ABORTUS INKOMPLIT
RIWAYAT KONTRASEPSI
TIDAK PERNAH
RIWAYAT ANC RPD
Abdomen
Leopold I : Tidak dilakukan
Leopold II : Tidak dilakukan
Leopold III : Tidak dilakukan
Leopold IV : Tidak dilakukan
Status Ginekologis
Darah rutin
Leukosit 9.300 /l 5.000 10.000
Eritrosit 4,65 juta/ l 4,2 5,4
Hemoglobin 14,1 g/dl 12 14
Hematokrit 40,4 % 37 42
Trombosit 279.000 ribu/ l 150.000 450.000
Beta HCG urin Positif
ULTRASONOGRAFI
- Kandung kemih terisi baik
- Uterus antefleksi, besar biasa ukuran
- Tampak gambaran hipoekoik di kavum uteri
- DJJ (-)
- Cairan bebas (-)
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1 x 1 gr
Pasang laminaria
Pro Kuretase
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad Bonam
Ad functionam : Ad Bonam
Ad sanationam : Ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin berkembang sepenuhnya dan
dapat hidup di luar kandungan dan sebagai
ukuran digunakan kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.
KLASIFIKASI ABORTUS
Menurut Terjadinya Aspek Klinis
1. Abortus Spontan 1. Abortus Iminens
2. Abortus Provokatus 2. Abortus Insipiens
Abortus Teraupetik 3. Abortus Komplit
Abortus Kriminalis 4. Abortus Inkomplit
5. Missed Abortion
6. Abortus Habitualis
7. Abortus Infeksius
8. Abortus Septik
Derajat Abortus
Diagnosis Perdarahan Serviks Besar Uterus
Ab imminens Sedikit-sedang Tertutup Sesuai dg usia
kehamilan
Ab insipiens Sedang-banyak Terbuka Sesuai atau
lebih kecil
Ab Sedikit-banyak Terbuka Lebih kecil dr
inkompletus usia kehamilan
Ab kompletus Sedikit atau Lunak (terbuka Lebih kecil dr
tidak ada tertutup) usia kehamilan
Missed Sedikit, warna Agak kenyal Lebih kecil dr
abortion kehitaman dan tertutup usia kehamilan
FAKTOR RESIKO
1. Bertambahnya usia ibu
2. Riwayat Abortus
3. Kebiasaan Ibu
Merokok
Konsumsi alkohol
Konsumsi kafein (coffee)
Alat kontrasepsi dalam rahim
Psikologis : anxietas dan depresi
ETIOLOGI
1. Faktor Genetik
2. Faktor Anatomi
3. Faktor Hormonal
4. Faktor Infeksi
5. Faktor Imunologi
6. Faktor Trauma
7. Faktor Nutrisi dan Lingkungan
Patogenisis
Umumnya abortus spontan terjadi segera setelah
kematian janin, diikuti oleh perdarahan ke dalam
desidua basalis. Selanjutnya terjadi perubahan
nekrotik di daerah implantasi, infiltrasi sel-sel
peradangan akut, dan berakhir dengan perdarahan
pervaginam.
Pelepasan hasil konsepsi, baik seluruhnya maupun
sebagian, diinterprerasi sebagai benda asing dalam
rongga rahim, sehingga uterus mulai berkontraksi
untuk mendorong benda asing keluar rongga rahim
(ekspulsi).
Gambaran Klinis
Gejala abortus berupa sakit perut kram, mules-
mules, dan perdarahan biasanya berupa darah beku
tanpa atau disertai dengan keluarnya fetus atau
jaringan
Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Lab darah rutin
GDS
USG
Penatalaksanaan
1.Abortus iminens
Bed rest total
Tokolitik
Sedativa
Anti prostaglandin
2.Abortus Insipiens
Stimulasi, bila tidak lengkap lanjutkan evakuasi
3.Abortus komplitus
Tidak ada terapi khusus
4.Abortus Inkomplitus
Bila KU baik tanpa perdarahan banyak, kuretase terencana
Kuretase emergensi bila perdarahan banyak
Antibiotik
5.Abortus Infeksiosa/ septik
Antibiotik masif
Kuretase bila suhu tubuh normal
Kultur dan sensitivitas test
6.Missed abortion
Pemeriksaan lab darah rutin lengkap dan
fibrinogen
Pasang laminaria dan lanjutkan dengan
oksitosin drip atau dangan p;reparat
prostlagandin E 2
Perbaiki hemostasisnya dahulu, transfusi darah
sd fibrinogen> 120 mg
Komplikasi
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Syok
4. Infeksi
PROGNOSIS
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari
etiologi aborsi sebelumnya. Kecuali adanya
inkompetensi serviks, angka kesembuhan yang
terlihat sesudah mengalami tiga kali abortus
spontan akan berkisar antara 70 dan 85% tanpa
tergantung pada pengobatan yang dilakukan.
Abortus inkomplit yang di evakuasi lebih dini
tanpa disertai infeksi memberikan prognosis yang
baik terhadap ibu