P E R I O D I K PA R A L I S I S
HIPOKALEMIA
EKA MULIANINGSIH
P E M B I M B I N G : D R . A N N I S A M U H Y I , S P. A , M . B I O M E D
LEMAS NYERI
KELUHAN LAIN
OTOT Tidak ada diare, muntah-
Sekitar 1 tahun belakangan muntah, demam, sakit
Pasien telah MRS 3x dengan kepala, berdebar, batuk
keluhan yang sama pilek dalam 1 bulan
terakhir
RIWAYAT
PENYAKIT KELUHAN SERUPA (-) ALERGI (-)
KELUARGA
RIWAYAT
OBAT TIDAK ADA
RUTIN
RIWAYAT Selama hamil ibu pasien rutin ANC ke bidan setiap bulan dan mengaku
IMUNISASI
KEHAMILAN tidak memiliki penyakit selama kehamilan. Pasien lahir spontan di bidan
dengan usia kehamilan cukup bulan dan berat lahir dan panjang lahir
&
ibu lupa.
PERSALINAN
TTV
• TD : 110/70 mmHg
• N : 90 x/menit, reguler, kuat angkat
• RR : 22x/menit
• T : 36,7◦C suhu aksila
• SpO2 : 99%
STATUS GIZI
• BB sekarang : 45 kg
• TB sekarang : 145 cm
• IMT : 21.4 kg/cm²
PEMERIKSAAN FISIK
Rambut : warna hitam, tampak sehat terawat, tidak mudah dicabut.
Mata : anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
KEPALA/LEHER Mulut : bibir tidak kering, mukosa basah, tidak pucat, faring tidak
hiperemis, gigi karies (-)
Inspeksi : simetris, retraksi Intercosta (-)
Palpasi : fremitus vocal D=S, pergerakan nafas
PARU
simetris
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi:vesikuler (+), ronkhi (-),wheezing (-)
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
JANTUNG Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midklavikula
sinistra
Perkusi : Normal pada batas jantung
Auskultasi:S1S2 tunggal, regular, murmur(-), gallop (-)
BB / U % = 45 kg / 36 kg x 100 % = 125 %
(Obesitas )
Kadar kalium plasma adalah hasil keseimbangan antara asupan kalium dari
luar, ekskresi kalium, dan distribusi kalium di ruang intra- dan ekstraselular.
Sekitar 98% kalium total tubuh berada di ruang intraselular, terutama di sel
otot rangka.
Dalam keadaan depolarisasi, gerbang kanal ion akan menutup dan bersifat
impermeabel terhadap ion Na+ dan K+, sedangkan dalam keadaan
repolarisasi (istirahat), gerbang kanal ion akan membuka, memungkinkan
keluar-masuknya ion natrium dan kalium serta menjaganya dalam keadaan
seimbang. Mutasi gen yang mengontrol kanal ion ini akan menyebabkan
influks K+ berlebihan ke dalam sel otot rangka dan turunnya influks kalsium
ke dalam sel otot rangka sehingga sel otot tidak dapat tereksitasi secara
elektrik, menimbulkan kelemahan sampai paralisis.
ANAMNESIS
DIAGNOSIS PPH
Serangan khas pada periodik paralisis hipokalemia :
datang saat paruh kedua malam atau pada awal pagi
Setelah seharian berolahraga yang berat
Makanan kaya karbohidrat.
Gejala Prodromal : Rasa lapar atau haus yang berlebihan, mulut
kering, jantung berdebar, berkeringat, diare, gugup, dan rasa lelah
Distribusi kelumpuhan bervariasi. Anggota badan terpengaruh lebih
awal dan seringkali lebih parah dari pada otot-otot tubuh, dan otot
proksimal dibanding dengan otot distal. Otot pada ekstremitas bawah
lebih sering mengalami kelemahan sebelum akhirnya mengenai otot
pada ekstremitas atas.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS MALARIA
FISIK
DIAGNOSIS PPH
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kadar kalium plasma dan/atau urin
Jika TTKG >3, PPH diakibatkan oleh
kehilangan kalium melalui ginjal. Namun, jika
TTKG <2, PPH terjadi karena proses
perpindahan kalium ke ruang intraselular
b. Pemeriksaan EKG
DIAGNOSIS PPH
PENATALAKSANAAN
Pengambilan suplemen
kalium (bila perlu) Edukasi pasien sangat penting
karena berhubungan dengan
gaya hidup, pola makan, dan
Edukasi aktivitas fisik sebagai pencetus
PPH
Kasus Teori
Keluhan : - Pria lebih sering dari wanita dan biasanya lebih
- Lemas disertai nyeri di persendian sejak 6 jam berat. Usia terjadinya serangan pertama bervariasi
SMRS. dari 1-20 tahun
- Datang bersamaan di keempat anggota gerak - Kelainan ini dibedakan menjadi PPH primer
saat pasien sedang menulis di sekolah. (familial) dan PPH sekunder.
