau betametasone 1 x 12
mg IM selama 2 hari atau pemberian surfaktan. Pemberian steroid ini tidak diulang karena risiko pertumbuhan
janin terhambat.
PEMBAHASAN
3. Antihipertensi
Nifedipine 3 x 20 mg PO
Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
atau diastolik ≥ 110 mmHg. Target penurunan tekanan darah adalah tekanan darah sistolik <160 mmHg dan diastolik
<110 mmHg. Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short acting, hydralazine dan labetalol
parenteral. Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitrogliserin, metildopa, labetalol. Regimen yang
direkomendasikan adalah 10 mg oral diulang tiap 15-30 menit dengan dosis maksimum 30 mg. Metildopa memiliki
safety margin yang luas, dan dapat menurunkan tekanan darah dengan cara bekerja pada sistem saraf pusat serta memiliki
efek perifer yang akan menurunkan tonus simpatis dan tekanan darah arteri.
Nifedipin sebagai tokolitik. Dosis inisial 20 mg, diberikan 3-4x sehari (dilihat aktivitas uterus dalam 48 jam). Dosis
maksimal 60 mg/hari. Side effect : Hipotensi dan sakit kepala.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya


persalinan

Premature rupture of membranes Preterm Premature Rupture of


(PROM) KP saat gestasi > 37 Membarnes (PPROM) KP saat
minggu gestasi <37 m inggu

POGI-HFKM. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Ketuban Pecah Dini. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonenesia (POGI). 2016;1–17.
EPIDEMIOLOGI
● KPD terjadi pada 10-12% dari semua kehamilan.
● Kehamilan aterm insidensinya 6-19%, sedangkan pada kehamilan preterm 2-5%.
● KPD terjadi pada sekitar 6% - 8% wanita sebelum usia kehamilan 37 minggu dan
secara langsung mendahului 20% - 50% dari semua kelahiran prematur.
● Prevalensi dari KPD preterm di dunia adalah 3 - 4,5% kehamilan.
● Kejadian KPD aterm terjadi pada sekitar 6,46-15,6% kehamilan aterm.
● PPROM terjadi pada sekitar 2-3% dari semua kehamilan tunggal dan 7,4% dari
kehamilan kembar.
● PPROM merupakan komplikasi pada sekitar 1/3 dari semua kelahiran prematur, yang
telah meningkat sebanyak 38% sejak tahun 1981.
POGI-HFKM. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Ketuban Pecah Dini. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonenesia (POGI). 2016;1–17.
Lapisan Selaput Ketuban

PNPK-KPD-2016
FAKTOR RESIKO
• Riwayat KPD sebelumnya
• Overdistensi uterus
• Serviks pendek
• Perdarahan pervaginam
• Defisiensi nutrisi as. Askorbat
• Gangguan jaringan ikat
• Merokok
KLASIFIKASI
● KPD PRETERM
➢ KPD Preterm → pecah ketuban yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan, tes
fern atau IGFBP-1 (+) pada usia <37 minggu sebelum onset persalinan.
➢ KPD sangat preterm → pecah ketuban saat umur kehamilan ibu antara 24 sampai kurang
dari 34 minggu.
➢ KPD preterm → saat umur kehamilan ibu antara 34 minggu sampai kurang 37 minggu5.
Definisi preterm bervariasi pada berbagai kepustakaan, namun yang paling diterima dan
tersering digunakan adalah persalinan kurang dari 37 minggu.

PNPK-KPD-2016
KLASIFIKASI

● KPD PADA KEHAMILAN ATERM

Ketuban pecah dini/ premature rupture of membranes (PROM) → pecahnya


ketuban sebelum waktunya yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan tes
fern (+), IGFBP-1 (+) pada usia kehamilan ≥ 37 minggu.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

PENILAIAN AWAL
DIAGNOSIS
• Konfirmasi diagnosis
• Anamnesis
• Konfirmasi usia gestasi dan
• Pemeriksaan fisik
presentasi janin
• Pemeriksaan penunjang
• Penilaian kesejahteraan
(USG, Lab)
maternal dan fetal
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS
● Terdapat cairan yang keluar

● Keluhan cairan yang keluar ● VT : cairan dalam vagina, selaput ketuban tidak ada
● Pemeriksaan Spekulum : menilai adanya servisitis,
(waktu, kuantitas)
prolaps tali pusat, prolaps presentasi janin; menilai
● Usia gestasi
dilatasi dan pendataran serviks.
● HPHT ○ jika cairan amnion jelas mengalir dari serviks
● Taksiran persalinan → tidak perlu pemeriksaan lainnya.
● Riwayat KPD sebelumnya ○ jika diagnosis tidak dapat dikonfirmasi → tes

● Faktor risiko pH dari forniks posterior vagina dan cari


arborazation of fluid dari forniks posterior
vagina.

PNPK-KPD-2016, Buku Ajar KPD


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

ULTRASONOGRAFI (USG) LABORATORIUM

Untuk menilai : ● Tes nitrazin dan tes fern → apabila diagnosis


KPD aterm masih belum jelas.
● Indeks cairan amnion
● IGFBP-1 → sebagai penanda dari persalinan
● Taksiran berat janin
preterm, kebocoran cairan amnion, atau infeksi
● Usia gestasi dan presentasi
vagina.
janin
● Darah lengkap dan CRP
● Kelainan kongenital janin
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis berdasarkan PPK Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD 2021
• Umur kehamilan >20 minggu

• Keluar cairan ketuban dari vagina

• Pemeriksaan spekulum: terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum

• Kertas nitrazin merah akan jadi biru

• Mikroskopis: terlihat lanugo dan verniks kaseosa


PEMERIKSAAN
FISIK INSPEKSI DENGAN
SPEKULUM
• Untuk mengkonfirmasi keluar cairan dari
vagina.

• Tampak cairan ketuban keluar dari vagina


dan terkumpul di forniks anterior.

• Bila belum tampak, minta pasien untuk

• batuk / mengejan
Hindari pemeriksaan digital vagina terlalu sering
=>
risiko infeksi neonatus.
• Pemeriksaan speculum steril
GAMBARAN NITRAZIN TEST DAN FERN
TEST

POGI-HFKM. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Ketuban Pecah Dini. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonenesia (POGI). 2016;1–17.
ALGORITMA KPD
• P astikan Diagnosis
• Tentukan Umur Kehamilan
• Evaluasi Infeksi
• Tanda Inpartu ada/tidak

Manajemen Ekspektatif Manajemen Aktif

Penanganan dengan Penanganan dengan

pendekatan tanpa intervensi intervensi

persalinan Persalinan

POGI-HFKM. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Ketuban Pecah Dini. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonenesia (POGI). 2016;1–17.
MANAJEMEN EKSPEKTATIF
RAWAT INAP ANTIBIOTIK USIA KEHAMILAN

UK 32-37
UK < 32-
Minggu
34
Minggu
Tanda Tanda Infeksi
Di rawat selama ketuban masih keluar
Inpartu Inpartu (+)
(-) (+) Sampai tidak keluar lagi

Induksi Persalinan
-Tokolitik (Mgso4)
-Kortikosteroid
-Kortikosteroid
-Terminasi UK
-Terminasi setelah 24 jam
37
MANAJEMEN
UK >37 minggu, induksi dengan
oksitoksin
AKTIF
1. Usia kehamilan 20 - <26 minggu,

dan ≥ 34 minggu
2. Terdapat tanda-tanda infeksi
Jika gagal. Pikirkan SC 3. Timbul tanda-tanda persalinan
4. Gawat janin

Jika terdapat tanda infeksi,


berikan antibiotic dosis tinggi

Soewarto, S. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
MEDIKAMENTOSA KPD

Diraviyam, J. 2017. Maternal and perinatal outcome in preterm premature rupture of membranes. https://www.ijrcog.org/index.php/ijrcog/article/download/2696/2449. Diakses pada januari 2021 Soewarto, S. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
ANTIBIOTIK
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI JANIN
● Persalinan lebih awal
- Malpresentasi
KOMPLIKASI IBU
● - Kompresi tali pusat
Infeksi intrauterin
- Oligohidramnion
- Endomyometritis
- Necrotizing enterocolitis
- Korioamnionitis
- Gangguan neurologi
- Sepsis
- Perdarahan intraventrikel
- Sindrom distress
pernapasan

PNPK-KPD-2016
PROGNOSIS
Prognosis dari KPD tergantung pada waktu terjadinya, lebih muda usia
kehamilan, lebih sedikit bayi yang dapat bertahan. Bagaimanapun, umumnya
bayi yang lahir antara 34 dan 37 minggu mempunyai komplikasi yang tidak serius
dari kelahiran premature.

Tergantung
:

Usia Ketepatan diagnosis


Infeksi / Sepsis Faktor resiko
Keham awal/tatalaksana
ilan

Ibrahima C, Alpha D. Effect of premature rupture of membranes on the maternal and fetal prognosis during childbirth at the gynecology-obstetrics. department of the Matam Communal Medical Center. 2020;9(3):911.
Daftar Pustaka
• Panduan Praktik Klinis Obstetri dan Ginekologi. Edisi 3. In: KSM/Departemen Obstetri & Ginekologi FK Unpad RSUP
Dr Hasan Sadikin Bandung. Edisi 3. Bandung; 2021.
• POGI-HFKM. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Ketuban Pecah Dini. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonenesia (POGI). 2016;1–17.
• Pramatirta A, Mantilidewi K. Ketuban Pecah Dini. In: Pribadi A PWKS, editor. Obstetri Patologi. Edisi 4. Jakarta:
Sagung Seto; 2021. p. 671–6.
• Rasti SD, Rochmanti M, Primariawan RY. Cefotaxime vs Ceftriaxone for the Management of Preterm Premature
Rupture of Membranes. Int Arab J Antimicrob Agents. 2020 Feb 2;10(1).
• Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, et al., editors. Preterm Birth. In:
William’s
Obstetrics. 25th ed. New York: McGraw-Hill; 2018. p. 803–34.
• Mercer BM, Chien EKS. Premature Rupture of the Membranes. In: Resnik R, Lockwood CJ, Moore TR, Greene MF,
Copel JA, Silver RM, editors. Creasy and Resnik’s Maternal-Fetal Medicine. 8th ed. Philadelphia: Elsevier; 2019. p. 712–
22.
• Pramatirta AY, Mantilidewi KI. Ketuban Pecah Dini. In: Pribadi A, Permadi W, Krisnadi SR, Erfiandi F, editors.
Obstetri Patologi. Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto; 2021. p. 671–6.
• Dayal S, Hong PL. Premature Rupture Of Membranes. [Updated 2021 Nov 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL):
Thanks
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai