OLEH:
EKA MULIANINGSIH
P E M B I M B I N G : D R . D A N I E L U M A R , S P. F
Letak Epidermal, karena pelebaran pembuluh darah yang Subepidermal, karena ruptur pembuluh darah yang letaknya superfisial
tampak sampai ke permukaan kulit atau lebih dalam
Kultikula (kuli air) Tidak rusak Kulit ari rusak
Lokasi Terdapat pada daerah yang luas, terutama luka pada Terdapat di sekitar bisa tampak di mana saja pada bagian tubuh dan tidak
bagian tubuh yang letaknya rendah meluas
Gambaran Tidak ada elevasi dari kulit Biasanya membengkak karena resapan darah dan edema
Pinggiran Jelas Tidak jelas
Waktu timbul 2 jam setelah meninggal. Rigor mortis lengkap setelah Sesaat sebelum meninggal (intravital) dan menetap.
12 jam.
Faktor predisposisi - Kelelahan, emosi hebat, ketegangan, dll.
Etiologi Habisnya cadangan glikogen secara general. Habisnya cadangan glikogen pada otot setempat.
Pola terjadinya kaku otot Sentripetal, dari otot-otot kecil kemudian otot besar. Kaku otot pada satu kelompok otot tertentu.
Kepentingan medikolegal Untuk penentuan saat kematian Untuk menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya. Biasanya pada
kasus pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan.
Suhu mayat Dingin Hangat
Kematian sel Ada Tidak ada
Relaksasi primer Ada Tidak ada
Timbulnya Lambat Cepat
Lamanya Cepat hilang Lambat hilang (dipertahankan)
Koordinasi otot Kurang Baik
Lokasi otot Menyeluruh Setempat (yang aktif)
Rangsangan sel Tidak ada respon otot Ada respon otot
Kaku otot Dapat dilawan dengan sedikit tenaga Perlu tenaga kuat untuk melawannya
ALGOR MORTIS (PENURUNAN SUHU)
• Terjadi karena perbedaan antara suhu tubuh mayat dengan lingkungan perpindahan
panas melalui jalur evaporasi, konduksi, konveksi dan radiasi.
• Suhu turun dengan grafik yang relatif linier hingga mendekati suhu lingkungan setelah
40 – 60 menit, selanjutnya grafik agak mendatar lagi grafik berbentuk sigmoid
(menyerupai huruf S).
• Faktor yang mempengaruhi
– Bentuk tubuh
– Posisi tubuh
– Suhu pada saat orang mati
– Pakaian
– Suhu kamar/sekelilingnya
– Kelembaban/aliran udara
DECOMPOSITION (PEMBUSUKAN)
• Pembusukan adalah degradasi protein, lemak dan karbohidrat yang disebabkan oleh
pekerjaan bakteri-bakteri pembusuk terutama Clostridium welchii sehingga terbentuk
asam amino, asam lemak, gas H2S, HCN, indol, skatol, CO2, H2O, alkohol, dsb, yang
terjadi sejak kematian seluler.
• Syarat terjadinya pembusukan
– Bakteri
– Air
– Udara
– Suhu optimal sesuai dengan suhu enzim (25 – 30 0C)
• Kecepatan pembusukan (hukum Casper) di udara : air : tanah adalah 1 : 2 : 8.
DECOMPOSITION (PEMBUSUKAN)
• Mulai tampak 24 – 36 jam post mortal, warna kehijauan pada perut kanan bawah
(sulf-met-hemoglobin)
• Pembuluh darah bawah kulit tampak melebar dan berwarna hijau kehitaman
(subcutaneus marbling)
• Kulit ari mengelupas atau membentuk bulla (gelembung)
• Pembentukan gas, rambut mudah dicabut, kuku mudah dilepas, wajah
membengkak, lidah menjulur
• Golongan alat tubuh berdasarkan kecepatan pembusukan
– Cepat : otak, lambung, usus, uterus hamil/post partum
– Lambat : jantung, paru, ginjal, diafragma
– Paling lambat : prostat, uterus yang tidak hamil
ADIPOCERE (LILIN MAYAT)
• Adipocere adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak,
berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati.
• Adipocere terjadi karena hidrogenisasi asam lemak tidak jenuh dihidrogenisasi menjadi
asam lemak jenuh yang relatif padat.
• Syarat-syarat terjadinya
– Suhu rendah, kelembaban tinggi
– Lemak cukup
– Aliran udara rendah
– Waktu yang lama
• Faktor-faktor yang mempermudah : kelembaban dan lemak tubuh yang cukup
• Faktor-faktor yang menghambat : air yang mengalir yang membuang eliktrolit
MUMMIFIKASI
• Mummifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat
sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan
pembusukan.
• Syarat-syarat terjadinya
– Suhu relatif tinggi
– Kelembaban udara rendah
– Aliran udara baik
– Waktu yang lama (12 – 14 minggu)
• Terlihat penyusutan bentuk tubuh, kulit padat hitam seperti kertas perkamen dan
kadang-kadang masih dapat dikenali fenotip korban.
PERKIRAAN SAAT KEMATIAN LAIN
• Pengosongan lambung
• Pertumbuhan rambut kumis dan jenggot
• Metode entomologik
• Perubahan biokimiawi
• Kekeruhan pada kornea
• Perubahan-perubahan pada retina mata
• Reaksi supravital
TERIMA K ASIH