Anda di halaman 1dari 46

SYOK

DEFINISI
Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang diakibatkan
ketidakmampuan sistem sirkulasi menyuplai
oksigen & nutrien ke jaringan, ditandai dengan hipoksia dan
ketidakadekuatan fungsi sel yang menyebabkan kegagalan organ dan
potensial kematian. (Kleinpell dalam Garretson, 2007).

Keadekuatan aliran darah ke jaringan membutuhkan TIGA komponen :


Pompa jantung yang adekuat
Sistem sirkulasi yang efektif
Volume darah adekuat
ETIOLOGI
Etiologi spesifik dari syok tidak diketahui, tetapi
syok dapat terjadi karena trauma yang hebat,
kegagalan jantung, perdarahan, terbakar, anestesi,
infeksi berat, obstruksi intestinal, anemia, dehidrasi,
anafilaksis, dan intoksikasi.
O2 PATOFISIOLOGI SYOK
Hipoksia Asam Laktat

Metabolisme Anaerob
Asidosis Metabolik
2 Mol ATP

Energi Menurun
Edema Sel

Gangguan Pompa Na-K


Tanda klinik syok bervariasi tergantung pada penyebabnya.
Secara umum, tanda kliniknya dapat berupa :
Berkurangnya perfusi perifer
Berkurangnya volume nadi
CRT > 2 detik
Akral dingin
Penurunan kesadaran
Penurunan jumlah urin
Berdasarkan kegagalan komponen penunjang
sirkulasi, syok dibagi menjadi 3 (IDAI, 2009):
1. Syok Hipovolemik Tersering pada anak
2. Syok Distributif
3. Syok Kardiogenik
SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK HIPOVOLEMIK
Syok hipovolemik didefinisikan sebagai penurunan perfusi
dan oksigenasi jaringan disertai kolaps sirkulasi yang
disebabkan oleh hilangnya volume intravaskular akut akibat
berbagai keadaan bedah atau medis (Greenberg, 2005).

Syok yang paling sering terjadi pada anak dan penyebab


kematian terbanyak.
PENYEBAB
Penyebab terjadinya syok hipovolemik adalah :
1. Perdarahan
2. Diare
3. Muntah
4. Luka bakar
5. Peritonitis
PATOFISIOLOGI
TANDA
Secara umum, syok hipovolemik menimbulkan gejala :
1. Takikardi
2. Vasokonstriksi
3. Membran mukosa kering (Dehidrasi)
4. Diuresis berkurang (Dehidrasi)
5. Pucat (Kehilangan darah)
SYOK DISTRIBUTIF
SYOK DISTRIBUTIF
Distribusi aliran darah abnormal dapat mengakibatkan
gangguan perfusi jaringan yang berat, bahkan bila curah
jantung normal atau meningkat. Maldistribusi alirat
darah tersebut terjadi karna kelainan tonus vaskular.
Akibat dari dilatasi pembuluh darah besar- besaran
penurunan systemic vascular resistance (SVR)
penurunan preload
PENYEBAB
Sepsis : Infeksi (pneumonia, peritonitis, prosedur invasif
Neurogenik : cedera medula spinalis, anastesi spinal, depresi
pusat vasomotor
Reaksi anafilaktik: reaksi hipersensitivitas (alergik)
PATOFISIOLOGI
TANDA
1. Takikardi
2. Perubahan perfusi perifer
3. Stadium awal: Pelepasan sitokin Vasodilatasi denyut
nadi peifer teraba kuat dan fungsi organ dpt dipertahankan.
4. Stadium lanjut tanpa terapi: ekstremitas dingin, berbercak
dan waktu pengisian kapiler memanjang.
5. Jika karena sepsis: Demam, letargi, Petekie atau purpura dan
sumber infeksinya mungkin telah diketahui.
SYOK KARDIOGENIK
SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik adalah gangguan fungsi sirkulasi
mendadak dan kompleks yang mengakibatkan
hipoksia jaringan akibat berkurangnya curah jantung
pada keadaan volume intravaskular yang cukup.
(PKB, 2013)
PENYEBAB
Pada bayi baru lahir :
Penyakit jantung bawaan (PJB)
Kelainan otot jantung
Pada bayi dan anak:
Obstruksi ekstrinsik dan intrinsik pada jalan masuk dan jalan keluar jantung
Kelainan otot jantung
Kelainan metabolik
Kelainan irama jantung
Pasca operasi jantung
PATOFISIOLOGI
TANDA
Tanda klinis syok kardiogenik timbul akibat gangguan
fungsi sistolik dan diastolik. Kompensasi dari ganngguan tsb
menyebabklan :
Takikardia
Vasokonstriksi
Retensi cairan dan garam
Melepaskan hormon-hormon tertentu
Secara klinis anak tampak :
Pucat
Badan dingin
Takikardia,
Hipotensi
Berkurangnya perfusi perifer
Asidosis
Oliguria
Penurunan kesadaran.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Diagnosis pasien syok tidak lepas dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Anamnesis:
Kejadian akut atau tiba-tiba
Trauma
Perdarahan
Riwayat penyakit jantung bawaan atau penyakit jantung rematik
Riwayat diare
Beberapa penyakit yang disertai demam
KLB Demam Berdarah Dengue
Demam
Apakah bisa makan/minum.
Diagnosis syok dapat ditegakkan bila ditemukan
tanda-tanda syok seperti takikardi, penurunan
perfusi organ, penurunan kesadaran, CTR < 2 detik,
akral dingin dan penurunan produksi urin
Pemeriksaan:
Kesadaran
Kemungkinan perdarahan
Vena leher (vena jugularis)
Pembesaran hati
Petekie
Purpura.
Hasil pemeriksaan yang bisa saja ditemukan selain
uraian diatas seperti tampak takipnu disertai ronkhi
basah halus atau wheezing serta terdengar bunyi
gallop pada auskultasi merupakan tanda dari syok
kardiogenik.
Pemeriksaan penunjang lainnya seperti laboratorium
berupa pemeriksaan darah rutin, elektrolit, tes
koagulasi, tes urin selain juga juga bisa dilakukan
pemeriksaan foto rontgen, EKG, saturasi oksigen,
indikator hemodinamik.
Diagnosis Banding pada Anak dengan Syok

Pelayanan Kesehatan Anak


(WHO, 2009)
PENATALAKSANAAN
Pertahankan jalan nafas, berikan oksigen (FiO.
100%), bila perlu berikan tunjangan ventilator
Pasang akses vaskular secepatnya (60-90 detik), lalu
berikan cairan kristaloid 20 ml/ kg berat
badan dalam waktu kurang dari 10 menit.
Menilai perubahan denyut nadi dan perfusi jaringan.
Pasang kateter urin
Pemberian cairan resusitasi dapat diulangi, bila syok belum teratasi,
hingga volume intravaskular optimal.Target resusitasi cairan:
Capillary refill kurang dari 2 detik
Kualitas nadi perifer dan sentral sama
Akral hangat
Produksi urine > 1 ml/kg/jam
Kesadaran normal
Pemberian cairan resusitasi dihentikan bila
penambahan volume tidak lagi mengakibatkan
perbaikan hemodinamik, dapat disertai terdapatnya
ronkhi basah halus tidak nyaring, peningkatan
tekanan vena jugular atau pembesaran hati akut.
Bila syok belum teratasi, lakukan pemasangan
vena sentral. Bila tekanan vena sentral kurang dari 10
mmHg, pemberian cairan resusitasi dapat dilanjutkan
hingga mencapai 10 mmHg.
Bila syok belum teratasi setelah langkah diatas, berikan
dopamine 2-10 mg/kg/menit atau
dobutamine 5-20 mg/kg/menit.
Bila syok belum teratasi, berikan epinephrine 0,05-2
mg/kg/ menit, bila akral dingin (vasokonstriksi) atau
norepinephrine 0,05-2 mg/kg/menit, bila akral hangat
(vasodilatasi pada syok distributif).
Pada syok kardiogenik dengan resistensi vaskular
tinggi, dapat dipertimbangkan milrinone yang
mempunyai efek inotropik dan vasodilator. Dosis
milrinone adalah 50 mg/kg/ bolus dalam 10
menit, kemudian dilanjutkan dengan 0,25-0,75
mg/kg/menit (maksimum 1,13 mg/kg/hari)
Bila syok masih belum teratasi juga, pertimbangkan
pemberian hidrokortison, atau metil-prednisolon
atau dexamethason, terutama pada anak yang sebelumnya
mendapat terapi steroid lama (misalnya asma, penyakit-autoimun
dll.) Dosis hidrokortison dimulai dengan 2 mg/kg, setara
dengan metil prednisolon 1.3 mg/kg dan dexamethason
0,2 mg/kg.
Pelayanan Kesehatan Anak
(WHO, 2009)
Pelayanan Kesehatan Anak
(WHO, 2009)
Pelayanan Kesehatan Anak
(WHO, 2009)
Tambahan
Catatan untuk penilaian tanda Kegawatdaruratan dan Prioritas
Menilai jalan napas (airway= A) dan pernapasan (breathing= B)
Apakah pernapasan anak kelihatan tersumbat?
Lihat dan dengar apakah ada aliran udara napas yang tidak adekuat selama
bernapas.

Apakah ada gangguan pernapasan yang berat?


Pernapasan anak sangat berat, anak menggunakan otot bantu pernapasan
(kepala yang menganggukangguk), apakah pernapasan terlihat cepat, dan anak
kelihatan mudah lelah? Anak tidak bisa makan karena gangguan pernapasan.

Apakah ada sianosis sentral?


Terdapat perubahan warna kebiruan/keunguan pada lidah dan mukosa mulut.
Menilai sirkulasi (circulation= C) (untuk syok)
Periksa apakah tangan anak teraba dingin?
Jika ya: Periksa apakah capillary refill lebih dari 3 detik. Tekan pada kuku
ibu jari tangan atau ibu jari kaki selama 3 detik sehingga nampak
berwarna putih. Tentukan waktu dari saat pelepasan tekanan hingga
kembali ke warna semula (warna merah jambu).
Jika capillary refill lebih dari 3 detik, periksa denyut nadi anak.

Apakah denyut nadi anak tersebut lemah dan cepat?


Jika denyut nadi pergelangan tangan (radius) kuat dan tidak terlalu cepat,
anak tidak mengalami syok. Jika tidak dapat dirasakan adanya denyut nadi
radius pada bayi (kurang dari 1 tahun), rasakan denyut nadi leher, atau jika
bayi berbaring rasakan denyut nadi femoral. Jika tidak dapat dirasakan
denyut nadi radius, cari karotis. Jika ruangan terlalu dingin, gunakan
denyut nadi untuk menentukan apakah anak dalam keadaan syok.
Menilai koma (coma= C) atau kejang (convulsion = C) atau
kelainan status mental lainnya

Apakah anak koma?


Periksa tingkat kesadaran dengan skala AVPU:
A: sadar (alert)
V: memberikan reaksi pada suara (voice)
P: memberikan reaksi pada rasa sakit (pain)
U : tidak sadar (unconscious)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai