Anda di halaman 1dari 19

Lab/SMF Farmasi-Farmakoterapi P-treatment

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

KONTRASEPSI HORMONAL

Disusun Oleh
Achmad Rizki Al-Hasani 1610029059
Anne Octavia 1610029064

Pembimbing
dr. Ika Fikriah, M.Kes

Lab/SMF Ilmu Farmasi/Farmakoterapi


Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Samarinda
2017
BAB 1
PRESENTASI KASUS

SKENARIO

Seorang wanita usia 21 tahun baru menikah 1 bulan yang lalu datang ke
klinik ingin menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilannya. Pasien
meminta alat kontrasepsi yang mudah dan tidak terlalu mahal. Dari hasil
anamnesis pasien diketahui memiliki riwayat dismenorea berat yang tidak
berespons baik dengan NSAID (non-selective anti inflammatory drugs). Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal, pasien dalam keadaan
menstruasi, berat badan 50 kg riwayat diabetes (-) dan hipertensi(-).
Pertanyaan:
- Tentukan langkah-langkah p-treatment dalam pemilihan kontrasepsi pada kasus
diatas.

P-Treatment
1) Problem Pasien
 Problem utama : Ingin mencegah kehamilan dengan bantuan alat
kontrasepsi.
 Problem tambahan : Pasien mempunyai riwayat dismenore berat.
2) Tujuan pengobatan
 Untuk mencegah kehamilan dan mengatur jarak kehamilan
 Membantu pasien memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan berat
badan, usia dan kondisi kesehatan pasien saat ini.
3) Pemilihan Terapi
Pemilihan jenis kontrasepsi hormonal disesuaikan dengan kondisi
ekonomi dan kesehatan pasien yang memiliki riwayat dismenore berat.

Kontrasepsi Efficacy Safety Suitability Cost


Hormonal ++ +++ ++ +++
Menghambat ES: gangguan KI: kehamilan, Microlut tab
ovulasi dengan cara haid, mual, wanita usia > 40 35
menekan sekresi peningkatan tahun, thrombosis (Rp.19.600),
hormone FSH dan berat badan, atau emboli, Microdiol tab
LH. Menambah gangguan hipertensi, 28
kekentalan mukus toleransi gangguan fungsi (Rp.5.200),
serviks, glukosa pada hepar, hiperplasi Planak tab 28
menghambat nidasi diabetes. endometrium (Rp.5.000),
dan gangguan Planibu
pergerakan tuba (MPA) vial
(Rp.8.000)
IUD ++ ++ ++ ++
Terjadi ES: perdarahan KI: Hamil/diduga
Nova T Cu
endomeriosis steril dan nyeri, hamil, infeksi
sehingga ekspulsi, panggul, lecet/erosi 200 AG
menimbulkan : perforasi,infeksi, mulut rahim,
(Rp.170.000)
proses nidasi sukar hamil, dicurigai
terjadi, kehamilan keganasan,
meningkatkan ektopik, perdarahan haid
lendir hebat
servik,adanya
makrofag yang
membuuh kuman
Efektif 97-99%

Berdasarkan tabel di atas, pilihan kontrasepsi hormonal yang sesuai


dengan kondisi pasien adalah metode progesterone, karena progesteron dapat
digunakan pada wanita semua usia reproduksi dan dapat mengurangi keluhan
dismenore pasien. Bentuk sediaan kontrasepsi hormonal progesteron dapat berupa
pil, suntik dan intradermal.

