VARICELLA
Pembimbing :
dr. Maya Kusumawati
Disusun Oleh:
Shabrina Rahma Santoso
201810401011035
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
“Varicella” dapat selesai dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
sahabatnya yang telah berjasa membawa syiar dakwah Islam ke seluruh dunia.
Penulisan refleksi kasus ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
penulis sampaikan kepada dokter pembimbing serta semua pihak terkait yang
Penulis menyadari refleksi kasus ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun.
Semoga refleksi kasus ini dapat menambah wawasan keilmuan dan bermanfaat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 LAPORAN KASUS.................................................................................1
1.1. Identitas Pasien...................................................................................1
1.2. Anamnesis...........................................................................................1
1.3. Pemeriksaan Fisik...............................................................................2
1.4. Planning Diagnosis.............................................................................3
1.5. Diagnosis............................................................................................3
1.6. Tatalaksana.........................................................................................3
1.7. Planning Monitoring...........................................................................4
1.8. Edukasi...............................................................................................4
1.9. Prognosis.............................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................5
BAB 3 KESIMPULAN......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB 1
LAPORAN KASUS
Usia : 3 tahun
Agama : Islam
Jaminan : BPJS
Berat badan : 10 kg
Tinggi badan : 90 cm
1.2. Anamnesis
− Keluhan utama :
di bagian wajah sejak 3 hari yang lalu. Awalnya muncul berupa bercak-
berisi air dan pecah menjadi seperti bersisik kemudian mulai muncul juga
pada bagian dada, perut dan punggung namun tidak terjadi secara
lalu pasien demam disertai badan lemas dan pusing namun saat muncul
1
2
Keluarga yang satu rumah dengan pasien tidak ada yang menderita
− Riwayat Sosial :
Tetangga di lingkungan tempat tinggal pasien ada yang terkena cacar air.
− Riwayat Pengobatan :
− Riwayat Imunisasi :
GCS : 4-5-6
Vital sign
RR : 28 x / menit
Suhu : 36,5 oC
Status generalis
o Thorax
3
o Abdomen
dinding abdomen
Status dermatologis
1.5. Diagnosis
Varicella
1.6. Tatalaksana
- Keluhan pasien
- Status lokalis
1.8. Edukasi
a. Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa pasien terkena cacar air atau
terlebih dahulu.
5
1.9. Prognosis
PEMBAHASAN
An. R.A. usia 3 tahun diantar oleh ibunya ke poli KIA Puskesmas
Perawatan Ngletih pada Jumat, 6 Maret 2020 dengan keluhan muncul bintil-bintil
isi air dan gatal. Muncul bintil-bintil isi air terutama di bagian wajah sejak 3 hari
yang lalu. Awalnya muncul berupa bercak-bercak merah pada bagian wajah
kemudian berubah menjadi bintil-bintil berisi air dan pecah menjadi seperti
bersisik kemudian mulai muncul juga pada bagian dada, perut dan punggung
namun tidak terjadi secara bersamaan seperti di wajah. Bintil-bintil disertai rasa
gatal. 5 hari yang lalu pasien demam disertai badan lemas dan pusing namun saat
muncul bintil-bintil demam sudah turun. Makan dan minum masih mau.
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini. Di keluarga tidak ada
yang sakit seperti ini namun tetangga di lingkungan tempat tinggal pasien ada
yang terkena cacar air. Pasien sudah pernah diobati dengan paracetamol saat
Pada pemeriksaan fisik vital sign dan status generalis dalam batas normal.
Status dermatologis pada regio facialis terdapat lesi polimorf berupa vesikel
dengan dasar makula eritematosa, papul eritematosa dan krusta, serta pada regio
Varisela adalah infeksi akut oleh virus Varicella zoster yang bersifat
swasirna, mengenai kulit dan mukosa, yang ditandai dengan gejala konstitusi
Kejadian varisela berkisar dari 13 hingga 16 kasus per 1.000 orang per tahun. Di
6
7
daerah beriklim sedang, kejadian varisela paling tinggi pada anak usia prasekolah
(1-4 tahun) atau anak di sekolah dasar (usia 5-9 tahun) dengan kejadian tahunan
lebih dari 100 per 1.000 anak; yakni lebih dari 90% orang terinfeksi sebelum
melalui kontak langsung dengan cairan vesikular, dan periode inkubasinya adalah
11-20 hari. Varisela sangat menular, infeksi varisela dapat terjadi sejak 1-2 hari
sebelum munculnya erupsi sampai semua vesikel menjadi krusta (Bolognia, Julie
VVZ masuk ke dalam tubuh melalui mukosa saluran nafas dan orofaring.
primer (Abidin et al., 2014). Sel T yang sudah terinfeksi kemudian membawa
menyebar ke kulit dan selaput lendir. Viremia ini ditandai oleh timbulnya erupsi
varisela, terutama di bagian sentral tubuh dan di bagian perifer lebih ringan.
Setelah erupsi kulit dan mukosa, virus masuk ke ujung saraf sensorik kemudian
menjadi laten di ganglion dorsalis posterior pada suatu saat, bila terjadi reaktivasi
VVZ, dapat terjadi manifestasi herpes zoster, sesuai dermatom yang terkena
Kemudian diikuti timbulnya lesi kulit berupa papul eritem yang dalam waktu
beberapa jam berubah menjadi vesikel. Biasanya disertai rasa gatal. Dengan faktor
8
resiko yaitu anak-anak, riwayat kontak dengan penderita varisela, dan keadaan
berupa papul eritematosa menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan
embun (tear drops). Vesikel akan menjadi keruh dan kemudian menjadi krusta.
secara sentrifugal, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran
mikrokopis dengan menemukan sel Tzanck yaiut sel datia berinti banyak (PB IDI,
2017).
Selain itu, dilakukan pemberian nutrisi TKTP, istirahat dan mencegah kontak
Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan efektif diberikan pada 24 jam
limiting pada anak yang imunokompeten. Komplikasi yang ringan dapat berupa
infeksi bakteri sekunder. Oleh karena itu, pasien sebaiknya dikarantina untuk
pemberian vaksin. Tetapi vaksin varisela sendiri tidak termasuk dalam program
imunisasi dasar dari Kemenkes sehingga untuk pemberian vaksin tersebut perlu
penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang berupa peningkatan
imunitas tubuh baik dari yang sakit maupun yang sehat dengan makan buah dan
sayur setiap hari dan melakukan aktivitas fisik setiap hari, serta pencegahan
infeksi sekunder dengan menggunakan air bersih dan mencuci tangan dengan air
penyuluhan PHBS. PHBS terkait penyakit varisela ini adalah makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, menggunakan air bersih
dan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Lalu setelah dilakukan
10
dihitung seberapa banyak RT dari kelurahan yang disurvey sehat maupun yang
tidak sehat. Dikatakan rumah sehat ketika 10 indikator PHBS rumah tangga
terjawab iya. Sedangkan untuk institusi sekolah dikatakan sehat apabila terdapat
10 indikator PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam Rumah tangga,
yaitu :
KESIMPULAN
Varisela adalah infeksi akut oleh virus Varicella zoster yang bersifat
swasirna, mengenai kulit dan mukosa, yang ditandai dengan gejala konstitusi
sedang, kejadian varisela paling tinggi pada anak usia prasekolah (1-4 tahun) atau
anak di sekolah dasar (usia 5-9 tahun) dengan kejadian tahunan lebih dari 100 per
1.000 anak; yakni lebih dari 90% orang terinfeksi sebelum remaja. Penularan
virus varisela umumnya melalui droplet infection, dapat juga melalui kontak
langsung dengan cairan vesikular, dan periode inkubasinya adalah 11-20 hari.
Terapi yang dapat diberikan utamanya yaitu Asiklovir pada anak-anak 4x20
mg/kgBB (dosis maksimal 800 mg). Konseling dan edukasi bahwa varisela
Komplikasi yang ringan dapat berupa infeksi bakteri sekunder. Oleh karena itu,
pemberian vaksin.
dan Sehat) yang berupa peningkatan imunitas tubuh baik dari yang sakit maupun
yang sehat dengan makan buah dan sayur setiap hari dan melakukan aktivitas fisik
11
12
setiap hari, serta pencegahan infeksi sekunder dengan menggunakan air bersih dan
Abidin Z, Prijo S, Daeng MF, et al. 2014. Varisela dalam Panduan Praktik Klinik
bagi dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Pengurus
Besar IDI.
Gershon A.A., Judith B., Jeffrey I.C. 2017. Varicella zoster virus infection.
Departement of Health and Human Service.
Handoko, R.P., Siti A. 2015. Varisela dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
13