- Trauma (-), Aktivitas seperti sehari-hari, - Gejala awalnya bersifat ringan berupa kelemahan
Makanan yang dikonsumsi pasien juga sama ekstremitas. Serangan tersebut bertahan lebih dari
seperti hari-hari biasanya. beberapa menit hingga beberapa jam, beberapa hari
- Pandangan gelap(-), rasa baal atau kesemutan jika parah
(-) mulut mencong (-) Tidak ada diare, - Datang saat paruh kedua malam atau pada awal
muntah-muntah, demam, sakit kepala, pagi, setelah seharian berolahraga yang berat dan
berdebar, batuk pilek dalam 1 bulan terakhir makanan kaya karbohidrat. Rasa lapar atau haus
- Sudah 3x MRS dengan keluhan serupa. yang berlebihan, mulut kering, jantung berdebar,
berkeringat, diare, gugup, dan rasa lelah atau
kelelahan .
Kasus Teori
- Keadaan Umum :CM, KU sakit sedang
Ketika terjadi serangan,
PEMERIKSAAN FISIK
-
- K/L : Anemis (-/-)
- Thorax : Retraksi (-), wh (-/-), rh (-/-) refleks tendon berkurang
- Abdomen : BU (+) N,
atau hilang dan refleks
Pemeriksaan Neurologis :
Sensorik : dalam batas normal kulit juga bisa hilang.
Motorik : MMT 5544/4455 Tidak ada masalah
5555/5555 dengan sensorik. Ketika
Refleks Fisiologis : pasien kembali pulih,
Biceps +1/+1; Triceps 0/0; Patella +2/+2; Achilles 0/0
umumnya otot-otot yang
Refleks Patologis :
pulih lebih dulu adalah
Hoffman -/-; Tromner -/-; Babinski -/-
otot yang terakhir
Meningeal Sign : Kaku Kuduk (-); Brudzinski 1 (-)
terpengaruh. Sakit kepala,
Status Gizi : kelelahan, diuresis, dan
BB/ TB % = 45 kg / 38 kg x 100 % = 118 % (Overweigh) kadang-kadang diare
BB / U % = 45 kg / 36 kg x 100 % = 125 % (Obesitas )
dapat mengikuti serangan
TB / U % = 145 cm / 143 cm 100 % = 101 % (Normal)
itu
Kasus Teori
Laboratorium 19-10-2019 - timbul kelemahan otot disertai kadar kalium
Leukosit: 20.890 sel/uL plasma yang rendah (<3,0 mEq/L)
Hemoglobin : 12.7 g/dL - EKG :Pendataran gelombang T, supresi segmen ST,
PEMERIKSAAN
Hematokrit : 37.9% munculnya gelombang U, sampai dengan aritmia
PENUNJANG
Trombosit : 627.000 sel/uL berupa fibrilasi ventrikel, takikardia
GDS : 120 mg/dL supraventrikular, dan blok jantung
Natrium : 137 mmol/L - Biopsi otot menunjukkan hasil normal saat di luar
Kalium : 2.3 mmol/L serangan, tetapi saat serangan, dapat ditemukan
Klorida : 105 mmol/L miopati vakuolar, yaitu vakuola retikulum
endoplasma otot berdilatasi dengan sitoplasma sel
otot penuh terisi glikogen, dan ukuran serat otot
USG : bervariasi
Kesan : Hepatomegali, Ginjal - Jika dalam keadaan kalium plasma rendah, tetapi
dalam batas normal dijumpai ekskresi kalium urin yang tinggi (lebih
dari 20 mmol/L), PPH terjadi akibat proses di ginjal
Kasus Teori
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana IGD : - Kalium oral dengan dosis 20-30
- D5 ½ NS 16 tpm mEq/L setiap 15-30 menit sampai
- Koreksi Kalium KCl 26 cc kadar kalium mencapai normal.
dalam 100cc D5% selama 3 jam - Kasus paralisis hipokalemik berat
atau dengan manifestasi perubahan
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr /IV EKG, harus diberikan kalium
- Inj Dexamethason 2x1 gr / IV intravena (IV) 0,5 mEq/ kg selama 1
jam, infus kontinu, dengan
- Cek SE ulang 1 jam post pemantauan ketat
koreksi - Pemberian asetazolamid, inhibitor
anhydrase karbonat, dengan dosis
Tatalaksana di Ruangan :
125-250 mg 2-3 kali sehari
IVFD KDN 1 500cc
- Spironolakton, dengan dosis 100-
Inj Ceftriaxone 2x1 gr / IV
200 mg/hari
KCl 7,4 % 20 cc + Aquades 20cc
(habis dalam 6 jam selama 3
hari)
KSR tab 1x1
Minum Air 1500 cc/hari
Terima kasih