Anda di halaman 1dari 35

TUTORIAL KLINIK

P E R I O D I K PA R A L I S I S
HIPOKALEMIA
EKA MULIANINGSIH

P E M B I M B I N G : D R . A N N I S A M U H Y I , S P. A , M . B I O M E D

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Periodik paralisis hipokalemia dikarakteristikkan dengan terjadinya
suatu episodik kelemahan tiba-tiba yang diakibatkan gangguan pada
kadar kalium serum yang merupakan penyebab dari acute flacid
paralisis dimana terjadi kelemahan otot yang ringan sampai berat
hingga mengancam jiwa seperti cardiac aritmia dan kelumpuhan otot
pernapasan.

Beberapa kasus sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, salah


diagnosa akan mengakibatkan penatalaksanaan yang salah juga.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
PASIEN
Identitas Pasien :
Nama Pasien :An. GM
Umur Pasien : 11 tahun 11 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Kemakmuran gang
PLN Samarinda
Tanggal masuk : 20 Oktober 2019
IDENTITAS ORANG TUA
Ayah : Tn. A Ibu : Ny. S
Usia : 45 tahun Usia : 42 tahun
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Agama : Protestan Agama : Protestan
Suku : Dayak Suku : Dayak
Keluhan utama : Lemas
Trauma (-), Aktivitas
Nyeri otot dan seperti sehari-hari,
6 jam SMRS
sendi bersamaan Makanan yang
Lemas di keempat dikonsumsi pasien juga
dengan lemas
anggota gerak secara sama seperti hari-hari
saat sedang
bersamaan biasanya.
menulis

LEMAS NYERI
KELUHAN LAIN
OTOT Tidak ada diare, muntah-
Sekitar 1 tahun belakangan muntah, demam, sakit
Pasien telah MRS 3x dengan kepala, berdebar, batuk
keluhan yang sama pilek dalam 1 bulan
terakhir

RIWAYAT SERUPA GEJALA PRODROMAL (-)


RIWAYAT Pasien pernah dirawat dengan keluhan yang sama 2x
PENYAKIT sebelumnya pada tahun 2018 di RS Semarang. Alergi
DAHULU (-), Kejang Demam pada usia 4 bulan – 1 tahun.
Pasien adalah Tunarungu dan Tunawicara.

RIWAYAT
PENYAKIT KELUHAN SERUPA (-) ALERGI (-)
KELUARGA

RIWAYAT
OBAT TIDAK ADA
RUTIN
RIWAYAT Selama hamil ibu pasien rutin ANC ke bidan setiap bulan dan mengaku
IMUNISASI
KEHAMILAN tidak memiliki penyakit selama kehamilan. Pasien lahir spontan di bidan
dengan usia kehamilan cukup bulan dan berat lahir dan panjang lahir
&
ibu lupa.
PERSALINAN

RIWAYAT Imunisasi wajib lengkap sampai usia 9 bulan


IMUNISASI

RIWAYAT Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien


SOSIAL & tinggal bersama kedua kakaknya yang saat ini sedang
EKONOMI berkuliah. Ayah pasien bekerja swasta. Kehidupan ekonomi
menengah.
PEMERIKSAAN
FISIK
GCS
• KU sedang, pasien tampak sakit sedang
• Kesadaran : composmentis E4V5M6

TTV
• TD : 110/70 mmHg
• N : 90 x/menit, reguler, kuat angkat
• RR : 22x/menit
• T : 36,7◦C suhu aksila
• SpO2 : 99%

STATUS GIZI
• BB sekarang : 45 kg
• TB sekarang : 145 cm
• IMT : 21.4 kg/cm²
PEMERIKSAAN FISIK
Rambut : warna hitam, tampak sehat terawat, tidak mudah dicabut.
Mata : anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
KEPALA/LEHER Mulut : bibir tidak kering, mukosa basah, tidak pucat, faring tidak
hiperemis, gigi karies (-)
Inspeksi : simetris, retraksi Intercosta (-)
Palpasi : fremitus vocal D=S, pergerakan nafas
PARU
simetris
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi:vesikuler (+), ronkhi (-),wheezing (-)
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
JANTUNG Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midklavikula
sinistra
Perkusi : Normal pada batas jantung
Auskultasi:S1S2 tunggal, regular, murmur(-), gallop (-)

Inspeksi :flat, sikatriks (-), striae (-)


Palpasi :soefl, hepar teraba sejajar dibawah arcus
ABDOMEN costae, turgor kulit dbn
Perkusi :timpani seluruh lapang perut
Auskultasi:BU (+) kesan normal

EKSTREMITAS Akral hangat, edema (-/-), CRT <2 detik


Pemeriksaan Neurologis
• Sensorik : dalam batas normal
• Motorik : MMT 5544/4455
5555/5555
• Refleks Fisiologis :
 Biceps +1/+1
 Triceps 0/0
 Patella +2/+2
 Achilles 0/0
• Refleks Patologis :
 Hoffman -/-
 Tromner -/-
 Babinski -/-
• Meningeal Sign :
 Kaku Kuduk (-)
 Brudzinski 1 (-)
Antropometri
BB : 45 kg TB : 145 cm
BBL : lupa PBL : lupa
LK : 51 cm LILA : 28 cm
Pemeriksaan Laboratorium
No Parameter 19/10/2019 20/10/19 22/1019
1. Leukosit 20.89(4.50-14.90) - -
2. Eritrosit 5.79 (4.10-5.30) - -
3. Hemoglobi
12.7 (13.4-19.8) - -
n
4. Hematokrit 37.9 (33.0-41.0) - -
5. MCV 65.5 (81.0-99.0) - -
6. MCH 22 (27.0-31.0) - -
7. MCHC 33.5 (33.0-37.0) - -
8. 627.000 (150.000-
Trombosit - -
450.000)
9. Glukosa
120 (70-140) - -
Sewaktu
10. Natrium 137 (135-155) 139 140
11. Kalium 2.3 (3,6-5,5) 2.5 3
12. Chloride 105 (98-108) 104 103
13.
Kalsium - - 9.1 (8.1-10.4)

14. Magnesium - - 2.3 (1.7-2.1)


Expertise :
Kesan : Hepatomegali, Ginjal dalam batas normal
BB/ TB % = 45 kg / 38 kg x 100 % = 118 %
(Overweigh)

BB / U % = 45 kg / 36 kg x 100 % = 125 %
(Obesitas )

TB / U % = 145 cm / 143 cm 100 % = 101 %


(Normal)
 Diagnosa di IGD : Penatalaksanaan IGD

Periodik Paralisis Hipokalemia • D5 ½ NS 16 tpm


• Koreksi Kalium KCl 26 cc dalam 100cc
 Diagnosa DM
D5% selama 3 jam
Periodik Paralisis Hipokalemia • Inj. Ceftriaxone 2x1 gr /IV
• Inj Dexamethason 2x1 gr / IV
• Cek SE ulang 1 jam post koreksi
Tanggal Pemeriksaan Terapi
20 Oktober 2019 S: - IVFD KDN 1 500cc
(08.00) Lemas dan Nyeri berkurang - Inj Ceftriaxone 2x1 gr / IV
O: - KCl 7,4 % 20 cc + Aquades 20cc (habis dalam 6
CM, KU sakit sedang jam selama 3 hari)
N:88x/menit, reguler, kuat angkat; RR:20x/Menit; - KSR tab 1x1
T:36.30C - Minum Air 1500 cc/hari
K/L : Anemis (-/-)
Thorax : Retraksi (-), wh (-/-), rh (-/-)
Abdomen : BU (+) N, Ekstremitas : CRT < 2 dtk
A: Periodik Paralisis Hipokalemia
21 Oktober 2019 S: - IVFD KDN 1 500cc
(07.00) Lemas dan Nyeri berkurang - Inj Ceftriaxone 2x1 gr / IV
O: - KCl 7,4 % 20 cc + Aquades 20cc (habis dalam 6
CM, KU sakit sedang jam selama 3 hari)
N:82x/menit, reguler, kuat angkat; RR:20x/Menit; - KSR tab 1x1
T:36.30C - Minum Air 1500 cc/hari
K/L : Anemis (-/-) - Besok cek Ca, Mg, Na, K, Cl
Thorax : Retraksi (-), wh (-/-), rh (-/-)
Abdomen : BU (+) N, Ekstremitas : MMT 4/4
5/5
A: Periodik Paralisis Hipokalemia
22 Oktober 2019 S: - ACC KRS
(07.00) - - Obat Pulang : KSR tab 1x1
O:
CM, KU sakit sedang
N:82x/menit, reguler, kuat angkat; RR:20x/Menit;
T:36.30C
K/L : Anemis (-/-)
Thorax : Retraksi (-), wh (-/-), rh (-/-)
Abdomen : BU (+) N, Ekstremitas : MMT 5/5
5/5
A: Periodik Paralisis Hipokalemia
BAB III
T I N J A U A N P U S TA K A
DEFINISI PERIODIK
PARALISIS HIPOKALEMIA

Periodik paralisis hipokalemia (PPH) adalah kelainan


0 yang ditandai dengan kadar kalium yang rendah
(kurang dari 3.5 mmol/L) pada saat serangan, disertai
kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal yang terjadi
secara episodik
EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian: 1 diantara 100.000 orang, pria >


wanita dan lebih berat. Usia terjadinya serangan
pertama bervariasi dari 1-20 tahun,
Kelainan ini dibedakan menjadi PPH primer (familial)
dan PPH sekunder.
Etiologi PPH
Perpindahan kalium intraselular
 Paralisis periodik hipokalemik familial
 Paralisis periodik tirotoksikosis
 Keracunan barium

Penurunan Kadar Kalium


 Kehilangan melalui ginjal :
 Asidosis tubulus renalis (ATR)
- ATR tipe I (distal): medullary sponge
kidney, terpapar toluen, sindrom Sjogren
- ATR tipe II (proksimal): sindrom Fanconi
 Hiperaldosteron primer: sindrom Conn
 Pseudohiperaldosteron: keracunan licorice
 Kehilangan melalui saluran cerna:
 Penyakit Celiac
 Gastroentertis akut
 Sindrom usus pendek
PATOFISIOLOGI

 Kadar kalium plasma adalah hasil keseimbangan antara asupan kalium dari
luar, ekskresi kalium, dan distribusi kalium di ruang intra- dan ekstraselular.
Sekitar 98% kalium total tubuh berada di ruang intraselular, terutama di sel
otot rangka.
 Dalam keadaan depolarisasi, gerbang kanal ion akan menutup dan bersifat
impermeabel terhadap ion Na+ dan K+, sedangkan dalam keadaan
repolarisasi (istirahat), gerbang kanal ion akan membuka, memungkinkan
keluar-masuknya ion natrium dan kalium serta menjaganya dalam keadaan
seimbang. Mutasi gen yang mengontrol kanal ion ini akan menyebabkan
influks K+ berlebihan ke dalam sel otot rangka dan turunnya influks kalsium
ke dalam sel otot rangka sehingga sel otot tidak dapat tereksitasi secara
elektrik, menimbulkan kelemahan sampai paralisis.
ANAMNESIS

DIAGNOSIS PPH
Serangan khas pada periodik paralisis hipokalemia :
 datang saat paruh kedua malam atau pada awal pagi
 Setelah seharian berolahraga yang berat
 Makanan kaya karbohidrat.
 Gejala Prodromal : Rasa lapar atau haus yang berlebihan, mulut
kering, jantung berdebar, berkeringat, diare, gugup, dan rasa lelah
 Distribusi kelumpuhan bervariasi. Anggota badan terpengaruh lebih
awal dan seringkali lebih parah dari pada otot-otot tubuh, dan otot
proksimal dibanding dengan otot distal. Otot pada ekstremitas bawah
lebih sering mengalami kelemahan sebelum akhirnya mengenai otot
pada ekstremitas atas.
PEMERIKSAAN

DIAGNOSIS MALARIA
FISIK

A. Tidak ada masalah dengan


sensorik.

B. Refleks tendon berkurang atau


hilang dan refleks kulit juga bisa
hilang.

C. otot-otot yang pulih lebih dulu adalah otot


yang terakhir terpengaruh
PEMERIKSAAN PENUNJANG

DIAGNOSIS PPH
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kadar kalium plasma dan/atau urin
Jika TTKG >3, PPH diakibatkan oleh
kehilangan kalium melalui ginjal. Namun, jika
TTKG <2, PPH terjadi karena proses
perpindahan kalium ke ruang intraselular

b. Pemeriksaan EKG

Pendataran gelombang T, supresi segmen ST,


munculnya gelombang U, sampai dengan aritmia
berupa fibrilasi ventrikel, takikardia
supraventrikular, dan blok jantung
ALGORITMA PENDEKATAN DIAGNOSIS PPH

DIAGNOSIS PPH
PENATALAKSANAAN

• Kalium oral dengan dosis 20-30 mEq/L


setiap 15-30 menit sampai kadar kalium
mencapai normal.
• Kasus paralisis hipokalemik berat atau
dengan manifestasi perubahan EKG, harus
diberikan kalium intravena (IV) 0,5 mEq/
kg selama 1 jam, infus kontinu, dengan
pemantauan ketat
• Pemberian asetazolamid, inhibitor
anhydrase karbonat, dengan dosis 125-250
mg 2-3 kali sehari
• Spironolakton, dengan dosis 100-200
mg/hari
Prognosis dan Komplikasi

 Terapi dapat mencegah kelemahan otot lebih lanjut


 Serangan terus-menerus dapat menyebabkan kelemahan otot
permanen, tetapi jarang dijumpai pada pasien anak. Komplikasi akut
meliputi aritmia jantung, kesulitan bicara, dan menelan, serta
kelemahan otot progresif. Komplikasi hipokalemia kronis berupa
kerusakan ginjal, batu ginjal, nefritis interstisial, dan kista ginjal
PENCEGAHAN PPH

Makan makanan yang seimbang dan


berkhasiat serta kaya dengan kalium.

Pengambilan suplemen
kalium (bila perlu) Edukasi pasien sangat penting
karena berhubungan dengan
gaya hidup, pola makan, dan
Edukasi aktivitas fisik sebagai pencetus
PPH

Diuretik Hemat Kalium Jika ada penggunaan


obat diuretik diganti
dengan diuretik hemat
kalium dengan preskripsi
dan nasihat dokter.
BAB IV
PEMBAHASAN
ANAMNESIS

Kasus Teori
Keluhan : - Pria lebih sering dari wanita dan biasanya lebih
- Lemas disertai nyeri di persendian sejak 6 jam berat. Usia terjadinya serangan pertama bervariasi
SMRS. dari 1-20 tahun
- Datang bersamaan di keempat anggota gerak - Kelainan ini dibedakan menjadi PPH primer
saat pasien sedang menulis di sekolah. (familial) dan PPH sekunder.
- Trauma (-), Aktivitas seperti sehari-hari, - Gejala awalnya bersifat ringan berupa kelemahan
Makanan yang dikonsumsi pasien juga sama ekstremitas. Serangan tersebut bertahan lebih dari
seperti hari-hari biasanya. beberapa menit hingga beberapa jam, beberapa hari
- Pandangan gelap(-), rasa baal atau kesemutan jika parah
(-) mulut mencong (-) Tidak ada diare, - Datang saat paruh kedua malam atau pada awal
muntah-muntah, demam, sakit kepala, pagi, setelah seharian berolahraga yang berat dan
berdebar, batuk pilek dalam 1 bulan terakhir makanan kaya karbohidrat. Rasa lapar atau haus
- Sudah 3x MRS dengan keluhan serupa. yang berlebihan, mulut kering, jantung berdebar,
berkeringat, diare, gugup, dan rasa lelah atau
kelelahan .
Kasus Teori
- Keadaan Umum :CM, KU sakit sedang
Ketika terjadi serangan,

PEMERIKSAAN FISIK
-
- K/L : Anemis (-/-)
- Thorax : Retraksi (-), wh (-/-), rh (-/-) refleks tendon berkurang
- Abdomen : BU (+) N,
atau hilang dan refleks
Pemeriksaan Neurologis :
 Sensorik : dalam batas normal kulit juga bisa hilang.
 Motorik : MMT 5544/4455 Tidak ada masalah
5555/5555 dengan sensorik. Ketika
 Refleks Fisiologis : pasien kembali pulih,
Biceps +1/+1; Triceps 0/0; Patella +2/+2; Achilles 0/0
umumnya otot-otot yang
 Refleks Patologis :
pulih lebih dulu adalah
Hoffman -/-; Tromner -/-; Babinski -/-
otot yang terakhir
 Meningeal Sign : Kaku Kuduk (-); Brudzinski 1 (-)
terpengaruh. Sakit kepala,
Status Gizi : kelelahan, diuresis, dan
BB/ TB % = 45 kg / 38 kg x 100 % = 118 % (Overweigh) kadang-kadang diare
BB / U % = 45 kg / 36 kg x 100 % = 125 % (Obesitas )
dapat mengikuti serangan
TB / U % = 145 cm / 143 cm 100 % = 101 % (Normal)
itu
Kasus Teori
Laboratorium 19-10-2019 - timbul kelemahan otot disertai kadar kalium
Leukosit: 20.890 sel/uL plasma yang rendah (<3,0 mEq/L)
Hemoglobin : 12.7 g/dL - EKG :Pendataran gelombang T, supresi segmen ST,

PEMERIKSAAN
Hematokrit : 37.9% munculnya gelombang U, sampai dengan aritmia

PENUNJANG
Trombosit : 627.000 sel/uL berupa fibrilasi ventrikel, takikardia
GDS : 120 mg/dL supraventrikular, dan blok jantung
Natrium : 137 mmol/L - Biopsi otot menunjukkan hasil normal saat di luar
Kalium : 2.3 mmol/L serangan, tetapi saat serangan, dapat ditemukan
Klorida : 105 mmol/L miopati vakuolar, yaitu vakuola retikulum
endoplasma otot berdilatasi dengan sitoplasma sel
otot penuh terisi glikogen, dan ukuran serat otot
USG : bervariasi
Kesan : Hepatomegali, Ginjal - Jika dalam keadaan kalium plasma rendah, tetapi
dalam batas normal dijumpai ekskresi kalium urin yang tinggi (lebih
dari 20 mmol/L), PPH terjadi akibat proses di ginjal
Kasus Teori

PENATALAKSANAAN
Tatalaksana IGD : - Kalium oral dengan dosis 20-30
- D5 ½ NS 16 tpm mEq/L setiap 15-30 menit sampai
- Koreksi Kalium KCl 26 cc kadar kalium mencapai normal.
dalam 100cc D5% selama 3 jam - Kasus paralisis hipokalemik berat
atau dengan manifestasi perubahan
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr /IV EKG, harus diberikan kalium
- Inj Dexamethason 2x1 gr / IV intravena (IV) 0,5 mEq/ kg selama 1
jam, infus kontinu, dengan
- Cek SE ulang 1 jam post pemantauan ketat
koreksi - Pemberian asetazolamid, inhibitor
anhydrase karbonat, dengan dosis
Tatalaksana di Ruangan :
125-250 mg 2-3 kali sehari
 IVFD KDN 1 500cc
- Spironolakton, dengan dosis 100-
 Inj Ceftriaxone 2x1 gr / IV
200 mg/hari
 KCl 7,4 % 20 cc + Aquades 20cc
(habis dalam 6 jam selama 3
hari)
 KSR tab 1x1
 Minum Air 1500 cc/hari
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai