Anda di halaman 1dari 45

TUTORIAL KLINIK

KEGAWAT DARURATAN
PARU
EKA MULIANINGSIH
1810029025

Stase Ilmu Penyakit Dalam


SMF Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Laporan kasus
ANAMNESIS UMUM
Identitas Pasien
• Nama : Ny. E
• Umur : 53 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Muara Kaman
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Pergudangan Bawang

Tanggal MRS: 24 Juli 2019


ANAMNESIS KHUSUS
Keluhan Utama
• Batuk Darah
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang dengan keluhan batuk darah yang dirasakan sejak 6 tahun
terakhir. Batuk darah hampir dirasakan setiap hari dan berwarna merah segar
serta disertai gumpalan. Dalam 1 hari jumlah darah yang di batukkan hingga
setengah botol air mineral (+/- 300 ml). Pasien juga terkadang merasakan
sesak terutama saat batuk dan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar hingga
ke punggung. Pasien telah terdiagnosis Kanker Paru sejak 3 tahun terakhir
dan sudah menjalani kemoterapi sebanyak 3 siklus. Berdasarkan keterangan
pasien, kemoterapi saat ini tidak dilanjutkan oleh karena reaksi alergi dari
tubuh pasien. Pasien rutin kontrol ke Poli Paru RS AWS.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Riwayat Pengobatan
Dahulu Keluarga

•Asma (-) •Asma (-) • Asam Traneksamat


•TB (-) • TB (-) tab 3x500 mg
•Alergi (-) • HT (-) • Ranitidin 2x1 tab
•HT (-) • DM (-) • Salbutamol 3x1
•DM (-) • Jantung (-) tab
•Jantung (-) • Penyakit serupa (-)
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran: Compos mentis, E4V5M6
• Keadaan umum : Sakit sedang
• Tanda-tanda vital
• TD : 130/70 mmHg
• N : 88 x/menit regular, kuat angkat
• RR : 36 x/menit cepat dan dangkal
• T : 36,6 0C (axila)
• Skala nyeri 3
• Habitus: Normal

Kepala
• Anemis (+/+), Ikterik (-/-), sianosis (-), mata cowong (-), eksolftalmus (-)
peningkatan JVP (-)
Leher
• Umum : simetris, tumor (-)
• Kelenjar limfe : membesar (-)
• Trakea : bergeser ke kanan
• Tiroid : membesar (-)
• Thorax
Umum
• Cor
• Bentuk dan pergerakan dada tertinggal pada
hemithoraks sinistra • Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
• Retraksi (-) • Palpasi: Ictus cordis teraba di midclavicular line
Pulmo sinistra ICS V
• Inspeksi : Pergerakan dada tertinggal pada • Perkusi: Atas: ICS II parasternalline D/S
hemithorax sinistra
Kanan: ICS II-III parasternal dextra
• Palpasi : fremitus raba asimetris menurun
pada sisi sinistra Kiri : 1 jari midclavicular line sinistra ICS IV
• Perkusi : sonor pada paru dextra dan redup • Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-),
pada paru sinistra gallop (-)
• Auskultasi : suara nafas vesikuler menurun
pada sisi sinistra
• Abdomen
• Inspeksi : Bentuk flat, kulit normal, sikatrik (-), bekas operasi (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
• Palpasi : Nyeri tekan perut bawah (+), hepatosplenomegali (-), nyeri ketok ginjal kanan (-),
defans muscular (-), turgor kulit baik <2 detik
• Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), fluid wave (-)

Ekstremitas
• Ekstremitas superior : Akral hangat, pucat (-/-), edema (-/-), CRT <2”
• Ekstremitas inferior : Akral hangat, pucat (-/-), edema (-/-), CRT <2”
Laboratorium Darah Lengkap

• Hb 9.2 g/dl
• Eritrosit 3.100.000 /ul
• Leukosit 7.780 /ul
• Trombosit 374.000/ul

10
Foto Thorax

11
Temporary Problem List Permanent Problem List
Batuk Darah Batuk Darah
Sesak Nafas Kanker Paru
Nyeri dada Anemia
Takipneu
Trakea bergeser ke kanan
Pergerakan dada tertinggal pada hemithorax
sinistra
fremitus raba asimetris menurun pada sisi sinistra

redup pada paru sinistra

suara nafas vesikuler menurun pada sisi sinistra

Konjungtiva Anemis

Hemoglobin dibawah nilai normal


No. Problem Rencana Diagnostik Rencana Terapi Rencana Rencana Edukasi
Monitoring

1. Batuk Darah • Pemeriksaan Fisik Anti Fibrinolitik Keadaan umum Batuk dengan
• Pemeriksaan darah Vitamin K Kesadaran posisi duduk
lengkap Tanda-tanda vital mencegah
• Analisa Gas Darah Pemeriksaan Fisik aspirasi, hindari
Jumlah pencetus batuk
perdarahan

2. Kanker Paru Oksigenasi RR, SpO2


Analgetik Skala Nyeri

3. Anemia Pemeriksaan Darah Transfusi PRC Tanda-tanda vital, Asupan makanan


Lengkap dan hasil darah bergizi
lengkap post
transfusi
I
HEMOPTISIS
DEFINISI
• Ekspektorasi darah atau dahak bercampur darah yang
berasal dari saluran napas bawah dan parenkim paru

KLASIFIKASI
Hemoptisis non masif
Berdasarkan < 200 mL dalam 24 jam
tingkat keparahan/
kuantitas darah
Hemoptisis masif
KRITERIA HEMOPTISI MASIF
1. Batuk darah sedikitnya 600 ml/24 jam.
2. Batuk darah volume antara 250-600 ml/24 jam pada pasien dengan
kadar Hb<10g/dL dan masih terus berlangsung.
3. Batuk darah volume antara 250-600 ml/24 jam pada pasien kadar
Hb>10 g/dL sedangkan dalam pengamatan 48 jam masih belum
berhenti.
ETIOLOGI
Infeksi • abses paru, necrotizing pneumonia, parasit, jamur, tuberkulosis paru,
Infeksi dan virus.

Kelainan paru • bronkitis, bronkiektasis

Neoplasma • kanker paru, adenoma bronkial dan metastasis kanker


• disfungsi trombosit, trombositopenia, disseminated intravascular
Kelainan hematologi
coagulation (DIC)
Kelainan Jantung • stenosis mitral, endokarditis trikuspidal

Kelainan • hipertensi pulmoner, malformasi arterivena, aneurisma aorta


pembuluh darah

Trauma • jejas toraks, ruptur bronkus, emboli lemak


DIAGNOSIS
•  Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
•  Bedakan batuk darah (hemoptisis) dan muntah darah (hematemesis)

Perbedaan Hemoptisis Hematemesis


Anamnesis Tanpa keluhan mual atau Disertai keluhan mual atau
muntah muntah
Pasien memiliki riwayat Pasien biasanya tidak
penyakit paru memiliki riwayat penyakit paru

Mungkin mengalami asfiksia Jarang disertai asfiksia


Pemeriksaan sputum Frothy Jarang frothy
Kemerahan cair atau tampak Warna kehitaman/Coffe
ada bekuan darah bercampur ground appearance
dahak

Merah segar atau pink Kecoklatan atau kehitaman


Laboratorium pH alkali pH asam
Bercampur dengan makrofag Bercampur dengan sisa
dan neutrofil makanan
TATA LAKSANA
• Tujuan :
1.Mencegah
terjadinya
aspirasi
2.Menghentikan
perdarahan
3.Mengobati
penyakit paru
penyebab
dasar
perdarahan
TATALAKSANA
TATALAKSANA PADA KASUS MASIF

• Langkah I: Menjaga jalan napas dan stabilisasi penderita (ABC)


• Langkah II: Mencari sumber perdarahan dan penyebab perdarahan (Foto thorax, ct
scan thorax, broncoscopy)
• Langkah III : Pemberian terapi spesifik (iced saline lavage, obat topikal epineprine,
tamponade endobrokial, vasopresin IV, Asam traneksamat IV)
II
PNEUMOTHORAX
DEFINISI
• Keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura.
• Dapat diklasifikasikan menurut :
• Ada /tidaknya hubungan dengan atmosfer
• Etiologi
KLASIFIKASI
Berdasarkan hubungan dengan Berdasarkan etiologi :
atmosfer :
• Pneumotorak traumatik
• Pneumotorak tertutup / closed
pneumotorax • Pneumotoraks spontan
• Pneumotorak terbuka/ open • Pneumotoraks iatrogenik
pneumotorax
• Pneumotorak ventil
Pneumothorax traumatik

Benda tajam/runcing Benda tumpul


(pisau, peluru, dll) (bemper mobil)

Pleural space kontak Costa fraktur


dengan atmoshpere
Defek pada pleura
Visceral

Sucking chest One-way-valve


wound Gas dari paru masuk
ke cavum pleura

Open pneumothorax Tension


pneumothorax Closed
pneumothorax
Sucking chest wound

One-way-valve

Defek pleura
DIAGNOSIS
• sesak napas, nyeri dada (didapatkan pada 75-90% pasien)
1. Anamnesis • batuk-batuk (didapatkan pada 25-35% pasien)
• tidak menunjukkan gejala (didapatkan pada 5-10% pasien

• Inspeksi : Tertinggal pada pergerakan napas. Lebih


2. Pemeriksaan • Palpasi
cembung , sela iga melebar
: Fremitus melemah , Deviasi trakea
Fisik • Perkusi : Hipersonor, tanda 2 pendorongan organ
• Auskultasi : Suara napas melemah / tidak terdengar

3. Foto rontgen • bayangan radiolusen yang tanpa struktur jaringan paru


(avascular pattern) dengan batas paru berupa garis radioopak
thoraks tipis yang berasal dari pleura

• didapatkan adanya kolaps paru, udara di rongga pleura, dan


4. CT SCAN deviasi dari struktur mediastinum.
TATALAKSANA

• TERAPI OKSIGEN
• OBSERVASI
• ASPIRASI SEDERHANA DENGAN KATETER VENA
• WSD
• PEMASANGAN TUBE
• PLEURODESIS
III
EFUSI PLEURA
DEFINISI
• Akumulasi cairan dalam rongga pleura lebih dari normal. Normal
cairan pleura < 20 mL  akibat produksi cairan berlebian atau
penurunan penyerapan cairan ataupun karena keduanya
• Bukan merupakan suatu penyakit namun merupakan tanda atau
manifestasi umum dari suatu penyakit
KLASIFIKASI
• Efusi pleura
transudat  TRANSUDATE EXUDATE
ultrafltrat plasma di
pleura karena • INFLMASI (TB,
ketidakseimbangan • CHF
antara kekuatan penumonia
• NEPHROTIC SYNDROME
hidrostatik dan bacterial, emboli
onkotik di dada. Bisa • CIRRHOSIS
juga disebabkan oleh
pulmonal, lupus)
pergerakan cairan • MALIGNANCY
dari ruang peritoneal
Kriteria light (1/lebih  exudate)
• Efusi Pleura eksudat
 pleura atau paru- • Protein cairan pleura dibagii protein serum > 0,5
paru yang mengalami
peradangan & • LDH cairan pleura dibagi LDH serum > 0,6
gangguan drainase • LDH cairan pleura >2/3 batas atasi nilai normal LDH
limfatik dari rongga
pleura serum
PATOGENESIS
PEMERIKSAAN LAB
• Sesak kadang disertai batuk dahak atau tanpa dahak
• Nyeri pleuritik
1. Anamnesis • Kadang disertai demam, menggigil, dan bisa juga tanda/gejala
TB

• Inspeksi : Tertinggal pada pergerakan napas. Dada yang


2. Pemeriksaan terkena cembung.
• Palpasi : Fremitus melemah
Fisik • Perkusi
• Auskutasi
: redup sampai pekak
: Suara napas melemah / tidak terdengar

• Jumlah cairan <100 mL tidak akan tampak dan biasanya baru

3. Foto rontgen terlihat jelas jika cairan >300 mL


• Biasanya akan terlihat sudut costoprenicus menghilang disertai
adanya meniscus sign
thoraks • Dapat disertai adanya pendorongan organ ke sisi lainnya jika
sangat masif
TATALAKSANA
1. OBATI PENYAKIT DASAR
2. PUNKSI PLEURA:
INDIKASI:
• DIAGNOSTIK
• PALIATIF ( MENGURANGI GEJALA; SESAK NAFAS )
• CAIRAN PRODUKTIF
IV
G A G A L N A FA S
lanjutan

Definisi
kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam jumlah yg dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan

Gangguan dapat terjadi pada :


-Dinding dada (termasuk pleura dan diafragma)
-Jalan napas
-Alveolar-Kapiler
-Sirkulasi Paru
-Saraf
-SSP atau Batang otak
lanjutan
Klasifikasi dan patogenesis
Gagal nafas

Hypoxemia ( Tipe I) hypercapnia ( Tipe II)


• Shunting • Hypoventilasi alveolar
• V/Q Missmatch

PaO2 < 55 mmHg ketika PaCO2 > 45 mmHg


FiO2 > 60%
Akut Kronik
Akut Kronik
Menit-jam, Beberapa hari,
Menit-jam, Beberapa hari pH<7,3 HCO3 meningkat
atau lebih
Etiologi
Muscle (pump) failure (Tipe II)
Alveolar unit failure (Tipe I) -Muscular dystrophies
-Collapse -Myopathies
-Flooding : edema, blood, pus, aspiration Neuromuscular transmission failure (Tipe
-Fibrosis II)
Pulmonary vasculature failure (Tipe I) -Myasthenia gravis
-Pulmonary embolism Chest wall and pleural space failure (Tipe
-Pulmonary hypertension II)
Nervous system failure (Tipe II) -Kyphoscoliosis
-Central Hypoventilation -Morbid obesity
-Neuropathies Pneumothorax, Hydrothorax,
HemothoraxAirway failure (Tipe II)
-Obstruction
-Dysfunction
GAMBARAN KLINIS
pH ,PaO2 Normal,
ASIDOSIS METABOLIK PaCO2 ,
TAKIPNEA TANPA HCO3
STRIDOR, RETRAKSI,
ATAU BANTU NAFAS pH ,PaO2 Normal,
HIPOVENTILASI PaCO2 ,
SENTRAL
HCO3 Normal
TAKIPNEU

pH ,N , ,
TAKIPNEA dengan PaO2 ,
GAMBARAN KLINIS STRIDOR, RETRAKSI, PENYAKIT PARU
ATAU BANTU NAFAS PaCO2 ,N,
HCO3 Normal
pH ,PaO2 ,
HIPOVENTILASI
APNEA, BRADIPNEA PaCO2 , HCO3
SENTRAL
Normal
Pemeriksaan Fisik

• Hipotensi dengan perfusi buruk  sepsis atau emboli paru


• Hipertensi dengan perfusi buruk  edema pulmoner kardiogenik
• Suara nafas wheezing atau stridor  obstruksi saluran napas
• Peningkatan tekanan vena jugularis  disfungsi ventrikel kanan
dikarenakan hipertensi pulmonal
• Takikardia dan aritmia  edema pulmoner kardiogenik
Pemeriksaan Penunjang

AGD Marker serologis jantung


-PaO2 < 55 : tipe I -Troponin, CK-MB
-PCO2 > 45 : tipe II
Mikrobiologi
Darah Lengkap
-Anemia : edema pulmoner kardiogenik -Kultur sputum/aspirasi trakeal/lavage
-Polisitemia : hipoksia kronik brocheoalveolar
-Leukositosis : infeksi -Darah, urin, cairan tubuh (contoh : cairan
-Trombositopenia : sepsis pleura)
Foto Thorax
EKG
Echocardiography
Spirometri
Penatalaksanaan

ABC
-Pastikan airway paten
-Pastikan pasokan oksigen tambahan cukup dan bantuan ventiasi apabila dibutuhkan
-Bantu sirkulasi apabila diperlukan
•Tangani penyebab apabila memungkinkan
-Infeksi : antimikroba
-Obstruksi jalan napas : bronkodilator, glukokortikoid
-Perbaiki fungsi jantung : diuretik, vasodilator, morfin, inotropik, revaskularisasi
Ventilasi mekanik
-Non-invasif (apabila pasien dapat melindungi jalan napasnya dan hemodinamik stabil) 
masker
-Invasif : endotracheal tube (ETT) atau trakeostomi (apabila jalan napas atas obstruksi)
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai