Anda di halaman 1dari 112

NEUROANATOMI DALAM Oleh

Didik Dwi Sanyoto, dr.,


APLIKASI KLINIS M.Kes, M.Med.Ed

1
SUSUNAN SARAF
Upper motor neuron (Susunan
Saraf Pusat)
 Dari otak sampai sumsum tulang
belakang

Lower Motor Neuron (Susunan


Saraf Tepi)
 Dari sumsum tulang belakang
sampai otot

2
SPINA BIFIDA
Spina bifida adalah cacat lahir/congenital yang ditandai dengan
terbentuknya celah pada tulang belakang bayi. Kelainan ini dipicu
oleh pembentukan tulang belakang yang tidak sempurna pada bayi
selama dalam kandungan. Perkembangan tidak sempurna ini disebut
cacat tabung saraf (meningocele).
Struktur Tulang Belakang
Tulang belakang membentuk canalis spinalis yang berisi cairan LCS
dan medulla spinalis (MS). Medulla spinalis ini berisi kumpulan serabut
saraf yang menghubungkan otak dengan berbagai organ di tubuh
termasuk otot. Di dalam canalis spinalis, MS dilapisi oleh meninges. Di
luar dari tulang belakang, terdapat jaringan kulit.
Bila celah mencapai sebagian jaringan kulit, misalnya pada kulit di
bagian punggung bawah, cairan tulang belakang dapat
mendorongnya sehingga terbentuk kantung yang dapat terlihat di
punggung bawah (meningocele), namun jika defect hingga kulit tidak
terbentuk maka MS dapat terlihat dari luar.
3
4
5
DUCHENE MUSCULAR DYSTROPHY
Distrofi /degenerasi otot yang menyerang anak laki-laki. Penyakit ini
disebabkan oleh mutasi gen distrofin, gen terbesar di kromosom
X manusia yang menyandi protein distrofin, yaitu komponen struktural
dalam jaringan otot yang penting dalam membuat stabil kompleks
distroglikan membran sel.
Gejala muncul sebelum usia 6 tahun. Pelemahan otot proksimal yang
progresif pada kaki dan panggul (yang disebabkan oleh hilangnya
massa otot) biasanya muncul terlebih dahulu.
Kemudian pelemahan ini menyebar ke lengan, leher, dan anggota
tubuh lain. Gejala-gejala awal meliputi pseudohipertrofi (pembesaran
otot betis dan deltoideus), daya tahan yang rendah, dan kesulitan
berdiri atau memanjat anak tangga. Proses selanjutnya adalah
jaringan otot tersebut kemudian dibuang dan akhirnya digantikan
oleh lemak dan jaringan fibrotik (fibrosis)

6
7
KEJANG DEMAM

8
neurotoksix

9
EPILEPSI
Di dalam otak manusia terdapat neuron yang merupakan
bagian dari systema nervosum. Tiap neuron saling
berkomunikasi dengan menggunakan impuls listrik. Pada
kasus epilepsi, kejang terjadi ketika impuls listrik tersebut
dihasilkan secara berlebihan oleh “sekelompok neuron”
sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh
yang tidak terkendali.
Penyebab
1. aspiksia saat proses kelahiran
2. cedera kepala
3. infeksi otak
4. tumor otak
10
11
Focal epilepsy

12
13
14
15
MENINGITIS

16
17
LUMBAL PUNGTIE (LP)

18
SINDROM HORNER
Sindroma Horner’s terdiri dari ptosis, miosis,
anhidrosis dan hyperemia pada kulit wajah
Penyakit ini sering di DD dengan kerusakan n. III
Semua gejala klinis ini disebabkan oleh karena
adanya proses di tulang belakang pada servikal
VIII sampai dengan torakal I  manifestasi
blokade aktivitas simpatik (gangguan ganglion
cervicalis superior)

19
20
21
SINDROMA GUILLAIN BARRE (SGB)
SGB atau Radang Polineuropati Demielinasi Akut
adalah peradangan akut yang menyebabkan kerusakan sel
saraf/neuron tanpa penyebab yang jelas (autoimun).
Antibodi menyerang sistem saraf tepi terutama
merusak selubung mielin neuron (demielinasi) menyebabkan
kerusakan neuron.
Kelumpuhan pada pasien SGB biasanya terjadi dari bagian
tubuh bagian bawah yang progresif menuju bagian atas
secara bertahap, namun dalam waktu yang bervariasi.
Kerusakan tersebut akan menyebabkan kelumpuhan motorik
dan gangguan sensibilitas. Jika kerusakan terjadi sampai
pangkal saraf maka dapat terjadi kelainan pada sumsum
tulang belakang.

22
23
MIASTENIA GRAVIS
Penyakit autoimun kronis yang terjadi
pada transmisi neuromuskular yang
menghasilkan kelemahan otot.
Gejalanya secara umum, jika seseorang
terserang MG, ia akan merasa seperti
mengantuk, lalu akhirnya tidak bisa
menggerakkan kelopak mata.
Menurunnya kelopak mata ini disebut
ptosis.
Jika menyerang otot menelan/
tenggorokan, penderita akan sulit
menelan, sulit berbicara

24
TETANUS
Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada tubuh seperti
luka. C. tetqni membentuk dua toksin yaitu tetanuspasmin yang
dapat menyebabkan spasme otot tanpa gangguan kesadaran.

Eksotoksin yang dihasilkan akan mencapai sistem saraf pusat


dengan melewati akson neuron atau sistem vaskuler. Kuman ini
menjadi terikat pada satu saraf atau jaringan saraf dan tidak
dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Namun toksin yang
bebas dalam peredaran darah sangat mudah dinetralkan oleh
antititoksin.
toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui aksis silindrik
dibawah ke kornu anterior susunan saraf pusat. Toksin bereaksi
pada myoneural junction yang menghasilkan otot-otot manjadi
kejang dan mudah sekali terangsang. 25
26
27
ERB’S PALSY
Kelumpuhan lengan akibat
robeknya akar saraf C5 dan C6
pleksus brakhialis
Disebabkan trauma persalinan:
tarikan pada daerah pleksus
Brakhialis
Tanda: tidak adanya respon
motorik yang normal pada otot-
otot ekstremitas atas, seperti
tidak adanya refleks
menggenggam dan refleks moro
asimetris
28
POLIO

29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
KEKUATAN OTOT
Tenaga atau kekuatan otot itu dapat dinilai menurut skala MRC :
Derajat 0: Paralisis total
Derajat 1: Masih terlihat kontraksi
Derajat 2: Gerak aktif tanpa gravitasi
Derajat 3: Bergerak melawan gravitasi
Derajat 4: Bergerak melawan tahanan
Derajat 5: Kekuatan otot normal
RABIES

40
41
42
43
SPONDILITIS TB

44
45
COMPLETE SPINAL TRANSECTIONS
/ SPINAL CORD INJURIES (SCI)
 SCI adalah gangguan neurologis yang
disebabkan adanya lesi pada medula
spinalis oleh karena trauma, tumor, infeksi,
pendarahan dll.
Terjadi akibat patah tulang belakang dan
terbanyak mengenai daerah servikal dan
lumbal, akibat hiperfleksi, hiperekstensi,
kompressi, atau rotasi tulang belakang.
46
47
48
49
HNP (HERNIA NUCLEUS PULPOSUS)

50
MIGRAIN

Migrain adalah nyeri kepala berdenyut


yang disertai mual dan muntah yang
terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls
(listrik) otak yang meningkatkan aliran
darah di otak dan mengakibatkan
terjadinya pelebaran pembuluh darah otak
serta proses inflamasi (peradangan).

51
52
CP = CEREBRAL PALSY

Lumpuh otak (Cerebral Palsy / spastic paralysis /


spastic hemiplegia / spastic dispelgia / spastic
quadriplegia) adalah suatu kondisi terganggunya
fungsi otak dan jaringan saraf yang
mengendalikan gerakan, laju belajar,
pendengaran, penglihatan, serta kemampuan
berpikir.

53
54
55
PARKINSON
Parkinson merupakan penyakit yang disebabkan
oleh berkurangnya neurotransmitter dopamine
pada dasar ganglion. Gejala berupa tangan
gemetaran sewaktu istirahat tetapi gemetaran itu
hilang sewaktu tidur, sulit bergerak, kekakuan otot
(rigiditas), otot muka kaku menimbulkan kesan
seolah – olah bertopeng, mata sulit berkedip dan
langkah kaki menjadi kecil dan kaku.

56
57
58
59
STROKE

60
61
62
63
Sensory and Motor Areas of the
Cerebral Cortex

64
65
BELL'S PALSY (GGN N. VII)

Bell’s palsy adalah nama penyakit yang


menyerang saraf wajah hingga menyebabkan
kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah.
Terjadi disfungsi saraf VII (saraf fascialis).
Berbeda dengan stroke, kelumpuhan pada sisi
wajah ditandai dengan kesulitan menggerakkan
sebagian otot wajah, seperti mata tidak bisa
menutup, tidak bisa meniup, dan sebagainya.
Beberapa ahli menyatakan penyebab bell’s
palsy berupa virus herpes yang membuat syaraf
menjadi bengkak akibat infeksi.
66
1. gangguan m. orbicularis oculi
2. gangguan m. orbicularis oris
dan bucinator
3. gangguan secret cairan
karena ggn saraf

67
DISLEKSIA
Disleksia adalah sebuah kondisi ketidakmampuan
belajar pada seseorang yang disebabkan oleh
kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan
aktivitas membaca dan menulis. Para peneliti
menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi
dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga
dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan
dari orang tua. Ada 3 aspek kognitif penderita
disleksia yaitu Pendengaran, Penglihatan, dan
Perhatian.

69
TIPE DISLEKSIA
1. Developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir)
diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat
genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah
substansia grisea pada otak. Disfungsi tersebut
berhubungan dengan perubahan konektivitas di area
fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal
disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi
tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari
bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep
ruang dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi
verbal, cepat, dan berurutan.
2. Aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau
perubahan cara otak kiri membaca).
70
71
VERTIGO
Vertigo merupakan suatu gejala dengan
sensasi diri sendiri atau sekeliling terasa
berputar yang terjadi secara tiba-tiba.
Penyebab
1. Gangguan system saraf pusat (tumor,
infeksi, multiple sclerosis)
2. Gangguan penglihatan
3. gangguan zat kimia (alcohol)
72
73
AMNESIA
Amnesia adalah ketidak mampuan seseorang untuk
mengingat atau mengenali kejadian yang terjadi dalam
suatu periode di masa lampau, biasanya kelainan ini
akibat guncangan batin atau cedera otak.
Menurut Lynch (2004) explicit memory adalah keterlibatan
kesadaran dalam memanggil kembali informasi terkait
orang, tempat dan sesuatu. Memori jenis ini tergantung
pada integritas lobus temporalis (hippocampus, subiculum
dan entorhinal cortex) dan struktur diencephalon
Amnesia pasca trauma (antegrade) secara khusus terjadi
pada memori deklaratif yang digunakan untuk mengingat
fakta dan peristiwa atau pengetahuan setelah trauma.

74
75
DEMENSIA
Demensia ditandai dengan terganggunya mental seseorang yang
menyebabkan gangguan berpikir, menilai, berbahasa dan hilang
ingatan. Demensia juga dapat menyebabkan perubahan sifat dan
perilaku seseorang, depresi, halusinasi dan paranoia.
Penyebab:
1. Penyakit Alzeimer
2. Penyalahgunaan konsumsi zat terlarang dalam jangka panjang
3. Tumor otak
4. Gangguan kelenjar tiroid
5. Kurangnya vitamin, terutama Vitamin B12
6. Hipoglikemia

76
ALZHEIMER

Alzheimer sejenis sindrom akibat terjadinya


apoptosis neuron otak pada saat yang hampir
bersamaan , sehingga otak tampak mengerut dan
mengecil.
Terdapat degenerasi korteks pada daerah
frontal dan temporal.
Dalam pemeriksaan CT Scan tampak sisterna
ventrikel membesar, gyrus mengecil dan sulcus
melebar
77
78
79
80
AFASIA
Afasia adalah gangguan kemampuan berbahasa. Para penderita
afasia dapat mengalami gangguan berbicara, memahami sesuatu,
membaca, menulis, dan berhitung.
Penyebab dari Afasia adalah kerusakan pada hemisfer otak besar.
Terutama pada bagian area Broca's atau area Wernicke's.
Area Broca's diketahui berpengaruh pada kemampuang berbicara,
sedangkan area Wernicke's diketahui berpengaruh pada kemampuan
mengerti bahasa.
Penyebab afasia selalu berupa cedera otak. Pada kebanyakan kasus,
afasia dapat disebabkan oleh pendarahan otak. Selain itu juga
dapat disebabkan oleh kecelakaan atau tumor.

81
82
83
CARPAL TUNNEL SYNDROM
Kondisi yang menyebabkan
jari tangan mengalami
sensasi kesemutan, mati
rasa, atau nyeri. Bagian
yang paling sering
terpengaruh adalah
jempol, jari tengah, dan
telunjuk. Gejala yang
muncul biasanya
berkembang secara
perlahan dan akan
bertambah parah pada
malam hari.
84
TARSAL TUNNEL SYNDROME
saraf tibial atau cabangnya di
sisi pergelangan kaki dan kaki
bagian bawah terjepit.
Tekanan ini dapat berasal dari
kerusakan dari cedera seperti
retak dan terkilir serius.
Penyebab lainnya adalah tumor
lokal dan masalah lain misalnya
ukuran sepatu yang tidak
sesuai.

85
SCIATICA PAIN
Nyeri skiatika selalu dimulai
di punggung bawah yang
meluas melalui pantat dan
bawah tungkai kaki dan
turun ke kaki. Yang harus
diperhatikan adalah rasa
sakit yang tajam yang
berasal dari belakang
melalui bokong dan turun ke
salah satu kaki

86
TORTICOLIS Tortikolis adalah suatu gangguan
pada otot leher yang
mengakibatkan kepala terlihat
memutar ke samping. Selain
membuat tampilan penderita seperti
itu, tortikolis juga menyebabkan
gejala-gejala seperti:
 Terbatasnya gerakan kepala
 Kaku otot leher
 Sakit leher
 Bengkak otot leher

87
PERONEAL PALSY
N.Peroneus communis mudah terkena cedera, karena secara anatomi
berjalan melingkar collum fibula dekat periosteum yang hanya
ditutupi oleh kulit dan jaringan subcutaneous. Saraf ini berjalan ke
distal melewati suatu terowongan (tunnel) yang berpangkal pada
M.Peroneus longus
Peroneal nerve palsy paling sering diakibatkan oleh duduk bersilang
kaki yang mana menyebabkan saraf peroneal terjepit antara caput
fibula dan condylus femur externa serta patella pada tungkai yang
berlawanan

88
89
90
NEUROGENIC BLADDER
Kandung Kemih Neurogenik (Neurogenic Bladder) adalah hilangnya
fungsi kandung kemih yang normal akibat kerusakan pada sebagian
sistem sarafnya.

Penyebab:
- Penyakit
- Cedera
- Cacat bawaan pada otak, medula spinalis atau saraf yang menuju
ke kandung kemih, saraf yang keluar dari kandung kemih maupun
keduanya.
Suatu kandung kemih neurogenik bisa kurang aktif, dimana kandung
kemih tidak mampu berkontraksi dan tidak mampu menjalankan
pengosongan kandung kemih dengan baik; atau menjadi terlalu aktif
(spastik) dan melakukan pengosongan berdasarkan refleks yang tak
terkendali. 91
92
93
HIDROCEPHALUS

94
95
96
97
98
99
100
TRIGEMINAL NEURALGIA
Penyebab kondisi ini
adalah iritasi syaraf
cranial kelima (syaraf
Trigeminal) yang
bertanggung jawab untuk
memberikan sensasi wajah.
Iritasi ini kadangkala
disebabkan oleh tumor
jinak atau sklerosis multiple,
atau yang biasanya dapat
dideteksi dengan MRI

101
EPIDURAL DAN SUBDURAL HEMATOMA
 Epidural Hematoma atau
perdarahan extradural adalah adanya darah
yang mengumpul di area epidural, yaitu area di
antara tulang tengkorak dan lapisan duramater.
 Subdural Hematoma adalah penimbunan
darah di dalam rongga subdural (di antara
duramater dan arakhnoid). Perdarahan ini sering
terjadi akibat robeknya vena-vena jembatan
(bridging veins) yang terletak antara kortek
cerebri dan sinus venous tempat vena tadi
bermuara, namun dapat terjadi juga akibat
laserasi pembuluh arteri pada permukaan otak 102
103
INTRASEREBRAL HEMATOMA

104
PERDARAHAN SUBARACHNOID
(SUBARACHNOID HEMORRHAGE/SAH)
Subarachnoid hemorrhage
adalah pendarahan ke
dalam ruang (ruang
subarachnoid) diantara
lapisan dalam (pia mater)
dan lapisan tengah
(arachnoid mater) para
jaringan yang melindungan
otak (meninges).

105
PROSES DESAK RUANG

106
107
KESADARAN
Pusat pengaturan kesadaran pada manusia secara
anatomi terletak pada serabut formation retikularis dari
batang otak sampai thalamus dan dilanjutkan ke ARAS,
yang menghubungkan thalamus dengan korteks cerebri.
Formasio reticularis terletak di substansi grisea otak dari
daerah medulla oblongata sampai midbrain dan
thalamus.
formasio reticularis midbrain merangsang ARAS
(Ascending Reticular Activating System), suatu proyeksi
serabut difus yang menuju bagian area di cortex cerebri.

108
109
Tingkat Kesadaran (kualitatif): (Price, 2006)
Sadar (Composmentis) → sadar penuh, orientasi baik
terhadap orang, tempat dan waktu, kooperatif, dapat
mengingat angka yang diberitahukan beberapa menit
sebelumnya.
Apatis → canggung, mengalami gangguan daya ingat,
kurang kooperatif, acuh tak acuh, bingung.
Delirium → disorientasi waktu, tempat dan orang, tidak
kooperatif, agitasi, gelisah, sulit dibangunkan dari
tidurnya.
Semnolen  kondisi seseorang yang mengantuk namun
masih dapat sadar bila dirangsang
Stupor → diam, tidur, berespon terhadap rangsang suara
keras dan cahaya, berespon baik terhadap rangsang
nyeri.
Koma → tidak sadar, tidak berespon, refleks masih (pupil)
ada. 110
Tingkat kesadaran (Kuantitatif)  Glasgow Coma Scale (GCS)

Didasarkan pada
1. Reaksi membuka mata (Eye),
2. Pembicaraan (Verbal)
3. Gerakan (Motorik).
Hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan dalam derajat (score) dengan
rentang angka 1 sampai 6 tergantung respon yang diberikan.
Interpretasi Hasil GCS:
Nilai GCS (15-14) : Composmentis
Nilai GCS (13-12) : Apatis
Nilai GCS (11-10) : Delirium
Nilai GCS (9-7) : Somnolen
Nilai GCS (6-5) : Stupor
Nilai GCS (4) : semi-coma
Nilai GCS (3) : Coma 111
TERIMA KASIH
112

Anda mungkin juga menyukai