Anda di halaman 1dari 17

TA N AT O LO G I

OLEH:
EKA MULIANINGSIH

P E M B I M B I N G : D R . D A N I E L U M A R , S P. F

Laboratorium/SMF Forensik dan Medikolegal


Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
DEFINISI
Asal kata :
Thanatos = Kematian
Logos = Ilmu

Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran


forensik yang mempelajari kematian dan perubahan
yang terjadi setelah kematian serta faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut
ISTILAH MATI :
Mati Somatis (Mati klinis)
terhentinya fungsi sistem saraf
pusat, sistem kardiovaskular dan Mati serebral
sistem pernapasan yang menetap. kerusakan kedua hemisfer otak
yang ireversibel, kecuali batang
otak dan serebelum

Mati suri (apparent death)


Mati otak (mati batang otak)
terhentinya ketiga sistem Online Docto kerusakan seluruh isi neuronal
r
kehidupan yang ditentukan dengan intrakranial yang ireversibel.
alat kedokteran sederhana.

Mati seluler (mati molekuler) :


kematian organ atau jaringan
tubuh setelah kematian somatis
PERUBAHAN POST MORTEM

• Dini • Lanjut (tanda kematian


pasti)
Perubahan kulit muka
Livor mortis
Hilangnya elastistias kulit
Rigor mortis
Otot atoni dan relaksasi
Algor mortis
Perubahan mata Decomposition
Terhentinya sistem Mumifikasi
pernapasan, kardiovaskuler, Adiposera (Saponifikasi)
dan saraf Skeletonisasi
LIVOR MORTIS (LEBAM MAYAT )
• Pengendapan butir-butir eritrosit karena adanya gaya gravitasi,
membentuk bercak warna merah ungu (livide), kecuali pada bagian
tubuh yang tertekan alat keras.
• Timbul 20 – 30 menit dan setelah 6 – 8 jam lebam mayat masih bisa
ditekan dan masih bisa berpindah tempat.
LIVOR MORTIS (LEBAM MAYAT)
• Kegunaan • Faktor-faktor yang mempengaruhi
– Tanda pasti kematian
– Viskositas darah, termasuk berbagai penyakit
– Memperkirakan posisi/sikap mayat sebelum
yang mempengaruhinya
dilakukan perubahan
– Kadar Hb
– Memperkirakan sebab kematian melalui warna
lebam – Perdarahan (hipovolemi)
• Cherry red  keracunan CO
• Bright red  keracunan CN
• Chocolate brown  keracunan nitrobenzena
• Dark red  asfiksia
– Memperkirakan saat kematian
• Lebam hilang pada penekanan  15 menit –
12 jam
• Lebam tidak hilang pada penekanan  8 – 24
jam
PERBEDAAN ANTARA LEBAM MAYAT DAN MEMAR

Sifat Lebam mayat Memar

Letak Epidermal, karena pelebaran pembuluh darah yang Subepidermal, karena ruptur pembuluh darah yang letaknya superfisial
tampak sampai ke permukaan kulit atau lebih dalam
Kultikula (kuli air) Tidak rusak Kulit ari rusak
Lokasi Terdapat pada daerah yang luas, terutama luka pada Terdapat di sekitar bisa tampak di mana saja pada bagian tubuh dan tidak
bagian tubuh yang letaknya rendah meluas
Gambaran Tidak ada elevasi dari kulit Biasanya membengkak karena resapan darah dan edema
Pinggiran Jelas Tidak jelas

Warna Warnanya sama Memar yang lama warnanya bervariasi.


Memar yang baru berwarna lebih tegas daripada warna lebam mayat
disekitarnya.
Pada pemotongan Darah tampak dalam pembuluh darah dan mudah Menunjukkan resapan darah ke jaringan sekitar, susah dibersihkan jika
dibersihkan. Jaringan subkutan tampak pucat. hanya dengan air mengalir. Jaringan sibkutan berwarna merah kehitaman.
Dampak setelah Akan hilang walaupun hanya diberi penekanan yang Warnanya berubah sedikit saja jika diberi penekanan
penekanan ringan
Warna merah Tidak beraturan dan terdapat pada bagian tubuh yang Sama merahnya di seluruh organ tubuh
letaknya rendah
RIGOR MORTIS (KAKU MAYAT)
• Terjadi bila cadangan glikogen dalam otot habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan
miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.
• Timbul : 1 – 3 jam (rata-rata 2 jam), dipertahankan 6 – 24 jam, dimulai dari otot kecil, rahang
bawah, anggota gerak atas, dada, perut dan anggota bawah kemudian kaku lengkap, dan
menurun setelah 24 jam.
• Kaku mayat juga terjadi pada otot polos, mendahului otot lurik.
• Faktor yang mempercepat
– Aktivitas fisik pra kematian / pre mortal
– Suhu tubuh tinggi
– Konstitusi berupa tubuh kurus
– Suhu lingkungan tinggi
– Umur, yaitu anak-anak dan orang tua
– Gizi yang jelek
RIGOR MORTIS (KAKU MAYAT)
• Kegunaan
– Memastikan kematian
– Pada keadaan tertentu dapat menunjukkan perubahan posisi mayat
– Memperkirakan saat kematian
• Kekakuan yang menyerupai kaku mayat
a. Cadaveric spasm (instantaneous rigor) : kekakuan pada sekelompok otot dan kadang-kadang pada
seluruh otot segera setelah terjadi kematian somatis.
b. Heat stiffening : kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas.
c. Cold stiffening : terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi, pemadatan jaringan lemak
subkutan dan otot.
PERBEDAAN ANTARA RIGOR MORTIS DAN CADAVERIC SPASM
Pembeda Rigor mortis Cadaveric Spasm

Waktu timbul 2 jam setelah meninggal. Rigor mortis lengkap setelah Sesaat sebelum meninggal (intravital) dan menetap.
12 jam.
Faktor predisposisi - Kelelahan, emosi hebat, ketegangan, dll.
Etiologi Habisnya cadangan glikogen secara general. Habisnya cadangan glikogen pada otot setempat.
Pola terjadinya kaku otot Sentripetal, dari otot-otot kecil kemudian otot besar. Kaku otot pada satu kelompok otot tertentu.
Kepentingan medikolegal Untuk penentuan saat kematian Untuk menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya. Biasanya pada
kasus pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan.
Suhu mayat Dingin Hangat
Kematian sel Ada Tidak ada
Relaksasi primer Ada Tidak ada
Timbulnya Lambat Cepat
Lamanya Cepat hilang Lambat hilang (dipertahankan)
Koordinasi otot Kurang Baik
Lokasi otot Menyeluruh Setempat (yang aktif)
Rangsangan sel Tidak ada respon otot Ada respon otot
Kaku otot Dapat dilawan dengan sedikit tenaga Perlu tenaga kuat untuk melawannya
ALGOR MORTIS (PENURUNAN SUHU)
• Terjadi karena perbedaan antara suhu tubuh mayat dengan lingkungan  perpindahan
panas melalui jalur evaporasi, konduksi, konveksi dan radiasi.
• Suhu turun dengan grafik yang relatif linier hingga mendekati suhu lingkungan setelah
40 – 60 menit, selanjutnya grafik agak mendatar lagi  grafik berbentuk sigmoid
(menyerupai huruf S).
• Faktor yang mempengaruhi
– Bentuk tubuh
– Posisi tubuh
– Suhu pada saat orang mati
– Pakaian
– Suhu kamar/sekelilingnya
– Kelembaban/aliran udara
DECOMPOSITION (PEMBUSUKAN)
• Pembusukan adalah degradasi protein, lemak dan karbohidrat yang disebabkan oleh
pekerjaan bakteri-bakteri pembusuk terutama Clostridium welchii sehingga terbentuk
asam amino, asam lemak, gas H2S, HCN, indol, skatol, CO2, H2O, alkohol, dsb, yang
terjadi sejak kematian seluler.
• Syarat terjadinya pembusukan
– Bakteri
– Air
– Udara
– Suhu optimal sesuai dengan suhu enzim (25 – 30 0C)
• Kecepatan pembusukan (hukum Casper) di udara : air : tanah adalah 1 : 2 : 8.
DECOMPOSITION (PEMBUSUKAN)
• Mulai tampak 24 – 36 jam post mortal, warna kehijauan pada perut kanan bawah
(sulf-met-hemoglobin)
• Pembuluh darah bawah kulit tampak melebar dan berwarna hijau kehitaman
(subcutaneus marbling)
• Kulit ari mengelupas atau membentuk bulla (gelembung)
• Pembentukan gas, rambut mudah dicabut, kuku mudah dilepas, wajah
membengkak, lidah menjulur
• Golongan alat tubuh berdasarkan kecepatan pembusukan
– Cepat : otak, lambung, usus, uterus hamil/post partum
– Lambat : jantung, paru, ginjal, diafragma
– Paling lambat : prostat, uterus yang tidak hamil
ADIPOCERE (LILIN MAYAT)
• Adipocere adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak,
berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati.
• Adipocere terjadi karena hidrogenisasi asam lemak tidak jenuh dihidrogenisasi menjadi
asam lemak jenuh yang relatif padat.
• Syarat-syarat terjadinya
– Suhu rendah, kelembaban tinggi
– Lemak cukup
– Aliran udara rendah
– Waktu yang lama
• Faktor-faktor yang mempermudah : kelembaban dan lemak tubuh yang cukup
• Faktor-faktor yang menghambat : air yang mengalir yang membuang eliktrolit
MUMMIFIKASI
• Mummifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat
sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan
pembusukan.
• Syarat-syarat terjadinya
– Suhu relatif tinggi
– Kelembaban udara rendah
– Aliran udara baik
– Waktu yang lama (12 – 14 minggu)
• Terlihat penyusutan bentuk tubuh, kulit padat hitam seperti kertas perkamen dan
kadang-kadang masih dapat dikenali fenotip korban.
PERKIRAAN SAAT KEMATIAN LAIN
• Pengosongan lambung
• Pertumbuhan rambut kumis dan jenggot
• Metode entomologik
• Perubahan biokimiawi
• Kekeruhan pada kornea
• Perubahan-perubahan pada retina mata
• Reaksi supravital
TERIMA K ASIH

Anda mungkin juga menyukai