Anda di halaman 1dari 87

PENGARUH PERILAKU PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP

KERONTOKAN RAMBUT PADA MAHASISWA


KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Guna


Meraih Sajana Kedokteran

Oleh:

Azimatun Nikmah
NPM: 12700310

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2015

2
3

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PERILAKU PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP


KERONTOKAN RAMBUT PADA MAHASISWA
KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Kedoktean

Oleh :

Azimatun Nikmah
NPM: 12700310

Menyetujui untuk di uji pada tanggal :

Pembimbing,

dr. Jimmy hadi widjaja,Sp.PA


NIK: 01316-ET

HALAMAN PENGESAHAN
4

TUGAS AKHIR

PENGARUH PERILAKU PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP


KERONTOKAN RAMBUT PADA MAHASISWA
KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA

Oleh :
Azimatun Nikmah
NPM : 12700310

Telah diuji pada

Hari :
Tanggal :

Dan dinyatakan lulus oleh :

Pembimbing Penguji,

dr. Jimmy Hadi Widjaja, Sp. PA. dr. Novina Aryanti. Sp.PK
NIK. 02344-ET
NIK. 01316-ET

KATA PENGANTAR
5

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Pengaruh perilaku pemakaian jilbab terhadap kerontokan rambut pada
mahasiswi Di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabayasebagai persyaratan Pendidikan Akademik untuk menyusun skripsi
dalam rangka menyelesaikan program studi sarjana kedokteran di Universitas
Wijaya Kusuma.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Soedarto, dr.,DTM&H., phD., SpPark, Dekan Fakultas


Kedokterann Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis menuntut ilmu di Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. dr. Jimmy Hadi Widjaja, SP. PA sebagai pembimbing yang telah
memberikan bimbingan,arahan, serta dorongann dalam menyelesaikan
tugas akhir ini
3. dr. Novina Aryanti sebagai penguji Proposal Tugas Akhir

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu saran yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis maupun pihak yang membutuhkannya.

Surabaya, 3 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Sampul Depan ............................................................................................ i


6

Lembar Judul ............................................................................................ i


Halaman Persetujuan................................................................................... ii
Halaman Pengesahan................................................................................... iii
Kata Pengantar............................................................................................. iv
Daftar Isi...................................................................................................... v
Daftar Tabel.................................................................................................. vii
Daftar Gambar.............................................................................................. viii
Daftar Lampiran........................................................................................... ix
Daftar Arti Lambang dan Singkatan............................................................ x
Abstraksi ..................................................................................................... xi
Abstract........................................................................................................ xii

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................1
B. Batasan Masalah........................................................................4
C. Rumusan Masalah......................................................................4
D. Tujuan Penelitian.......................................................................4
E. Manfaat Penelitian................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 6


A. KonsepDasar Perilaku............................................................. 6
B. Konsep Dasar pemakain Jilbab............................................... 18
C. Konsep Dasar Kerontokan Rambut......................................... 21

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN............................. 37


A. Kerangka Konseptual Penelitian.................................................................. 37
B. Hipotesis ................................................................................................38

BAB 4 METODE PENELITIAN ........................................ 39


A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian..................................... 39
B. Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
.............................................................................................
.............................................................................................
39
C. Lokasi dan Waktu Penelitian

39
D. Kerangka Operasional Penelitian............................................ 41
E. Variabel Penelitian .................................................................. 42
F. Definsi Operasional ................................................................. 42
G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data................. 43
H. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data...................................... 44
I. Etika Penelitian ...................................................................... 46

BAB 5HASIL PENELITIAN...................................................................... 48


A.Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 48
7

B. Hasil Penelitian......................................................................... 50
BAB 6PEMBAHASAN............................................................................... 53
A.Perilaku Pemakaian Jilbab......................................................... 53
B.Kerontokan rambut..................................................................... 54
C.Hubungan perilaku pemakaian jilbab dengan
kerontokan rambut........................................................................ 55

BAB 7SIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 58


A.Simpulan.................................................................................... 58
B.Saran........................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 60
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan pengaruh perilaku


pemakaian jilbab terhadap kerontokan rambut
pada mahasiswi Di Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ..........................43
7

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh perilaku


pemakaian jilbab terhadap kerontokan
rambut pada mahasiswi Di
Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya..................................... 37
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Pengaruh perilaku
pemakaian jilbab terhadap kerontokan
rambut pada mahasiswi Di Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya .................................................. 41
9

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran


Halaman

Lampiran 1 pernyataan keaslian tulisan ................................. 61


Lampiran 2 Surat Permohonan menjadi responden ............... 62
Lampiran 3 Lembar persetujuan menjadi responden ............. 63
Lampiran 4 kuisoner penelitian . 64

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN


10

Daftar Arti Lambang

% : persentase
< : kurang dari
> : lebih dari
/ : per
- : sampai
x : kali
= : sama dengan
P : Pencapaian (%)
Q : Skor dalam menjawab
R : Skor maksimal
N : Besar populasi
n : Besar sampel
d : Tingkat Signifikasi (0,05)

Daftar Singkatan
GF : Growh factor
BFGF : Basic Fibroblast Growth Factor
PDGF : Platelet Derived Growth Factor
TGF-beta : Transforming Growth Factor beta

ABSTRAK

Nikmah, azimatun. 2012. Pengaruh Perilaku Pemakaian Jilbab Terhadap


Kerontokan Rambut Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Tugas Akhir, Program Studi
12

Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kusuma


Surabya, Pembimbing : dr. Jimmy hadi widjaja,Sp.PA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku


pemakaian jilbab terhadap terjadinya kerontokan rambut pada mahasiwa
fakultas kedokteran universitas wijaya kusuma Surabaya

Penelitian ini menggunakan desain analitik, populasi dalam penelitian


ini 60 responden mahasiswa umur 20-21 di Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya. Sampel diambil sebesar 60 secara acak dari total
sampling. Metode pengumpulan data dengan sistem kuesioner, selanjutnya
dianalisis menggunakan uji korelasi chi square dengan menggunakan program
SPSS dengan ketentuan (a=0,05)

Hasil penelitian menujukkan (46,7%) dari responden mengalami


kerontokan rambut dan (53,3%)responden mempunyai perilaku pemakaian
jilbab yang salah. Dari hasil uji korelasi chisquare di dapatkan p=0,000<a=
0,05 maka H0 ditolak sehingga menjawab hipotesis bahwa ada pengaruh
perilaku pemakaian jilbab terhadap kerontokan rambut pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Penelitian menyimpulkan bahwa perilaku pemakaian jilbab yang salah


mempengaruhi secara signifikan terhadap kerontokan rambut pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.Oleh sebab itu
disarankan kesadaran bagi pengguna jilbab memperhatikan perilaku
pemakaian jilbab yang benar.

Kata kunci : Pemakaian jilbab, Perilaku, Kerontokan Rambut


12

ABSTRACT

Nikmah, azimatun. 2012. Pengaruh Perilaku Pemakaian Jilbab Terhadap


Kerontokan Rambut Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Tugas Akhir, Program Studi
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kusuma
Surabya, Pembimbing : dr. Jimmy hadi widjaja,Sp.PA.

This study aims to determine the effect the behavior of headscarves


against hair loss at the university medical school students wijaya kusuma
Surabaya

This study uses an analytical design, the population in this study 60


student respondents aged 20-21 in university medical faculties wijaya kusuma
Surabaya. Samples were taken at 60 randomly from a total sampling. Data
were collected by questionnaire system, then analyzed using chi square
correlation test using SPSS with the provisions of (a = 0.05)

The results showed (46.7%) of respondents experiencing hair loss and


(53.3%) of respondents had hijab wrong behavior. Correlation of test results
in getting the chi-square p = 0,000 <a = 0.05 then H0 is rejected so as to
answer the hypothesis that there is influence the behavior of headscarves
against hair loss in students of the Faculty of Medicine, University of Wijaya
Kusuma Surabaya

The study concluded that the behavior is wrong headscarves


significant effect influence on hair loss in students of the Faculty of Medicine,
University of Wijaya Kusuma Surabaya. It is therefore recommended to the
user awareness hijab headscarf attention to the correct behavior.

Keywords : Hijab, Behavior , Headscarves, Influence on Hair

BAB I
13

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jilbab adalah pakaian muslimah, kerudung atau pakaian longgar yang

tidak tembus cahaya, pemakaian jilbab pada wanita dapat menutupi salah satu

bagian tubuh yaitu rambut (Siregar,2010).Pemakaian jilbab atau hijab saat ini

mengalami perkembangan pesat, bahkan cenderung menjadi trend. Banyak

wanita sekarang beralih berhijab, dan berlomba mengkreasikan hijab sehingga

bisa tampil keren dan tredi dengan memakai hijab. Namun para pemakai hijab

sering mengeluhkan bahwa mereka sering mengalami permasalahan pada kulit

kepala, misalnya ketombe, rambut lepek, kusam bahkan rambut rontok..

Permasalahan tersebut dianggap cukup serius karena rambut merupakan

mahkota bagi wanita.

Menurut Achmad (2014) rambut rontok disebabkan oleh dua faktor,

yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal diantaranya: 1)

Pemakain jilbab, dimana pemakaian jilbab yang salah akan memicu kerusakan

dan kerontokan rambut. 2) Gaya rambut, dimana beberapa gaya rambut

menyebabkan rambut tertarik hingga akarnya.selain itu rambut lebih cepat

rapuh dan mudah patah., 3) bahan kimia. Penggunaan bahan kimia untuk

meluruskan dan membuat rambut menjadi bergelombang secara permanen

dapat menyebabkanrambut rontok jika digunakan secara berlebihan dan tidak

tepat dalam menggunakannya, selain itu penataan rambut dan mengikat

rambut secara berlebihan juga dapat menyebabkan rambut menjadi rontok dan
14

rusak. 4) Radikal bebas, dimana zat tersebut merupakan zat beracun yang

dapat mempercepat proses penuaan dini. Pada umumnya radikal bebas berasal

dari polusi dan asap-asap beracun. Akibatnya kulit menjadi keriput,

munculnya bintik-bintik hiytam pada wajah dan wambut menjadi lebih cepat

rontok. Kemudian faktor internal yang mempengaruhi rambut rontok

diantaranya, 1) Keturunan. Hal ini disebabkan jika salah satu dari orangtua

memiliki gen yang dapat menyebabkan rambut rontok, sehingga hal itu dapat

diturunkan pada anak-anak mereka. Biasanya hal tersebut dapat diketahui

dengan memeriksakan diri pada ahli kulit. 2) Hormon, hormon yang tidak

seimbang dapat menyebakan rambut menjadi rontok, sehingga terkadang ibu

yang sedang hamil atau mengandung biasanya akan mengalami

ketidakseimbangan hormone yang dapat menyebabkan rambut menjadi rontok

yang cukup parah. 3) Stress, stress adalah salah satu penyebab rambut rontok.

Biasanya rambut menjadi mudah rontok ketika sedang mengalami hal yang

dapat menyebabkan stress. Pada saat stress rambut menjadi lebih cepat rontok

dibandingkan pada saat-saat biasa. 4) Penyakit, penyakit diabetes dan lupus

dapat menyebabkan terjadinya kerontokan pada rambut.

Berdasarkan hasil penelitian Astuti (2009) di Surabaya terhadap

pengaruh jilbab terhadap kerusakan dikulit kepala, didapatkan hasil 31%

menyatakan berketombe, 13% rambut kusam, 17% rambut lepek dan 39%

rambut rontok.. Kemudian dari data awal yang diperoleh dari mahasiswi di

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dari 10

responden yang berjilbab, didapatkan 4 (40%) yang menyatakan rambutnya


15

mengalami kerontokan dan masalah kulit kepala lain, misalnya rambut kusam

sebanyak 2%, berketombe 3% dan lain-lain 1%.

Berhijab sebenarnya bukan penyebab kerontokan rambut, namun

perilaku orang yang berhijab tersebut yang menjadi penyebabnya. Berhijab

merupakan kewajiban bagi kaum muslimah, namun berhijab ada ketentuannya

sehingga tidak merusak rambut. Menurut Sriger (2010) jika terlalu sering

ditutup, rambut akan lembab dan kepanasan sehingga bisa menimbulkan

problem atau masalah pada rambut. Hal serupa dikemukakan Awner (2009),

bagi mereka yang menggunakan jilbab atau sering menutup rambut dengan

penutup kepala, menyebabkan kulit kepala menjadi sangat lembab. Kulit

kepala yang lembab dapat memperbesar kemungkinan rambut mudah rontok.

Menurut Haryani(2009) permasalahan yang sering muncul adalah kulit kepala

berminyak, rambut kering, bercabang dan rontok. Masalah itu biasanya terjadi

karena proses penguapan tubuh melalui kulit yang terganggu akibat pemakaian

jilbab maupun kerudung selama sehari penuh.

Upaya mengurangi kerontokan rambut pada wanita berhijab antara

lain, memilih bahan jilbab yang tepat, tidak memakai jilbab yang sama lebih

dari 2 hari, keramas teratur, penuhi nutrisi rambut dan sebagainya. Namun

upaya tersebut harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Apabila hal

tersebut sudah dilakukan maka jilbab bukan lagi sebagai penyebab kerontokan

rambut.

B. Keterbatasan Masalah
16

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerontokan rambut beragam,

misalnya pemakain jilbab, gaya rambut, radikal bebas, keturunan, hormone

stress, penyakit dan sebagainya. Dalam penelitian ini hanya membatasi

pengaruh perilakupemakain jilbab terhadap kerontokan rambut.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh

perilaku pemakaian jilbab terhadap kerontokan rambut pada mahasiswi di

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh perilakupemakaian jilbabterhadap terjadinya

kerontokan rambut pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas

Wijaya Kusuma Surabaya.

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi perilakupemakaian jilbabpada mahasiswi

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

b) Mengidentifikasi kerontokan rambut pada mahasiswi Fakultas

Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

c) Menganalisis pengaruh perilakupemakaian jilbabterhadap

terjadinya kerontokan rambut pada mahasiswi Fakultas

Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

E. Manfaat penelitian
17

1. Manfaat hasil penelitan bagi institusi

Hasil penelitian ini digunakan untuk membantu dalam memecahkan

masalah kerontokan rambut pada mahasiswi yang berhijabdi Fakultas

Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

2. Manfaat bagi pengembang ilmu

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai data awal dalam penelitian

lebih lanjut khususnya dalam mengatasi masalah kerontokan Rambut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar perilaku

1. Definisi

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktivitasorganisme (makhluk hidup) yang bersangkutan, sedangkan yang

dimaksudperilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia yang

dapatdiamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati langsung. Dari

segipsikologis, menurut Skinner (1938) perilaku merupakan respons ataureaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Skinnermemebedakan

respons menjadi 2 jenis yaitu :

a. Respondent respons

Respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus)

tertentu yang disebut eleciting stimuli, karena menimbulkan respon yang


7

relatif tetap. Misalnya : makanan lezat akan menimbulkannafsu makan,

respondent respons juga mencakup perilaku emosional,misalnya : mendengar

berita musibah akan menimbulkan rasa sedih.

b. Operant respons

Respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti olehstimuli

atau rangsangan yang lain. Misalnya : apabila seorang petugaskesehatan

melakukan tugasnya dengan baik adalah sebagai responsterhadap gaji yang

cukup (Notoadmojo,2012)

2. Perilaku Kesehatan

Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut, maka perilaku

kesehatan adalah suatu respons seseorang ( organisme, terhadap stimulus atau

obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan,

makanan, minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan

dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan


Adalah pelaku atau usaha-usaha seeorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit. Oleh karena itu, perilaku pemeliharaan

kesehatan ini terdiri dari tiga aspek , yaitu :


1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan pemyakit bila

sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari

penyakit
2. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan

sehat. Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu orang yang sehat

pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang

seoptimal mungkin.
8

3. Perilaku gizi makanan dan minuman. Makanan dan minuman dapat

memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang , tetapi

sebaiknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab

menurunnya kesehatan seseorang , bahkan dapat mendatangkan

penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap

makanan dan minuman tersebut.


b. Perilaku pencarian pengobatan
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada

saat menderita penyakit dan kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai

dari mengobati sendiri (self treatmen) sampai mencari pengobatan keluar

negeri.
c. Perilaku kesehatan lingkungan
Bagaimana seseorang meerespons lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun social budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang

mengelola lingkungannya sehingga tidak menggangu kesehatannya sendiri,

keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembungan

tinja, air minum, tempat pembungan sampah, pembungan limbah, dan

sebagainya.
3. Klasifikasi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku dapat dibedakan menjadi dua

yaitu:

a. Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada
9

orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas

oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behaviour atau unobservable

behaviour misalnya: seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan,

seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks

dan sebagainya

b. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan

atau praktek (practice) yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh

orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktik

(practice) misalnya: seorang ibu memeriksa kehamilannya atau membawa

anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat

secara teratur dan sebagainya.

4. Teori Perilaku

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku,

khususnyaperilaku yang berhubungan dengan kesehatan ada 3 perilaku yaitu,

teoriLawrence Green (1980), Snehandu B Kar (1983), dan WHO (1984) yang

dikutip dari (Notoadmojo,2012).

a. Teori Lawrence Green (1980)

Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkatkesehatan

seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktorpokok,yaitu faktor

perilaku (behaviour causes) dan faktor dari luarperilaku (non behaviour


10

causes). Selanjutnya perilaku itu sendiriditentukan atau terbentuk dari 3 faktor

yaitu :

1) Faktor predisposisi (predisposising factor), yang terwujud

dalampengetahuan, sikap, pendidikan, kepercayaan, keyakinan,

nilai-nilai,motivasi, kebiasaan dan sebagainya.


2) Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas

fasilitas atau sarana sarana kesehatan, misalnya puskesmas,

obat obatan, alat alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.


3) Faktor pendorong (reinforcing factor), yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

b. Teori Snehandu B Kar (1983)

Kar mencoba menganalisa perilaku kesehatan dengan bertitik

tolakbahwa perilaku itu merupakan fungsi dari :

1) Niat seorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawataan kesehatan (behaviour intention).


2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (sosial support)
3) Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau

fasilitaskesehatan(accesebling of information).
4) Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil

tindakanatau keputusan (personal autonomy).


5) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak

bertindak(action situation).

c. Teori WHO (1984)


11

WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorangberperilaku

tertentu adalah pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling)yaitu dalam

bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, penilaianseseorang

terhadap obyek kesehatan.

5. Domain perilaku

Bloom dalam Notoatmodjo (2007) perilaku manusia dibagi dalam 3

domain yaitu kognitif (cognitif), afektif (affectif), psikomotor (psychomotor).

Kognitif dapat diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap, dan psikomotor dari

praktek atau tindakan yang dilakukan. Dalam pembentukan dan perubahan

perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal yaitu

karakteristik orang yang bersangkutan misalnya tingkaat kecerdasan, tingkat

emosional, jenis kelamin dan sebagainya. Sedangkan faktor internal seperti

lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan

sebagainya

Teori Bloom ini kemudian dimodifikasi sebagai berikut:

1. Pengetahuan (cognitif)

Merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan

telinga. Siswa mengerti tentang perilaku hidup bersih sehat dari keluarga

maupun lingkungan sekolah dari apa yang diajarkan dan apa yang dilihat

melalui contoh perilaku ataupun membaca pesan-pesan kesehatan di media


12

cetak, elektronik, poster, leaflet dan sebagainya. Dalam pengetahuan ada 6

tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat materi yang telah diberikan

sebelumnya. Termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari

seluruh rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Yaitu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

c. Aplikasi (aplication)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek

kedalamkomponen-komponen tapi masihdalam satu struktur

organisasiyang berkaitan

e. Sintesis (synthesis)

Merupakan suatu kemamapuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.
13

f. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Pengetahuan pada anak usia

sekolah merupakan perubahan yang terjadi pada aspek kognitifnya. Daya pikir

anak usia sekolah berkembang kearah pikir konkrit, rasional, dan obyektif.

Teori Piaget menyatakan pemikiran anak usia sekolah disebut juga pemikiran

operasional konkrit (concrete operational thought) yaitu aktivitas mental yang

difokuskan pada obyek-obyek yang konkrit. Dalam masa ini terjadi 3 macam

proses yaitu:

a. Negasi (negation)

Anak memahami hubungan antara benda atau keadaan yang satu dengan

benda atau keadaan yang lain.

b. Hubungan Timbal Balik (Resiprok)

Anak memahami hubungan sebab akibat dalam suatu keadaan.

c. Identitas

Anak sudah mengenal obyek yang ada di sekitarnya.

Proses tersebut memungkinkan anak mengetahui suatu perbuatan tanpa

melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Pada tahap ini anak telah

memiliki struktur kognitif yang memungkinkan untuk anak berfikir untuk

melakukan suatu tindakan tanpa bertindak secara nyata (Wong, 2009). Faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo,2007) antara lain:


14

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

makin mudah untuk menerima informasi. Pengetahuan anak tentang

sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang

terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang

diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek

tersebut .

b. Informasi media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan anak didalam keluarga

maupun masyarakat akan mengembangkan pola kognitif anak dan akan

membentuk sebuah perilaku. Status ekonomi juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar anak, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam anak yang berada di


15

lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap anak.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir anak.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik.

2. Sikap (affectif)

Merupakan reaksi atau respon yang tertutup terhadap stimulus atau

obyek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat karena sikap merupakan

suatu predisposisi tindakan suatu perilaku.

Tingkatan sikap antara lain:

a. Menerima (receiving)

Diartikan bahwa seseoraang mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan.

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.


16

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran

sikapsecara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu masalah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap (Azwar, 2007 ) antara

lain:

a. Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang dialami seseorang anak akan ikut

membantu dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus

sosial.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumya anak cenderung untuk memiliki sikap yang

konformasi atau searah dengan orang lain yang dianggap penting.

c. Pengaruh kebudayaan

Anak hidup dan dibesarkan dari suatu kebudayaan, dengan

demikian kebudayaan yang diikutinya mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap.


17

d. Media massa

Media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang

dapat mengarahkan opini, sehingga terbentuklah arah sikap yang tertentu.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Kedua lembaga ini meletakkan dasar pengertian dan konsep moral

sehingga merupakan suatu sistem yang mempunyai pengaruh dalam

pembentukan sikap.

f. Pengaruh faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pertanyaan yang didasari oleh

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

g. Pendidikan

Kurangnya pengetahuan akan memberi pengaruh dalam bersikap.

h. Faktor sosial dan ekonomi

Keadaan sosial ekonomi akan menimbulkan gaya hidup yang

berbeda-beda sehingga akan berpengaruh terhadap sikap

3. Praktik atau Tindakan (psychomotor)

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan,

kemudian mengadakan nilai atau pendapat yang pada tahap selanjutnya akan

melaksanakan apa yang diketahui, inilah yang disebut dengan praktik atau

tindakan.
18

B. Konsep Dasar Jilbab

1. Pengertian Jilbab

Jilbab berasal dari bahasa arab dari kata jalaba artinya menarik, yaitu

sejenis pakaian kurung yang longgar yang dilengkapi dengan kerudung yang

menutupi kepala, leher, dan dadaJilbab adalah pakaian terusan panjang yang

menutupi seluruh badan kecuali muka, tangan dan kaki. Yang biasa dikenakan

oleh para wanita muslimah. Penggunaan jenis pakaian ini dengan tuntunan

syariat Islam untuk mengunakan pakaian yang menutupi aurat. .(Dahlan,

2009).

Dalam masyarakat Arab tradisional, dari dahulu, sampai sekarang,

wanita mengenakan pakaian di rumah yang sangat kontras dengan penampilan

mereka di luar rumah. Ketika bangsa Arab pra-Islam berangkat ke medan

perang, wanita-wanita Arab mengantarkan mereka dengan dada yang terbuka.

Kebiasaan ini mengalami perubahan dengan kedatangan Islam, tetapi

penggunaan kerudung secara umum sebagai penutup wajah tidak Nampak

samapai pada masa pemerintahan Abbasiyah. Hal ini juga tidak terjadi

dikalangan Eropa. Karena kerudung tersebut menimbulkan kebebasan wanita

tanpa identitas tidak ada sistem hukum yang secara actual memberikan

gambaran bahwa wanita harusmengenakan kerudung penutup muka. Walaupun

mereka mengerjakannya dengan menutupi seluruhnya didepan umum yang

mencakup bagian leher sampai pergelangan kaki danbawah siku. Banyak

muslimah, seperti pada masyarakat tradisional Asia Tenggara atau di daerah-

daerah Badui, tidak mengenakan tutup wajah, atau hal tersebut jarang sekali
19

ditemukan, sebaliknya, kalangan fundamentalisme modern mengenakanya.

Dalam masyarakat lain, kerudung digunakan pada saat-saat tertentu, sedang

pada saat lainnya mereka menggunakan pakaian model Eropa. Sementara itu

kesederhanaan (termasuk dalam hal berpakaian) merupakan satu perintah

agama, sedang penggunanaan kerudung penutup muka bukan merupakan

tuntutan agama Islam, tetapi ia merupakan perkara yang berkaitan dengan

budaya. Sufur atau membuka wajah wanita di hadapan laki-laki tidak

diperbolehkan, inilah pandangan Ulama yang mewajibkan cadar.

Karenawajah mengabungkan semua keindahan wajah merupakan

anggota tubuh yang sering kali mengundang fitnah dan kecemburuan.

Berbagai macam bencana dan bahaya ada pada sufur. Tidak ada nash shahih

yang membolehkan dibukanya wajah setelah disyariatkanya hijab, kecuali

pada saat ihram dalam haji dan umrah. Bahkan, ada kaum wanita yang tetap

menutup wajah mereka ketika sedang ihram saat berbaur dengan laki-laki yang

bukan muhrim. Keterangan yang ada di dalam al-Quran dan as-Sunah adalah

menutup wajah dan membiarkanya terbuka. Hijab berarti menutup wajah,

bahkan hadapan orang buta, apalagi hadapan orang yang dapat

melihat.Adapaun membuka

2. Fungsi jilbab
Fungsi jilbab antara lain sebagai berikut :
a. Dapat menjaga wanita secara khusus dari gangguan lakilaki yang jahat

dan orang-orang fasik.


b. Jilbab merupakan pembeda antara wanita yang baik dengan wanita yang

tidak baik.
c. Jilbab sebagai lambang rasa malu dan sekaligus sebagaifungsi
20

untukmenutupi aurat.
d. Karena jilbab merupakan lambang kesucian.
e. Karena jilbab merupakan bukti ketakwaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Jilbab atau berjilbab bagi wanita dewasa merupakan cara

untukmelindungi sebahagian dari anggota tubuh wanita itu sendiri. Karena itu

jilbab termasuk hijab yang bertujuan untuk kemaslahatan bagi wanita dan

menghindari gangguan dari lawan jenisnya. Oleh sebab itu berjilbab tidak

boleh hanya dikarenakan dari ekpresi rasa malu yang tercermin pada sikap

kaum perempuan yang menutupi sisi sensualitasnya ketika bercampur dengan

kaum laki-laki dalam berbagai aktivitas kemanusiaan, sosial, keilmuan, dan

lain-lain. Hijab tidak lebih dari sebagai aktifitas, serta benteng pemelihara

kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam aktifitas tersebut, guna

mengantisipasi berbagai ancaman dan bahaya yang mengancam kesetaraan

mereka. Sebagian mereka berpendapat bahwa hijab merupakan sarana Allah

untuk mendidik wanita dan sebagai jalan untuk mengembangkan wanita

menuju sifat istiqomah kepada moralitas dan menjauhkan mereka dari

berbagai akhlak tercela (Mustafa, 2010).

3. Bentuk Jilbab

Pada hakekatnya jilbab adalah sarana untuk menutup anggota tubuh

wanita yang seringkali menjadi perhatian lawan jenisnya, oleh sebab itu

muncul larangan melihat atau mempertontonkan aurat agar lawan jenis tidak

menikmati kemudian mengarah kepada perbuatan keji.

4. Efek Pemakaian Jilbab yang Salah

Beberapa keluhan ini selain disebabkan kelalaian pemakai jilbab untuk


21

memelihara dan merawat kesehatan rambut, yaitu:

1. Kurangnya rambut terkena sinar matahari/malah terlalu lama.


2. Jilbab yang dikenakan sepanjang hari, jelas akan membatasi

pertumbuhan rambut, karena itu dalam sehari paling tidak 30 menit

jilbab dibuka agar rambut terkena cahaya matahari, sinar matahari

yang mengandung ultraviolet sanggup merangsang pertumbuhan

terutama di pagi hari.


3. Cara menyisir dan jenis air yang digunakan pada rambut sebelum

memakai jilbab.
4. Lapisan dalam jilbab terlalu ketat dan terbuat dari bahan yang tidak

menyerap keringat, hal itulah yang membuat rambut jadi lemas.


5. Jilbab basah atau tidak bersih yang langsung di tutup jilbab

B. Konsep Dasar Kerontokan Rambut

1. Pengertian Kerontokan

Kerontokan rambut adalah penipisan rambut di kullit kepala. Istilah

medis untuk kerontokan rambut adalah alopesia (alopecia). Alopecia dapat

sementara atau permanen Jenis dari kerontokan rambut termasuk alopesia

areata (kebotakan kecil atau pitak yang biasanya tumbuh kembali), telogen

effluvium (kerontokan cepat setelah melahirkan, demam, atau penurunan berat

badan tiba-tiba), dan alopesia marginalis atau alopesia traksi.(Brown, Robin

Graham dan Tony Burns; Pusponegoro, Erdina H.D.2002).Kerontokan rambut

jika kehilangan rambut berkisar lebih dari 100 helai perhari dan bila

kerontokan ini berlanjut dapat menyebabkanalopecia(kebotakan) (Brown,

Graham, &Tony, 2007).Kerontokan rambut dapat dipengaruhi secara fisiologik


22

dan patologik antara lainstatus gizi, hormonal, pemakaian obat, stress dan

lainnya (Soepardiman, 2002).Kerontokan rambut ditandai dengan pemendekan

fase anagen dan mengecilnyaukuran folikel rambut (Park, Shin, & Ho, 2011).

2. Anatomi Rambut

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh

tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, ujung zakar, permukaan

dalam bibir-bibir kemaluan wanita, dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada

garis besarnya dapat digolongkan 2 jenis:

a) Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen.

Terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna.

Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada

di lapisan subkutis. Secara umum diameter rambut > 0,03 mm.

b) Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat

16drene di seluruh tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-folike

rambut yang sangat kecil yang ada di lapisan dermis, diameternya <

0,03 mm. (Soepardiman, Lily. 2010; Kusumadewi, dkk; Olsen, E. A.

1994)

Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:

1. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung

yang meliputi:

a. Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam

secara miring dalam kulit.


23

b. Umbi rambut (bulbus pili), yaitu pelebaran bagian terbawah akar

rambut. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu

daerah yang terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan

berperan dalam pembentukan batang rambut. Dasar umbi rambut

yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat, pembuluh

darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada

matriks rambut. (Kusumadewi, dkk; Brown, Robin Graham dan

Tony Burns).

Selain itu, folikel rambut juga menyelubungi akar rambut,

mulai dari permukaan kulit sampai di bagian terbawah umbi rambut.

Pada selubung ini dapat dibedakan 16drene yang berasal dari dermis

dan 16drene yang berasal dari epidermis. (Kusumadewi, dkk).Unsur

dari epidermis terdiri dari kandung akar luar dan kandung akar

dalam. Kandung akar luar terdiri atas sel bening, dan baru mulai

berdiferensiasi pada daerah ismus tanpa membentuk statum

granulosum. Kandung akar dalam terdiri atas 3 bagian yaitu: lapisan

henle, lapisan Huxley, dan kutikula kandung akar dalam.

(Kusumadewi, dkk. 2002).

c. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan

kulit. Batang rambut keluar dari kulit secara miring. Batang rambut

terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), yang terdiri

dari 6-10 lapis sel tanduk dan tersusun seperti genteng atap; korteks

(kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan


24

saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), yang terdiri atas

3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan

rongga udara. (Soepardiman, Lily. 2010; Kusumadewi, dkk;

Pusponegoro, Erdina H.D. 2002).

d. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos

yang berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian

bawah kandung rambut. Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf

17drenergic dan berperan untuk menegakkan rambut bila

kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional.

(Kusumadewi,dkk; Brown, Robin Graham dan Tony Burns).

Stuktur Isi Lokasi

Infundibulum - Epidermis
Papila dermis Mesenkima embrionik -
Itsmus Keratinisasi Dermis
trikhilemma
Kandung akar dalam Trikohialin, sitrullin -
Medula Trikohialin, sitrullin -
Bulb - Subeutis
Tabel II.1 Stuktur Rambut

3. Fisiologi Rambut

a. Pengaturan Suhu Badan

Pada manusia fungsi ini hampir tidak ada lagi, sejalan dengan

perkembangan cara-cara lain untuk memelihara suhu tubuh yang konstan

melalui kelenjar-kelenjar keringat, peredaran darah kulit dan pengaruh


25

susunan saraf terhadap struktur-strukur tadi. Dalam kondisi dingin, pori-

pori rambut akan mengecil. Dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut

berlaku sebaliknya. (Kusumadewi, dkk; Ridwan, Muhammad).

b. Fungsi Sebagai Alat Perasa

Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan

terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata.

Kepekaan kulit terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan

pertumbuhan rambut. Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan

rambut 312/cm2 sangat peka terhadap sentuhan. (Kusumadewi, dkk).

Rambut meningkatkan kepekaan kulit terhadap rangsangan sentuhan.

Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini mungkin lebih

disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam hal

ini. Peran rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah

konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia

yang relative tidak berbulu. (Sherwood, Lauralee. 2001).

4. Siklus Aktivitas Folikel Rambut

Setelah pembentukan folikel rambut dan rambut, perkembangan folikel

rambut selanjutnya akan berhenti pada bulan ke-5 kehamilan. Folikel

mengalami involusi memasuki fase katagen, dimana papilla dermis akan

mengalami regresi dan akhirnya folikel memasuki fase istirahat. Sampai saat

ini belum diketahui mengapa papila dermis yang telah terbentuk harus

mengalami regresi terlebih dahulu dan kemudian mengalami aktivasi kembali.

(Pusponegoro, Erdina H.D. 2002). Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah


26

demikian. Sejak pertama kali terbentuk folikel rambut mengalami siklus

pertumbuhan yang berulang. Fase pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi

berdasarkan umur dan regio tempat rambut tersebut tumbuh dan juga

dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis. Siklus pertumbuhan yang

normal adalah masa anagen, masa katagen, dan masa telogen. (Soepardiman,

Lily. 2010).

a. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru

mendorong sel-sel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya

2-6 tahun. (Soepardiman, Lily. 2010).

b. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan

ikat di sekitar folikel rambut, disusul oleh penebalan dan

mengeriputnya selaput hialin. Papil rambut lalu mengelisut dan tidak

lagi berlangsung mitosis dalam matriks rambut. Bagian tengah akar

rambut menyempit dan bagian dibawahnya melebar dan mengalami

pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Antara bekas papil dan

bagian bawah gada terbentang satu tiang sel epitel. Masa peralihan ini

berlangsung 2-3 minggu. (Kusumadewi, dkk; Soepardiman, Lily.

2010).

c. Masa telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel

epitel mulai dari bawah ke atas sampai hanya tersisa suatu puting

epitel kecil, yaitu benih sekunder, dan berbentuk tunas kecil yang

membuat rambut baru sehingga rambut gada akan terdorong keluar

dan rontok. (Kusumadewi, 2010).


27

Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen

sekitar 100 hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar

antara 9:1. Jumlah folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut

pirang dan merah jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut

yang rontok per hari 100 helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135/cm2

dan berkurang menjadi 615/cm2 pada umur tiga puluhan, karena meluasnya

permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan ada pengurangan beberapa folikel

sehingga jumlah menjadi 485/cm2. Untuk mengetahui jumlah rambut anagen

dan telogen diperiksa rasio rambut anagen terhadap telogen yang disebut

trikogram, sedikitnya 50 helai rambut halus dicabut dan diperiksa untuk

menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut anagen pada wanita +

85% dan laki-laki 83% dan jumlah rambut telogen pada wanita 11% dan laki-

laki 15%. (Soepardiman, Lily. 2010)

Fase Masa
Anogen 3 tahun 84% kulit kepala
Telogen 3 bulan, 14% kulit kepala
Katagen 3 minggu,2% kulit kepala

5. Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut

Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh

beberapa sitokin dan growh factor (GF) yang diproduksi oleh sel papilla

dermis. Substansi ini memulai dan mengontrol epitel intrafolikular dan

interaksi mesenkimal. Juga mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi sel


28

matriks folikel rambut dengan mengeluarkan sinyal spesifik yang menginduksi

berbagai stadium siklus rambut. Molekul bioaktif tersebut antara lain

interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF, substansi P, IGF-1, hormone tiroid,

paratiroid, dan androgen. Aktivitas sel papilla dermis sendiri dikontrol oleh

substansi yang diproduksi oleh lapisan spinosum sarung akar luar dan hormon.

Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan spinosum dan mempengaruhi papilla

dermis antara lain basic fibroblast growth factor (bFGF), platelet derived

growth factor (PDGF), dan transforming growth factor beta (TGF-beta).

(Pusponegoro, Erdina H.D. 2002)

Berbagai macam molekul sinyal yang mengontrol siklus rambut

tersebut digolongkan ke dalam 3 kelompok:

1. Memulai fase anagen, IGF 1, bFGF, EGF, VEGF, TGF-alfa yang

merupakan faktor mitogenik kuat untuk keratinosit dan sel endotel.

2. Mempertahankan folikel anagen matang, IGF 1, VEGF, yang

menstimulasi prliferasi vaskularisasi dan proses diferensiasi.

3. Menginduksi fase katagen dan degradasi folikel rambut, IL 1, IL 4,

TNF-alfa, TNF-beta, merupakan sitokin pro-apoptotic dan

penghambat pertumbuhan. (Pusponegoro, Erdina H.D. 2002)

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai

berikut:

a. Keadaan Fisiologik

1) Hormon
29

Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan

kortikosteroid. Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat

pada wanita daripada pria. Hormon androgen dapat merangsang dan

mempercepat pertumbuhan dan menebalkan rambut di daerah

janggut, kumis, ketiak, kemaluan, dada, tungkai laki-laki, serta

rambut-rambut kasar lainnya. Namun, pada kulit kepala penderita

alopesia androgenetik hormon androgen bahkan memperkecil

diameter batang rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan

rambut anagen. Pada wanita aktivitas hormon androgen akan

menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon estrogen dapat

memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang anagen.

(Suling, Pieter L; Kusumadewi, dkk; Soepardiman, Lily. 2010).

2. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama

malnutrisi protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi

kering dan suram. Adanya kehilangan pigmen setempat sehingga

rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin B12, asam

folat, asam animo, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi

juga dapat menyebabkan kerontokan rambut. (Soepardiman, Lily.

2010; Suling, Pieter L).

7. Kehamilan
30

Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut

telogen masih dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua

menurun sampai 10%. (Kusumadewi, dkk).

8. Masa balig

Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat

pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut

kepala justru akan rontok. (Kusumadewi, dkk)

9. Kelahiran

Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut

kepala sang ibu dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga

selama masa ini dijumpai nilai telogen 35%. (Kusumadewi, dkk)

10. Masa baru lahir

Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase

anagen, maka beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak

kerontokan rambut, yang disusul dengan pertumbuhan rambut baru

selama tahun pertama dan kedua kehidupannya. (Kusumadewi, dkk)

11. Masa menjadi tua

Wanita dan pria sama-sama menderita kerontokan rambut karena

usia lanjut. Kerontokan dimulai di ubun-ubun, dahi, dan pelipis, lalu

bergeser ke belakang. Di bagian-bagian ini fase anagen rambut

menjadi singkat, rambut lebih cepat rontok dan rambut halus

tumbuh sebagai gantinya (Kusumadewi, dkk), folikel rambut

mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut


31

lepas lebih cepat dan densitas rambut juga berkurang. (Pusponegoro,

Erdina H.D. 2002)

12. Vaskularisasi

Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun

bukan merupakan penyebab primer dari gangguan pertumbuhan

rambut, karena destruksi bagian 2/3 bawah folikel sudah

berlangsung sebelum susunan pembuluh darah mengalami

perubahan. (Suling, Pieter L).

b) Keadaan Patologik

1) Peradangan sistemik/setempat

Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit

menjadi atrofi dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan

rambut pada alis mata dan bulu mata (madarosis). Pada penyakit

eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan rambut menipis

secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut

moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut

akan menyebabkan kerontokan maupun kerusakan batang

rambut. Infeksi akut lainnya seperti demam tinggi juga dapat

mempengaruhi pertumbuhan rambut. Mekanisme terjadinya

kerontokan setelah demam karena percepatan fase anagen ke

telogen.(Soepardiman, Lily. 2010; Suling, Pieter L).

2) Obat
32

Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat

menyebabkan kerontokan, umumnya obat antineoplasma

misalnya bleomisin, endoksan, vinkristin, dan obat antimitotik,

misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau kumarin dapat

mempercepat terjadinya perubahan folikel anagen ke dalam fase

telogen dalam jumlah besar, sehingga menyebabkan effluvium

telogen. Logam berat yang akan terikat pada grup sulfhidril

dalam keratin antara lain talium, merkuri dan arsen juga bisa

mempengaruhi pertumbuhan rambut. (Soepardiman, Lily. 2010;

Suling, Pieter L)

3) Mekanis

Mencabut rambut gada atau melukai folikel rambut akan

mempercepat terjadinya masa anagen dengan mempersingkat

masa telogen. (Kusumadewi)

4) Kelainan endokrin

Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut,

menambah atau mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme

dapat menyebabkan mengecilnya diameter rambut dan

meningkatkan kerontokan rambut. (Pusponegoro, Erdina H.D.

2002; Suling, Pieter L)

5) Penyakit kronis
33

Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis,

kecuali terdapat kekurangan protein dalam jumlah besar. (Suling,

Pieter L)

7. Etiologi dan Patogenesis

Klasifikasi etiopatogenesis kerontokan rambut dapat membantu

menentukan jenis kerontokan rambut. Kegagalan pertumbuhan rambut,

umumnya disebabkan oleh karena displasia ektodermal akibat gangguan

genetik.

1) Abnormalitas batang rambut meliputi: a). instrinsic hair breakage

dan b). unruly hair, dapat terjadi secara kongenital akibat kelainan

metabolik atau didapat akibat kerusakan mekanik atau kimia.

2) Abnormalitas siklus rambut (jumlah rambut yang lepas meningkat),

dapat menyebabkan effluvium telogen, effluvium anagen, dan

alopesia areata.

3) Kerusakan folikel rambut dapat disebabkan oleh faktor eksogen

(trauma/tekanan), faktor endogen (infeksi/keganasan/beberapa

penyakit dengan proses destruktif) dan aplasia kutis kongenital.

(Suling, Pieter L)

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi rambut rontok

Menurut Achmad (2014) rambut rontok disebabkan oleh dua faktor,

yakni:

a. Faktor eksternal
34

1) Gaya rambut, dimana beberapa gaya rambut menyebabkan rambut

tertarik hingga akarnya.selain itu rambut lebih cepat rapuh dan

mudah patah.
2) Bahan kimia. Penggunaan bahan kimia untuk meluruskan dan

membuat rambut menjadi ebgelombang secara permanen dapat

menyebabkan rambut rontok jika digunakan secara berlebihan dan

tidak tepat dalam menggunakannya, selain itu penataan rambut dan

mengikat rambut secara berlebihan juga dapat menyebabkan

rambut menjadi rontok dan rusak.


3) Radikal bebas, dimana zat tersebut merupakan zat beracun yang

dapat mempercepat proses penuaan dini. Pada umumnya radikal

bebas berasal dari polusi dan asap-asap beracun. Akibatnya kulit

menjadi keriput, munculnya bintik-bintik hiytam pada wajah dan

wambut menjadi lebih cepat rontok.


4) Pemakain jilbab, dimana pemakaian jilbab yang salah akan memicu

kerusakan dan kerontokan rambut.


b. Faktor internal
1) Keturunan
Hal ini disebabkan jika salah satu dari orangtua memiliki gen yang

dapat menyebabkan rambut rontok, sehingga hal itu dapat

diturunkan pada anak-anak mereka. Biasanya hal tersebut dapat

diketahui dengan memeriksakan diri pada ahli kulit.


2) Hormon, hormon yang tidak seimbang dapat menyebakan rambut

menjadi rontok, sehingga terkadang ibu yang sedang hamil atau

mengandung biasanya akan mengalami ketidakseimbangan

hormone yang dapat menyebabkan rambut menjadi rontok yang

cukup parah.
35

3) Stress, stress adalah salah satu penyebab rambut rontok. Biasanya

rambut menjadi mudah rontok ketika sedang mengalami hal yang

dapat menyebabkan stress. Pada saat stress rambut menjadi lebih

cepat rontok dibandingkan pada saat-saat biasa.


4) Penyakit, penyakit diabetes dan lupus dapat menyebabkan terjadinya

kerontokan pada rambut.


9. Upaya pencegahan kerontokan rambut
a. Memilih bahan jilbab yang tepat
Sangat penting bagi anda untuk memilih bahan jilbab yang mudah

menyerap keringat atau terbuat dari bahan katun berkwalitas tinggi.

Bahan katun untuk jilbab sangat baik untuk mencegah terjadinya

ketombe dan masalah kulit kepala.

b. Jangan memakai jilbab yang sama lebih dari 2 hari

Pakailah jilbab yang sama tidak kurang dari 2 hari, jika mungkin anda

bisa ganti jilbab setelah anda memakainya seharian.Atur pemakaian

jumlah jilbab. Saat udara panas anda bisa memakai jilbab tidak lebih

dari dua jilbab. Hindari pemakaian jilbab yang berlebihan saat udara

panas.

c. Keramas teratur

Keramas cara teratur adalah cara tepat untuk perawatan rambut baik

saat berjilbab maupun ketika anda tidak berjilbab. Keramaslah minimal

2 kali sehari untuk menjaga kesehatan rambut anda.

d. Penuhi nutrisi rambut

Rambut juga perlu nutrisi agar terlihat indah dan sehat sehingga anda

bisa memenuhi nutrisi rambut anda dengan makanan bergizi


37

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Faktor-faktor yang
mempengaruhi krontokan - Bahan jilbab
rambut: - Lama pemakaian jilbab
- Perilaku Pemakaian - Keteraturan keramas Kerontokan
1. Faktor eksternal - Pemberian nutrisi pada
- jilbab
Gaya rambut Rambut
rambut
- Bahan kimia
- Lama penyinaran rambut
- Radikal bebas
- Dan lain-lain

2. Faktor internal
- Keturunan
- Hormon
Keterangan :
- Stress
- Penyakit
: di teliti

: tidak di teliti
Gambar 3.1 : Kerangka konseptual pengaruh pemakain jilbab terhadap
kerontokan rambut pada mahasiswa di Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Faktor yang mempengaruhi rambut rontok, yaknifaktor eksternal dan

factor internal. Faktor eksternal meliputi: gaya rambut, bahan kimia,radikal

bebas, pemakain jilbab. Kemudian fakor internal meliputi; keturunan, hormon,

stress, dan penyakit. Dalam penelitian ini pembahasan difokuskan pada

pengaruh pemakain jilbab terhadap kerontokan rambut. Bahan jilbab, lama


38

pemakaian jilbab, keteraturan keramas, pemberian nutrisi pada rambut, lama

penyinaran rambut dan sebagainya sangat mempengaruhi kerontokan rambut.

B. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pemakaian jilbabterhadap kerontokan rambut pada

mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya


39

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitik yaitu

penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variable pada satu situasi atau

sekelompok subyek (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini berupaya mencari

pengaruh pemakaian jilbab terhadap kerontokan rambut pada mahasiswi

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Berdasarkan

waktunya, desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable sesaat. Artinya subyek

diobservasi sekali saja dan pengukuran variable independen dan dependen

dilakukan pada saat pemeriksaan atau pengkajian data.

B. Populasi, sampel penelitian dan cara pengambilan sampel


1. Populai
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variable yang menyangkut

masalah yang diteliti. Variable tersebut bisa berupa orang, kejadian , perilaku,

atau sesuatu yang lain yang akan dilakukam penelitian ( Nursalam, 2003).

Populasi dari penelitian ini sebanyak 60 mahasiswa ( merupakan populasi

estimasi yang didapat dari data mahasiswi 2012 B dan D Fakultas Kedokteran

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada bulan Juli 2015)

2. Sampel
Sampel adalah sebagian keseluruhan yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi ( Nursalam, 2003). Sampel dalam penelitian ini

sebanyak 60 mahasiswa
40

3. Cara pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah total

sampling, dimana semua mahasiswi 2012 B dan D mendapatkan

kesempaatan yang sama dalam pemilihan responden setelah dilakukan

pengundian ( Nursalam, 2003)

C. Lokasi dan Waktu


1. Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut, diantaranya

:
a. Banyak ditemukan mahasiswi berhijab yang mengalami

kerontokan rambut.
b. Belum pernah dilakukan penelitian dengan variable yang sama.
c. Lokasi penelitian mudah dijangkau
2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2015.

D. Kerangka Kerja Penelitian

Populasi
Semuamahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya sebanyak 60 responden

Sampling NonProbability Sampling


Teknik Total sampling

Sampel
Semua mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya sebanyak 60 responden
41

Pengumpulan data
Menggunakan kuesioner

Pengolahan data
Editing, Coding, Tabulasi

Analisa data
Uji korelasi Chi-Square

Menyajikan hasil

Kesimpulan dan saran

Laporan

Gambar 4.1 Kerangka kerja pengaruh pemakaian jilbab terhadap kerontokan


rambut pada mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya

E. Variable penelitian

Variable adalah suatu ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmodjo, 2005).
1. Variable dependen
Variable dependen atau variable tergantung merupakan variable yang di

pengaruhi oleh variable bebas atau inependen (Notoatmodjo,2005).

Sebagai variable dependen dari penelitian ini adalah perilaku

pemakaian jilbab
2. Variable independen
42

Variable independen atau variable bebas merupakan factor yang diduga

sebagai penyebab atau yang mempengaruhi variable dependen

(Notoatmodjo, 2005). Sebagai variable independen dari penelitian ini

adalah kerontokan rambut

F. Defisiensi Operasional

Defisiensi operasional adalah defesiensi yang di buat oleh peneliti pada

satu variable dengan cara memberi arti atau menspesifikkan kegiatan atau

memberikan suatu oprasional yang di perlukan untuk mengukur variable

tersebut. Untuk memudahkan memahami penelitian ini dan mendapatkan

persepsi yang sama, maka variable-variabel dalam penelitian

Tabel 4.1 Definisi operasional pengaruh perilaku pemakaian jilbab


terhadap kerontokan rambut pada mahasiswi di di Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Variabel Definisi Operasional Kategori & criteria Skala

Independen Tindakan dan Nominal


Perilaku tatacara dalam 1. Pemakaian benar, jika
pemakain pemakaian jilba. dalam pemakain jilbab
jilbab sesuai tata cara yang benar
dengan skor > 20%
Kode 1
2. Pemakaian salah, jika
dalam pemakain jilbab
tidak sesuai tata cara yang
benar dengan skor 0-20%
43

Dependen Penipisan rambut di 1. Rambut rontok, jika Nominal


Kerontokan kulit kepala mengalami 1 atau lebih
rambut gejala kerontokan rambut
Kode 1

2. Rambut tidak rontok, jika


tidak mengalami gejala
kerontok rambut
Kode 2

G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data menggunakan data primer, yaitu dengan

kuesioner.

H. Pengelohan dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data

dengan cara sebagai berikut:

a. Editing

Kegiatan peneliti dalam editing meliputi memeriksa, memilih,

atau menyortir data. Hal ini dilakukan untuk merapikan, mengurangi

kesalahan, atau kekurangan data yang dikumpulkan, sehingga hanya

data yang terpakai sajalah yang tinggal.


44

b. Scoring
1) Pemakain jilbab
Kuesioner perilaku permakaian jilbab berisi 10 pernyataan

dengan memakai skor skala Linkert. Apabila pernyataan positif,

maka pilihan selalu skor 3, sering skor 2, kadang skor 1 dan tidak

pernah skor 0. Pernyataan postif terdapat pada nomor pernyataa 1,

2, 4, 5, 6, 7, 8, dan 10. Kemudian pernyataan negatif, maka

pilihan selalu skor 1, sering skor 2, kadang skor 3 dan tidak pernah

skor 4. Pernyataan negative terdapat pada nomor pernyataan 3 dan

9.

2) Kerontokan rambut

Kuesioner perilaku permakaian jilbab berisi 10 pernyataan

dengan memakai skor skala Linkert. Apabila jawaban selalu skor

3, sering skor 2, kadang skor 1 dan tidak pernah skor 0.

c. Coding

Menyederhanakan data yang dilakukan dalam bentuk simbol atau

kode tertentu sesuai dengan kriteria.

Pemberian kode pada pemakain jilbab:

1) Pemakain benar kode 1

2) Pemakain salah kode 2

Kategori pada variabel kerontokan rambut

1) Rambut rontok Kode : 1

2) Rambut tidak rontok Kode : 2


45

d. Tabulating

Proses pengelompokkan data ke suatu tabel tertentu menurut

sifat sifat yang dimiliki. Data hasil dari pengumpulan kuesioner di

coding, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Setelah terbentuk tabel

selanjutnya tabel tersebut dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk

tulisan. Hasil pengolahan data dalam bentuk presentase kemudian

diinterprestasikan dengan menggunakan skala kuantitatif sebagai

berikut :

100% = Seluruhnya

76-99% = Hampir seluruhnya

51-75% = Sebagian besar

50% = Setengah

26-49% = Hampir setengahnya

1-25% = Sebagian kecil

0% = Tidak satupun

2. Analisa Data

Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Chi Squaredengan

nilai kemaknaan ( = 0,05). Kemudian di analisis dengan bantuan perhitungan

computer SPSS 20.0 for windows. Dengan hasil uji, apabila nilai signifikasi <

, maka H0 ditolak berarti ada pengaruh pemakaian jilbab terhadap

kerontokan rambut pada mahasiswi di di Fakultas Kedokteran Universitas

Wijaya Kusuma Surabaya


46

I. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini akan menerapkan etika penelitian pada saat

mengambil sampel yaitu:

1. Informed consent (lembaran persetujuan)

Tujuannya adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian

serta mengetahui dampaknya. Jika subyeknya bersedia maka harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika subyek tidak bersedia maka

peneliti harus menghormati hak subyek.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, maka peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek tetapi member kode nomor pada lembar

kuesioner.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Informasi yang telah diperoleh dari subyek dijamin kerahasiaanya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian
48

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini akan menyajikan gambaran umum lokasi penelitian dan

hasil penelitian. Penelitian ini tentangpengaruh perilaku pemakaian jilbab

terhadap kerontokan rambutFakultas KedokteranUniversitas Wijaya Kususma

Surabaya . Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2015, dengan besar

responden 60 mahasiswa. Penyajian hasil penelitian meliputi : data umum

yakni jenis kerontokan, sedangkan data khususnya yakni perilaku pemakaian

jilbab.

A. Gambaran Lokasi Penelitian


Fakultas kedokteran universitas wijaya kususma surabaya (FK-

UWKS). Kampus yang terletak di Jalan Dukuh Kupang XXV/54 Surabaya.

Lokasi kampus mudah dijangkau berdekatan dengan kampus Yoessoudarso.


Penelitian ini dilakukan pada program studi S1 Fakultas Kedokteran

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya . Upaya peningkatan mutu pendidikan

di FK-UWKS senantiasa dilakukan dengan baik dalam pembelajaran,

kurikulum,sarana prasarana, sumber daya dan sistem penjamin mutu.


Sarana dan prasarana yang ada dikampus FK-UWKS ialah terdapat

beberapa ruang kelas yang disiapkan untuk menunjang proses perkuliahan.

Disetiap kelasnya terdapat LCD proyektor,AC, serta alat pengeras suara.

Sarana dan prasarana yang dimiliki kampus adalah perpustakaan layanan free

wifi dari pukul 08.00 sampai pukul 20.00, kantin, klinik pengobatan,serta

tempat ibadah seperti mushola.


49

Kurikulum yang digunakan pada mahasiswa semester VIII Prodi S1

kedokteran ialah kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dimana dalam model

pembelajaran tersebut mahasiswa diharuskan untuk aktif dalam proses

pembelajaran di kelas. Mahasiswa dituntut untuk aktif, kreatif dan

mengembangkannya materi yang telah disampaikan pengajar. Namun dalam

implementasinya pelaksanaan model pembelajaran tersebut sering mengalami

kendala. Misalnya, sikap atau perilaku mahasiswa yang tidak mendukung

pelaksanaan model pembelajaran seperti kurang konsentrasi atau perhatian

saat dosen menerangkan materi perkuliahan, tidak bersemangat, pasif terhadap

ide atau pendapat, malas belajar, tidak berupaya mendapatkan pengetahuan

tambahan, malas mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam pengumpulan

tugas, dan sebagainya. Gejala-gejala tersebut menunjukkan bahwa motivasi

belajarnya lemah.
Motivasi belajar dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor

internal terdiri-dari, 1) cita-cita dan aspirasi, meliputi keingintahuan,

kreativitas 2) kemampuan peserta didik, meliputi intelegensi 3) dan kesehatan

yang mencakup kecukupan tidur. Kemudian faktor eksternal meliputi kondisi

lingkungan belajar yang mencakup lingkungan sosial dan non sosial.

Gangguan tidur merupakan salah satu penyebab menurunkan motivasi belajar.

B. Hasil Penelitian

1. Data Umum

a. Karakteristik responden berdasarkan usia


50

Tabel 5.1Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di Universitas


Wijaya Kusuma Surabaya
No Usia Frekuensi Persentase (%)
1 20 tahun 23 38,3
2 21 tahun 37 61,7
Jumlah 60 100
Sumber: Data primer 2015

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 60 responden, sebagian

besar (61,7%) berusia 21 tahun.

b. Karakteristik responden berdasarkan kelas

Tabel 5.1Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di Universitas


Wijaya Kusuma Surabaya
No Kelas Frekuensi Persentase (%)
1 2012 B 34 56,7
2 2012 D 26 43,3
Jumlah 60 100
Sumber: Data primer 2015

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 60 responden, sebagian

besar (56,7%) kelas 2012 B.

2. Data Khusus
a. Karakteristik responden berdasarkan perilaku pemakaian jilbab

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku pemakaian


jilbabdi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya
No. perilaku pemakaian Frekuensi Persentase(%)
jilbab
1 Pemakaian benar 27 45
2 Pemakain salah 33 55
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer 2015

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan bahwa dari 60 responden, sebagian

besar (55%) responden melakukan pemakaian jilbab yang salah.

b. Karakteristik responden berdasarkan kerontokan rambut


51

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden kerontokan rambutdi Fakultas


Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
No. kerontokan rambut Frekuensi Persentase(%)
1 Rambut tidak rontok 28 46,7
2 Rambut rontok 32 53,3
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer 2015

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan bahwa dari 60 responden, sebagian

besar (53,3%) mengalami kerontokan rambut.

c. Karakteristik responden berdasarkan Tabulasi silang

Tabel 5.5 Tabulasi silang perilaku pemakaian jilbab dengan kerontokan


rambut di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya
perilaku pemakaian Total
Kerontokan rambut
jilbab
Tidak rontok Rontok
Pemakaian benar 24 3 27
88,9% 11,1% 100%
Pemakaian salah 4 29 33
12,1% 87,9% 100%
Total 28 32 60
46,7% 53,3% 100%

Berdasarkan tabel 5.5 diatas didapatkan bahwa dari 27 responden yang

mempunyai perilaku pemakaian jilbab benar, hampir seluruhnya (88,9 %)

tidak mengalami rambut rontok, Sedangkan dari 33 responden yang

mempunyai perilaku pemakaian jilbab salah, hampir seluruhnya (87,9%)

mengalami kerontokan rambut.

Berdasarkan uji statistikChi Square dengan menggunakan SPSSfor

windows dengan tingkat kemaknaan =0,05, didapatkan hasil = 0,000,

artinya < maka H0 ditolak berarti ada hubungan antara perilaku pemakaian

jilbab dengan kerontokan rambut pada mahasiswi Wijaya Kusuma Surabaya.


53

BAB 6

PEMBAHASAN

A. Perilaku Pemakaian Jilbab

Berdasarkan tabel 5.5 didiketahui bahwa dari 60 responden,

didapatkan 55% responden memiliki perilaku yang salah dalam berhijab. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi yang berhijab di

Universitas Wijaya Kusuma belum memahami tatacara pemakaian jilbab yang

sehat dan benar.

Pemakaian jilbab yang benar yaitu pemakaian jilbab yang dilakukan

dengan tatacara, teknik atau metode yang benar dan memenuhi unsur

kesehatan. Umumnya wanita berhijab kurang memperhatikan hal-hal tersebut

diatas. Mereka lebih menekankan unsur mode, kepantasan atau kesukaan.

Padahal banyak hal yang perlu diperhatikan, misalnya bahan jilbab, warna

jilbab, lama pemakaian jilbab, keramas, menyisir rambut, bahan ciput dan

sebagainya. Pemakaian jilbab yang sembarangan akan berdampak buruk pada

kesehatan rambut. Hal ini sesuai pendapat Mustafa(2010) banyak kaum hawa

memakai jilbab hanya untuk mengikuti trend zaman tanpa memperhatikan

bagaimana memakai jilbab yang memenuhi unsur kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian, pada item pertanyaan nomor 1 yang

menanyakan apakah bahan jilbab berbahan katun atau kaus, hamper setengah

(35%) menyatakan kadang-kadang (nilai skor 1). Hal ini menunjukkan bahwa

bahan jilbab yang dipakai tidak semua berbahan katun atau kaus. Bahan jilbab
54

yang aman bagi kesehatan rambut berbahan katun atau kaus. Kemudian pada

item pertanyaan nomor 2 yang menanyakan apakah jilbab yang dipakai

berwarna lembut, hamper setengah (41%) menyatakan kadang-kadang (nilai

skor 1). Hal ini menunjukkan bahwa warna jilbab yang dipakai lebih dominan

warna mencolok. Warna yang baik bagi kesehatan rambut adalah warna

lembut. Pada item pertanyaan nomor 3 yang menanyakan apakah ketika

memakai jilbab rambut dalam keadaan basah, hampir setengahnya (47%)

menjawab kadang-kadang. Pemakain jilbab yang benar ialah apabila rambut

dalam kondisi kering. Item pertanyaan lain yang menjawab kadang-kadang

adalah item pertanyaan 4, 5, 6, 7, 10 dengan nilai masing-masing 43%, 35%,

45%, 52%, dan 43%. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai perilaku yang kurang baik dalam pemakaian jilbab.

B. Kerontokan rambut

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 60 responden, didapatkan

53,3% mengalami kerontokan rambut. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar mahasiswi yang berhijab di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma memiliki rambut dalam kondisi tidak sehat.

Salah satu indicator rambut tidak sehat ialah terjadinya kerontokan

rambut. Kerontokan rambut ialah suatu kondisi dimana rambut mudah tercabut

dari kulit kepala, sehingga lama kelamaan mengakibatkan penipisan rambut.

Indikasi kerontokan rambut terlihat apabila ketika menyisir ada rambut

tertinggal disisir, dibahu sering ada rambut yang terjatuh, ketika bangun

tidurdalam bantal atau tempat tidur ada rambut yang tertinggal, ketika
55

menggenggam rambut ada rambut yang tercabut dan rambut kelihatan semakin

menipis. (Soepardiman, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian, pada item pertanyaan nomor 1 yang

menanyakan apakah ada rambut yang tertinggal disisir ketika sedang menyisir

rambut, setengahnya (50%) menyatakan kadang-kadang (nilai skor 1). Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi kerontokan rambut. Kemudian pada item

pertanyaan nomor 2 yang menanyakan apakah dibahu sering ada rambut yang

terjatuh, sebagian besar (53%) menyatakan kadang-kadang (nilai skor 1). Hal

ini juga menunjukkan telah terjadi kerontokan rambut. Item pertanyaan lain

yang menjawab kadang-kadang adalah item pertanyaan 3, 4, 5, dengan nilai

masing-masing 53%, 47%, dan 52%,. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa

sebagian besar responden mempunyai telah mengalami kerontokan rambut.

C. Hubungan perilaku pemakaian jilbab dengan kerontokan rambut

Berdasarkan uji statistikChi Square dengan menggunakan SPSSfor

windows dengan tingkat kemaknaan =0,05, didapatkan hasil = 0,000,

artinya < maka H0 ditolak berarti ada hubungan antara perilaku pemakaian

jilbab dengan kerontokan rambut pada mahasiswi Fakultas Kedokteran

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara perilaku pemakaian jilbab dengan kerontokan rambut pada mahasiswi

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Artinya apabila

perilaku mahasiswi dalam berjilbab mengikuti tatacara yang benar, maka

kerotokan rambut dapat dihindari, sebaliknya, apabila perilaku mahasiswi


56

dalam berhijab tidak mengikuti tatacara yang benar, maka akan terjadi

kerontokan rambut. Hal tersebut diperkuat hasil tabulasi silang bahwa dari 27

responden yang mempunyai perilaku pemakaian jilbab benar, hampir

seluruhnya (88,9 %) tidak mengalami rambut rontok, Sedangkan dari 33

responden yang mempunyai perilaku pemakaian jilbab salah, hampir

seluruhnya (87,9%) mengalami kerontokan rambut.

Berhijab bukan penyebab kerontokan rambut. Kerontokan rambut

terjadi karena perilaku orang yang memakai jilbab tersebut tidak mengikuti

tatacara atau ketentuan memakai jilbab yang benar. Misalnya dalam pemilihan

bahan jilbab, sering pemakai jilbab kurang memperhatikan unsur bahan.

Bahan jilbab yang baik adalah bahan yang mampu menyerap keringat,

contohnya katun paris. Penggunaan bahan yang licin seperti sifon akan

mempercepat kerusakan rambut. Begitu juga pemilihan bahan ciput, sebaiknya

dari bahan yang menyerap keringat.Kemudian pemakain jilbab dalam keadaan

rambut basah, bisa mengakibatkan rambut lembab dan bau. Hal ini bisa

menimbulkan ketombe yang bisa mengakibatkan kerontokan rambut dan

sebagainya. Hal ini sesuai pendapat Sriger (2010) jika terlalu sering ditutup,

rambut akan lembab dan kepanasan sehingga bisa menimbulkan problem atau

masalah pada rambut. Hal serupa dikemukakan Awner (2009), bagi mereka

yang menggunakan jilbab atau sering menutup rambut dengan penutup kepala,

menyebabkan kulit kepala menjadi sangat lembab. Kulit kepala yang lembab

dapat memperbesar kemungkinan rambut mudah rontok. Menurut

Haryani(2009) permasalahan yang sering muncul adalah kulit kepala


57

berminyak, rambut kering, bercabang dan rontok. Masalah itu biasanya terjadi

karena proses penguapan tubuh melalui kulit yang terganggu akibat pemakaian

jilbab maupun kerudung selama sehari penuh.

Berhijab merupakan kewajiban setiap muslimah. Berhijab tidak akan

menyebabkan kerusakan atau kerontokan senyampang dilakukan dengan

benar, bahkan dengan berhijab akan melindungi dari hal-hal buruk serta

menambah kecantikan luar dalam. Oleh karena itu anggapan memakai jilbab

akan merusak atau membuat rambut rontok tidak perlu dikuatirkan.


58

BAB 7

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulkan sebagai

berikut:

A. Simpulan
1. Mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma yang

memakai jilbab, sebagian besar (55%) responden berperilaku atau

melakukan pemakaian jilbab yang salah.


2. Mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma yang

memakai jilbab, sebagian besar (53,3%) mengalami kerontokan rambut.


3. Terdapat hubungan antara perilaku pemakain jilbab dengan kerontokan

rambut pada Mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma

B. Saran
1. Bagi responden
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan, motivasi atau

sandaran bahwa berhijab penyebab kerontokan atau kerusakan rambut.

Berhijab merupakan perilaku yang benar baik ditinjau dari agama

maupun kesehatan.

2. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

dan pengetahuan tentang hubungan antara perilaku pemakain jilbab

dengan kerontokan rambut


3. Bagi peneliti selanjutnya
59

Penelitian selanjutnya yang mengambil tema yang sama, diharapkan

dapat mengembangkan penelitian dengan menghubungkan dengan

variable lain, sehingga didapatkan gambaran yang komprehensif

tentang tingkat penyebab kerontokan rambut.


60

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan,Abdul.2009. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ictiar Baru. 22,24

Hidayat, 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Perumusan Ilmiah. Jakarta:


FKAUI. 56-58.

Jarullah, Abdullah. 2007. Hak dan Kewajiban Wanita Muslimah.


Jakarta:Pustaka. 4-8

Krisna, Ida. 2006. Penyebab Kerusakan pada Rambut. Jakarta.


http://kerusakan rambut.com. diperoleh tanggal 8 Maret 2010.

Mustafa, Ahmad. 2009. Terjemah Tafsir Al-Maragi 22. Semarang: karya Toha
Putra. 66,68

Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta. 102-105

Satriwati, Galuh. 2007. Merawat rambut berjilbab. Jakarta: http//id. Merawat-


rambut-wanita-remaja.com. diperoleh tanggal 20 April 2010.

Sireger, Hanun. 2010. Makin Sehat dengan Berjilbab. Jogjakarta: Pro-U


Media. 66-69

Staff. 2008. Seputar Kesehatan Rambut. Jakarta: http//merawat-rambut-


wanita-remaja.com. diperoleh tanggal 12 april 2010.

Sugiyono. 2005. Statiska Untuk Penelitian. Bandung. CV. Alfabeta. 34, 38,44

Saksono. 2000. Hubungan Ilmu dengan Umur.


http//id.wikipedia.org.wkk/falsafah.ilmu. diperoleh tanggal 03 juni
2010

Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia.


56-59

Titok. 2010. Pengertian Rambut. Jakarta. http//titok.wordpress.com. diperoleh


tanggal 17 Maret 2010.
61

Lampiran 1 :

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dubawah ini :

Nama : Azimatun Nikmah

NPM : 12700310

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis


dengan judul Pengaruh perilaku pemakaian jilbab terhadap kerontokan
rambut pada mahasiwi di fakultas kedokteran Universitas wijaya kusuma
surabaya, benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau
pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat membuktikan bahwa
Tugas Akhir ini adalah hasil jiblakan maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Surabaya, 20 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan

Azimatun Nikmah
NPM . 12700310
62

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Mahasiswa Fakultas Kedokteran UWKS
Di tempat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, peneliti selaku mahasiswa Fakultas


Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Nama :
Nim :
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada saudara atas
berkenannya menjadi responden penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir
pendidikan di UWKS yang berjudul : Pengaruh pemakaian jilbab terhadap
kerontokan rambut pada mahasiswi di di Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
Peneliti mengharapkan tanggapan atau jawaban yang anda berikan
sesuai dengan pendapat anda sendiri tanpa dipengaruhi orang lain.
Kerahasiaan jawaban yang anda berikan akan dijamin sepenuhnya.
Informasi yang anda berikan hanya ditujukan untuk pengembangan
ilmu kesehatan khususnya dibidang kebidanan dan tidak akan dipergunakan
untuk maksud-maksud lain.
Atas kerja sama dan partisipasi anda untuk menjadi responden, peneliti
mengucapkan terima kasih.

Surabaya,2 Juli 2015


Hormat kami
.........................
63

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Jurusan :
Kelas :
Bahwa saya menyatakan besedia untuk berpartisipasi sebagai responden
penelitian yang dilakukan mahasiswa Kedokteran atas nama ................
dengan judul Pengaruh pemakaian jilbab terhadap kerontokan rambut pada
mahasiswi di di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Demikian pernyataan persetujuan bersedia menjadi responden ini saya buat
dengan sebenar benarnya.

Surabaya, 2 Juli 2015

Mengetahui,
Peneliti,
Responden,

(...............................) (............................)
64

Lampiran 4
Lampiran 5

KUISIONER PENELITIAN

I. Data umum Kode : (diisi peneliti)


Nama (Inisial) :
Umur :
Kelas :
II. Data khusus
a. Lembar kuesioner perilaku pemakaian jilbab
Beri tanda () pada salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda.
No Aspek pemakain jilbab Selal Serin Kadan Tidak
. u g g perna
h
1. Apakah bahan jilbab anda berbahan
katun atau kaus?
2. Apakah jilbab anda berwarna lembut?
3. Ketika memakai jilbab, pernahkan
rambut anda dalam keadaan basah?
4. Apakah anda mengganti jilbab tiap
hari?
5. Selama berhijab, apakah keramas anda
2 hari sekali?
6. Apakah anda menyisir dan merapikan
rambut sebelum dan sesudah
mengenakan jilbab?
7. Bahan ciput yang digunakanapakah
lembut dan menyerap keringat?
8. Apakah sisir anda bergigi jarang ?
9. Ketika menyisir apakah anda
mengawali dari garis belahan rambut?
10. Ketika menggelung atau mengikat
rambut anda, apakah dalam kondisi
renggang?
65

b. Lembar kuesioner kerontokan rambut

Selalu Sering Kadang Tidak


No Pernyataan
pernah
Ketika anda menyisir rambut, apakah ada
1.
rambut yang tertinggal disisir?
Apakah dibahu anda sering ada rambut yang
2.
terjatuh?
Ketika bangun tidur, apakah dalam bantal atau
3.
tempat tidur ada rambut anda yang tertinggal?
Ketika anda menggenggam rambut, apakah
4.
anda rambut yang tercabut?
Apakah anda merasa rambut anda semakin
5.
menipis?
66

UJI STATISTIK CHO-SQUARE

Frequencies

Statistics

Perilaku
pemakaian Kerontok
Usia Kelas jilbab rambut
N Valid 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 tahun 23 38.3 38.3 38.3
21 tahun 37 61.7 61.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Kelas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kelas 2012 B 34 56.7 56.7 56.7
Kelas 2012 D 26 43.3 43.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Perilaku pemakaian jilbab

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pemakaian benar 27 45.0 45.0 45.0
Pemakaian salah 33 55.0 55.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Kerontok rambut

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rambut tidak rontok 28 46.7 46.7 46.7
Rambut rontok 32 53.3 53.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Crosstabs
67

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perilaku pemakaian
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
jilbab * Kerontok rambut

Perilaku pemakaian jilbab * Kerontok rambut Crosstabulation

Kerontok rambut
Rambut Rambut
tidak rontok rontok Total
Perilaku pemakaian Pemakaian benar Count 24 3 27
jilbab % within Perilaku
88.9% 11.1% 100.0%
pemakaian jilbab
Pemakaian salah Count 4 29 33
% within Perilaku
12.1% 87.9% 100.0%
pemakaian jilbab
Total Count 28 32 60
% within Perilaku
46.7% 53.3% 100.0%
pemakaian jilbab

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 35.162b 1 .000
a
Continuity Correction 32.146 1 .000
Likelihood Ratio 39.698 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
34.576 1 .000
Association
N of Valid Cases 60
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
12.60.
68

PENGARUH PERILAKU PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP


KERONTOKAN RAMBUT PADA MAHASISWA KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Azimatun Nikmah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku


pemakaian jilbab terhadap terjadinya kerontokan rambut pada mahasiwa
fakultas kedokteran universitas wijaya kusuma Surabaya.
Penelitian ini menggunakan desain analitik, populasi dalam penelitian
ini 60 responden mahasiswa umur 20-21 di Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya. Sampel diambil sebesar 60 secara acak dari total
sampling. Metode pengumpulan data dengan sistem kuesioner, selanjutnya
dianalisis menggunakan uji korelasi chi square dengan menggunakan program
SPSS dengan ketentuan (a=0,05).
Hasil penelitian menujukkan (46,7%) dari responden mengalami
kerontokan rambut dan (53,3%) responden mempunyai perilaku pemakaian
jilbab yang salah. Dari hasil uji korelasi chisquare di dapatkan p=0,000<a=
0,05 maka H0 ditolak sehingga menjawab hipotesis bahwa ada pengaruh
perilaku pemakaian jilbab terhadap kerontokan rambut pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Penelitian menyimpulkan bahwa perilaku pemakaian jilbab yang salah
mempengaruhi secara signifikan terhadap kerontokan rambut pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Oleh sebab itu
disarankan kesadaran bagi pengguna jilbab memperhatikan perilaku
pemakaian jilbab yang benar.

Kata kunci : Pemakaian Jilbab, Perilaku, Kerontokan Rambut


69

PENDAHULUAN salah akan memicu kerusakan dan


kerontokan rambut. 2) Gaya
Jilbab adalah pakaian rambut, dimana beberapa gaya
muslimah, kerudung atau pakaian rambut menyebabkan rambut
longgar yang tidak tembuscahaya, tertarik hingga akarnya.selain itu
pemakaian jilbab pada wanita dapat rambut lebih cepat rapuh dan
menutupi salah satu bagian tubuh mudah patah., 3) bahan kimia.
yaitu rambut (Siregar,2010). Penggunaan bahan kimia untuk
Pemakaian jilbab atau hijab saat ini meluruskan dan membuat rambut
mengalami perkembangan pesat, menjadi bergelombang secara
bahkancenderung menjadi trend. permanen dapat
Banyak wanita sekarang beralih menyebabkanrambut rontok jika
berhijab, dan berlomba digunakan secara berlebihan dan
mengkreasikan hijab sehingga bisa tidak tepat dalam
tampil keren dan tredi dengan menggunakannya, selain itu
memakai hijab. Namun para penataan rambut dan mengikat
pemakai hijab sering mengeluhkan rambut secara berlebihan juga
bahwa mereka sering mengalami dapat menyebabkan rambut
permasalahan pada kulit kepala, menjadi rontok dan rusak. 4)
misalnya ketombe, rambut lepek, Radikal bebas, dimana zat tersebut
kusam bahkan rambut rontok.. merupakan zat beracun yang dapat
Permasalahan tersebut dianggap mempercepat proses penuaan dini.
cukup serius karena rambut Pada umumnya radikal bebas
merupakan mahkota bagi wanita. berasal dari polusi dan asap-asap
Menurut Achmad (2014) beracun. Akibatnya kulit menjadi
rambut rontok disebabkan oleh dua keriput, munculnya bintik-bintik
faktor, yakni faktor eksternal dan hiytam pada wajah dan wambut
faktor internal. Faktor eksternal menjadi lebih cepat rontok.
diantaranya: 1) Pemakain jilbab, Kemudian faktor internal yang
dimana pemakaian jilbab yang mempengaruhi rambut rontok
70

diantaranya, 1) Keturunan. Hal ini 31% menyatakan berketombe, 13%


disebabkan jika salah satu dari rambut kusam, 17% rambut lepek
orangtua memiliki gen yang dapat dan 39% rambut rontok..
menyebabkan rambut rontok, Kemudian dari data awal yang
sehingga hal itu dapat diturunkan diperoleh dari mahasiswi di
pada anak-anak mereka. Biasanya Fakultas Kedokteran Universitas
hal tersebut dapat diketahui dengan Wijaya Kusuma Surabaya, dari 10
memeriksakan diri pada ahli kulit. responden yang berjilbab,
2) Hormon, hormon yang tidak didapatkan 4 (40%) yang
seimbang dapat menyebakan menyatakan rambutnyamengalami
rambut menjadi rontok, sehingga kerontokan dan masalah kulit
terkadang ibu yang sedang hamil kepala lain, misalnya rambut
atau mengandung biasanya akan kusam sebanyak 2%, berketombe
mengalami ketidakseimbangan 3% dan lain-lain 1%.
hormone yang dapat menyebabkan Berhijab sebenarnya bukan
rambut menjadi rontok yang cukup penyebab kerontokan rambut,
parah. 3) Stress, stress adalah salah namun perilaku orang yang
satu penyebab rambut rontok. berhijab tersebut yang menjadi
Biasanya rambut menjadi mudah penyebabnya. Berhijab merupakan
rontok ketika sedang mengalami kewajiban bagi kaum muslimah,
hal yang dapat menyebabkan namun berhijab ada ketentuannya
stress. Pada saat stress rambut sehingga tidak merusak rambut.
menjadi lebih cepat rontok Menurut Sriger (2010) jika terlalu
dibandingkan pada saat-saat biasa. sering ditutup, rambut akan lembab
4) Penyakit, penyakit diabetes dan dan kepanasan sehingga bisa
lupus dapat menyebabkan menimbulkan problem atau
terjadinya kerontokan pada rambut. masalah pada rambut. Hal serupa
Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan Awner (2009), bagi
Astuti (2009) di Surabaya terhadap mereka yang menggunakan jilbab
pengaruh jilbab terhadap kerusakan atau sering menutup rambut dengan
dikulit kepala, didapatkan hasil penutup kepala, menyebabkan kulit
71

kepala menjadi sangat lembab. Jenis penelitian yang


Kulit kepala yang lembab dapat dilakukan merupakan penelitian
memperbesar kemungkinan rambut analitik yaitu penelitian atau
mudah rontok. Menurut Haryani penelaahan hubungan antara dua
(2009) permasalahan yang sering variable pada satu situasi atau
muncul adalah kulit kepala sekelompok subyek (Notoatmodjo,
berminyak, rambut kering, 2005). Penelitian ini berupaya
bercabang dan rontok. Masalah itu mencari pengaruh pemakaian jilbab
biasanya terjadi karena proses terhadap kerontokan rambut pada
penguapan tubuh melalui kulit mahasiswi Fakultas Kedokteran
yang terganggu akibat pemakaian Universitas Wijaya Kusuma
jilbab maupun kerudung selama Surabaya. Berdasarkan waktunya,
sehari penuh. desain penelitian yang digunakan
Upaya mengurangi adalah cross sectional, dimana
kerontokan rambut pada wanita peneliti melakukan observasi atau
berhijab antara lain, memilih bahan pengukuran variable sesaat. Artinya
jilbab yang tepat, tidak memakai subyek diobservasi sekali saja dan
jilbab yang sama lebih dari 2 hari, pengukuran variable independen
keramas teratur, penuhi nutrisi dan dependen dilakukan pada saat
rambut dan sebagainya. Namun pemeriksaan atau pengkajian data.
upaya tersebut harus dilakukan
secara konsisten dan berkelanjutan. Populasi, Sampel Penelitian
Apabila hal tersebut sudah
Populasi adalah
dilakukan maka jilbab bukan lagi
keseluruhan dari suatu variable
sebagai penyebab kerontokan
rambut. yang menyangkut masalah yang

diteliti. Variable tersebut bisa


METODE PENELITIAN
berupa orang, kejadian , perilaku,

Jenis dan Rancangan penelitian atau sesuatu yang lain yang akan

dilakukam penelitian ( Nursalam,


72

2003). Populasi dari penelitian ini


Karakteristik responden berdasarkan
usia
sebanyak 60 mahasiswa
Tabel 5.1Distribusi frekuensi responden berdasarkan
( merupakan populasi estimasi usia di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
No Usia Frekuensi
yang didapat dari data mahasiswi
1 20 tahun 23
2012 B dan D Fakultas Kedokteran
2 21 tahun 37
Universitas Wijaya Kusuma Jumlah 60

Surabaya pada bulan Juli 2015) Sumber: Data primer 2015

Analisa Data
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari
Data dianalisis dengan 60 responden, sebagian besar (61,7%) berusia 21
tahun.
menggunakan uji korelasi Chi

Squaredengan nilai kemaknaan ( Karakteristik responden berdasarkan kelas

= 0,05). Kemudian di analisis Tabel 5.1Distribusi frekuensi responden berdasarkan u


Surabaya
dengan bantuan perhitungan
No Kelas Frekuensi
computer SPSS 20.0 for windows. 1 2012 B 34

Dengan hasil uji, apabila nilai 2 2012 D 26


Jumlah 60
signifikasi < , maka H0 ditolak
Sumber: Data primer 2015
berarti ada pengaruh pemakaian
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari
jilbab terhadap kerontokan rambut 60 responden, sebagian besar (56,7%) kelas 2012
B.
pada mahasiswi di di Fakultas

Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya.

Data Khusus
HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden
Data Umum
73

berdasarkan perilaku pemakaian Tabel 5.5 Tabulasi silang


jilbab perilaku pemakaian jilbab
dengan kerontokan rambut di
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan cara
Fakultas
pemakaian jilbab mahasiswa fakultas
Kedokteran Universitas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Wijaya Kusuma
No. perilaku pemakaian Frekuensi Surabaya
jilbab perilaku pemakaian
Kerontokan rambut
1 Pemakaian benar 27 jilbab
2 Pemakain salah 33 Tidak rontok Rontok
Jumlah 60 Pemakaian benar 24 3
Sumber : Data primer 2015 88,9% 11,1%

Berdasarkan tabel 5.5 Pemakaian salah 4 29


didapatkan bahwa dari 60 12,1% 87,9%
responden, sebagian besar (55%) Total 28 32
responden melakukan pemakaian
46,7% 53,3%
jilbab yang salah.

Berdasarkan tabel 5.5 diatas


Karakteristik responden
berdasarkan kerontokan rambut didapatkan bahwa dari 27
responden yang mempunyai
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden
perilaku pemakaian jilbab benar,
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
hampir seluruhnya (88,9 %) tidak
No. kerontokan rambut
mengalami rambut rontok,
1 Rambut tidak rontok
Sedangkan dari 33 responden yang
2 Rambut rontok
mempunyai perilaku pemakaian
Jumlah
jilbab salah, hampir seluruhnya
Sumber : Data primer 2015 (87,9%) mengalami kerontokan
Berdasarkan tabel 5.4 rambut.
didapatkan bahwa dari 60
Berdasarkan uji statistikChi
responden, sebagian besar (53,3%)
Square dengan menggunakan
mengalami kerontokan rambut.
SPSSfor windows dengan tingkat
kemaknaan =0,05, didapatkan
Karakteristik responden
berdasarkan Tabulasi silang hasil = 0,000, artinya < maka
74

H0 ditolak berarti ada hubungan


Berdasarkan hasil
antara perilaku pemakaian jilbab penelitian, pada item pertanyaan
dengan kerontokan rambut pada nomor 1 yang menanyakan apakah
mahasiswi Wijaya Kusuma bahan jilbab berbahan katun atau
kaus, hamper setengah (35%)
Surabaya.
menyatakan kadang-kadang (nilai
skor 1). Hal ini menunjukkan
PEMBAHASAN bahwa bahan jilbab yang dipakai
tidak semua berbahan katun atau
Perilaku Pemakaian Jilbab kaus. Bahan jilbab yang aman bagi
kesehatan rambut berbahan katun
Berdasarkan tabel 5.5 atau kaus. Kemudian pada item
didiketahui bahwa dari 60 pertanyaan nomor 2 yang
responden, didapatkan 55% menanyakan apakah jilbab yang
responden memiliki perilaku yang dipakai berwarna lembut, hamper
salah dalam berhijab. Hal ini setengah (41%) menyatakan
menunjukkan bahwa sebagian kadang-kadang (nilai skor 1). Hal
besar mahasiswi yang berhijab di ini menunjukkan bahwa warna
Universitas Wijaya Kusuma belum jilbab yang dipakai lebih dominan
memahami tatacara pemakaian warna mencolok. Warna yang baik
jilbab yang sehat dan benar. bagi kesehatan rambut adalah
warna lembut. Pada item
Pemakaian jilbab yang pertanyaan nomor 3 yang
benar yaitu pemakaian jilbab yang menanyakan apakah ketika
dilakukan dengan tatacara, teknik memakai jilbab rambut dalam
atau metode yang benar dan keadaan basah, hampir setengahnya
memenuhi unsur kesehatan. (47%) menjawab kadang-kadang.
Umumnya wanita berhijab kurang Pemakain jilbab yang benar ialah
memperhatikan hal-hal tersebut apabila rambut dalam kondisi
diatas. Mereka lebih menekankan kering. Item pertanyaan lain yang
unsur mode, kepantasan atau menjawab kadang-kadang adalah
kesukaan. Padahal banyak hal yang item pertanyaan 4, 5, 6, 7, 10
perlu diperhatikan, misalnya bahan dengan nilai masing-masing 43%,
jilbab, warna jilbab, lama 35%, 45%, 52%, dan 43%. Hal
pemakaian jilbab, keramas, tersebut diatas menunjukkan bahwa
menyisir rambut, bahan ciput dan sebagian besar responden
sebagainya. Pemakaian jilbab yang mempunyai perilaku yang kurang
sembarangan akan berdampak baik dalam pemakaian jilbab.
buruk pada kesehatan rambut. Hal
ini sesuai pendapat Mustafa(2010)
banyak kaum hawa memakai jilbab
hanya untuk mengikuti trend
zaman tanpa memperhatikan
bagaimana memakai jilbab yang Kerontokan rambut
memenuhi unsur kesehatan.
75

Berdasarkan tabel 5.4 item pertanyaan 3, 4, 5, dengan


diketahui bahwa dari 60 responden, nilai masing-masing 53%, 47%,
didapatkan 53,3% mengalami dan 52%,. Hal tersebut diatas
kerontokan rambut. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai telah
besar mahasiswi yang berhijab di mengalami kerontokan rambut.
Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma memiliki rambut Hubungan perilaku pemakaian
dalam kondisi tidak sehat. jilbab dengan kerontokan
rambut
Salah satu indicator rambut
tidak sehat ialah terjadinya Berdasarkan uji statistikChi
kerontokan rambut. Kerontokan Square dengan menggunakan
rambut ialah suatu kondisi dimana SPSSfor windows dengan tingkat
rambut mudah tercabut dari kulit kemaknaan =0,05, didapatkan
kepala, sehingga lama kelamaan hasil = 0,000, artinya < maka
mengakibatkan penipisan rambut. H0 ditolak berarti ada hubungan
Indikasi kerontokan rambut terlihat antara perilaku pemakaian jilbab
apabila ketika menyisir ada rambut dengan kerontokan rambut pada
tertinggal disisir, dibahu sering ada mahasiswi Fakultas Kedokteran
rambut yang terjatuh, ketika Universitas Wijaya Kusuma
bangun tidurdalam bantal atau Surabaya.
tempat tidur ada rambut yang
tertinggal, ketika menggenggam Hasil tersebut menunjukkan
rambut ada rambut yang tercabut bahwa ada hubungan yang
dan rambut kelihatan semakin signifikan antara perilaku
menipis. (Soepardiman, 2002). pemakaian jilbab dengan
kerontokan rambut pada mahasiswi
Berdasarkan hasil Fakultas Kedokteran Universitas
penelitian, pada item pertanyaan Wijaya Kusuma Surabaya. Artinya
nomor 1 yang menanyakan apakah apabila perilaku mahasiswi dalam
ada rambut yang tertinggal disisir berjilbab mengikuti tatacara yang
ketika sedang menyisir rambut, benar, maka kerotokan rambut
setengahnya (50%) menyatakan dapat dihindari, sebaliknya, apabila
kadang-kadang (nilai skor 1). Hal perilaku mahasiswi dalam berhijab
ini menunjukkan bahwa telah tidak mengikuti tatacara yang
terjadi kerontokan rambut. benar, maka akan terjadi
Kemudian pada item pertanyaan kerontokan rambut. Hal tersebut
nomor 2 yang menanyakan apakah diperkuat hasil tabulasi silang
dibahu sering ada rambut yang bahwa dari 27 responden yang
terjatuh, sebagian besar (53%) mempunyai perilaku pemakaian
menyatakan kadang-kadang (nilai jilbab benar, hampir seluruhnya
skor 1). Hal ini juga menunjukkan (88,9 %) tidak mengalami rambut
telah terjadi kerontokan rambut. rontok, Sedangkan dari 33
Item pertanyaan lain yang responden yang mempunyai
menjawab kadang-kadang adalah perilaku pemakaian jilbab salah,
76

hampir seluruhnya (87,9%) yang terganggu akibat pemakaian


mengalami kerontokan rambut. jilbab maupun kerudung selama
sehari penuh.
Berhijab bukan penyebab
kerontokan rambut. Kerontokan Berhijab merupakan
rambut terjadi karena perilaku kewajiban setiap muslimah.
orang yang memakai jilbab tersebut Berhijab tidak akan menyebabkan
tidak mengikuti tatacara atau kerusakan atau kerontokan
ketentuan memakai jilbab yang senyampang dilakukan dengan
benar. Misalnya dalam pemilihan benar, bahkan dengan berhijab
bahan jilbab, sering pemakai jilbab akan melindungi dari hal-hal buruk
kurang memperhatikan unsur serta menambah kecantikan luar
bahan. Bahan jilbab yang baik dalam. Oleh karena itu anggapan
adalah bahan yang mampu memakai jilbab akan merusak atau
menyerap keringat, contohnya membuat rambut rontok tidak perlu
katun paris. Penggunaan bahan dikuatirkan.
yang licin seperti sifon akan
mempercepat kerusakan rambut.
Begitu juga pemilihan bahan ciput, SIMPULAN
sebaiknya dari bahan yang
menyerap keringat.Kemudian Berdasarkan hasil
pemakain jilbab dalam keadaan penelitian, maka dapat diambil
rambut basah, bisa mengakibatkan kesimpulkan mahasiswi di Fakultas
rambut lembab dan bau. Hal ini Kedokteran Universitas Wijaya
bisa menimbulkan ketombe yang Kusuma yang memakai jilbab,
bisa mengakibatkan kerontokan sebagian besar (55%) responden
rambut dan sebagainya. Hal ini berperilaku atau melakukan
sesuai pendapat Sriger (2010) jika pemakaian jilbab yang salah dalam
terlalu sering ditutup, rambut akan memakai jilbab, sebagian besar
lembab dan kepanasan sehingga (53,3%) mengalami kerontokan
bisa menimbulkan problem atau rambut dan erdapat hubungan
masalah pada rambut. Hal serupa antara perilaku pemakain jilbab
dikemukakan Awner (2009), bagi dengan kerontokan rambut pada
mereka yang menggunakan jilbab Mahasiswi di Fakultas Kedokteran
atau sering menutup rambut dengan Universitas Wijaya Kusuma
penutup kepala, menyebabkan kulit
kepala menjadi sangat lembab.
Kulit kepala yang lembab dapat
memperbesar kemungkinan rambut
mudah rontok. Menurut
Haryani(2009) permasalahan yang
sering muncul adalah kulit kepala
berminyak, rambut kering,
bercabang dan rontok. Masalah itu
biasanya terjadi karena proses
penguapan tubuh melalui kulit
77

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan,Abdul.2009.
Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta:
Ictiar Baru. 22,24
Hidayat, 2007. Riset
Keperawatan dan Teknik
Perumusan Ilmiah. Jakarta:
FKAUI. 56-58.

Jarullah, Abdullah. 2007.


Hak dan Kewajiban Wanita
Muslimah. Jakarta:Pustaka. 4-8

Krisna, Ida. 2006. Penyebab


Kerusakan pada Rambut. Jakarta.
http://kerusakan rambut.com.
diperoleh tanggal 8 Maret 2010.

Mustafa, Ahmad. 2009.


Terjemah Tafsir Al-Maragi 22.
Semarang: karya Toha Putra. 66,68

Notoatmojo, Soekidjo.
2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
102-105

Satriwati, Galuh. 2007.


Merawat rambut berjilbab. Jakarta:
http//id. Merawat-rambut-wanita-
remaja.com. diperoleh tanggal 20
April 2010.

Sireger, Hanun. 2010.


Makin Sehat dengan Berjilbab.
Jogjakarta: Pro-U Media. 66-69

Staff. 2008. Seputar


Kesehatan Rambut. Jakarta:
http//merawat-rambut-wanita-
remaja.com. diperoleh tanggal 12
april 2010.
78

Sugiyono. 2005. Statiska Saryono. 2008. Metodologi


Untuk Penelitian. Bandung. CV. Penelitian Kesehatan. Jogjakarta:
Alfabeta. 34, 38,44 Mitra Cendikia. 56-59

Saksono. 2000. Hubungan Titok. 2010. Pengertian


Ilmu dengan Umur. Rambut. Jakarta.
http//id.wikipedia.org.wkk/falsafah. http//titok.wordpress.com.
ilmu. diperoleh tanggal 03 juni diperoleh tanggal 17 Maret 2010.
2010
61
62

Anda mungkin juga menyukai