Anda di halaman 1dari 66

LAPSUS

Perempuan 49 tahun Diagnosa Kronik Liver


Disease + Lekositosis + Trombositosis +
Anemia

Pembimbing
LETKOL CKM dr. Wendy Budiawan, Sp PD-FINASIM

Oleh :
Luh Putu Prisillia Kaheni Devi (15710054)
SMF BAGIAN PENYAKIT DALAM
RST. TK.II DR.SOEPRAOEN MALANG
FK UWKS SURABAYA
2016
IDENTITAS
Nama : Ny. ES
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin: Perempuan
Alamat : jl. Kresno Blimbing, Malang
Status : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Tanggal MRS : 11-07-2016
Tanggal Pemeriksaan : 13-07-2016
No register : 238753
ANAMNESA (AUTO
ANAMNESA)

Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Nyeri perut terutama sebelah kanan atas di rasakan


sejak 3 bulan SMRS dan memberat sekitar 1 bulan yang
lalu, semakin lama semakin berat. Nyeri seperti di lilit,
nyeri dirasakan terus-menerus, nyeri bertambah jika
makan kekenyangan dan berkurang pada saat istirahat.
Awalnya pasien datang ke IGD dengan keluhan badan lemas sejak 1 minggu
SMRS . Selain itu, benjolan di perut pasien juga semakin lama semakin
membesar, kaku dan perut seperti terasa penuh sejak 3 bulan SMRS.
Kemudian, 4 minggu sebelum ke RST pasien sempat demam yang dirasakan
naik turun, turun jika minum obat. Pasien juga mengeluh mengalami
penurunan berat badan yang drastis 10kg dalam 3 bulan. Tidak ada batuk,
hanya merasakan sesak sejak 2 hari setelah MRS.
Tidak mual, tidak muntah (-), keringat dingin (-), gatal (-), bulu di tubuh rontok terutama
bagian ketiak dan kemaluan (-). Nafsu makan turun sejak 1 minggu yang lalu, makan dalam
sehari hanya porsi 2x dalam sehari, minum (+) sekitar 1 botol aqua ukuran 600ml.

Pasien juga mengatakan BAB warna hitam seperti petis sejak 3 bulan SMRS, agak encer,
namun saat ini pasien belum BAB sejak 1 minggu. Selain itu pasien juga mengatakan saat
buang air kecil warna kencingnya kecoklatan seperti teh .

Pasien mengatakan awalnya periksa 4 bulan SMRS karena BAB keluar darah dan kadang-
kadang warna kehitaman disetai nyeri perut, pasien mengaku punya penyakit ambeien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien tidak pernah mengalami hal serupa yang dialami sekarang


Riwayat penyakit kencing manis disangkal oleh pasien
Riwayat penyakit kuning disangkal pasien
Riwayat penyakit darah tinggi disangkal oleh pasien
Riwayat penyakit jantung disangkal oleh pasien
Riwayat alergi disangkal oleh pasien
Riwayat ambeien sejak 1 tahun SMRS
Riwayat Penyakit
Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang serupa dengan pasien
Terdapat riwayat penyakit kencing manis pada keluarga yaitu kakek pasien
Terdapat riwayat penyakit darah tinggi pada keluarga yaitu nenek pasien
Riwayat pengobatan
MST 1x1

Riwayat sosial
Sebelum sakit, pasien pernah bekerja merawat orang sakit selama 5 tahun. Pasien
mengaku merawat pasien stroke.
Riwayat kebiasaan
Kopi ( -)
Jamu (+) kunyit asam, paling banyak minum 3x/seminggu sejak
Rokok (-)
Alkohol (-)
Olahraga (-)
Pasien tidak memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda (big cola, sprite, fanta, coca cola)

Anamnesa status gizi


Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 40 kg
BMI : 16,65 (underweight)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak lemah
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 4/5/6
Vital Sign :
Tensi : 100/60 mmHg
Nadi : 92 x/menit (regular, kuat)
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,6 oC axilar
Kepala / leher :
Bentuk : oval, simetris (+)
Warna rambut : hitam
Mata
Pupil : isokor
Reflek cahaya :+/+
Konjungtiva palpebra pucat : +/+
Ikterik : +/+
Telinga
Pendengaran : DBN
Hidung
Tidak terdapat sumbatan
Mulut
Bibir sianosis (-) gusi berdarah (-)
Lidah kotor (-)
Leher
Deviasi trakea (-)
JVP tidak meningkat
Pembesaran KGB (-)
Massa (-)
Thorax
Bentuk simetris
Spider nevi (-)
Pembesaran kelenjar getah bening aksilla (-)
Rambut ketiak rontok (-)
Paru Depan Belakang
Kanan Kiri Kanan Kiri
Inspeksi
Bentuk simetris simetris simetris simetris
Gerak nafas simetris simetris Simetris simetris
Penonjolan - - - -
Otot nafas bantuan - - - -
Penyempitan ICS - - - -

Palpasi
Gerak nafas simetris simetris simetris simetris
ICS - - - -
Stem fremitus simetris simetris simetris simetris

Perkusi
Suara perkusi Sonor sonor sonor sonor
Batas paru hati ICS V Dextra
Auskultasi
Suara nafas vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
Suara tambahan - - - -
Jantung
Inspeksi
Ictus cordis tampak di ICS V MCL S
Palpasi
Ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi
Batas kiri : SDE
Batas kanan : SDE
Auskultasi
Suara jantung S1-S2 tunggal, reguler
Murmur (-)
Gallop (-)
Abdomen Palpasi
Inspeksi Distended (+)
Bentuk cembung

Hepar teraba 7 jari dibawah arcus
Umbilicus menonjol
Vena kolateral (+)
costa, permukaan berdungkul
Caput medusa (-)
dungkul, sudut tumpul
Liver span 14 cm
Auskultasi
BU (+) 8 x/menit Lien teraba Schufner II
Bruit (+) Nyeri tekan (+) pada hipokondrium
Perkusi dextra, epigastrium, lumbal dextra
Redup (+) dan hipokondrium sinistra
Shifting dullness (+) Murphy sign (-)
Undulasi (-)
Flank test (-)
Troube area (-)
BAC 14 cm
BPX 17 cm 16
Atas Bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Tremor - - - -
Edema - - + +
Akral dingin - - - -
Kulit N N N N
Kuku N N N N
Eritema + + - -
Palmaris
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM 11 Juli 2016

PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN


Hb 3,2 12-17 gr%
Leukosit 15.170 4000-10000 / qmm
PCV 11,8 40-50%
Thrombosit 764.000 150-450 ribu /qmm

Diabetes (GOD PAP)


Gula darah sesaat reduksi 115 <125/neg mg/dl

Faal Hat
SGOT 115 <33 U/L
SGPT 41 <42 U/L
Total protein 6,92 6,3-8,9 g/dl
Albumin 1,99 3,6-5,2
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
Faal Ginjal
Ureum 31 15 45 mg/dl
Kreatinin 0,72 0,7 1,4 mg/dl
Imunologi
HBsAg NON REAKTIF NON REAKTIF
Pemeriksaan lab tgl 12 juli 2016
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
ELEKTROLIT
Natrium 132,8 135-155 mmol/L
Kalium 3,59 3,6-5,5 mmol/L
Chlorida 102,7 98-107 mmol/L
Pemeriksaan lab tgl 13 juli 2016
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 8,7 L: 14,4-17,5/P: 12,0-15,3
g/dl
Lekosit 21.930 4-10 ribu/cmm
Trombosit 550.000 150-450 ribu
PCV 26,6 40-50%
Pemeriksaan lab tgl 14 juli 2016
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,0 L: 14,4-17,5/P: 12,0-15,3
g/dl
Lekosit 23.960 4-10 ribu/cmm
Trombosit 421.000 150-450 ribu
PCV 32,3 40-50%
Pemeriksaan lab tgl 16 juli 2016
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 8,9 L: 14,4-17,5/P: 12,0-15,3
g/dl
Lekosit 17.480 4-10 ribu/cmm
Trombosit 298.000 150-450 ribu
PCV 26,7 40-50%

PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN


FAAL HATI
Total protein 1,98 6,3-8,9 mg/dl
Albumin 6,03 3,6-5,2 mg/dl
Hasil EKG
Frekuensi : 118x/menit
Ritme : reguler
Irama : sinus
Axis : nomal axis
Hipertrofi : -
Iskemik / infark : -
Miscellaneous : -
USG Abdomen
Hasil USG
HEPAR : membesar, sudut tumpul, berdungkul, tampak massa, intensitas echo heteroechoic, tak tampak
kista/kalsifikasi vena porta, biliar duct dan v.hepatica tidak melebar
GALL BLADDER : tak membesar, dinding tak menebal, tak tampak batu/polip
LIEN PANCREAS : tak tampak kelainan.
REN DEXTRA : tak membesar, tepi regular, intensitas echo tidak meningkat, batas korteks dgn medulla jelas, tak
tampak nodul, kista, batu, sinus renalis tidak melebar
REN SINISTRA : tak membesar, tepi reguler, intensitas echo meningkat, batas korteks dengan medulla jelas, tak
tampak nodul, kista, batu, sinus renalis tidak melebar
BULI : tak tampak massa, batu
Uterus : anteflexi, besar dalam batas normal, tak tampak massa/kalsifikasi
Adnexa dextra et sinistra : tak tampak kelainan
Tak tampak nodule paraaorta
KESAN : Hepatoma
tak tampak metastase di paraaorta
FOLLOW UP 12 Juli 2016

SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESMENT PLANING


Pasien mengeluh perut kembung KU : tampak sakit sedang Hepatoma Infus RD 5 % drip adona
dan keras, kaki bengkak, batuk (+), T: 100/70 mmHg ISPA Injeksi cefotaxim 2x1gr
dahak (-), pilek (-), nyeri dada (-), N: 90 x/mnit Inj. Omeprazole 2x1
sesak (-) makan sulit, sariawan (+) RR : 18 x/mnit Inj. Ondansentron 3x1
Minum (+), mual (+), muntah (-), S : 36,8 C
inj. Furosemide 1-0-0
BAB (-) sejak 1 minggu, BAK (+) A/I/C/D = -/-/-/- Inj. Vit K 3x1
sulit dan terasa perih Cor = S1S2 Tunggal Spirolakton 2x100mg
Rh -/- Wh -/- Curcuma 3x1
Abd : distended(+), teraba hepar Aspar K 3x1
Ektremitas: Akral Dingin (-) Codein 3x1
Edema (+) Azitromicin 3x1
Palmar eritema (+) Syr. Lactulac4x2c
Syr. Sukralfat 4x2c
Betadine kumur 3x2
Transfusi PRC 2labu/hari
FOLLOW UP 13 Juli 2016
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESMENT PLANING

Pasien mengatakan sudah lebih KU : cukup Hepatoma Infus RD 5 % drip adona


baik kondisinya, perut terasa mulai T: 100/60 mmHg Asites permagna Injeksi cefotaxim 2x1gr
mengecil, makan (+),sariawan (+), N: 92 x/mnit Anemia berat Inj. Omeprazole 2x1
minum (+), mual (-), muntah (-), RR : 20 x/mnit (O2) Hemoroid eksterna Inj. Ondansentron 3x1
sesak (+) berkurang, batuk (-), S : 36,5C inj. Furosemide 1-0-0
pilek (-), BAK (+) menggunakan A/I/C/D = +/+/-/- Inj. Vit K 3x1
kateter, warna urin kuning pekat, Cor = S1S2 Tunggal Spirolakton 2x100mg
BAB (+) kemaren warna agak Rh -/- Wh -/- Curcuma 3x1
hitam Abd : distended(+), teraba hepar, Aspar K 3x1
bruit (+), nyeri tekan (+) Codein 3x1
Azitromicin 3x1
Syr. Lactulac4x2c
Syr. Sukralfat 4x2c
Betadine kumur 3x2
Transfusi PRC 2labu/hari
Lingkar perut: 85cm Transfusi albumin
Ektremitas: Akral Dingin (-)
Edema (+)
Palmar eritema (+)
FOLLOW UP 14 Juli 2016

SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESMENT PLANING

Pasien mengatakan merasa baikan, KU : cukup Hepatoma Infus RD 5 % drip adona


nyeri perut sudah berkurang, mual T: 100/70 mmHg Asites Injeksi cefotaxim 2x1gr
(-), muntah (-), sesak berkurang, N: 80 x/mnit Inj. Omeprazole 2x1
batuk (-), makan (+), sariawan (+), RR : 21 x/mnit (O2) Inj. Ondansentron 3x1
minum (+), BAK (+) menggunakan S : 36,2 C
inj. Furosemide 1-0-0
kateter warna kuning pekat 500cc A/I/C/D = +/+/-/- Inj. Vit K 3x1
, BAB (+) normal Cor = S1S2 Tunggal Spirolakton 2x100mg
Rh -/- Wh -/- Curcuma 3x1
Abd : distended (+), teraba hepar , Aspar K 3x1
bruit (+), nyeri tekan (+) Codein 3x1
Azitromicin 3x1
Syr. Lactulac4x2c
Syr. Sukralfat 4x2c
Betadine kumur 3x2

Akral Dingin (-)


Edema (+)
Palmar eritema (+)
FOLLOW UP 15 Juli 2016
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESMENT PLANING

Pasien mengeluh perut terasa KU : cukup Hepatoma + asites Infus RD 5 % drip adona
sedikit nyeri, makan (+) sudah lebih T: 90/60 mmHg Injeksi cefotaxim 2x1gr
banyak, sariawan (+)< minum (+), N: 88 x/mnit Inj. Omeprazole 2x1
batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah RR : 26 x/mnit (O2) Inj. Ondansentron 3x1
(-), mulut sariawan, pusing (-), S : 36,8 C inj. Furosemide 1-0-0
sesak (+), BAB (+), BAK (+), A/I/C/D = +/+/-/- Inj. Vit K 3x1
menggunakan kateter warna urin Cor = S1S2 Tunggal Spirolakton 2x100mg
kuning pekat kecoklatan 500cc Rh -/- Wh -/- Curcuma 3x1
Abd : distended (+), teraba hepar , Aspar K 3x1
bruit (+), nyeri tekan (+) Codein 3x1
Azitromicin 3x1
Syr. Lactulac4x2c
Syr. Sukralfat 4x2c
Betadine kumur 3x2
Transfusi PRC 2labu/hari
Akral Dingin (-)
Edema (+)
Palmar eritema (+)
FOLLOW UP 16 Juli 2016

SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESMENT PLANING

Pasien mengatakan sudah tidak ada KU : cukup Hepatoma + asites permagna Infus RD 5 % drip adona 16 tpm
keluhan, pusing (-), nyeri perut (-), T: 110/70 mmHg Melena Infus aminolebam 16 tpm
sesak (-), nyeri dada (-), batuk (-), N: 80 x/mnit Syrimp pump omeprazole 1 vial
pilek (-), mual (-), muntah (-), mulut RR : 19 x/mnit dlm 50cc NS/6 jam
sariawan, makan (+), minum (+), S : 37,1 C (rectal) Injeksi cefotaxim 2x1gr
BAB (+) konsistensi lembek warna A/I/C/D = +/+/-/- Inj. Ondansentron 3x1
hitam + gumpalan warna merah, Cor = S1S2 Tunggal inj. Furosemide 1-0-0
BAK (+) menggunakan kateter warna Rh -/- Wh -/- Inj. Vit K 3x1
coklat pekat Abd : distended (+), teraba hepar , Spirolakton 2x100mg
bruit (+), nyeri tekan (+) Curcuma 3x1
Aspar K 3x1
Codein 3x1
Azitromicin 3x1
Syr. Lactulac4x2c
Syr. Sukralfat 4x2c
Lingkar perut 91cm Betadine kumur 3x2

Akral Dingin (-)


Edema (+)
Palmar eritema (+)
FOLLOW UP 17 Juli 2016

SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESMENT PLANING

Pasien mengatakan sekarang KU : cukup Hepatoma + asites permagna Infus RD 5 % drip adona 16 tpm
perutnya terasa kembung, pusing (-), T: 100/70 mmHg Infus aminolebam 16 tpm
nyeri perut (-), sesak (-), nyeri dada N: 84 x/mnit Syrimp pump omeprazole 1 vial
(-), batuk (-), pilek (-), mual (+), RR : 24 x/mnit dlm 50cc NS/6 jam
muntah (-), makan (+), minum (+), S : 36,4 C Injeksi cefotaxim 2x1gr
mulut sariawan, BAB (+) , BAK (+) A/I/C/D = +/+/-/- Inj. Ondansentron 3x1
menggunakan kateter warna coklat Cor = S1S2 Tunggal inj. Furosemide 1-0-0
pekat Rh -/- Wh -/- Inj. Vit K 3x1
Abd : distended (+), teraba hepar , Spirolakton 2x100mg
bruit (+), nyeri tekan (+) Curcuma 3x1
Aspar K 3x1
Codein 3x1
Azitromicin 3x1
Syr. Lactulac4x2c
Syr. Sukralfat 4x2c
Akral Dingin (-) Betadine kumur 3x2
Edema (+)
Palmar eritema (+)
Tanggal 19 Juli 2016
Pasien dinyatakan meninggal pada pukul 03.30 WIB setelah pasien apneu dan dilakukan RJP 5
siklus adrenalin 1 amp RJP 5 siklus RJP 20 menit, arteri karotis tidak teraba,
pupil midriasis maksimal, akral dingin
RESUME
Telah diperiksa pasien perempuan , usia 49 tahun dengan keluhan utama: Nyeri perut kanan atas
Dari anamnesa di dapatkan
Malaise
Anoreksia
Perut membesar, kaku, terasa penuh
Riwayat febris
Lost weight (10 kg dlm 3 bulan)
BAK seperti teh
Melena
Dispneu
Minum jamu (+)
34
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan
Konjungtiva pucat (+/+) sklera ikterik (+/+)
Tanda tanda penyakit hepar kronis (+)
edema tungkai (+)
Dari pemeriksaan penunjang di dapatkan
1. Lab:
Anemia (3,2 g/dl)
Lekositosis (15.170)
Hasil usg abdomen: Hepatoma
Trombositosis (764.000) Tak tampak metastase di
SGOT meningkat (115 U/L) paraaorta
Hipoalbumin (1,99 g/dl)
Rasio albumin dan globulin terbalik

35
Problem clue list Problem list Diagnosa kerja Planning diagnose Planning terapi Planning
monitoring
1. Perempuan 50 tahun 1. Kronik liver disease 1.1. Assessment Etiologi AFP Infus RD 5 % drip adona KU
2. Nyeri perut kanan atas (1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,1 a. Sirosis hepatis Biopsi Hepar Injeksi cefotaxim 2x1gr TTV
3. Malaise 3,14,17,18,19) dekompesata CT-scan inj. Furosemide 1-0-0 Faal Hati
4. Anoreksia b. Hepatitis C MRI Inj. Vit K 3x1 Tanda-tanda
5. Perut membesar, kaku, PIVKA 1 , PIVKA 2 Spirolakton 2x100mg ikterik
terasa penuh 1.2 Assessment Anti HCV curcuma 3x1 Tanda-tanda
6. Riwayat febris Komplikasi : HCV-RNA Aspar K 3x1 pendarahan
7. Lost weight (10 kg dlm 3 Hipertensi Porta Azitromicin 3x1
bulan) Hematemesis melena Transfusi PRC 2labu/hari
8. BAK seperti teh Varises esophagus Diit rendah garam
9. Melena Hepatoma
10.Dispneu
11.Konjungtiva pucat (+/+)
12.ikterik (+/+)
13.Tanda-tanda penyakit hepar
kronis (+)
14.Anemia (3,2 g/dl)
15.Lekositosis (15.170)
16.Trombositosis (764.000)
17.SGOT meningkat (115 U/L)
18.Hipoalbumin (1,99 g/dl)
19.Hasil USG : Hepatoma
Problem clue list Problem list Diagnosa kerja Planning diagnosa Planning terapi Planning
monitoring
1. Perempuan 50 tahun 2. Trombositosis 2.1. Assessment Etiologi 1. Cek trombosit 1. Asam asetil salisilat 1x1 Faal Hati
2. Nyeri perut kanan atas (1,9,13,16) a. Trombositosis serial 2. Hidroksiurea 1x1 Tanda-tanda
3. Malaise essential 2. Aspirasi sumsum pendarahan
4. Anoreksia b. Trombositosis tulang
5. Perut membesar, kaku, reaktif 3. Reagen fase akut
terasa penuh
6. Riwayat febris
7. Lost weight (10 kg dlm 3
bulan)
8. BAK seperti teh
9. Melena
10.Dispneu
11.Konjungtiva pucat (+/+)
12.ikterik (+/+)
13.Tanda-tanda penyakit
hepar kronis (+)
14.Anemia (3,2 g/dl)
15.Lekositosis (15.170)
16.Trombositosis (764.000)
17.SGOT meningkat (115 U/L)
18.Hipoalbumin (1,99 g/dl)
19.Hasil USG : Hepatoma
Problem clue list Problem list Diagnosa kerja Planning diagnosa Planning terapi Planning
monitoring
1. Perempuan 50 tahun 2. Lekositosis 2.1. Assessment Etiologi 1. Foto thorax 1. Inj. Cetriaxone 1 g 3x1 Keluhan sesak,
2. Nyeri perut kanan atas (1,6,10,15) a. Pneumonia batuk dan
3. Malaise demam
4. Anoreksia
5. Perut membesar, kaku,
terasa penuh
6. Riwayat febris
7. Lost weight (10 kg dlm 3
bulan)
8. BAK seperti teh
9. Melena
10.Dispneu
11.Konjungtiva pucat (+/+)
12.ikterik (+/+)
13.Tanda-tanda penyakit (1,6,15) b. ISK Inj. Cetriaxone 1 g 3x1 Keluhan
hepar kronis (+) 2. Urine lengkap demam, nyeri
14.Anemia (3,2 g/dl) 3. Kultur urine saat BAK
15.Lekositosis (15.170)
16.Trombositosis (764.000)
17.SGOT meningkat (115 U/L)
18.Hipoalbumin (1,99 g/dl)
19.Hasil USG : Hepatoma
Problem clue list Problem list Diagnosa kerja Planning diagnosa Planning terapi Planning
monitoring
1. Perempuan 50 tahun 3. Anemia 1.1. Assessment Etiologi 1. Hb 1. Transfusi darah PRC KU
2. Nyeri perut kanan atas (1,3,4,8,12,15) 2. MCV, MCHC,MCV 2labu/hari TTV
3. Malaise anemia penyakit kronis 3. Hapusan darah Tanda-tanda
4. Anoreksia tepi pendarahan
5. Perut membesar, kaku,
terasa penuh
6. Riwayat febris
7. Lost weight (10 kg dlm 3
bulan)
8. BAK seperti teh
9. Melena
10.Dispneu
11.Riwayat Minum jamu (+)
12.Konjungtiva pucat (+/+)
ikterik (+/+)
13.Umbilikus menonjol , vena
kolateral (+), bruit (+),
shifting dullness (+),
hepatomegaly,
splenomegali, nyeri tekan
(+)
14.Palmar eritema (+), edema
tungkai (+)
15.Anemia (3,2 g/dl)
16.Lekositosis (15.170)
17.Trombositosis (764.000)
18.SGOT meningkat (115 U/L)
19.Hipoalbumin (1,99 g/dl)
20.Hasil USG : Hepatoma
Tinjauan Pustaka
Hepatoma atau Karsinoma
Hepatoseluler
Patofisiologi
(Sylvia),PAPDI,
Harison
Intrahepatik : pembuluh darah, saluran limfe
P atau infiltrasi langsung
E
N
Y Ekstrahepatik : vena hepatica, vena porta atau
E vena cava.
B
A
R
Sistemik : kelenjar getah bening di porta hepatis
A
N
Karakteristik Klinis
ANAMNESA PEMERIKSAAN FISIK

Teraba pembengkakan lokal di hepar


Perasaan tak nyaman di kuadran kanan-atas abdomen
Rasa penuh di abdomen Asites
Lesu Ikterus
Penurunan berat badan
Hepatomegali dengan atau tanpa bruit
Dengan atau tanpa demam
Anoreksia Splenomegali
Kembung Atrofi otot
Konstipasi atau diare
Sesak nafas
Pemeriksaan Penyaring
Penanda tumor
Alfa-fetoprotein (AFP) : Normalnya 0-20 ng/mL,
pada 60%-70% pada pasien HCC berkisar 400 ng/mL
Des-gamma carboxy prothrombin(DCP) atau PIVKA-2
Ultrasonografi Abdomen
Strategi Skrining dan Surveilans
MRI
Diagnosis
Untuk tumor berdiameter >2cm, adanya penyakit hati kronik, hipervaskularisasi arterial
dari nodul (dengan CT atau MRI) serta kadar AFP serum 400 ng/mL adalah diagnostik.

Kriteria Diagnostik HCC Menurut Barcelona EASL Conference


Kriteria Sito-histologik Pada kasus diatas belum
Kriteria non-invasif (khusus untuk pasien sirosis hati):
memenuhi kriteria diagnostk
Kriteria radiologis : koinsidensi 2 cara imaging (USG/CT-
spiral/MRI/angiografi) sepert pada tabel
Lesi fokal > 2cm dengan hipervaskularisasi arterial
Kriteria Kombinasi : satu cara imaging dengan kadar AFP serum :
Lesi fokal > 2cm dengan hipervaskularisasi arterial
Kadar AFP serum 400 ng/mL
Perjalanan Penyakit
Cepat, bila tidak diobati, sebagian besar pasien meninggal dalam 3 sampai 6 bulan setelah
diagnosis.
Reseksi secara bedah merupakan satu-satunya cara kesembuhan. Namun, hanya sedikit pasien
yang memiliki tumor yang dapat direseksi saat mereka datang karena adanya sirosis, keterlibatan
2 lobus hati, atau metastase jauh (umumnya ke paru, otak, tulang dan adrenal).
Terapi
Reseksi Hepatik
Transplantasi Hati
Ablasi Tumor Perkutan
Terapi Paliatif : Imunoterapi dengan interferon, Terapi antiestrogen, antiandrogen, oktreotid,
radiasi internal, kemoterapi arterial atau sistemik.
SIROSIS HEPATIS
Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai
dengan fibrosis, disorganisasi dari lobus dan arsitektur
vaskular, dan regenerasi nodul hepatosit.
SIROSIS HEPATIS
HIPERTENSI PORTA GANGGUAN FAAL HATI
HIPERTENSI PORTA

V. LIENALIS V. ESOPHAGEAL V. PARAUMBILIKALISV. MESENTRIKA INF

SPLENOMEGALI VARISCES CAPUT HEMOROID


INTERNA ESOPHAGUS MEDUSAE
HIPERSPLENISME
HEMATEMESIS
LEUKOSIT MELENA
TROMBOSIT ANEMIA
HB AMONIAK
FX. DETOKSIFIKASI
PANSITOPENI
ENSEPHALOPATI
HEPATIKUM
GANGGUAN FAAL HATI

METABOLISME METABOLISME
PROTEIN & KARBOHIDRAT STEROID

HIPOALBUMIN GLIKOGENESIS ESTROGEN TESTOSTERON

BILIRUBIN INDIRECT GLIKOGENOLISIS GINEKOMASTI ATROFI


BILIRUBIN DIRECT TESTIS
HIPOGLIKEMI ERITEMA PALMARIS
IKTERUS SPIDER NEVY

TEK. OSMOTIK

ASCITES
KRITERIA SOEBANDIRI
SPIDER NEVI

VENECTASI/VENA KOLATERAL

ASCITES

Pada kasus diatas SPLENOMEGALI

memenuhi 5 kriteria VARISES OESOPHAGUS

RATIO ALBUMIN : GLOBULIN TERBALIK


dari 7 kriteria pada
PALMAR ERITEM
tabel
sirosis hepatis jika terjadi 5 dari 7 kriteria diatas
Anemia penyakit kronis
DEFINISI

Anemia penyakit kronik adalah anemia yang timbul setelah terjadinya proses infeksi atau
inflamasi kronik.
Biasanya anemia akan muncul setelah penderita mengalami penyakit tersebut selama 1-2 bulan.
Gambaran klinis

Anemia pada penyakit kronik biasanya ringan sampai dengan sedang dan munculnya setelah 1-2 bulan
menderita sakit. Biasanya anemianya tidak bertambah progresif atau stabil.

Berat ringannya anemia pada seorang penderita tergantung kepada berat dan lamanya menderita
penyakit tersebut.
Gambaran klinis dari anemianya sering tertutupi oleh gejala klinis dari penyakit yang mendasari
(asimptomatik).
Tetapi pada pasien-pasien dengan gangguan paru yang berat, demam, atau fisik dalam keadaan lemah
akan menimbulkan berkurangnya kapasitas daya angkut oksigen dalam jumlah sedang, yang mana ini
nantinya akan mencetuskan gejala.
Pada pasien-pasien lansia, oleh karena adanya penyakit vaskular degeneratif kemungkinan akan
ditemukan gejala-gejala kelelahan, lemah, klaudikasio intermiten, muka pucat dan pada jantung
keluhannya dapat berupa palpitasi dan angina pektoris serta dapat terjadi gangguan serebral. Tanda
fisik yang mungkin dapat dijumpai antara lain muka pucat, konjungtiva pucat dan takikardi.
Diagnosis anemia penyakit kronik dapat ditegakkan
melalui beberapa pemeriksaan, antara lain dari:
1. Tanda dan gejala klinis anemia yang mungkin dapat dijumpai, misalnya muka pucat, konjungtivapucat, cepat
lelah, lemah, dan lain-lain.
2. Pemeriksaan laboratorium, antara lain:
a. Anemianya ringan sampai dengan sedang, dimana hemoglobinnya sekitar 7-11 gr/dL.
b. Gambaran morfologi darah tepi: biasanya normositik-normokromik atau mikrositik ringan. Gambaran
mikrositik ringan dapat dijumpai pada sepertiga pasien anemia penyakit kronik.
c. Volume korpuskuler rata-rata (MCV: Mean Corpuscular Volume) normalatau menurun sedikit ( 80fl).
d. Besi serum (Serum Iron): menurun (< 60 mug / dL).
e. Mampu ikat besi (MIB = TIBC: Total Iron Binding Capacity): menurun (<250 mug / dL).
f. Jenuh transferin (Saturasi transferin): menurun (< 20%).
g. Feritin serum: normal atau meninggi (> 100 ng/mL).
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi spesifik yang dapat kita berikan untuk anemia penyakit kronik, kecuali pemberian terapi
untuk penyakit yang mendasarinya.
Biasanya apabila penyakit yang mendasarinya telah diberikan pengobatan dengan baik, maka anemianya
juga akan membaik.
Belakangan ini telah dicoba untuk memberikan beberapa pengobatan yang mungkin dapat membantu
pasien anemia penyakit kronik, antara lain:
1. Rekombinan eritropoetin (Epo), dapat diberikan pada pasien-pasien anemia penyakit kronik yang
penyakit dasarnya artritis reumatoid, Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), dan inflamatory
bowel disease.
2. Transfusi darah berupa packed red cell (PRC) dapat diberikan
3. Prednisolon dosis rendah yang diberikan dalam jangka panjang Diberikan pada pasien anemia
penyakit kronik dengan penyakit dasarnya artritis temporal, reumatik dan polimialgia.
Definisi Trombositosis
Jumlah trombosit normal berkisar antara 150000-450000 x 106 cell/mm3. Bila jumlah platelet
lebih besar diatas rata-rata disebut trombositosis.
Trombositosis dapat terbagi menjadi trombositosis reaktif dan primer.
Pada trombositosis primer, terdapat gangguan pengikatan trombopoetin terhadap trombosit
dan megakariosit abnormal sehingga terdapat peningkatan kadar trombopoetin bebas dalam
plasma.
Trombositosis reaktif terjadi karena produksi berlebih dari sitokin proinflamasi seperti (IL)-1, IL-
6, dan IL-11 yang muncul pada inflamasi kronik, infektif, dan keganasan.
Perbedaan TE dan TR

Pada pasien ditemukan :


1. Perdarahan
2. Splenomegali
Medikamentosa
1. Anti platelet agent
- Asam asetil salisilat : 80-160 mg/po, dosis tunggal, atau
- Dypiridamol : 3-6 mg/kgbb/hari, po, dosis terbagi
2. Obat penurun trombosit :
- Hidroksiurea : 20-30 mg/kgbb, po, dosis tunggal
- Anagrelide (dalam penelitian) : 0,5-1 mg/hari, po, atau
- Interferon 2a
Leukositosis
Leukositosis merupakan keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam darah meningkat,
melebihi nilai normal.

jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 4000- 10000/mm3


Penyebab leukositosis
berdasarkan klasifikasi sel:
Neutrofilia Eosinophilia Monositosis

Infeksi Alergi dan Infeksi bakteri


Inflamasi hipersensitifitas Penyakit autoimun
Lithium obat dan vaskulitis
Penurunan Infeksi parasit
marginal neutrofil Gangguan
dermatologi
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan darah.
Waktu perdarahan dan pembekuan, Pada pasien ditemukan
dilakukan untuk mengetahui adanya adanya peningkatan leukosit
gangguan pembekuan darah. pada pemeriksaan darahnya.
Pemeriksaan urin
Kultur/ bakteriologis
Penatalaksanaan

Memberikan terapi antibiotic seperti cefotaxim, Ceftriaxon, dan lain-lain


Melakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin untuk memeriksa jumlah leukosit
Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi pada ibu post partum
Melakukan monitor tanda-tanda vital
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai