Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

ABORTUS INSIPIENS

Dibimbing oleh:
dr. Adi Rachmanadi, Sp.OG

Disusun oleh:
Lulu Arivista Raharjo 1820221090

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN Obstetri dan Ginekologi


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2019
IDENTITAS PASIEN Nama pasien : Ny. I
Usia : 24 tahun
No. RM : 172***
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Coblong 6/2, Bandungan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Ruang Perawatan : Bugenvil atas
Masuk RS : 6 November 2019
Keluar RS : 8 November 2019
KELUHAN UTAMA keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS.

RPS

1 HARI
SMRS

• Keluhan keluar darah dari jalan lahir • Kencang-kencang pada perut


• Pertama kali saat pasien sedang beristirahat • Masih jarang, 10 menit terjadi 1x dengan
setelah melakukan pekerjaan rumah tangga durasi 10 detik
• Awalnya darah seperti flek  keluar • Keluar air dari jalan lahir disangkal
semakin banyak
• Warna merah segar, prongkol (-)
• Ganti pembalut 2x
• Keluhan ↑: aktivitas berlebih
• Keluhan ↓: istirahat
• Belum pernah minum diobati
Hari masuk
RS

• Pasien hamil anak pertama dengan usia kehamilan


16 minggu dan belum memiliki riwayat keguguran
sebelumnya • HPHT 14 Juli 2019
• pasien masih mengeluhkan keluarnya darah • HPL 21 April 2020.
• Darah keluar mengalir berwarna merah segar. • Riwayat selama kehamilan: mual, muntah,
Prongkol (-) kadang merasa pusing.
• Perut dirasakan beberapa kali kencang • Rutin memeriksakan kehamilan di bidan
• Keluar air dari jalan lahir (-) setiap 2 minggu sekali.
• Imunisasi TT (1x)
• Riw. trauma seperti terjatuh dan ketendang (-)
• riwayat USG kehamilan 1 kali.
• Riwayat demam (-) • Saat kontrol kondisi kehamilan selalu
• Riwayat keputihan yang banyak dan berbau (-) dikatakan baik, tekanan darah tidak pernah
• Riwayat minum jamu (-) tinggi
• Riwayat terpapar radiasi atau sinar rontgen (-)
• BAB 1x sehari dengan warna coklat dan
konsistensi lunak. BAK 3-4x sehari dengan warna
kuning hingga kuning pekat
• Riwayat keluhan serupa : disangkal
RPD • Riwayat HT & DM : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat trauma : disangkal
• Hipertensi dikehamilan sebelumnya :
disangkal
• Kehamilan kembar : disangkal
• Riwayat keluhan serupa : disangkal
RPS • Riwayat alergi : disangkal
• Penyakit jantung : disangkal

• Kehamilan pertama, keguguran (-)


Riw obs, mens, menikah, KB • Menarche : usia 13 tahun
• Siklus haid : 27-28 hari, rutin setiap bulan
• Lama haid : 5-7 hari
• Pasien belum pernah menggunakan KB sebelumnya
• Pasien menikah saat usia 21 tahun, dan usia suami 25 tahun. Pernikahan
pertama bagi pasangan suami dan istri.

• Merokok (-)
Rsos • Alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK

KU & TV STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang Kepala : Normocephal, cloasma gravidarum (-)
Kesadaran : CM, GCS E4V5M6 Mata : Edema palpebra -/-, Konjungtiva anemis -/-,
Gizi : BB: 55 kg TB: 151 cm sklera ikterik -/-
Telinga : Bentuk auricula normal, massa -/-
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Hidung : Septum deviasi -/-, sekret -/-
Nadi : 87 x/menit Leher : Pembesaran KGB -/-
Pernafasan : 20 x/menit Mulut : Mukosa lembab (+), sianosis (-), stomatitis
Suhu : 36.5 oC (-)
SaO2 : 98% Thorax : Normochest, simetris, pulmo VBS +/+ ,
rhonki -/-,wheezing -/-, cor S1-S2 normal, reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Cembung gravid, BU (+) normal, supel,
nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
STATUS OBSTETRIK

A. Pemeriksaan Luar
• Inspeksi : membuncit sesuai usia kehamilan, linea nigra (+), striae gravidarum (-),
luka bekas SC (-).
• Palpasi : fundus uteri teraba antara simfisis dan pusat, nyeri tekan (-)
B. Pemeriksan dalam/Vaginal Toucher
a) Pemeriksaan Luar
• Inspeksi : Perdarahan aktif (+), keputihan (-), lendir (-)
• Inspekulo: portio licin, ostium tampak terbuka, tampak darah keluar dari OUI
b) Pemeriksaan Dalam
• Vagina toucher : OUE terbuka 1 cm, nyeri dan massa adnexa negatif
Diagnosis Kerja

G1P0A0 hamil 16 minggu dengan suspek abortus insipiens.


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan lab 06/11/2019
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 11.3 11.7-15.5 g/dL
Leukosit 27.200 3.600-11.000 U/L Pemeriksaan USG 06/11/2019
Hematokrit 31.1 35-47 %
Eritrosit 3.88 3.8-5.2 ^6/uL Kesan: abortus insipiens, sisa hasil konsepsi
Trombosit 302.000 150.000– 440.000 /uL masih ada di dalam uterus
MCV 85.0 82-98 fL usia kehamilan 16 minggu
MCH 30.9 27-32 Pg/cell
MCHC 36.3 32 – 37 %
RDW 11.8 10-15 %
MPV 10.8 7-11 fL
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0.4 0–1%
Eosinofil 2.0 2–4%
Neutrofil 24.7 H 1.8 – 7.5
Limfosit 5L 25 – 40 %
Monosit 1.02 0–1%
Diagnosis Akhir Penatalaksanaan
G1P0A0 usia kehamilan 16 minggu Non Medikamentosa
Abortus insipiens 1. Rawat inap
2. Observasi keadaan umum, tanda vital,
perdarahan
3. Bed rest total
Prognosis
Medikamentosa
• Ad Vitam : bonam 4. Infus RL 20 tpm
• Ad Functionam : bonam 5. Inj hiosin 1 amp/6 jam
• Ad Sanationam : bonam 6. Misoprostol ½ tab/6 jam pervaginam
7. PO co amoxiclav 500 mg/8 jam

Planning
Pro kuretasi
Rabu S: Pasien mengeluhkan masih keluar Selasa S: Pasien mengeluhkan keluar darah dari
6/11/2019 perdarahan di jalan lahir, jaringan (-), 7/11/2019 jalan lahir serta keluarnya jaringan dalam
Perawatan perut kencang-kencang (+) jarang Perawatan darah, jaringan sebesar ujung ibu jari,
hari ke - 0 O: hari ke - 1 kencang-kencang (+) jarang
 KU: CM, tampak sakit ringan O:
 GCS: E4 M6 V5
 TD :110/70 mmHg,  KU: CM, TSR, GCS: E4M6V5
 Nadi : 88x/m, RR : 22x/m,  TD:110/60mmHg, Nadi: 84x/m, RR:
 Suhu : 36.4oC 22x/m, Suhu: 36.5 C
 HIS : jarang  PPV : darah (+)
 VT : 1 cm
 USG: abortus insipiens A: G1P0A0 hamil 16 minggu dengan
A: G1P0A0 hamil 16 minggu dengan abortus insipiens
abortus insipiens P: IVFD RL 20 TPM
P: IVFD RL 20 tpm Inj hiosin 1 amp/6 jam
Inj hiosin 1 amp/6 jam Misoprostol ½ tab/6 jam pervaginam
Misoprostol ½ tab/6 jam pervaginam Co amoxiclav 500 mg/8 jam peroral
Co amoxiclav 500 mg/8 jam peroral Pro kuretase besok
Rabu 14/8/2019 S: Pasien mengeluhkan keluar darah dari
Perawatan hari ke - 2 jalan lahir serta keluarnya jaringan
dalam darah, jaringan keluar kecil,
kencang-kencang (+) jarang
O:
 KU: CM, TSR, GCS: E4M6V5
 TD:120/60mmHg, Nadi: 84x/m, RR:
22x/m, Suhu: 36.5 C
 PPV : darah (+)
A: G1P0A0 hamil 16 minggu dengan
abortus insipiens
P : pro kuretase hari ini
Pasien boleh pulang 6 jam
postkuretase bila hemodinamik
stabil,tidak ada perdarahan aktif
pervaginam.
PO co amoxiclav 500 mg/6 jam
ABORTUS
ABORTUS

Definisi :
 Perdarahan dari uterus yang disertai dengan keluarnya sebagian atau seluruh
hasil konsepsi pada usia kehamilan < 20-24 minggu dan atau Berat < 500gr
Patofisiologi :
 Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis + nekrosis jaringan
sekitarnya  hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya (benda asing
dalam uterus)  uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya.
EPIDEMIOLOGI

 15-20% dari semua kehamilan


 > 80% terjadi pada kehamilan <12 minggu
 Angka itu kemudia menurun secara bertahap pada umur kehamilan berikutnya

 Frekuensi abortus bertambah dari 12% pada wanita yang berusia kurang dari 20 tahun, menjadi 26%
pada wanita yang berumur lebih dari 40 tahun  Resiko abortus spontan semakin meningkat
dengan bertambahnya paritas & usia
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
1. Genetik
 50% disebabkan oleh kelainan kromosom, 50%
diantaranya adalah gangguan trisomi 3. Faktor endokrin & metabolik
 Trisomi autosomal yang paling umum adalah  Luteal Phase Defect (LPD) mengakibatkan
trisomi 16 (30%) keguguran dini karena implantasi dan plasentasi
 Poliploid 22% tidak didukung secara memadai
 Kurangnya sekresi progesteron dari korpus
 Monoploid 20%
luteum atau respon endometrium yang buruk
2. Kelainan anatomi terhadap progesteron adalah penyebabnya.
 sebagian besar terkait dengan abortus trimester  Hipotiroidisme berlebihan atau hipertiroidisme
kedua dikaitkan dengan peningkatan kehilangan janin
 Diabetes mellitus
a) Ketidakmampuan serviks
b) Malformasi kongenital uterus dalam bentuk
bicornuate atau septate uterus
c) Uterine (fibroid) terutama dari jenis submukosa
4. Infeksi
 Infeksi adalah penyebab late abortus dan abortus
dini yang diterima
 Virus: Rubella, cytomegalovirus, variola, 7. Faktor lingkungan
vaccinia atau HIV  Merokok, alkohol,
 Parasit: Toxoplasma, malaria  Radiasi dan obat antineoplastik
 Bakteri: Ureaplasma, klamidia, brucella.  zat berbahaya: gas anestesi, arsenik, anilin,
timbal, formaldehid meningkatkan risiko.
5. Gangguan imunologi
 Sindrom antibodi antifosfolipid : penghambatan 8. Riwayat trauma
fungsi trofoblas dan diferensiasi  aktivasi jalur  Jika abortus disebabkan khususnya oleh trauma,
komplemen  pelepasan mediator inflamasi lokal kemungkinan kecelakaan tersebut bukan
 trombosis  hipoksia janin peristiwa yang baru terjadi tetapi lebih
merupakan kejadian yang terjadi beberapa
6. Penyakit maternal minggu sebelum abortus
 Penyakit jantung sianotik
 Hemoglobinopati
 Malnutrisi buruk
JENIS DAN DERAJAT ABORTUS SPONTAN

Abortus Iminens
Abortus Insipiens
Abortus Inkomplit
Abortus Komplit
Retensi Embrio (Missed Abortion)
ABORTUS IMMINENS

 Peristiwa perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu, hasil konsepsi masih dalam uterus,
tanpa adanya dilatasi serviks.
Gejala
 perdarahan dari OUE, mules sedikit/(-), besar uterus = usia gestasi, OUI tertutup, tes kehamilan
positif.
Penanganan :
 Bedrest
 USG  janin hidup / mati
 Bisa diberi spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau diberi tambahan hormone progesterone
 Prognosa tergantung macam & lamanya perdarahan.
 Prognosa kurang baik jika perdarahan lama, disertai mules dan pendataran serta pembukaan
serviks.
ABORTUS INSIPIEN

 Peristiwa perdarahan utereus pada kehamilan < 20 minggu, dengan dilatasi serviks uteri yang
meningkat, hasil konsepsi masih dalam uterus.
Gejala :
 Mules sering & kuat, perdarahan bertambah banyak.

Penanganan
 Penanganan : pengeluaran hasil konsepsi bisa dengan vakum atau abortus tang, disusul dengan
kuretase.
 Perdarahan sedikit & Kehamilan < 12 minggu  evakuasi secara digital atau cunam ovum
 Pada kehamilan > 12 MG, perdarahan tidak banyak, bahaya perforasi > besar  Infus oksitosin.
 Bila janin sudah keluar, plasenta tertinggal  pengeluaran plasenta secara digital  kuretase.
 Pasca tindakan perlu perbaikan keadaan umum, pemberian uretonika (ergometri), dan antibiotika
profilaksis
ABORTUS INKOMPLETUS

 Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan < 20 minggu, dengan sisa yang tertinggal dalam uterus.

Diagnosis
 Kanalis servikalis terbuka, teraba, jaringan dapat teraba dalam kavum uteri/ menonjol dari OUE, perdarahan bisa
banyak sekali, tak akan berhenti sebelum sisa konsepsi dikeluarkan  syok.

Terapi
 Penanganan syok  infus NaCl/RLtransfusi kuretase
 Pascatindakan perlu diberikan uretonika parenteral ataupun peroral dan antibiotika
 ergometrin im / iv
ABORTUS KOMPLETUS

 Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.


Gejala
 Perdarahan sedikit, ostium uteri eksternum terutup, uterus mengecil.

Penanganan
 Pengelolaan penderita tidak memerlukan tindakan khusus ataupun pengobatan,
biasanya diberi roboransia atau hematenik bila keadaan pasien memerlukan
 Anemia ringan  Sulfas Ferrosus.
 Anemia sedang / berat  Transfusi
MISSED ABORTION

 Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan selama  8 Mg.


Etiologi diduga Hormon progesteron
Gejala
 Diawali dengan abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau setelah terapi.
 Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan
(-). Sering disertai gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia.
Terapi
 Tergantung KU & kadar fibrinogen serta psikis.
 Jika < 12 Mg  DC  melakukan dilatasi dan kuretase bila serviks uterus memungkinkan.
 > 12 Mg  infus oksitosin 10 IU/D5 500 cc tetesan 20 tetes per menit dan dapat diulangi
sampai total oksitosin 50 unit.
ABORTUS HABITUALIS

 Abortus spontan yang terjadi  3x berturut-turut

Etiologi :
 Abortus spontan, imunologik/ kegagalan reaksi terhadap antigen (lymphocyte trophoblast cross
reactive.)
 Bila reaksi terhadap antigen ini rendah atau tidak ada, maka akan terjadi abortus.
 inkompetensia serviks (di mana ostium serviks akan membuka (inkompeten) tanpa disertai rasa
mules/kontraksi rahim)

Penanganan :
 Anamnesa lengkap, pemeriksaan golongan darah suami & istri, inkompatibilitas darah, pemeriksaan
VDRL, TORCH, pemeriksaan Kromosom & mikoplasma.
 Pada Trimester 2  inkompeten serviks  cerclage
 Tatalaksana tergantung etiologi
ABORTUS INFEKSIOSUS / ABORTUS SEPTIK
 Abortus infeksiosus : abortus yang disertai infeksi traktus Genitalia.
 Abortus septik : abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran
darah atau peritoneum.
Gejala :
 Terjadi abortus disertai tanda infeksi : demam, takikardi, perdarahan pervaginam berbau, uterus
membesar, lembek, nyeri tekan, lekositosis. Bila sepsis  demam , menggigil, Tekanan Darah .

Penanganan ;
 keseimbangan cairan tubuh  infus
 BILA ANEMIS  transfusi,
 Antibiotik.  yang adekuat. Penisilin 4 x 1,2 jutaunit atau Ampisilin 4 x 1 gram ditambah Gentamisin 2
x 80 mg dan Metronidazol 2 x 1 gram
 Kuretase dilakukan dalam 6 jam
DERAJAT ABORTUS
Diagnosis Perdarahan Serviks Besar uterus Gejala lain

         
Abortus Sedikit  Tertutup Sesuai usia Pt positif
·  

iminens sedang Lunak kehamilan ·   Kram ringan


·   Uterus lunak
 

         
Abortus Sedang  Terbuka Sesuai atau Kram sedang/kuat
·  

insipiens banyak Lunak lebih kecil ·   Uterus lunak


 

         
Abortus Sedikit  Terbuka  usia kehamilan •Kram kuat
inkomplit banyak Llunak . Keluar jaringan
•Uterus lunak
 

         
Abortus Sedikit  Tertutup  usia kehamilan Sedikit/tanpa kram
·  

komplit tidak ada Lunak ·   massa kehamilan (+/-)


·   Uterus agak kenyal
 
INDIKASI ABORTUS MEDISINALIS

Gangguan kesehatan yang sangat mengancam


keselamatan ibu
Kehamilan akibat perkosaan atau incest
Dipastikan terjadi cacat berat pada janin (severe
physical deformities ) atau retardasi mental
KORELASI ABORTUS DENGAN USIA KEHAMILAN
(PATOFISIOLOGI)
Pada kehamilan < 8 Mg
 Hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya,
karena villi koriales belum menembus desidua secara
dalam.

Pada kehamilan 8-14 Mg


 Villi koriales menembus desidua lebih dalam,
sehingga plasenta tidak dilepaskan sempurna 
banyak perdarahan.

Pada kehamilan > 14 Mg


 Yang dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah
janin, disusul plasenta, jika lengkap perdarahan tidak
banyak
PIKIRKAN TERJADINYA ABORTUS
(DIAGNOSIS)
Bila seorang wanita usia reproduksi datang dengan gejala sebagai berikut:
 terlambat haid
 perdarahan per vaginam
 spasme atau nyeri perut bawah
 keluarnya massa kehamilan/konsepsi
 Tes kehamilan positif

Prinsip Penatalaksanaan perdarahan per vaginam pada usia kehamilan muda :

1. JANGAN LANGSUNG LAKUKAN KURETASE !!!


2. Tentukan keadaan janin, mati atau hidup. Bila memungkinkan periksa dengan USG.
3. Beta HCG masih dapat positif walaupun janin sudah mati
KOMPLIKASI PROGNOSIS

1. Perdarahan banyak  syok  Angka kesembuhan yang terlihat sesudah


2. Retensi sisa hasil konsepsi  infeksi
mengalami tiga kali abortus spontan akan
berkisar antara 70 dan 85% tanpa tergantung
3. Komplikasi kuretase pada pengobatan yang dilakukan
 perforasi uterus,  Abortus inkomplit yang dievakuasi lebih dini tanpa
 laserasi serviks disertai infeksi memberikan prognosis yang baik
terhadap ibu
 Perdarahan
 evakuasi jaringan sisa yang tidak lengkap dan
infeksi

Anda mungkin juga menyukai