ekstremitas.
1. Apakah differential diagnosis dari keluhan utama tersebut?
2. Data apakah yang anda perlukan untuk menggali riwayat penyakit dan mengarahkan pada
diagnosis?
3. Apakah tatalaksana awal yang tepat pada pasien ini?
*Plegia adalah kekuatan otot yang hilang sama sekali.
*Paresis adalah kekuatan otot yang berkurang
Ciri – ciri klinik pada lesi di UMN dan LMN adalah :
UMN : kehilangan kontrol volunter, peningkatan tonus otot, spastisitas otot, tidak ada atropi otot, reflek
hiperaktif dan abnormal.
LMN : kehilangan kontrol volunter, penurunan tonus otot, paralysis flaksid otot, atropi otot, tidak ada atau
penurunan reflek.
Hal ini menurunkan efesiensi disebabkan kelemahan, juga disebut paresis. Kehilangan hubungan yang komplit
menghalangi adanya keinginan untuk bergerak lebih banyak. Ketiadaan kontrol ini disebut paralisis.
Beda kelumpuhan upper motor nueron
(U.M.N.) dengan kelumpuhan lower
motor neuron (L.M.N.) adalah:
Pada kelumpuhan U.M.N. terdapat kelumpuhan yang spastik (kaku), sedangkan pada kelumpuhan
L.M.N. terdapat kelumpuhan yang flaksid (lemas)
Penyebab kelumpuhan
Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan paralisis mungkin di dalam otak atau batang otak
( pusat sistem saraf ) atau mungkin di luar batang otak ( sistem saraf perifer ). Lebih sering penyebab
kerusakan pada otak adalah stroke, tumor, truma ( disebabkan jatuh atau pukulan ), multiple sclerosis
( penyakit yang merusak bungkus pelindung yang menutupi sel saraf ), serebral palsy ( keadaan yang
disebabkan injuri pada otak yang terjadi sesaat setelah lahir ), gangguan metabolik ( gangguan dalam
penghambatan kemampuan tubuh untuk mempertahankannya ).
Kerusakan pada batang otak lebih sering disebabkan trauma, seperti jatuh atau kecelakaan
mobil. Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dalam atau dengan segera
berdekatan pada tulang belakang termasuk : tumor, herniasi sendi ( juga disebut ruptur sendi ),
spondilosis, rematoid artrirtis pada tulang belakang atau multiple sklerosis.
Kerusakan pada saraf tepi mungkin disebabkan trauma, carpal tunel sindrom, Gullain Barre
Syndrom, radiasi, toksin atau racun, CIDP, penyakit dimielinisasi.
Penyebab kelumpuhan
Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan paralisis mungkin di dalam otak atau batang otak
( pusat sistem saraf ) atau mungkin di luar batang otak ( sistem saraf perifer ). Lebih sering penyebab
kerusakan pada otak adalah stroke, tumor, truma ( disebabkan jatuh atau pukulan ), multiple sclerosis
( penyakit yang merusak bungkus pelindung yang menutupi sel saraf ), serebral palsy ( keadaan yang
disebabkan injuri pada otak yang terjadi sesaat setelah lahir ), gangguan metabolik ( gangguan dalam
penghambatan kemampuan tubuh untuk mempertahankannya ).
Kerusakan pada batang otak lebih sering disebabkan trauma, seperti jatuh atau kecelakaan
mobil. Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dalam atau dengan segera
berdekatan pada tulang belakang termasuk : tumor, herniasi sendi ( juga disebut ruptur sendi ),
spondilosis, rematoid artrirtis pada tulang belakang atau multiple sklerosis.
Kerusakan pada saraf tepi mungkin disebabkan trauma, carpal tunel sindrom, Gullain Barre
Syndrom, radiasi, toksin atau racun, CIDP, penyakit dimielinisasi.
SENSSIBILITAS MACAM-MACAMNYA:
1.Perasa raba.
2.Perasa suhu.
3.Perasa nyeri.
CARA MEMERIKSANYA:
1.Perasa raba diperiksa dengan kapas.
2. Perasa susu diperiksa dengan:
- Air hangat : + 43oC.
- Air dingin : + 10oC.
3. Perasa nyeri diperiksa dengan jarum pentul
1. Nervus oftalmikus (N. V1) yang mensarafi dahi, mata, hidung, selaput otak, sinus paranasalis
dan sebagian dari selaput lendir hidung di sisi ipsilateral.
2. Nervus maksilaris (N. V2) yang mensarafi rahang atas, gigi rahang atas, bibir atas,
pipi,palatum durum, sinus maksilaris dan selaput lendir hidung di sisi ipsilateral.
3. Nervus mandibularis (N. V3) yang mensarafi rahang bawah, gigi rahang bawah, bibir bawah,
mukosa pipi, lidah, liang telinga dan selaput otak di sisi ipsilateral.
NERVUS V:
1. Bagian sensorik
2. Bagian motorik
3. Otot pengunyah
GANGGUAN NERVUS V
DAPAT BERUPA:
I.Lesi nervus V.
II. Terangsangnya nervus V.
1.Neuralgia trigeminus.
2.Nyeri trigeminus sekunder.
3.Neuralgia post-herpetik.
LESI NERVUS V.
ETIOLOGI:
1.Trauma kapitis.
2.Meningitis basalis tuberkulosa.
3.Infiltrasi karsinoma anaplastik nasofaring.
GEJALA-GEJALANYA:
Misalnya lesi nervus V dekstra, akan menimbulkan gejala-gejala:
1. Gangguan sensibilitas pada separuh wajah di sisi dekstra.
2. Ada kelumpuhan otot-otot pengunyah di sisi dekstra dengan gejala:
- Sewaktu penderita menggigitkan giginya, akan terasa oleh pemeriksa bahwa muskulus maseter
dekstranya tidak berkontraksi (tidak mengeras).
- Sewaktu penderita membuka mulutnya lebar-lebar, akan tampak dagunya mencong (deviasi) ke
sisi dekstra.
GEJALA-GEJALANYA:
1.Nyeri paroksismal (bangkitan-bangkitan) di daerah wajah.
2.Bangkitan nyeri ini selalu bermula pada suatu daerah kulit atau selaput lendir yang disarafi oleh
salah satu cabang nervus V (triger zone).
3. Bangkitan nyeri ini biasanya timbul mendadak misalnya sewaktu sedang makan/mengunyah,
bicara atau ada satu tempat tertentu pada pipi penderita yang tersentuh dan berlangsung beberapa
menit.
4. Diluar bangkitan penderita adalah sehat.
PENGOBATAN:
I.Konservatif: Karbamazepin 3 kali 200 mgr/hari. Penitoin 3 kali 100mgr/hari
II. Operatif.
GEJALA-GEJALANYA:
1.Nyeri yang tidak paroksismal (tidak bangkit-bangkitan) di daerah wajah.
2.Dapat mengenai ketiga cabang nervus V.
3.Ada nyeri tekan di daerah wajah yaitu pada tempat keluarnya cabang-cabang nervus V (foramen
supraorbitale, foramen infraorbitale atau foramen mentale).
NEURALGIA POST-HERPETIK
ETIOLOGI: VIRUS HERPES ZOSTER.
GEJALA-GEJALANYA:
1.Ada rasa nyeri di daearh kulit yang disarafi oleh nervus oftalmikus (N. V1).
2.Ada bekas-bekas herpes zoster pada dahi atau pada kornea.
GEJALA-GEJALANYA:
Misalnya lesi nervus VII dekstra perifer akan menimbulkan gejala-gejala:
1. Sulkus naso-labialis dekstra lebih datar daripada yang sinistra.
2. Sewaktu penderita meringis tampak ujung bibir di sisi dekstra tertinggal.
3. Sewaktu penderita bersiul tampak bibir mencong ke sisi dekstra.
4. Dahi di sisi dekstra tidak dapat dikerutkan.
5. Mata dekstra tidak dapat ditutup.
6. Sewaktu-waktu ada gangguan pengecap pada 2/3 lidah bagian depan di sisi dekstra.
7. Sewaktu-waktu kelenjar air mata di sisi dekstra tidak bisa mengeluarkan air mata.
LESI NERVUS VII SUPRA-NUKLEAR
ETIOLOGI: Misalnya stroke.
GEJALA-GEJALANYA:
*Misalnya lesi nervus VII sinistra supra nuklear akan menimbulkan gejala-gejala:
1. Sulkus nasolabralis sinistra lebih datar dari yang dekstra.
2. Sewaktu penderita meringis tampak ujung bibir sinistra tertinggal.
3. Sewaktu penderita bersiul tampak bibir mencong ke sisi sinistra.
4. Penderita dapat mengerutkan dahi dan menutup mata dengan baik.
TIC FASIALIS
Adalah perangsangan nervus VII yang dapat menimbulkan gerakan involunter pada otot wajah
misalnya otot-otot disekitar mata.
NERVUS IX (N.GLOSOFARINGEUS)
NERVUS IX TERDIRI DARI:
1.Bagian motorik yang mensarafi otot lengkung langit-langit di sisi ipsilateral.
2.Bagian sensorik yang mensarafi:
- Mukosa palatum mole, lengkung langit-langit, 1/3 bagian belakang lidah dan bagian atas farings di
sisi ipsilateral.
- Mensarafi alat pengecap pada 1/3 bagian belakang lidah di sisi ipsilateral.
- Mensarafi kelenjar parotis di sisi ipsilateral.
NEURALGIA GLOSOFARINGEUS.
Adalah suatu nyeri paroksismal yang timbul sepanjang nervus glosofaringeus.
GEJALA-GEJALANYA:
1.Ada nyeri paroksismal (bangkit-bangkitan) yang dapat dirasakan pada pangkal lidah, faring, laring
atau di dalam telinga.
2.Bangkitan nyeri ini dapat berlangsung beberapa detik sampai dua menit, biasanya timbul sewaktu
menelan, berbicara atau bersin.
3.Diluar bangkitan penderita adalah sehat.
GEJALA-GEJALANYA:
Disfonia (suara parau) atau afonia (suara hilang sama sekali).
NERVUS XII
(N. HIPOGLOSUS)
Mensarafi otot-otot lidah di sisi ipsilateral.
STROKE
Adalah suatu kelainan neurologi akibat gangguan pembuluh darah setempat di otak.
Gangguan pembuluh darah otak tersebut dapat berupa:
1.Tersumbatnya pembuluih darah otak.
2.Pecahnya pembuluh darah otak.
MACAM-MACAM STROKE
1. Stroke Non-Hemoragik; timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah otak
2. Stroke Hemoragik; timbul akibat pecahnya pembuluh darah otak
STROKE HEMORAGIK
GEJALA-GEJALANYA:
1.Gejala kelainan neurologinya dapat berupa:
- Hemiparesis/hemiplegia.
- Gangguan bicara.
- Gangguan sensibilitas pada separuh tubuh.
2.Gejala kelainan neurologi ini timbul secara sangat mendadak, biasanya pada saat sedang aktif.
3.Kesadaran Penderita menurun
4.Biasanya penderita juga menderita hipertensi.