CASE
Case 1 Case 2
Anak perempuan 7 tahun dirujuk oleh Anak laki-laki, 4 tahun datang ke poli/
SpA ke RSS dengan: IRD RSS dengan :
Demam naik turun 4 hari Demam tinggi naik turun , 2 hari
Mual (+), muntah (-), hepatomegali , Batuk sedikit, tidak pilek
RL (+) Mual/muntah (-)
Pusing
Pada hari dirujuk diperiksa lab dengan Menurut ibu ada anak tetangga yang
hasil : dirawat di RSS 1 minggu yang lalu
Hct : 39%, Hb:12,4, JL: 4000/uL, dengan DB
diftel DBN, JT: 150.000/uL. NS1
Dengue (-)
Q: Apa diagnosis kerja/ DD pasien ini? Q: Apa diagnosis kerja/DD anak ini?
Kedua kasus diatas merupakan pembuka kuliah kali ini. Keluhan yang dialami
pada pasien di kedua kasus tersebut adalah demam kurang dari 7 hari. Tentunya
sudah terpikir dalam benak kita apa saja diagnosis banding dari demam yang
berlangsung kurang dari 7 hari. Untuk bisa mengerucutkan diagnosis, kita perlu
tau ciri dari masing-masing dari kemungkinan penyakit di atas. Oleh karena itu,
pada kuliah kali ini dr. Artha menjelaskan kriteria diagnosis dari Demam Berdarah
(DB) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) sehingga kita bisa secara tepat
mendiagnosis. Kriteria diagnosis DB dan DBD mengalami perubahan beberapa
kali, yaitu pada tahun 1997, 2009, dan 2011. Hal tersebut menunjukkan bahwa
permasalahan dengue ini menjadi masalah yang cukup serius di dunia, sehingga
WHO mengeluarkan guidelines yang direvisi beberapa kali. Pada kesempatan kali
ini, akan dipaparkan perbedaan kriteria diagnosis dari ketiga tahun tersebut.
Selain itu, juga akan dijelaskan mengenai penatalaksanaan dari DB maupun DBD.
Yuk mari kita mulai penjelasannya. Bismillahirrahmanirrahim.
INTRODUCTION
KEMATIAN SECARA GLOBAL DARI DENGUE
Insiden dengue secara global telah mengalami peningkatan secara dramatis
dalam dekade terakhir. Misalnya saja, kalau dahulu hanya terjadi waktu musim-
musim tertentu saja yaitu musim hujan. Tapi sekarang tidak mengenal musim.
Sekitar dua per lima dari populasi dunia, kini berisiko terkena.
Dengue ditemukan di daerah beriklim tropis dan sub-tropis di seluruh dunia,
terutama di daerah perkotaan dan semi-perkotaan
Dengue merupakan penyakit arboviral yang paling lazim dengan tingkat
morbiditas, mortalitas, dan dampak sosial ekonomi yang tinggi.
MANAJEMEN KASUS
Meskipun patogenesis dan manifestasi dari dengue ini rumit, namun
penangananannya relatif sederhana dan murah.
Tidak ada pengobatan yang spesifik. Terapinya mengandalkan manajemen
cairan. Penanganan yang benar dan tepat waktu dapat menyelamatkan nyawa
pasien.
Pada situasi seperti sekarang ini, cara yang paling efektif untuk mencegah
penularan dengue adalah melawan atau memberantas nyamuk pembawa
penyakit.
Merupakan suatu tantangan dalam pengembangan vaksin dan obat-obatan
untuk dengue, karena untuk sampai saat ini memang belum ada vaksin dan
obatnya. Namun ada potensi untuk menemukannya dalam kedepannya.
Fase Demam
- Demam tinggi 2-7 hari. Biasanya terdapat tanda flushing pada wajah, eritem
kulit, sakit badan, mialgia, atralgia, sakit kepala, anoreksia, mual, muntah.
- Tak dapat dibedakan apakah ini kasus demam berdarah yang parah atau tidak.
- Monitoring terhadap adanya tanda-tanda bahaya sangat penting untuk
mengenali progresifitas penyakit ke dalam fase kritis.
- Dapat terjadi manifestasi perdarahan ringan seperti petekie dan
perdarahan pada membran mukosa (misal hidung dan gusi). Hati dapat
membesar dalam beberapa hari setelah demam.
- Tanda awal abnormalitas pada pemeriksaan darah adalah adanya terjadinya
penurunan progresif dari jumlah leukosit (leukopeni).
Fase Kritis
- Hari 3-7 dari penyakit.
- Leukopenia progresifpenurunan platelet secara cepatkebocoran plasma.
- Pasien tanpa peningkatan permeabilitas kapiler akan membaik. Sedangkan
pasien dengan peningkatan permeabilitas kapilerburuk, kehilangan volume
plasma. Adapun derajat kenaikan hematokrit diatas standar mencerminkan
keparahan dari kebocoran plasma.
- Syok leukosit dapat meningkat pada pasien dengan perdarahan hebat.
Fase Pemulihan
- Reabsorbsi bertahap dari cairan kompartemen ekstravaskuler terjadi dalam
48-72 jam.
- Perbaikan keadaan umum ditandai dengan nafsu makan yang kembali, gejala
gastrointestinal mereda, status hemodinamik stabil dan terjadi diuresis.
- Beberapa pasien dapat memperlihatkan rash “isles of white in the sea of red”.
Pasien yang lainnya dapat mengeluh adanya pruritus.
- Nilai hematokrit kembali stabil atau menjadi lebih rendah karena terdapat
efek dilusi dari cairan yang reabsorbsi. Jumlah leukosit biasanya akan
meningkat kembali ke nilai normal diikuti dengan penurunan suhu, tetapi
pemulihan jumlah trombosit biasanya lebih lama dari leukosit.
- Selama fase kritis atau pada fase penyembuhan, terapi cairan yang berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya edema pulmonum atau gagal jantung kongestif.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Deteksi antibodi
- Haemagglutination Inhibition (HAI)
- ELISA (IgG, IgM)
- Rapid Test (IgG, IgM)
Deteksi antigen
- NSI dan E / M antigen
Deteksi RNA
- PCR
Isolasi Virus
Untuk deteksi awal infeksi dengue, cek trombosit dan leukosit. Kalau hematokrit
itu untuk melihat adanya kebocoran plasma atau tidak. Sekarang yang sudah
sering dipakai adalah deteksi antigen NS-1. Karena NS-1 sudah muncul di hari
pertama gejala muncul.
Sedangkan untuk melihat apakah ada tanda kebocoran plasma selain melihat
kadar hematokrit, juga bisa dilihat menggunakan pemeriksaan radiologi.
Manifestasi dari kebocoran plasma adalah efusi pleura atau asites. Untuk
menegakkan diagnosis dari keadaan tersebut dapat dilakukan foto polos dada dan
USG abdomen. Adapun pemeriksaan foto toraks sebaiknya dilakukan dalam posisi
lateral dekubitus kanan (pasien tidur disisi kanan). Bila asites, bisa diperiksa
dengan USG abdomen maupun pemeriksaan shifting dullnes.
RESPON IMUN
Respon Imun pada Infeksi Primer dan Sekunder (Penjelasan Gambar 2):
Infeksi Primer:
- NS 1 antigen: hari pertama setelah onset demam sampai hari 9. Tapi dr. Artha
bilang pada hari ke 7 kadang sudah hilang kadarnya.
- Antibodi IgM:
Hari ke 5 infeksi, kadang-kadang muncul awal pada hari 3.
Puncak IgM dalam 2 minggu, kemudian diikuti dengan 2 minggu penurunan
IgM secara cepat.
Tidak terdeteksi 2-3 bulan setelah infeksi. Namun ada pula kemungkinan
akan terdeteksi sampai 6 bulan.
- IgG: akan muncul dalam tingkat yang rendah pada awal fase penyembuhan,
tidak terdeteksi selama fase akut. Deteksi IgG pada infeksi primer yaitu
pada hari 14 setelah onset atau gejala.
Infeksi Sekunder:
- NS 1 antigen: hari pertama setelah onset demam sampai hari 9.
- Respon IgM lebih bervariasi:
Biasanya didahului dengan munculnya IgG, dan IgM muncul belakangan
selama fase demam.
IgM dapat tidak diproduksi sampai 20 hari setelah onset infeksi.
Pada beberapa pasien secara minoritas dapat tidak ditemukan adanya IgM.
- Infeksi Sekunder tingginya kadar IgG terdeteksi selama fase akut
Mencapai kadar diatas kadar waktu infeksi primer atau infeksi yang lalu.
IgG dapat dideteksi pada hari ke 3 gejala, tetapi secara umum dapat
terdeteksi pada hari 5-6.
Bertahan selama 30-40 hari, kemudian menurun kadarnya seperti pada
waktu infeksi primer atau infeksi yang lalu.
DENGUE GUIDELINES
and DHF in small prevention and control Dengue and DHF – WHO
hospitals – WHO – WHO TDR 2009 Searo 2011
Searo 1999
33 160 212
Pg
KLASIFIKASI DIAGNOSIS
DF DHF
1. Demam 2-7 hari + +
2. Kecenderungan perdarahan +/- +
- Tourniquet test positif
- Perdarahan spontan
3.Trombositopenia +/- +
- ≤ 100,000/mm³
4. Kebocoran plasma - +
- Efusi pleura/ascites/hipoproteinemia
- Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari
baseline.
Adanya warning sign seperti vomitus yang menetap, nyeri abdominal, lemah dan
gelisah, atau ologuria dan oliguria penting untuk ditangani agar syok dapat
dihindari. Hemostastis yang abnormal dan kebocoran plasma merupakan
patofisiologi utama dari DBD. Trombositopenia dan peningkatan hematokrit atau
hemokonsentrasi konstan ditemukan sebelum demam atau onset dari syok. DBD
lebih banyak mengenai anak-anak dengan infeksi sekunder. Infeksi primernya
karena DENV-1 dan DENV-3 (WHO Searo, 2011).
Adanya efusi pleura merupakan bukti paling objektif dari kebocoran plasma.
Beberapa hal yang mendukung diagnosis pasien DHF adalah anemia, perdarahan
berat, tanda adanya baseline hct, dan kenaikan hct <20% karena terapi IV segera.
MANAJEMEN KASUS
2009 2011
Beri 5–10ml/kg dari Fresh Packet Red 10 ml/kg Fresh Whole Blood atau 5
Cell atau 10–20ml/kg Fresh Whole ml/kg dari Fresh Packet Red Cell.
Blood dengan dosis yang tepat dan Menilai kembali, ulangi jika perlu.
observasi respon klinis.
KRITERIA PEMULANGAN PASIEN
Alhamdulillah
Dikoreksi ya kalau-kalau ada yang salah,
dan semoga editannya bisa dipahami.
Sekian dari varo15.