Anda di halaman 1dari 19

PARAPARESIS INFERIOR

TINJAUAN PUSTAKA
PARAPARESIS
Paraparesis merupakan lesi intraspinal setinggi
atau dibawah level medulla spinalis thorakalis
dengan deficit sensoris yang dapat diidentifikasi
setinggi dermatom medulla spinalis yang terkena
lesi. Paraparesis juga dapat berasal dari lesi
pada lokasi lain yang mempengaruhi UMN dan
LMN (lesi pada cornu anterior, kauda equina,
dan neuropati perifer).
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM MOTORIK
ETIOLOGI
Paraparesis akut (lebih sering terjadi pada hitungan hari
daripada hitungan jam atau minggu) merupakan
permasalahan dalam diagnosis.
Berdasarkan umur, populasi lebih tua, penyebab terseringnya
adalah metastase tumor. Pada anak-anak atau dewasa muda,
sindrom ini lebih tidak menyenangkan karena disertai dengan
nyeri yang penyebab terseringnya adalah mielitis transversa
akut. Pada anak-anak dan dewasa, selain gangguan motorik,
timbul pula gangguan sensorik. MRI spinal atau mielografi
diperlukan sebagai diferensiasi. Pada orang tua, kasus akut
paraplegia pada spinal cord jarang terjadi.
Episode rekuren paraparesis biasanya disebabkan
oleh adanya multiple sklerosis atau adanya
malformasi vascular medulla spinalis.
KLASIFIKASI PARAPARESE
Pembagian paraparese berdasarkan kerusakan topisnya :
Paraparese spastik
Parapeaese spastik terjadi kerusakan yang mengenai upper
motor neuron (UMN), sehingga menyebabkan peningkatan
tonus otot atau hipertoni.

Paraparese Flaksid
Paraparese flaksid terjadi karena krusakan yang mengenai
lower motor neuron (LMN), sehingga menyebabkan
penurunan tonus otot atau hipotoni.
PENYAKIT-PENYAKIT DENGAN PARAPARESIS AKUT
Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis (MS) adalah suatu penyakit kronis yang


biasanya muncul pada usia dewasa muda. Secara patologis,
penyakit ini dikarakteristikkan sebagai suatu inflamasi,
demyelnisasi dan terdapatnya jaringan parut (sclerosis) pada
beberapa area (multiple) di substansia alba dari susunan saraf
pusat.
Penyebab MS sampai saat ini masih belum diketahui secara
pasti, namun factor-faktor seperti mekanisme autoimmune, factor
pemicu dari lingkungan dan genetic oleh sebagian ahli dinilai
memiliki peranan penting dalam kejadian MS
Karena persarafan di otak dan medulla spinalis mengalami
kerusakan, pasien dengan MS dapat memiliki gejala-gejala yang
terlihat di seluruh tubuh. Gejala-gejala tersebut antara lain:
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Serangan Akut ( Farmakoterapi )
Kortikosteroid dan ACTH digunakan sebagai agen anti-inflamasi
yang dapat meningkatkan konduksi saraf, menurunkan inflamasi,
kekambuhan dalam waktu singkat atau eksaserbasi (exacerbation).
Obat-obat ini mencakup azatioprin, sikiofosfamid, dan interferon.
Beta interferon (Betaseron)
Baklofen sebagai agen antispasmodik merupakan pengobatan yang
dipilih untuk spastisitas.
Imunosupresan (immunosuppressant) dapat menstabilkan kondisi
penyakit
Penatalaksanaan Gejala Kronik
Pengobatan spastic dengan bacloferen, dantrolene,
diazepam, terapi fisik, intervensi pembedahan.
Kontrol kelelahan dengan namatidin.
Pengobatan depresi dengan antidepresan dan konseling.
Penatalaksanaan kandung kemih dengan antikolinergik
dan pemasangan kateter tetap.
Penatalaksanaan rehabilitasi dengan terapi fisik dan
terapi kerja.
Kontrol distonia dengan karbamazim.
Penatalaksanaan gejala nyeri dengan karbamazepin,
feniton, perfenazin dengan amitriptilin.
TUMOR MEDULLA SPINALIS
Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat
terjadi pada daerah cervical pertama hingga sacral, yang dapat
dibedakan atas tumor primer dan tumor sekunder.
Etiologi dan Patogenesis
Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui
secara pasti. Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih
dalam tahap penelitian adalah virus, kelainan genetik, dan bahan-bahan
kimia yang bersifat karsinogenik.

Adapun tumor sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker yang


menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang kemudian
menembus dinding pembuluh darah, melekat pada jaringan medula
spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah
tersebut.
Manifestasi Klinis

Menurut Cassiere, perjalanan penyakit tumor medula spinalis terbagi dalam tiga
tahapan, yaitu:

Ditemukannya sindrom radikuler unilateral dalam jangka waktu yang lama


Sindroma Brown Sequard
Kompresi total medula spinalis atau paralisis bilateral
PENATALAKSANAAN
Pembedahan menghilankan tumor secara total dengan
menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal
Terapi :
a. Deksamethason 100 mg
b. Berdasar evaluasi radiografik.
Bila tidak ada massa epidural: rawat tumor primer
(misalnya dengan sistemik kemoterapi); terapi radiasi
lokal pada lesi bertulang; analgesik untuk nyeri.
Bila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi
(biasanya 3000-4000 cGy pada 10x perawatan dengan
perluasan dua level di atas dan di bawah lesi); radiasi
biasanya seefektif seperti laminektomi dengan
komplikasi yang lebih sedikit.
c. Penatalaksanaan darurat (pembedahan/ radiasi) berdasarkan derajat blok
dan kecepatan deteriorasi
d. Radiasi
Terapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang
tidak dapat diangkat dengan sempurna. Dosisnya antara 45 dan 54 Gy.
e. Pembedahan
Teknik myelotomy.
Indikasi pembedahan:
Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi
bila lesi dapat dijangkau
Medula spinalis yang tidak stabil (unstable spinal).
Kegagalan radiasi (percobaan radiasi biasanya selama 48 jam,
kecuali signifikan atau terdapat deteriorasi yang cepat); biasanya
terjadi dengan tumor yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal
atau melanoma.
Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai