Anda di halaman 1dari 44

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

MUSKULOSKELETAL PADA SOPIR BUS KUPANG-ATAMBUA

TAHUN 2021

OLEH

DIAN KRISTIYANTI TAEBENU


1607010164

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Usulan penelitian dengan judul: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan


Muskuloskeletal Pada Sopir Bus Kupang-Atambua 2021, atas nama: Dian K. Taebenu,
NIM: 1607010164telah disetujui untuk diajukan dalam Seminar Usulan Penelitian
Mahasiswa pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Nusa Cendana pada tanggal, Maret 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. JOHNY A.R. MUSTAKIM SAHDAN, S.KM.,M.Kes


SALMUN,M.Si NIP. 19781110 200212 1 001
NIP. 19610426 198803 1
008

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas


Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana

Dr. Luh Putu Ruliati, S.KM., M.Kes

NIP. 19710515 199403 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat dan bimbingannya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan

usulan penelitian dengan “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan

Muskuloskeletal Pada Sopir Bus Kupang-Atambua”. Penulisan usulan penelitian

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa

Cendana Kupang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Johny A.R. Salmun,

selaku Pembimbing I, Bapak Mustakim Sahdan, S.KM, selaku Pembimbing II dan

Ibu Dr.Noorce Ch. Berek, S.KM., M.Kes selaku Penguji yang telah memberikan

arahan dan petunjuk serta saran hingga penulisan ini dapat terselesaikan. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Apris A. Adu, S.Pt.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Nusa Cendana;

2. Ibu Dr. Luh Putu Ruliati, S.KM.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Nusa Cendana;

3. Ibu Dr. Marilyn S. Junias, ST.,M.Kes selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah

membimbing dan mendukung penulis selama menempuh perkuliahan;

4. Seluruh dosen dan pagawai Fakultas Kesehatan Masyarakat yang memberikan bekal

ilmu kepada penulis;

5. Keluarga tercinta Bapak Jidon Taebenu dan Ibu Yemi Laktosi sebagai orangtua, serta

Keempat saudara yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan, doa dan kasih

sayang kepada penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini;

iii
6. Teman- teman kuliah angkatan 2016, Teman-teman kelas B Khususnya kelas KLKK

yang turut mendukung penulis selama penyusunan usulan penelitian ini;

7. Squad GSM ( Santi Bau, Arnny Weweng, Desti Tanaem, bunda Lastri)yang selalu

memberikan motivasi, dukungan dan kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan

usulan penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung hingga dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih banyak yang harus diperbaiki dari

segi isi maupun sistematika penulisannya. Oleh karena itu masukan dan kritikan yang

membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi melengkapi usulan penelitian

ini.

Kupang, Maret 2021

Penulis

iv
Daftar isi

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI...................................................................................................v

DAFTAR TABEL...........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6

2.1 Tinjauan Umum Tentang Sopir Bus........................................................... 6

2.1.1 Pengertian Sopir Bus...............................................................................7

2.1.2 Aktivitas Sopir Bus..................................................................................7

2.1.3 Dampak Pekerjaan Sopir Bus..................................................................7

v
2.2 Tinjauan Tentang Ergonomi.......................................................................7

2.2.1 Pengertian Ergonomi...............................................................................7

2.2.2 Posisi Kerja..............................................................................................8

2.3 Tinjauan Tentang Keluhan Muskuloskeletal .............................................8

2.3.1 Pengerian Keluhan Muskuloskeletal.......................................................8

2.3.2 Jenis-Jenis Muskuloskeletal.....................................................................9

2.3.3 Gejala Muskuloskeletal...........................................................................10

2.3.4 Dampak Muskuloskeletal.......................... ..............................................11

2.3.5 Faktor-Faktor Penyebab Keluhan Muskuloskeletal.................................11

2.4 Kerangka Konsep......................................... ..............................................17

2.4.1 Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti..................................................17

2.4.2 Kerangka Hubungan Antara Variabel....... ..............................................20

2.5 Hipotesis Penelitian...................................... ..............................................20

BAB III METODE PENELITIAN................................................................21

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian.................................................................21

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian....................... ..............................................21

3.3 Populasi Dan Sampel.................................................................................21

3.4 Definisi Operasional..................................... ..............................................22

3.5 Jenis, Teknik, Dan Instrumen Pengumpulan Data...................................... 23

vi
3.6 Teknik Pengolahan, Analisis Dan Penyajian Data.....................................24

3.7 Organisasi Dan Personalia Penelitian.......... ..............................................25

3.8 Jadwal Kegiatan Penelitian.......................... .............................................. 26

3.9 Rencana Anggararan Penelitian................... .............................................. 27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan

Muskuloskeletal Pada Sopir Bus Kupang-Atambua 2021”.

Tabel 3. Rencana Anggaran Penelitian

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta

prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial sosial dengan usaha

preventif atau kuratif terhadap peyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum (Budiono, 2003).

Pekerjaan mengemudi merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan tingkat

konsentrasi tinggi karena memerlukan koordinasi yang cepat dan tepat antara mata, kaki,

tangan, dan otak, sehingga mengemudi merupakan suatu pekerjaan yang sangat berisiko

tinggi mengalami kelelahan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya (Rahmadi, 2015)

Muskuloskeletal disordes (MSD’s) adalah gangguan yang mempengaruhi fungsi

normal sistem muskuloskeletal akibat paparan berulang berbagai faktor risiko ditempat kerja.

muskuloskeletal terjadi tidak secara langsung melainkan kombinasi dan akumulasi dari cedera

yang terjadi secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Muskuloskeletal pada awalnya

menyebabkan sakit nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, dan gangguan

tidur. Kelelahan dan muskuloskeletal merupakan faktor yang dapat menyebabkan

permasalahan turunnya produktivitas kerja, hilangnya jam kerja, tingginya signifikan akibat

peningkatan kompensasi biaya kesehatan, dan rendahnya kualitas hidup (Prawira et al.,

2017).

Muskuloskeletal Disorders (MSDs) merupakan keluhan bagian otot skeletal yang

dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai keluhan berat, yang umumnya

terjadi karena peregangan otot yang terlalu berat dan durasi pembebanan yang terlalu lama,

sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sendi, ligament dan tendon. Pada awalnya
1
2

keluhan muskuloskeletal berupa rasa sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan,

gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar yang berakibat pada ketidakmampuan seseorang

untuk melakukan pergerakan dan koordinasi gerakan anggota tubuh sehingga berdampak

pada kurang efisiennya dan kehilangan waktu kerja serta menurunnya produktivitas kerja

(Utami dkk, 2017)

Hasil penelitian dari berbagai negara menunjukkan bahwa muskuloskeletal adalah

salah satu penyakit akibat terbanyak. Di Amerika, diperkirakan 6 juta kasus per tahun atau

rata-rata 300-400 kasus per tahun 100 ribu orang pekerja (Cindyastira dkk, 2014). Masalah

ini menyebabkan kehilangan hari pekerja (lost day) untuk istirahat sehingga perusahaan

merugi karena kehilangan produktivitas. Diperkirakan biaya akibat muskuloskeletal yang

harus dikeluarkan adalah rata-rata 14.726 dolar per tahun atau lebih dari 130 juta rupiah.

Dengan kasus MSD’s sebesar 1250-1830 per tahun 2005-2006 (Tim Ergoinstitude, 2008

dalam Ariani, 2009).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi keluhan

musculoskeletal berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan di Indonesia sebesar 11,9 persen. Di

Indonesia dari studi Departemen Kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa

sekitar 40.5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Mengemudi

kendaraan dengan jarak yang jauh sangat melelahkan bagi pengemudi. sebagian besar waktu

kerjanya dihabiskan dalam posisi duduk. Mereka dapat mengalami ketegangan otot karena

terlalu lama duduk dan bekerja dalam posisi statis. Sudut pandang ergonomi, antara tuntutan

tugas dengan kapasitas harus selalu dalam garis selalu dalam garis keseimbangan sehingga

dicapai performansi kerja yang tinggi, dalam kata lain pekerja tidak boleh terlalu rendah

(underload) dan tidak boleh terlalu berlebihan (overload) pada umumnya keluhan otot mulai

dirasakan pada usia kerja.


3

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan muskuloskeletal disorder’s

(MSDs) terdiri dari faktor pekerjaan, faktor individu, faktor lingkungan dan faktor

psikososial , yang diantaranya meliputi sikap tuuh dalam bekerja. Terjadinya muskuloskeletal

juga dapat disebabkan karena pekerja bekerja dengan melakukan peregangan otor yang

berlebihan, aktivitas yang berulang dan sikap kerja yang dilakukan tidak alamiah (Utami dkk,

2017).

Nyeri otot muskuloskeletal adalah salah satu bentuk dari gangguan muskuloskeletal

akibat kerja ( Work Related Muskuloskeletal Disorder atau WMSD’s). Work Related

Muskuloskeletal Disorder yaitu cidera yang biasa terjadi dikalangan pekerja. WMSD’s ini

sendiri meliputi nyeri pada bagian otot, tulang, tendon, persendian, ligament, tulang

belakang, dan tulang sendi yang berhubungan dengan kondisi tempat kerja serta kejadian

yang dilakukan secara berulang-ulang selama kerja, gerakan dengan tekanan yang kuat,

posisi kerja yang menetap atau tidak ergonomis, ( PERMENKES RI Nomor 48, 2016).

Muskuloskeletal Disorders (MSDs) erat kaitannya dengan pekerjaan sopir, karena

aktivitas sehari-hari dihabiskan dalam posisi duduk dalam kondisi statik dan gerakan-gerakan

yang sifatnya monoton serta dituntut selalu konsentarasi dalam mengendalikan kendaraan.

Kondisi tersebut menyebabkan kelelahan dan otot pinggang menjadi tegang , sehingga aliran

darah ke otot punggung bawah yang menyangkut oksigen menjadi terhambat dan otot

kekurangan oksigen yang berakibat timbulnya nyeri pada area punggung bawah (Malcolm,

2002).

Berdasarkan survey awal dan wawancara yang dilakukan di Terminal Bus Oebobo Jln

Frans Seda oleh calon peneliti didapatkan informasi bahwa beberapa sopir mengeluhkan

nyeri dibagian pungggung bawah, daerah pinggang, leher, kaki dan juga mengalami

kelelahan kerja akibat mengemudi dalam waktu relatif lama. Dalam satu hari pengemudi

mengoperasikan kendaraannya selama 7-8 jam.


4

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

MUSKULOSKELETAL PADA SOPIR BUS KUPANG-ATAMBUA DI TERMINAL

OEBOBO KOTA KUPANG TAHUN 2021”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Muskuloskeletal

Pada Sopir Bus Kupang-Atambua Di Terminal Oebobo Kota Kupang Tahun 2020 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1Tujuan Umum

Di ketahuinya Hubungan Umur, Masa Kerja Dan Kelelahan Kerja Dengan Keluhan

Muskuloskeletal Pada Pengemudi Angkutan Kota Trayek Kupang-Atambua Di Terminal

Oebobo Kota Kupang Tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui Hubungan Umur Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pengemudi

Angkutan Kota Trayek Kupang-Atambua Di Terminal Oebobo Kota Kupang Tahun

2021.

b. Hubungan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pengemudi Angkutan

Kota Trayek Kupang-Atambua Di Terminal Oebobo Kota Kupang Tahun 2021.

c. Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pengemudi

Angkutan Kota Trayek Kupang-Atambua Di Terminal Oebobo Kota Kupang Tahun

2021.
5

1.4 MANFAAT

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk mengetahui Hubungan Umur, Beban kerja Dan Kelelahan Kerja Dengan

Keluhan Muskuloskeletal.

1.4.2 Bagi Pemerintah Dan Instansi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan instansi

yang dilakukan untuk meningkatkan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja bagi

kalangan pengemudi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TENTANG SOPIR BUS

2.1.1 Pengertian Sopir Bus

Sopir adalah seseorang yang mengemudikan kendaraan yang mana kendaraan tersebut

digunakan untuk keperluan transportasi. Bus diartikan sebagai kendaraan bermotor angkutan

umum yang besar, beroda empat atau lebih yang dapat memuat banyak penumpang.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010) bus diartikan sebagai

kendaraan bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih yang memuat

banyak penumpang. dari definisi tersebut dapat dissimpulkan bahwa, pengemudi bus adalah

orang yang bekerja dan bertanggung jawab atas operasional bus diperjalanan.

2.1.2 Aktivitas Sopir Bus

Sopir atau pengemudi bertugas mengemudikan kendaraan. Dilihat dari pekerjaannya,

termasuk jenis pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi pada saat berkendara.

Mengemudikan bus untuk trakyek menengah dan panjang akan sangat melelahkan. Hal ini

terjadi karena gerakan yang dilakukan pengemudi bersifat monoton dan berlangsung cukup

lama sehingga menimbulkan rasa bosan dan puncaknya adalah lelah.

Aktivitas utama seorang sopir bus adalah mengemudikan kendaraan yang mana

gerakan-gerakannya adalah memutar stir, menginjak pedal untuk mengerem dan menaikan

gas (kecepatan) serta memindahkan porsneling untuk menaikan dan menurunkan gigi

kendaraan.. Semua aktivitas itu dilakukan sopir bus dalam keadaan duduk.

2.1. 3. Dampak Pekerjaan Sopir Bus

Dilihat dari jenis pekerjaannya sopir atau pengemudi adalah jenis pekerjaan yang

statis. Pengemudi bekerja dengan sikap duduk statis selama berjam-jam. Sikap duduk secara

6
7

statis hanya dipernankan selama 20-30 menit, apabila melebihi waktu tersebut maka akan

melemahkan otot-otot perut, melengkungnya punggung dan gangguan pada sistem

pencernaan. Pada sikap kerja statis, pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan pada

otot akibat kontraksi sehingga mengakibatkan peredaran darah dalam otot terganggu.

2.2 . TINJAUAN TENTANG ERGONOMI

2.2.1 Pengertian Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa yunani yaitu, ergo yang berarti kerja dan nomos berarti

aturan/hukum. adi, ergonomi dapat diartikan sebagai aturan/hukum pada saat bekerja. Secara

umum ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kesesuaian bekerja,

alat kerja dan atau tempat/lingkungan kerja dengan pekerjannya.

Penerapan ergonomi bertujuan guna memelihara kesehatan dan produktivitas kerja

(Sulianto, 2010). Ergonomi merancang suatu sistem dimana letak lokasi kerja, metode kerja,

peralatan dan mesin-mesin, dan lingkungan kerja sesuai dengan keterbatasan fisik dan sifat-

sifat pekerja. Semakin sesuai, semakin tinggi tingkat keamanan dan efisiensi kerjanya

(Rijanto, 2011).

Menurut runquilo (Tarwaka, 2010) faktor pekerja yang mempengaruhi kekuatan otot

dan menimbulkan keluhan otot yaitu :

a. posisi kerja tidak statis

b. posisi kerja yang tidak alamiah

c. pengulangan pekerjaan pada satu jenis otot

d. penggunaan tenaga yang berlebihan

e. metode/cara kerja

f. terjadi kontak bagian tubuh dengan lingkungan ataupun peralatan kerja

g. jam kerja yang terlalu panjang


8

2.2.2 Posisi Kerja

Sikap tubuh dalam bekerja adalah suatu gambaran tentang posisi badan, badan, kepala

dan anggota tubuh seperti tangan dan kaki baik dalam hubungan antar bagian-bagian tubuh

tersebut maupun letak pusat gravitasinya. Faktor- faktor yang berpengaruh meliputi sudut

persendian inklinasi vertikal badan, kepala, tangan, dan kaki serta derajat penambahan atau

pengurangan bentuk tulang kurva . Faktor-faktor tersebut akan menentukan efisiensi atau

tidaknya sikap tubuh dalam bekerja ( Community, 2008).

Sikap tubuh dalam bekerja dikatakan secara ergonomik yaitu sikap tubuh yang

memberikan rasa nyaman, aman, sehat, dan selamat dalam bekerja yang dapat dilakukan

dengan cara :

a. Menghindarkan sikap yang tidak alamiah dalam bekerja.

b. Diusahakan beban statis menjadi sekecil-kecilnya.

c. Perlu dibuat dan ditentukan kriteria dan ukuran baku tentang peralatan kerja yang

sesuai dengan antropometri pekerja penggunanya.

d. Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan berdiri secara bergantian.

Posisi tubuh saat dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh ukuran, susunan,

dan penempetan mesin dan peralatn serta perlengkapan kerja juga bentuk, ukuran dan

penempatan alat kendali serta alat petunjuk, cara kerja mengoperasikan mesin dan peralatan

yang merinci macam gerak, arah dan kekuatannya yang harus dilakukan ( Suma’mur, 2009).

Pekerjaan dalam waktu lama dengan posisi yang tetap/sama baik berdiri maupun duduk

akan menyebabkan ketidaknyaman. Sikap kerja duduk memerlukan lebih sedikit energi dari

pada berdiri, karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Namun

sikap duduk yang keliru akan merupakan penyebab masalah-masalah punggung. Tekanan

pada bagian pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat duduk, dibandingkan

dengan saat berdiri ataupun berbaring (Nurmianto, 2008). Selain posisi kerja duduk posisi
9

kerja berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Pada dasarnya berdiri itu sendiri lebih

melelahkan dari pada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15%

dibandingkan dengan duduk ( Tarwaka, 2004).

Sikap kerja alamiah atau postur nomal yaitu sikap atau postur dalam proses kerja yang

sesuai dengan anatomi tubuh, sehingga tidak terjadi pergeseran atau penekanan pada bagian

penting tubuh.

Posisi kerja tidak alamiah adalah posisi kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian

tubuh bergerak menjauhi posisi kerja alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat,

punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian

tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi risiko terjadinya otot skeletal.

2.3 TINJAUAN TENTANG KELUHAN MUSKULOSKELETAL

2.3.1 Pengertian Keluhan Muskuloskeletal

Muskuloskeletal disordes (MSD’s) adalah gangguan yang mempengaruhi fungsi

normal sistem muskuloskeletal akibat paparan berulang berbagai faktor risiko ditempat kerja.

Muskuloskeletal merupakan gangguan yang disebabkan ketika seseorang melakukan aktivitas

kerja dan kondisi pekerjaan yang signifikan sehingga mempengaruhi adanya fungsi normal

jarinan halus pada sistem jaringan muskuloskeletal yang mencakup saraf, tendon, dan otot.

Muskuloskeletal disordes (MSD’s) adalah sekumpulan gejala atau gangguan yang

berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sstem syaraf, struktur tulang, dan

pembuluh darah. Muskuloskeletal pada awalnya menyebabkan rasa sakit, nyeri, mati rasa,

kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar ( OSHA, 2009).

2.3.2 Jenis-jenis Muskuloskeletal Disorders ( MSD’s)

Muskuloskeletal disorders (MSD’s) memiliki beberapa jenis antara

lain :

a. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)


10

Gangguan tekanan atau pemampatan pada syaraf yang mempengaruhi syaraf tengah,

salah satu dari tiga syaraf yang menyuplai tangan dengan kemampuan sensorik dan motorik.

CTS pada pergelangan tangan merupakan terowongan yang berbentuk oleh carpal tulang

pada tiga sisi dan ligament yang melintanginya.

b. Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS)

Gangguan pada pembuluh darah dan syaraf pada jari yang disebabkan oleh getaran

atal atau bagian/permukaan benda yang bergetar dan menyebar langsung ke tangan, Dikenal

juga sebagai getaran yang menyebabkan white finger, traumatic vasopatic disease atau

fenomena raynaud’s.

c. Low Back Paint Syndrom (LBP)

Bentuk umum dari sebagian besar kondisi patologi yang mempengaruhi tulang,

tendon, syaraf, ligament, intervebral disc dari lumbar spine ( tulang belakang).

d. Peripheral Nerve Entrapment syndome

Pemampatan atau penjepitan syaraf pada tangan atau kaki (syaraf sensorik, motorik,

dan autonomic).

2.3.3 Gejala Muskuloskeletal Disorders (MSD’s)

Muskuloskeletal Disorders dapat menurunkan produktivitas kerja, kehilangan waktu

kerja, menimbulkan ketidakmampuan secara temporer atau cacat tetap. Gejala

muskuloskeletal dapat menyerang secara cepat maupun lambat (Kromer, 1989). Ada tiga

tahap terjadinya muskuloskeletal yang dapat diidentifikasi yaitu :

a. Tahap 1

Sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja tapi gejala ini biasanya

menghilang setelah waktu kerja. Tidak berpengaruh pada performance kerja, efek ini

dapat pulih setelah istirahat.


11

b. Tahap 2

Gejala ini tetap ada walaupun setelah melewati waktu satu malam setelah bekerja. Tidak

mungkin terganggu, kadang-kadang menyebabkan berkurangnya performance kerja.

c. Tahap 3

Gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi ketika bergerak secara

repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk melakukan pekerjaan kadang-kadang tidak

sesuai kapasitas kerja.

2.3.4 Dampak Muskuloskeletal Disorders (MSDs)

Dampak yang diakibatkan oleh muskuloskeletal pada aspek ekonomi perusahaan

yaitu:

a. Pada aspek produksi yaitu berkurangnya output, kerusakan material, produksi yang

akhirnya menyebabkan tidak terpenuhinya deadlinen produksi, pelayanan yang tidak

memuaskan.

b. Biaya yang timbul akibat absensi pekerja yang akan menyebabkan penrunan

keuntungan, biaya untuk pelatihan karyawan baru yang menggantikan karyawan

yang sakit, biaya untuk menyewa jasa konsultan atau agensi.

c. Biaya pergantian karyawan untuk recruitment dan pelatihan

d. Biaya asuransi

e. biaya lainnya ( Opportunity Cost)

2.3.5 Faktor-Faktor Penyebab Keluhan Muskuloskeletal

Faktor-faktor penyebab dari timbulnya muskuloskeletal memang sulit untuk

dijelaskan secara pasti, namun penelitian-penelitian sebelumnya memaparkan beberapa faktor

risiko yang tertetu selalu ada berhubungan atau turut berperan dalam menimbulkan keluhan

muskuloskeletal. Faktor-faktor tesebut dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu


12

pekerja atau individu, lingkungan dan pekerjaan dan ditambah lagi dengan faktor psikososial

(Kromer, 1989; Pheasant 1991; Oborne, 1995).

2.3.5.1 Faktor Pekerja

a. Usia

Usia adalah individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Semakin cukp umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan logika. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih

dipercaya dari orang-orang yang belum cukup tinggi dewasanya (Nursalam, 2003).

Usia mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk mengalami muskuloskeletal. Otot

memiliki kekuatan maksimal pada saat mencapai usia 20-29 tahun, lalu setelah usia mencapai

60 tahun kekuatan otot akan menurun hingga 20%. Berdasarkan faktor tersebut dan

dikombinasikan dengan sikap yang tidak ergonomis akan menyebabkan terjadinya

muskuloskeletal.(Ahmad Rifqi Fuady, 2013)

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan

seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan tersebut dapat dilihat dari struktur

ogan reproduksi , bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar tersebut maka dapat

dikelompokan masyarakat laki-laki dan kelompok perempuan.

Beberapa hasil penelitian secara signifikan menunjukkan bahwa jenis kelamin sangat

mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot. Hal ini terjadi karena fisiologis, kemampuan otot

wanita memang lebih rendah daripada pria. Kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga

dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan dengan

wanita. Hasil penelitian Betti’e menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan otot wanita kurang

lebih hanya 60% dari kekuatan otot pria, khususnya otot lengan punggung dan kaki. Dari
13

uraian tersebut maka jenis kelain perlu dipertimbangkan dalam mendesain tugas

(Tarwaka,2004).

c. Kekuatan Fisik

Kekuatan fisik adalah suatu kemampuan fungsional seseorang untuk melakukan

pekerjaan tertentu yang memerlukan aktivitas otot pada periode waktu tertentu (Tarwaka,

2004). Terdapat peningkatan keluhan punggung yang tajam pada pekerja yang melakukan

tugas yang menuntut kekuatan yang melebihi batas kekuatan otot pekerja. Bagi pekerja yang

kekuatan ototnya rendah, risiko terjadinya keluhan tiga kali lipat dari yang mempunyai

kekuatan tinggi (Tarwaka, 2004).

d. Kesegaran jasmani

Kesegaran jasmani adalah suatu kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia

untuk manusia untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik yang

dihadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki kapasitas cadangan

untuk melakukan aktifitas berikutnya.

e. Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok adalah kegiatan mengisap rokok yang dilakukan berulang kali

dan teratur dan sulit dilepaskan. Kebiasaan merokok akan dapat menurunkan kapasitas paru-

paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun sebagai akibat tingkat

kesegaran tubuh juga menurun. Apabila yang bersangkutan harus melakukan tugas yang

menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah

rendah, pembakaran karbohidrat terhambat terjadi penumpukan asam laktat dan akhirnya

timbul rasa nyeri otot ( Tarwaka, 2004).

f. Indeks Masa Tubuh

Indeks masa tubuh adalah suatu salah satu parameter sederhana dari pemeriksaan

antropometri tubuh untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
14

dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Hubungan IMT dengan keluhan

muskuloskeletal, Indeks Masa Tubuh mempunyai korelasi kuat terhadap lemak dalam tubuh

(body fatness) yang juga mempengaruhi tekanan kompresi pada tulang belakang (Tarwaka,

2004).

g. Durasi/Lama Mengemudi Dalam Satu Hari

Umumnya dalam sehari seseorang bekerja selama 6-8 jam dan sisanya 14-18 jam

digunakan untuk beristirahat atau berkumpul dengan keluarga dan berkumpul dengan

masyarakat. Adanya penambahan jam kerja yang dapat menurunkan efisiensi

pekerja,menurunkan produktivitas, timbulnya kelelahan dan dapat mengakibatkan penyakit

dan kecelakaan. Seseorang biasanya bekerja selama 40-50 jam dalam seminggu.

Menurut Disnaker Lama kerja juga diatur dalam undang-undang no. 13 tahun 2003

yang menyatakan bahwa jam kerja yang berlaku 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1

minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu, 8 jam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 5

hari kerja. Menurut pasal 77 ayat 2 dalam undang-undang no.13 tahun 2003 menyatakan

bahwa jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak diperbolehkan bekerja

lebih dari 40 jam dalam seminggu.

Lama kerja mempunyai hubungan yang kuat dengan keluhan otot dan dapat

meningkatkan resiko gangguan muskuloskeletal disordes terutama untuk jenis pekerjaan

dengan menggunakan kekuatan kerja yang cukup tinggi.

Suryanto (2007) mengatakan,”Saat manusia duduk, beban maksimal lebih berat 6-7

kali dari berdiri. Tulang atlas yang menyangga tengkorak mengalami beban terberat. Jika

riding position-nya salah salah, bagian tulang belakang yakni vertebra lumbal 2-3 (mendekati

tulang pinggul) akan terserang nyeri punggung bawah.

Penelitian kontemporer yang dikemukakan oleh Stanton (2005) menjelaskan bahwa

setidaknya setengah dari para pengemudi kendraan jarak jauh menderita sakit pada tubuh
15

bagian belakang. Penelitian ini juga menyatakan orang yang mengemudi selama lebih dari 4

jam sehari, 6 kali lebih beresiko absen dari pekerjaannya karena sakit punggung daripada

orang yang mengemudi kurang dari 2 jam.

h. Masa Kerja

Masa kerja adalah waktu yang dihitung dari pertama kali kerja masuk kerja sampai

penelitian berlangsung. Penentuan waktu dapat diartikan sebagai pengukuran kerja untuk

mencatat tentang jangka waktu dan perbandingan kerja yaitu mengenai suatu unsur pekerjaan

tertentu yang dilaksanakan dalam suatu keadaan. Yang berguna untuk menganalisa

keterangan sehingga ditemukan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pada

tingkat prestasi tertentu. Secara umum pekerja dengan masa kerja > 2 tahun memiliki

kerentanan untuk munculnya gangguan kesehatan dibandingkan dengan masa kerja yang < 2

tahun. Masa kerja merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang mmpunyai

resiko terkena muskuloskeletal terutama pada pekerja yang menggunakan kekuatan kerja

yang tinggi. Dikarenakan masa kerja mempunyai hubungan dengan keluhan otot.

2.3.5.2 . Faktor pekerjaan

a. Peregangan Otot yang Berlebihan

Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja

dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas

mengangkat, mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang

berlebihan ini terjadi karena peregangan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan

optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko

terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.

b. Aktivitas Berulang

Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus seperti

pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dan lain-lain. Keluhan otot
16

terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa

memperoleh kesempatan untuk relaksasi.

c. Sikap Kerja Tidak Alamiah

Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian tubuh

bergerak menjauhi posisi alamiah misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu

membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat

grativitasi tubuh, maka akan semakin tinggi pila resiko terjadinya keluhan otot skeletal.

Sikap kerja tidak 1 alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas,

alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbasan pekerja.

Berdasarkan studi yang dilakukan European Campaign On Musculoskeletal

Disorderspada tahun 2008 terhadap 235 juta orang pekerja di Eropa, melaporkan 62% telah

terpapar muskuloskeletal disorder’s pada tangan akibat adanya gerak repetitve/ berulang dan

46% dilaporkan akibat posisi tubuh yang melelahkan selama bekerja.

d. Beban

Beban merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan otot

rangka. Berat beban yang direkomendasikan adalah 23-25 kg, sedangkan menurut

Departemen kesehatan (2009) mengangkat beban sebaiknya tidak melebihi dari aturan yaitu

laki-laki dewasa sebesar 15-20 kg dan wanita (16-18 tahun) sebesar 12-15 kg.

Berdasarkan studi oleh European Campaign On Musculoskeletal Disorders terhadap

235 juta pekerja di beberapa negara Eropa pada tahun 2008, diperoleh 18% pekerja telah

mengalami muskuloskeletal disordes diakibatkan pekerja memindahkan benda berat dari

Container setiap hari.

2.3.5.3 Faktor Lingkungan

a. Suhu Dan Kelembaban


17

Paparan suhu dingin maupun panas yang berlebihan dapat menurunkan kelicahan,

kepekaan, dan kekuatan pekera sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak dan

kekuatan otot menurun. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yag terlampaui besar

menyebabkan sebagian besar energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh

untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi dengan

pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai energi ke otot.Sebagai

akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses

metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat

menimbulkan rasa nyeri otot.

2.4 Kerangka Konsep Penelitian

2.4.1 Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Muskuloskeletal disorders (MSD’s) adalah gangguan yang mempengaruhi fungsi

normal sistem muskuloskeletal akibat paparan berulang berbagai faktor risiko ditempat kerja.

Muskuloskeletal disorders (MSD’s) merupakan gangguan yang disebabkan ketika seseorang

melakukan aktivitas kerja dan kondisi pekerjaan yang signifikan sehingga mempengaruhi

adanya fungsi normal jarinan halus pada sistem jaringan muskuloskeletal yang mencakup

saraf, tendon, dan otot.

Pekerjaan sopir bus adalah mengemudikan bus. Dalam mengemudi, dibutuhkan

kosentrasi yang tinggi dan dilakukan dalam posisi duduk yang relatif stastis selama kurang

lebih 2 jam. Muskuloskeletal Disorders (MSDs) erat kaitannya dengan pekerjaan sopir,

karena aktivitas sehari-hari dihabiskan dalam posisi duduk dalam kondisi statik dan gerakan-

gerakan yang sifatnya monoton serta dituntut selalu konsentrasi dalam mengendalikan

kendaran.
18

Keluhan Muskuloskeletal merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan usia. secara

teori, bertambahnya usia akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melaksanakan

pekerjaan dan menjadi penyebab terjadinya keluhan otot.

Selain itu, derajat peningkatan keluhan muskuloskeletal semakin bertambah ketika

masa kerja seseorang semakin lama. Dan juga orang yang mengemudi selama lebih dari 4

jam sehari, 6 kali lebih resiko absen dari pekerjaannya karena sakit punggung dripada orang

yang mengemudi kurang dari 2 jam.


19

2.4.2 Kerangka Hubungan Antar Variabel


Faktor Pekerja
- Jenis Kelamin
- Kesegaran Jasmani
- Indeks Masa Tubuh
- Kebiasaan Merokok
- Usia
- Masa kerja
- Kelelahan kerja

Keluhan
Faktor Pekerjaan Musculoskeletal
- Sikap Kerja
- Alat Kerja

Faktor Lingkungan
- Getaran
- Pencahayaan

Keterangan :

: Variabel Independen Yang Diteliti

: Variabel Independen Yang Tidak Diteliti

: Variabel Dependen Yang Diteliti

2.5 Hipotesis Penelitian

a. Ada Hubungan Umur Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pengemudi Angkutan

Kota Trayek Kupang-Atambua Di Terminal Oebobo Kota Kupang Tahun 2021.

b. Ada Hubungan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pengemudi

Angkutan Kota Trayek Kupang-Atambua Di Terminal Oebobo Kota Kupang Tahun

2021
20

c. Ada Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pengemudi

Angkutan Kota Trayek Kupang-Atambua Di Terminal Oebobo Kota Kupang Tahun

2021
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan

menggunakan pendekatan cross sectional . Penelitian dengan menggunakan cross sectional

adalah study untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel dependent yaitu

muskuloskeletal disorders dengan variabel independent yaitu dengan cara pendekatan

observasi atau pengambilan data sekaligus pada suatu saat (Saryono, 2011).

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Terminal Bus Oebobo Jln. Frans Seda, Kelurahan

Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei

2021 dengan waktu pengambilan datanya disesuaikan dengan waktu istirahat serta situasi dan

kondisi pengemudi dilapangan.

3.3 Populasi dan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling artinya sampel

yang digunakan adalah total populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 69 sopir bus yang

mengemudikan bus trayek Kupang-Atambua.

21
22

3.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif Cara Skala

Pengukuran
1 Usia Lama Hidup Tenaga 1. Berisiko: ≥ 35 Kuesioner Nominal

Kerja Terhitung Sejak Tahun

Tahun Kelahiran 2. Tidak Berisiko :

Sampai Ulang Tahun Bila ≤ 35 Tahun

Terakhir.

2. Masa Waktu Yang Dihitung 1. Berisiko: ≥ 2 Kuesioner Nominal

Kerja Dari Pertama Kali Tahun

Kerja Masuk Kerja 2. Tidak Berisiko :

Sampai Penelitian Bila ≤ 2 Tahun

Berlangsung
3 Kelelahan Keadaan pengurangan 1. Tidak Sakit : Kuesioner Ordinal

kerja kapasitas kerja dan (Skor 0-30) kelelahan

ketahanan tubuh serta 2. Agak Sakit (Skor kerja

melemahnya tenaga 31-61)

dalam aspek fisik, 3. Sakit (Skor 62-

psikologi maupun 92)

mental 4. Sakit

Sekali(Skor 93-

120).

4 Muskulosk Keluhan Pada Bagian- 1. Tidak Sakit : Kuesioner Ordinal

eletal Bagian Otot Skeletal (Skor 0-28) Nordyc Body


23

Disorders Dirasakan Pada Pekerja 2. Agak Sakit (Skor Map (Nbm)

Setelah Melakukan 29-57)

Pekerjaan Sebagai 3. Sakit (Skor 58-

Sopir Bus 86)

4. Sakit

Sekali(Skor 87-

112).
3.5 Jenis, Teknik dan instrumen pengumpulan data

3.5.1 Jenis Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner

dan observasi yang dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada responden

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan daftar kendaraan yang beroperasi pada

UPTD Dinas Perhubungan dan Perijinan LLAJR Kota Kupang Terminal Oebobo, data

demografi dan keadaan geografis Terminal oebobo.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara wawancara menggunakan kuesioner,

instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

berisikan pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.

3.6 Teknik Pengolahan, Analisis Dan Penyajian Data

3.6.1 Teknik Pengolahan


24

Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan komputer meliputi

pemeriksaan data (editing), penandaan (coding), dan memasukkan data ke komputer (entry)

dan pembersihan data (cleaning).

3.6.2. Teknik Analisis

a. Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel independen

dan variabel dependen.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Dalam analisis ini, uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan

menggunakan batas kemaknaan (a) = 0,05 dengan 95% tingkat kepercayaan ( Syamruth, 2009

), dengan ketentuan bila:

1. Jika nilai pvalue< ¿0,05, maka Ho di tolak berarti ada hubungan

2. Jika nilai p value¿0,05, maka Ho di terima berarti ada hubungan bermakna ( Nofianti,

2012).

3.6.3 Penyajian Data

Data yang telah dianalisis sebelumnya akan diinterpretasikan dan disajikan dalam

bentuk teks dan tabel. Penyajian data dalam bentuk teks adalah penyajian data hasil penelitian

dalam bentuk uraian kalimat, sedangkan penyajian data dalam bentuk tabel adalah suatu

penyajian yang sistematika yang tersusun dalam kolom( Notoatmodjo, 2010).

3.7 Organisasi dan Personalia Penelitian

1. Pembimbing
25

a. Pembimbing I : Drs. JOHNY A.R. SALMUN, M.Si

b. Pembimbing II : MUSTAKIM SAHDAN, S.KM.,M.Kes

2.Peneliti

Nama : Dian Kristiyanti Taebenu

NIM : 1607010164

3.8 Jadwal Kegiatan Penelitian


26

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian “ Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan

muskuloskeletal pada sopir bus kupang-atambua tahun 2021.

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan (Bulan)


12 1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan dan seminar usulan

penelitian
2 Persiapan penelitian:

a. Perijinan

b.Persiapan bahan dan

alat/instrument
3 Pengumpulan data
4 Tabulasi data
5 Penulisan laporan/skripsi dan

seminar hasil penelitian


6 Revisi laporan/Skripsi
7 Laporan akhir/Ujian skripsi

3.9 Rencana Anggaran Penelitian

Tabel 1.3 Rencana Anggaran Penelitian

No Kegiatan Biaya
1 Penyusunan proposal Rp 500.000
2 Seminar proposal Rp 300.000
3 Persiapan penelitian: Rp 400.000

 Perijinan Rp 300.000
27

 Persiapanbahan/alat/instrumen
4 Pengumpulan data Rp 400.000
5 Pengolahan data Rp 400.000
6 Penyusunan dan seminar hasil Rp 500.000
7 Revisi laporan hasil penelitian Rp 600.000
8 Skripsi Rp 900.000
Total Rp 4.300.000
DAFTAR PUSTAKA

Adu, C. 2015. Faktor-Faktor Penyebab Keluhan Muskuloskeletal Pada Pengemudi Bus

Angkutan Umum Trayek Kupang-Soe. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Nusa Cendana.

Ahmad Rifqi Fuady. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Musculoskeletal

Disorders (Msds) Pada Pengrajin Sepatu Di Perkampungan Industri Kecil (Pik)

Penggilingan Kecamatan Cakung Tahun 2013. Journal of Petrology, 369(1), 1689–

1699.

http://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.03.003%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.

001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12.018%0Ahttp://dx.doi.org/10.101

6/j.precamres.2011.08.005%0Ahttp://dx.doi.org/10.1080/00206814.2014.902757%0Aht

tp://dx. Diakses pada 14 februari 2021.

Fahmi, R. (2017). Gambaran Kelelahan Dan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pengemudi Bus

Malam Jarak Jauh Po. Restu Mulya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and

Health, 4(2), 167. https://doi.org/10.20473/ijosh.v4i2.2015.167-176

J, M. E., Kawatu, P. A. T., & Kandou, G. D. (2016). Hubungan Antara Umur, Lama Kerja,

Dan Getaran Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Supir Bus Bus Trayek Bitung-

Manado Di Terminal Tangkoko Bitung Tahun 2016. Pharmacon, 5(1), 297–302.

https://doi.org/10.35799/pha.5.2016.11319. Diakses pada 15 januari 2021.

Prawira, M. A., Yanti, N. P. N., Kurniawan, E., & Artha, L. P. W. (2017). Faktor Yang

Berhubungan Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Mahasiswa Universitas Udayana

Tahun 2016. Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health, 1(2), 101.

https://doi.org/10.21111/jihoh.v1i2.888. Diakses pada 20 januari 2021.

28
29

RISKESDAS. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional, s.l.:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses pada 22 Februari 2021.

Rahayu., Agustin, W. 2012. Faktor-Faktor yang BerhubungandenganKeluhan

Musculoskeletal Disorder pada PekerjaAngkatAngkutIndustriPemecahBatu di

KecamatanKarangnongkoKabupatenKlaten. Thesis.UniversitasDiponegoro

Tarwaka.2010. Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Solo:

Harapan Press Solo.

Tarwaka.2013. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press.

Utami, U., Karimuna, S. R. & Jufri, N. 2017. Hubungan Lama Kerja, Sikap Kerja dan Beban

Kerja dengan Musculoskeletal Disorders(MSDs) pada Petani di Desa Ahuhu Kecamatan

Meluhu Kabupaten Konawe. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Volume

2.
30

KUESIONER PENELITIAN

Saya Dian Kristiyanti Taebenu Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Nusa Cendana yang sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) tentang

“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Sopir Bus

Kupang-Atambua Tahun 2021.”

Di tengah-tengah kesibukan saudara/saudari saat ini, izinkanlah saya meminta waktu

selama kurang lebih 10 menit untuk mengisi kuesioner penelitian yang bersama ini saya

lampirkan.

Saya mengharapkan kesediaan saudara/saudari untuk mengisi kuesioner di bawah ini.

Partisipasi saudara/saudari sangat saya harapkan, demikian juga ketulusan dan kejujuran

saudara/saudari dalam menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Saya menjamin kerahasian

jawaban yang saudara/saudari berikan.

Kupang, Maret 2021

Responden

..............................
31

Kuesioner penelitian

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Sopir Bus


Kupang-Atambua Tahun 2021

I.IDENTITAS PRIBADI
(Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu)
1. Nama :
2. Umur/Tgl Lahir :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Status : Kawin/Belum kawin
5. Masa kerja :...........Tahun......Bulan

II KUESIONER KELELAHAN

Sampaikan perasaan saudara terhadap pertanyaan dibawah ini, dengan memberi tanda () pada kolom
disamping pertanyaan.

Keterangan :

1. Tidak Terasa 2. Agak Terasa

3. Terasa 4.Sangat Terasa

N Pertanyaan Tt At T St
o

1 Apakah kepala saudara terasa berat ?

2 Apakah saudara merasa lelah pada seluruh bagian badan?

3 Apakah kaki saudara terasa berat ?

4 Apakah saudara sering menguap pada saat bekerja ?

5 Apakah pikiran saudara kacau pada saat bekerja ?

6 Apakah saudara merasa mengantuk ?

7 Apakah saudara merasa ada beban dibagian mata?


32

8 Apakah saudara merasa kaku atau canggung dalam bergerak ?

9 Apakah saudara merasa sempoyongan ketika laptop?

10 Apakah saudara merasa malas untuk berbicara ?

11 Apakah saudara merasa susah untuk berpikir ?

12 Apakah saudara ada perasaan untuk berbaring?

13 Apakah saudara tidak bisa berkosentrasi ?

14 Apakah saudara merasa gugup ?

15 Apakah saudara tidak bisa memusatkan perhatian terhadap


sesuatu ?

Apakah saudara merasa mudah melupakan sesuatu?


16

17 Apakah saudara merasa kurang percaya diri ?

18 Apakah saudara merasa cemas terhadap sesuatu ?

19 Apakah saudara merasa tidak dapat mengontrol sikap ?

20 Apakah saudara merasa tidak dapat tekun dalam

pekerjaan ?

21 Apakah saudara merasa sakit kepala?

22 Apakah saudara merasa kaku dibagian bahu ?

23 Apakah saudara merasa nyeri dipunggung ?

24 Apakah saudara merasa sesak napas ?

25 Apakah saudara merasa haus ?


33

26 Apakah suara saudara terasa serak ?

27 Apakah saudara merasa pening ?

28 Apakah kelopak mata saudara terasa kejang ?

29 Apakah anggota badan saudara terasa bergetar?

30 Apakah saudara merasa kurang sehat ?

Jumlah skor pada masing-masing kolom

Total skor kelelahan individu

Nilai skor : Rendah = 0-30, Sedang = 31-61, Tinggi= 62-92, Sangat Tinggi= 93-120

Nilai skor : Rendah= 0-30, Sedang= 31-61, Tinggi = 62-92, sangat tinggi 93-120

Kuesioner penelitian
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Sopir Bus Kupang-
Atambua Tahun 2021

I. IDENTITAS PRIBADI
(Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu)
1. Nama :
2. Umur/Tgl Lahir :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Status : Kawin/Belum kawin
5. Masa kerja :...........Tahun......Bulan

II. KUESIONER BODY MAP


(Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda () pada kolom disamping pertanyaan
yang sesuai dengan kondisi/perasaan saudara)
Keterangan : A. Tidak Sakit B. Agak Sakit C. Sakit D.Sangat Sakit
No Jenis keluhan Tingkat keluhan
Tidak Agak sakit Sakit
sakit sakit sekali
0 Sakit/kaku di leher bagian atas
1 Sakit/kaku di leher bagian bawah
2 Sakit di bahu kiri
3 Sakit di bahu kanan
34

4 Sakit pada lengan atas kiri


5 Sakit dipunggung
6 Sakit pada lengan atas kanan
7 Sakit pada pinggang
8 Sakit pada bokong
9 Sakit pada pantat
10 Sakit pada siku kiri
11 Sakit pada siku kanan
12 Sakit pada lengan bawah kiri
13 Sakit pada lengan bawah kanan
14 Sakit pada pergelangan tangan
15 Sakit pada pergelangan tangan
16 Sakit pada tangan kiri
17 Sakit pada tangan kanan
18 Sakit pada paha kiri
19 Sakit pada paha kanan
20 Sakit pada lutut kiri
21 Sakit pada lutut kanan
22 Sakit pada betis kiri
23 Sakit pada betis kanan
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri

25 Sakit pada pergelangan kaki kanan


26 Sakit pada kaki kiri
27 Sakit pada kaki kanan

Nilai skor : Normal : 0-28, Ringan : 29-57, Sedang : 58-86, Berat : 87-112

Anda mungkin juga menyukai