AORTAEKA MULIANINGSIH
1810029025
Pembimbing:
dr. Monika Kencana Dewi, Sp.Rad
Klasifikasi diseksi aorta. I dan II. Pada diseksi tipe A, aorta asenden terkena, tanpa melihat
keikutsertaan aorta desenden; III. Pada diseksi tipe B, aorta asenden tidak ikut terkena.8
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala diseksi aorta
meliputi:
• Nyeri dada
• Regurgutasi aorta
• Iskemia miokard
• Efusi Pleura
• Sinkop
DIAGNOSIS
1.Anamnesis
2.Pemeriksaan Fisik
3.Pemeriksaan Penunjang : laboratorium dan pencitraan
PEMERIKSAAN LAB
PENCITRAAN
1.Radiografi
2.CT Scan
3.MRI
4.Echocardiografi
5.Aortografi
Gambaran AP yang
menunjukkan pelebaran
RADIO
GRAFI
mediastinum, kontur
aorta irreguler, dan
kalsifikasi lapisan intima
Perbedaan Lumen sebenarnya dan lumen palsu pada CT
Lumen Sebenarnya Lumen Palsu
Sering tertekan oleh lumen palsu dan diameter lumen lebih besar
ukurannya lebih kecil resiko ruptur dikarenakan
Dinding luar mengalami kalsifikasi berkurangnya elastik recoil dan
SCAN
(menandakan diseksi aorta akut) dilatasi
CT
beak sign
cobweb sign
mengelilingi lumen sejati di Stanford tipe
A
SCAN
CT
(a,b) Diseksi aorta Stanford tipe A. (a). Potongan
Axial dari regio thorax yang menunjukkan
“Dissection Flap” dari aortic root dan aorta
descending (b). Potongan Axial dari regio thorax yang
menunjukkan “Dissection Flap” dari Arkus aorta
SCAN
CT
Terlihat kalsifikasi sepanjang tunika intima pada
lumen sebenarnya (black arrows).“Beak sign” terlihat
pada panah putih di lumen palsu (note: only
applicable on
images axial to the plane of the aorta).
SCAN
CT
(a,b). gambar aksial yang diperoleh pada tingkat yang berbeda menunjukkan diseksi aorta Stanford
tipe B yang melibatkan aorta toraks desenden distal ke arteri subklavia kiri.(c) Pada gambar sagital,
flap diseksi muncul hanya distal ke arteri subklavia kiri (panah). (d). Pada gambar koronal, flap diseksi
muncul distal ke arteri subklavia.
SCAN
CT
Potongan axial dari aorta descending menunjukkan cobweb and Potongan axial dari arkus aorta
mercedes benz appearance dari flap diseksi (panah). menunjukkan windsock appearance
dari flap diseksi (panah).
E K O K A R D I O G R A F I
Pemeriksaan Echocardiographic Transesophageal: panah putih menunjukkan diseksi lamella (A) dan
robekan intimal di dekat selebaran aorta (B)
E K O K A R D I O G R A F I TEE pada diseksi type A pada gambar
grayscale (A) dan warna Doppler (B).
Panah menunjukkan robekan pada
lipatan intimal. Aliran dapat
diidentifikasi pada Doppler. Diseksi
tidak memanjang ke katup aorta
(panah kecil menunjukkan katup)
tetapi diseksi telah menyebabkan
pelebaran dari pangkal aorta dan
oleh karena itu terjadi regurgitasi
aorta akut. Pada Doppler juga
menunjukkan regurgitasi memanjang
ke saluran keluar ventrikel kiri (besar
panah).
MRI potongan sagital yang
diperoleh pada sistol awal
menunjukkan suatu pancaran
darah yang mengalir melalui
robekan intimal dari lumen kanan
anterior yang lebih kecil, ke dalam
MRI
abdominalis. Perhatikan
bahwa tampilan yang
lebih gelap dari lumen
palsu.
A N G I O G R A F I
Aortografi dengan kateter di aorta
ascendens (A) dan aorta abdominalis (B).
Peningkatan densitas kontras tampak
pada lumen sejati (T) dan ada opasitas
buruk dari lumen palsu. Lumen yang
sebenarnya memasok arteri mesenterika
superior dan arteri ginjal kiri, sedangkan
ginjal kanan arteri dipasok oleh lumen
palsu (dan karena itu tidak
divisualisasikan).
A N G I O G R A F I
Oblique arteriogram dari aorta
thorakalis menunjukkan double-
barrel aorta sign dari diseksi aorta.
Baik lumen asli dan lumen palsu
mengalami opasitas.
DIAGNOSIS BANDING
Bicuspid Aortic Valve (BAV) Aneurisma aorta thorakalis
Gejala: Sering kali tidak ada gejala selama bertahun-tahun. • Gejala: nyeri dada, batuk, serak. Gejala regurgitasi aorta
Ketika terdapat endapan kalsium, katup menjadi kaku & akibat dilatasi aorta ascenden: gagal jantung
menyempit, disebut stenosis aorta. Menyebabkan nyeri dada
saat bekerja, sesak nafas, kelelahan, pusing dan pingsan.
Foto Polos: katup aorta tumpang tindih dengan tulang belakang Foto Polos: Pada Foto polos tampak terjadi pelebaran
pada. Dilatasi post stenosis pada aorta ascendens bisa pembuluh aorta
disebabkan oleh BAV
Tumor Mediastinum Penetrating atherosclerotic ulcers (PAU)
Gejala: Batuk, sesak atau stridor muncul bila terjadi penekanan Gejala: Nyeri dada akut, sering digambarkan sebagai dicabik-
atau invasi pada trakea dan/atau bronkus utama cabik, nyeri berpindah atau berdenyut
Foto polos: tampak pelebaran mediastinum yang CT scan: menunjukkan ulserasi di aorta. Dinding aorta
disebabkan oleh massa. menebal tanpa adanya flap intimal atau lumen palsu
PENATALAKSANAAN
Manajemen Awal Diseksi Aorta
Oksigen (indikasi ABC)
Lengkapi riwayat penyakit dahulu dan pemeriksaan fisik lengkap (jika
mungkin)
Monitor denyut nadi, tekanan darah, dan Spo2
EKG 12 lead (dokumentasi iskemia)
Obat nyeri
Infusi IV secara hati-hati (2 kateter 16 gauge)
Tekanan darah diturunkan sampai 110-120 dengan beta blocker
Sodieum nitropruside
Pemeriksaan penunjang (CT, MRI, dll)
Transfer menuju pusat bedah kardiothoraks untuk pembedahan
PENATALAKSANAAN
STEP 1
Konsultasi dengan ahli bedah
Mulai siapkan mekanisme perujukan, dengan lebih dulu menstabilkan tanda vital.
STEP II
Melakukan penilaian tekanan darah dan evaluasi syok. Jika tidak ditemukan hipotensi dan tanda shock
mulai kontrol tekanan darah dengan beta blocker IV jika kontraindikasi dengan beta blocker, maka
gunakan verapamil ditambah dengan opiat IV. Pemberian ini guna menurunkan TD hingga < 120 mmHg
Jika ditemukan hipotensi dan tanda syok maka manajemen akan dilakukan berdasarkan tipe diseksinya.
Tipe diseksi A harus dilakukan operasi langsung, sebelumnya mengatur MAP sebesar 70 mmHg dan
diberikan cairan untuk mengatasi syok. Sedangkan tipe B diberikan cairan IV, mengatur MAP 70 mmHg
dan mulai pikirkan untuk melakukan TTE. Jika kedua tipe ini setelahdiatasai syok dimungkinkan untuk
dilakukan operasi, maka dilakukan operasi segera.
Step III
Mengidentifikasi apakah terdapat komplikasi yang harus mewajibkan utnuk melakukan operasi, misalnya
sindrom malperfusi, diseksi nya mengalami progresifitas, aneurisma mengalami ekspansi, dan terdapat
hipertensi yang tidak terkontrol.
PROGNOSIS