Cara Efficacy Safety Suitability Cost


pemberian
Oral +++ +++ +++ ++
Menekan ovulasi, Gangguan I: wanita usia Cerazette tab
mempengaruhi siklus haid, siklus haid, reproduktif yang 75 mcg x 28
dan meningkatkan peningkatan membutuhkan (Rp.79.695)
viskositas mucus serviks berat badan, proteksi dari
pusing, mual kehamilan
dan anoreksia (reversible), nyeri
haid hebat

Injeksi +++ +++ +++ +++


Menghambat ovulasi Gangguan I: wanita usia Lanibu
dengan menekan sekresi siklus haid, reproduktif yang (MPA) vial
hormone FSH dan LH peningkatan membutuhkan (Rp.8.000)
berat badan, proteksi dari
pusing, mual kehamilan
dan anoreksia (reversible), nyeri
haid hebat
Implan ++ +++ ++ +
subkutan Menekan lonjakan LH dan Gangguan I: wanita usia Implanon,
ovulasi. Perlindungan siklus haid, reproduktif yang Implan limas
kontrasepsi mulai 24 jam peningkatan membutuhkan (Rp.608.000)
setelah insersi dimana obat berat badan, proteksi dari
dilepaskan kedalam darah pusing, mual kehamilan
secara difusi melalui dan anoreksia (reversible), nyeri
dinding kapsul haid hebat

Cara pemberian kontrasepsi yang dipilih adalah suntikan karena


kontrasepsi ini mudah dan pasien tidak perlu mengingat-ingat setiap hari.
Pemberian suntikan KB dilakukan 3 bulan sekali. Suntikan KB tidak mengganggu
hubungan seksual, cocok untuk wanita usia reproduktif yang memiliki riwayat
dismenore dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pil KB, sedangkan
pada pemberian oral ada kemungkinan untuk lupa karena harus diminum tiap hari
dan efektif bila dilakukan secara benar (waktu yang tepat/jam yang sama setiap
harinya dan tidak oleh ada tablet yang lupa diminum setiap hari). Coitus
hendaknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil. Sedangkan untuk
pemberian intradermal, selain harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan oral dan
suntikan, juga mempertimbangkan keadaan psikologis pasien dengan tindakan
bedah minor dan kesulitan dalam pengangkatan implant.

4) Pemberian terapi
a. Terapi non farmakologis
- Memberikan pengertian tentang kontrasepsi pilihan yang aman dan
sesuai untuk pasien
- Meminta pasien untuk menghindari stress dan meyakinkan pasien agar
tidak takut dalam memilih kontrasepsi yang sesuai dan aman
- Mengatur pola makan dan menu makanan yang sehat dan bergizi
b. Terapi farmakologis
Penulisan Resep
Setelah diberi penjelasan dan saran, pasien memilih bentuk
konrasepsi suntik, maka obat yang diberikan :

dr. Anne Octavia


Jln. Bhayangkara No. 25 (08124567897)
SIP : 16 / 100 / SIP / V / 025
Samarinda, 15 April 2017

R/ Depo Prevora vial fl No. I


S i.m.m

R/ Syringe 3 cc No. I
S i.m.m

Pro : Ny. A
Usia : 21 tahun
Alamat : Jln. Mawar No. 11

5) Komunikasi terapi
 Informasi obat
- Bentuk sediaan adalah suntik
- Cara pemakaian: suntikan secara intramuskulus di pantat, diberikan
setiap 12 minggu sekali
 Informasi terapi
- Menjelaskan tentang efek samping dari penggunaan KB suntik
seperti gangguan siklus menstruasi, mual, muntah dan pendarahan
spotting.
- Mengingatkan pasien jadwal kembali untuk suntikan selanjutnya (3
bulan dari tanggal suntikan pertama)
- Memberitahu pasien bahwa suntikan ulangan DMPA bisa
diberikan 2 minggu lebih awal hingga 2 minggu lebih lambat-tanpa
perlu perlindungan tambahan.
- Memberi informasi pada pasien mengenai adanya kemungkinan
untuk terjadinya kehamilan, walaupun telah menggunakan
kontrasepsi.
 Monitoring dan Evaluasi
- Jika efek samping sangat menganggu, segera kembali ke dokter

- Apabila pasien mengeluh nyeri perut bawah hebat kemungkinan


terjadi kehamilan ektopik, segera kembali ke dokter.

- Kembali ke dokter, apabila ingin mengganti kontrasepsi untuk


kemudian diganti dengan kontrasepsi bentuk lain (tergantung
pasien).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Di bawah pengaruh hipotalamus, hipofisis mengeluarkan menurut urutan


tertentu Follicle Stimulang Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
Hormon-hormon ini dapat merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen dan
progesteron. Estrogen dan progesteron berperan menumbuhkan endometrium
pada waktu daur haid, dalam keseimbangan tertentu menyebabkan ovulasi dan
penurunan kadarnya mengakibatkan disintegrasi endometrium dan haid.
Kontrasepsi hormonal berperan dalam menghambat proses proses tersebut di atas
(Prawirohardjo, 2009).
Kontrasepsi Hormonal Golongan Progestin
Progestin Oral (Minipil)
Disebut juga mini-pil, merupakan kontrasepsi yang hanya mengandung
progestin. Efektivitasnya lebih bergantung pada perubahan terhadap mucus
serviks dan pengaruh terhadap endomentrium. Perubahan mucus tidak terjadi 24
jam, oleh sebab itu mini-pil harus di minum pada waktu yang sama setiap hari
supaya efektifitasnya maksimal (Cunningham dkk, 2013). Minipil tersedia dalam
dua kemasan yaitu isi 35 pil (mengandung 300 µg levonorgestrel atau 350 µg
noretindron) dan isi 28 pil (mengandung 75 µg desogestrel)
A. Efektivitas
Penggunaan mini-pil efektif dalam mencegah kehamilan (sekitar 96%-
97,5%)(Goodman, 2012). Minipil harus diminum setiap hari (sebaiknya pada
malam hari di jam yang sama) dan jangan sampai ada tablet yang lupa diminum.
Efektifitasnya lebih bergantung pada perubahan mucus dan tidak bertahan lebih
dari 24 jam, oleh sebab itu perlu di konsumsi setiap hari (Cunningham, 2013).
Gangguan gastrointestinal seperti muntah dan diare sebaiknya dihindari karena
dapat menurunkan efektivitas dari minipil sehingga angka kejadian kehamilan
akan meningkat. Penggunaan obat – obatan mukolitik juga perlu dihindari karena
dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif minipil
akan terganggu. Senggama sebaiknya dilakukan 3 – 20 jam setelah penggunaan
minipil.
B. Keuntungan Minipil
Pil yang hanya mengandung progestin mempunyai efek samping yang
minimal dan tidak menyebabkan hipertensi. Sediaan ini ideal untuk berberapa
wanita yang beresiko tertinggi mengalami komplikasi kardiovaskular. Selain itu,
mini-pil sering menjadi pilihan utama untuk ibu menyusui. Karena selain tidak
menurunkan laktasi, jika kontrasepsi ini di kombinasikan dengan menyusui, maka
efektifitas nya 100 persen sampai 6 bulan dan tidak mengganggu produksi asi
(Cunningham dkk, 2013). Selain itu juga kontrasepsi jenis ini tidak menyebabkan
mual dan pelembekan pada payudara (Goodman, 2015).
C. Kerugian
Kontrasepsi ini harus diberikan pada waktu yang sama setiap hari. Jika pil
yang hanya mengandung progestin terlambat di berikan hanya 4 jam, maka
kontrasepsi cadangan harus di gunakan selama 48 jam berikutnya. Dan efektifitas
obat hormonal juga menurun dengan obat yang tercantum di bawah ini :
Pada penggunaan kontrasepsi jenis ini, pendarahan secara mendadak, tidak
teratur dan tak terduga merupakan alasan utama pengguna menghentikan
kontrasepsi dan juga kontrasepsi jenis ini menimbulkan jerawat karena aktivitas
androgenik sediaan obatnya yang mengandung noretidone (Goodman, 2015).
Selain itu kegagalan kontrasepsi hormonal lainnya seperti terjadinya kehamilan,
kehamilan ektopik dan kista ovarium memiliki frekuensi yang lebih sering terjadi
pada wanita- wanita penngguna kontrasepsi ini walaupun tidak selalu memerlukan
intervensi segera. Perdarahan uterus ireguler merupakan kerugian jelas lainnya
dan dapat bermanifestasi sebagai amenorea, metrogia, atau menorgia Amenorea
sering terjadi pada pengguna yang sudah menggunakan lebih dari 1 tahun
(Cunningham dkk, 2013).
A. Indikasi
a. Pasien yang menginginkan metode kontrasepsi yang efektif selama
periode menyusui
b. Pascapersalinan dan tidak menyusui
c. Pascakeguguran
d. Perokok segala usia
e. Riwayat tekanan darah tinggi (<180/110 mmHg) atau dengan
masalah pembekuan darah.
B. Kontraindikasi Minipil
a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas
c. Sedang terapi tuberkulosis (rifampisin) atau terapi epilepsi
(fenitoin dan barbiturat)
d. Riwayat kanker payudara, mioma uteri dan stroke
e. Sering lupa menggunakan pil
C. Waktu Penggunaan Minipil
a. Pil mini mulai di minum pada hari haid pertama secara kontinu
tanpa istirahat.
b. Minum setiap hari di waktu yang sama dengan kelonggaran 1-2
jam.
c. Mulai hari pertama haid hingga habis 1 blister, yang terdiri dari 28
tablet, 22 tablet aktif (berisi hormone), dan 6 tablet placebo.
d. Setelah habis 1 blister segera mulai dengan blister baru.
e. Apabila minum minipil setelah hari ke-5 jangan melakukan
hubungan selama 2 hari sejak minum minipil.
f. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan
dapat dimulai saat itu juga.
g. Minipil dapat diberikan segera pasca abortus.
h. Bila pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain
dan ingin mengganti minipil, minipil dapat segera diberikan.
apabila sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntikan, minipil
diberikan saat jadwal suntikan berikutnya.
D. Edukasi Pasien
a. Cara Minum Minipil
i. Minum pil setiap hari pada jam yang sama
ii. Bila pasien muntah setelah 2 jam menggunakan pil,
minumlah pil yang lain atau gunakan kontrasepsi lain jika
ingin melakukan hubungan seksual dalam 48 jam
berikutnya. Begitu pula bila pasien lupa minum lebih dari 3
jam
iii. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil segera minum saat
pasien ingat dan gunakan metode perlindungan hingga
akhir bulan.
b. Efek Samping Minipil
i. Terjadi perubahan pola haid dalam 2-3 bulan pertama.
Perubahan pola haid ini sifatnya sementara dan tidak
mengganggu kesehatan.
ii. Kadang – kadang muncul efek samping peningkatan berat
badan, sakit kepala ringan dan nyeri payudara namun tidak
berbahaya dan dapat hilang sendiri.
Kontrasepsi Kombinasi Oral
Kontrasepsi oral yang mengandung esterogen dan progesterone, Obat obat
ini sangat berkhasiat, dengan efektivitas yang secara teoritis mencapai 99,99%
dan efektivitas penggunaan 97% sampai 98%. Dua esterogen yang di gunakan
adalah etinil estradiol dan mestranol (etinil estradiol yang sering digunakan), dan
berberapa progestin yang saat ini di gunakan, kombinasi kontrasepsi oral tersedia
dalam bentuk sediaan satu fase, dua fase, dan tiga fase, biasanya di sediakan
dalam bentuk kemasan untuk 21 hari dan 28 hari. (Goodman, 2015).

A. Mekanisme Kerja
Kombinasi kontrasepsi oral bekerja dengan cara mencegah ovulasi dengan
menekan hypothalamic gonadotropin-releasing factor. Ini selanjutnya mencegah
sekresi hipofisis yaitu follicle-stimulating hormone (FSH) dan Lutenzing hormone
(LH) (Goodman, 2015). Progestin menekan LH dan juga mengentalkan mucus
serviks sehingga memperlambat masuknya sperma. Estrogen mencegah dengan
menekan pengeluaran FSH. Esterogen juga menstabilkan endomentrium, yang
mencegah terjadinya pendarahan intermenstrual-juga dikenal sebagai breaktrough
bleeding.
B. Keuntungan
a. Metode pencegahan kehamilan yang efektif dan dapat kembali
agak cepat.
b. Terdapat beberapa manfaat no-kontraseptif, berberapa diantaranya
seperti meningkatkan kepadatan tulang, mengurangi anemia dan
kehilangan darah menstruasi, menurunkan risiko kehamilan
ektopik, meringankan disminorea karena endometriosis dan
mengurangi keluhan pre-menstruasi.
C. Kerugian
a. Terjadi gangguan metabolic, seperti meningkatnya tiroksin (T 4)
dan thyroid binding protein.
b. Konsenterasi kortisol plasma meningkat hampir sebanding dengan
peningkatan transkortin.
c. Peningkatan metabolisme karbohidrat pada wanita tidak menderita
diabetes.
d. Menyebabkan hipertensi, dan beresiko menyebabkan thrombosis
vena dan arteri
e. Resiko yang jarang terjadinya tromboemboli, infark myokard dan
stroke.
D. Indikasi
a. Wanita muda yang membutuhkan proteksi maksimum dari
kehamilan, disertai keuntungan menstruasi dan reversibilitasnya
yang segera dan ingin menggunakan metode yang tidak bergantung
pada hubungan seksual
b. Keadaan medis seperti: dismenore, menoragia, sindrom
pramenstruasi, endometriosis, kista ovarium fungsional, sindrom
ovarium polikistik, amenore hipo-estrogenik, wanita muda dengan
menopause prematur dan wanita dengan riwayat KET.
E. Kontraindikasi
a. Kehamilan
b. Sedang atau pernah menderita penyakit sirkulasi:
 Semua riwayat trombosis arteri atau vena.
 Penyakit jantung iskemik, termasuk angina dan
kardiomiopati.
 Migren yang didahului oleh aura fokal; atau yang sangat
parah; atau yang memerlukan terapi ergotamin.
 Kelainan koagulasi atau fibrinolisis protrombotik.
 Riwayat perdarahan otak.
c. Sedang menderita penyakit hati (sirosis hati, adenoma atau
karsinoma hati, batu empedu).
d. Riwayat penyakit serius yang diketahui dipengaruhi oleh steroid
seks atau oleh pemberian KOK sebelumnya.
e. Apabila ansietas wanita mengenai keamanan kontrasepsi oral
kombinasi tidak dapat diatasi dengan konseling.

F. Waktu Memulai Oral Kombinasi


a. Idealnya pada hari pertama siklus menstruasi.
b. Namun bisa juga pada hari di minggu menstruasi ataupun mulai
ketika di resepkan pada hari apapun.
c. Pil di minum setiap hari (dalam interval 21-81 hari)
d. Pil harus diminum pada hari yang sama.
e. Jadwal minum pil yang terlewat dapat di jaga siklusnya dengan
melipat gandakan dosis.
G. Edukasi Pasien
a. Perlu ditekankan bahwa pil harus dikonsumsi secara teratur pada
waktu yang mudah diingat, misalnya saat menggosok gigi di pagi
atau malam hari. Keterlambatan minum pil dapat menyebabkan
perdarahan di luar siklus, yang kemudian dapat berkepanjangan
selama beberapa hari dan dapat menimbulkan masalah kepatuhan
sehingga terjadi kehamilan.
b. Menjelaskan efek samping kontrasepsi oral kombinasi:
 Amenorea (tidak ada perdarahan)
 Mual, pusing atau muntah
 Perdarahan pervaginam/spotting.

Kontrasepsi Progestin Suntik


Keunggulan dari kontrasepsi progestin suntik adalah efektivitas
kontrasepsi yang setara atau lebih baik daripada kontrasepsi oral kombinasi (0,3
kehamilan per 100 perempuan per tahun dengan syarat penyuntikan dilakukan
teratur sesuai jadwal) serta gangguan laktasi yang minimal (Cunningham dkk,
2013). Tersedia dua jenis kontrasepsi suntik progestin yaitu
 Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) mengandung 150 mg
DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan disuntikkan intramuskular di
daerah bokong.
 Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat) mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntikkan
intramuskular.
A. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerjanya bersifat multiple dan mencakup inhibisi ovulasi,
peningkatan viskositas mucus serviks, dan menciptakan kondisi endomentrium
yang tidak mendukung untuk implantasi ovum.
B. Keuntungan
a. Dosis penyuntikan per 3 bulan sehingga efektivitas lebih baik
daripada oral.
b. Mencegah kehamilan jangka panjang.
c. Tidak mempengaruhi laktasi, tidak adanya bukti pengurangan
jumlah atau kualitas ASI serta tidak adanya efek pada pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
d. Metode progesteron memberi manfaat pada gejala dismenore,
sindrom pramenstruasi, dan mastalgia.
C. Kerugian
a. Sering ditemukan gangguan haid (siklus memanjang atau
memendek, perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan tidak
teratur atau perdarahan bercak, amenorea)
b. Anovulasi jangka panjang pasca pemberhentian yang
menyebabkan kesuburan kembali terlambat.
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu.
d. Berat badan pasien bertambah.
D. Indikasi
a. Ibu menyusui
b. Pasca abortus
c. Sedang terapi tuberkulosis atau terapi epilepsi
d. Sering lupa minum pil kontrasepsi
e. Perokok
f. Tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah pembekuan
darah.
E. Kontraindikasi
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas.
c. Menderita kanker payudara atau riawayat kanker payudara
d. Diabetes mellitus disertai komplikasi.
F. Waktu Memulai Suntikan Progestin
a. Hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid.
b. Pada ibu yang tidak sedang haid, suntikan dapat diberikan kapan
saja. Setelah dilakukan suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual selama 7 hari.
G. Cara Pemberian Suntikan
a. Injeksi noretisteron enantat. Pada 4 injeksi pertama berjarak 8
minggu, sedangkan pada injeksi ke-5 dilakukan 12 minggu setelah
injeksi ke-4 begitu juga seterusnya. Injeski intramuskular di bagian
bokong.
b. Injeksi depo medroksiprogesteron asetat diberikan setiap 3 bulan
dengan disuntikkan intramuskular di bagian bokong.
H. Edukasi Pasien
a. Dapat menimbulkan gangguan haid yang bersifat sementara.
b. Efek samping yang sering terjadi yaitu
 Peningkatan berat badan
 Sakit kepala
 Gangguan pola menstruasi
 Bercak darah atau perdarahan yang berkepanjangan atau
sering
 Amenore
c. Setelah suntikan dihentikan, haid biasanya datang setelah 6 bulan

Implan Progestin
Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen
dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun. Metode
ini dikembangkan oleh The Population Council, yaitu suatu organisasi
international yang didirikan pada tahun 1952 untuk mengembangkan teknik
kontrasepsi.
A. Mekanisme Kerja
Implan mencegah kehamilan melalui beberapa cara. Seperti kontrasepsi
progestin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus
serviks sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.walaupun dalam konsentrasi
rendah, progestin dapat mengentalkan mukus serviks. Levonogestrel (LNG)
menyebabkan terjadi perubahan komposisi mukus serviks. Perubahan terjadi
segera setelah pemasangan implan. Levonogestrel dilepaskan secara terus
menerus dari kapsul utnuk menekan pengeluaran FSH dan LH dari hipotalamus
dan hipofise. Lonjakan LH direndahkan sehingga ovulasi ditekan oleh
levonorgestrel. Level LH ditekan lebih kuat oleh etonogestrel sehingga tidak
terjadi ovulasi dalam 3 tahun pertama setelah penggunaan implan.
Penggunaan progestin jangka panjang dapat menyebabkan hipotropisme
endometrium sehingga dapat mengganggu proses implantasi. Levonogestrel dan
progestin sintetik lainnya menghambat reseptor progesterone sehingga sel
endometrium menjadi tipis dan sekresi kelenjar menurun. Perubahan pertumbuhan
dan maturasi endometrium juga menjadi sebab terjadinya perdarahan irregular.
B. Efektivitas Implan
Implan sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Angka kehamilan
dalam tahun pertama adalah 0,2 per 100 perempuan dan angka kumulatif pada
tahun kelima hanya 1,6.
C. Efek Samping Implan
Efek samping yang sering terjadi adalah perubahan pola haid. Dapat terjadi
perdarahan terus menerus atau spotting dalam 6-9 bulan pertama pemakaian.Pada
tahun pertama pemakaian, 66% mengalami siklus haid tidak teratur, 27% teratur
dan 7% amenorea. Setelah 3-5 tahun pemakaian hanya 38% yang tetap mengalami
haid yang tidak teratur sedangkan 62% normal dan tidak mengalami amenorea.
Efek samping lain yang sering timbul antara lain sakit kepala (1,9%), peningkatan
berat badan (1,7%), gugup atau cemas (1,1%), depresi (0,9%).
D. Kondisi Pasien
a. Cocok menggunakan implan
i. Pasien menyukai metode jangka panjang sehingga tidak
repot.
ii. Tidak mau menambah anak tetapi belum siap unk
melakukan kontrasepsi mantap (MOP/MOW)
iii. Sedang menyusui bayi yang berusia > 6 minggu yang
membutuhan kontrasepsi
iv. Pasien merokok.
b. Perlu pertimbangan.
i. WHO Kelas 1. Hipertensi moderat (TD < 180/105 mmHg)
ii. WHO Kelas 2. Pasien diabetes mellitus, hipertensi berat
(TD > 180/105 mmHg), sefalgia, perubahan pola haid.
c. Aman. Pasien penyakit kantung empedu, riwayat pre-eklamsia,
merokok, operasi, penyakit tromboembolik dan penyakit katup
jantung.
E. Jenis Implan
a. Norplant I
b. Norplant II
c. Implanon
F. Waktu Pemasangan
a. Selama haid (hari 1-7)
b. Pascapersalinan (3-4 minggu) apabila tidak sedang menyusui
bayinya.
c. Pascakeguguran (segera atau dalam 7 hari)
d. Sedang menyusui bayi secara ekslusif (6 minggu – 6 bulan
pascapersalinan)
BAB III
KESIMPULAN

Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk


pengaturan kehamilan dalam menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Pemilihan
kontrasepsi ini didasarkan pada empat hal yaitu efikasi, keamanan, kecocokan dan
harga. Efikasi kontrasepsi dinilai dari efektivitas metode KB dalam mencegah
kehamilan, keamanan dinilai dari efek samping atau bahaya serius yang
ditimbulkan oleh metode, kecocokan dinilai dari kesesuaian antara manfaat
metode KB dengan kondisi kesehatan pasien serta indikasi dan kontraindikasi,
dan harga juga disesuaikan dengan kondisi ekonomi pasien.

Pasien diarahkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal karena


efeknya reversibel dan mudah dilakukan. Kontrasepsi hormonal yang dipilih
adalah kontrasepsi progestin yang lebih aman dan baik untuk digunakan pasien
dengan kondisi tersebut. Penggunaan tipe kontrasepsi progestin (oral, suntik atau
implan) didasarkan pada kebutuhan pasien seperti pasien sering lupa apabila harus
minum pil setiap hari atau kondisi perekonomian pasien yang tidak
memungkinkan untuk memasang implant. Oleh karena itu, pasien diberikan
kontrasepsi suntik kombinasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
kesehatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Anna., Ailsa Gebbie. 2012. Keluarga Berencana dan Kesehatan


Reproduksi Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.(2011). Buku Panduan


Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiohardjo.

Cunningham, F. Gary. Gant, Norman F. Leveno, Kenneth J. Gilstrap, Larry C.


Hauth, John C. Wenstrom, Katharine D. (2013). Obstertri Williams (21th
Edition). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Gilman, A. G. (2012). Goodman & Gilman Dasar Kedokteran Terapi (Vol.4). (J.
G. Hardman, & L. E. Limbird, Eds.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Ilmu Kandungan (Edisi 2).Jakarta: PT. Bina


Pustaka Sarwono Prawiohardjo.

Saifudin BA, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo.

Suherman, Suharti K. (2012). Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta:


Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai