Perbedaan ATM (Acute Transverse Myelitis), ADEM (Acute Disseminated Encephalomyelitis), dan MS (Multiple Sclerosis)
Kriteria ATM ADEM MS
Definisi Acute Transverse Myelitis Acute disseminated Multipel sklerosis (MS) adalah suatu
merupakan kelainan neurologi encephalomyelitis (ADEM) adalah penyakit neurodegeneratif akibat
dikarenakan peradangan sepanjang penyakit demielinasi inflamasi proses demielinisasi kronik pada
medulla spinalis baik satu segmen idiopatik pada SSP yang dimediasi sistem saraf pusat yang disebabkan
dari medulla spinalis yang sistem imun dan terutama mengenai oleh peradangan autoimun. Multipel
menimbulkan gejala klinik berupa substansia alba pada otak dan sklerosis merupakan suatu penyakit
kelemahan atau gangguan motorik, medula spinalis peradangan idiopatik yang ditandai
gangguan sensoris, dan disfungsi
dengan adanya demielinisasi dan
autonom.
degenerasi pada sistem saraf pusat.
Penyakit ini menyerang jaringan
myelin otak dan medula spinalis yang
menyebabkan kerusakan myelin dan
akson. Kerusakan tersebut
selanjutnya menyebabkan terjadinya
gangguan transmisi konduksi sistem
saraf
Etiologi Penyebab pasti tidak diketahui Patogenesis ADEM dianggap berupa Penyebab pasti terjadinya penyakit
inflamasi dan demielinasi multifokal MS masih belum diketahui, namun
yang tersebar dan yang terkait sejumlah faktor diduga memiliki
dengan mekanisme autoimun di SSP peranan penting. Faktor autoimun,
genetik dan lingkungan merupakan
sejumlah faktor penting terjadinya
kondisi MS
Gejala Klinis Kelemahan, gangguan sensoris, Manifestasi neurologis dijumpai gejala klinis; gejala tersebut
dan disfungsi autonomy. mulai 3 hari hingga 4 minggu setelah meliputi : defisit sensorik, neuritis
5) Gejala terjadi bisa terjadi kejadian pencetus, yang dapat optikum, defisit motorik, gangguan
secara progresif dalam 2 hari dijumpai pada tiga perempat pasien. gait (pola berjalan) dan juga rasa
dan mengalami perbaikan Awalnya pasien mengeluhkan gejala
non spesifik seperti nyeri kepala, pegal. Kepustakaan lainnya secara
setelah 6 hari. pada beberapa lebih sederhana menyatakan MS
demam, mialgia dan malaise. Hal ini
kasus bisa terjadi paralisis pada populasi anak memiliki tiga
kemudian diikuti dengan manifestasi
secara total/parsial dan gejala pokok yang meliputi gangguan
neurologis dengan onset yang cepat,
kehilangan sensoris pada mencakup ensefalopati akut bersama penglihatan, defisit neurologis dan
tingkat bawah dari lesi. dengan triad defisit neurologis fokal gangguan mental.
6) Jika lesi terjadi pada daerah (hemiparesis, quadriparesis), ataksia,
servikal akan mengakibatkan dan perubahan status mental Gejala pada mata merupakan gejala
paralisis respiratorik (segmen (mengantuk, sopor atau koma). awal pada MS berupa penurunan
C3,4,5 sampai diafragma). Gejala dan tanda lainnya mencakup visus yang dapat sembuh sempurna,
7) Gejala klinik lain berupa nyeri keterlibatan saraf kranial,
kemudian dapat kambuh dengan
tulang belakang, retensi urin, meningismus, konvulsi, migren,
proses yang semakin progresif dan
dan kelemahan. Kelemahan mielopati, neuritis optik, afasia,
gerakan involunter dan parestesi. dapat berakhir menjadi buta; gejala
yang terjadi biasanya pada lain pada mata berupa diplopia dan
daerah tungkai dan bersifat Ensefalopati kini ditekankan sebagai
tanda kunci yang membedakan buta sebagian. Pemeriksaan pada
asimetris. mata menunjukkan adanya paresis
ADEM dan MS.
Refleks tendon bisa meningkat atau gaze, skotoma, nistagmus dan pada
menurun. Gangguan fungsi
Pada adem gangguan autonomy tidak pemeriksaan fundus papila nervus
autonomy bisa terjadi inkontinensia
terganggu. optikus ditemukan gambaran papil
urin dan konstipasi.
pucat. Defisit neurologis dapat
berupa kelumpuhan bulbar dan
anggota gerak, ataksia, gangguan
sensoris, adanya refleks patologis
dan spastisitas. Hal ini disebabkan
karena terdapatnya lesi di daerah
substansia alba pada serebrum,
serebelum, batang otak dan medulla
spinalis. Gangguan mental pada
pasien anak yang menderita MS
berupa disorientasi, euphoria dan
emosi yang tidak stabil. Semua gejala
tersebut dapat mengalami remisi;
dimana remisi tersebut bisa bersifat
sempurna tanpa meninggalkan gejala
sisa, kemudian terjadi kekambuhan
yang memberikan gejala yang lebih
berat
Laboratorium Pada CSF terjadi pleositosis dan Analisa CSS pada ADEM biasanya Pemeriksaan penunjang lain yang
peningkatan kadar IgG dalam darah normal, namun dapat menunjukkan dapat dilakukan adalah pungsi
pleositosis sedang, jarang melebihi lumbal untuk memeriksa cairan
100 sel/mm , glukosa dalam batas serebrospinal. Analisis cairan
normal, dan protein sedikit serebrospinal pasien multiple
meningkat. Analisa CSS pada MS
sclerosis dapat ditemukan cincin
jarang menunjukkan pleositosis.
oligoklonal yang tidak ditemukan
pada kondisi normal
Pencitraan Pada pemeriksaan MRI dijumpai Diagnosis ADEM ditegakkan Multipel sklerosis menyebabkan
(MRI) lesi hiperintens diffuse sepanjang berdasarkan temuan MRI berupa ditemukannya gambaran lesi
spinal cord demielinasi substansia alba yang multiple pada MRI sistem saraf
multifokal pusat.