TAHUN 2021
OLEH
KUPANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Cendana Kupang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Johny A.R. Salmun,
Ibu Dr.Noorce Ch. Berek, S.KM., M.Kes selaku Penguji yang telah memberikan
arahan dan petunjuk serta saran hingga penulisan ini dapat terselesaikan. Penulis
1. Bapak Dr. Apris A. Adu, S.Pt.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
2. Ibu Dr. Luh Putu Ruliati, S.KM.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
3. Ibu Dr. Marilyn S. Junias, ST.,M.Kes selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah
4. Seluruh dosen dan pagawai Fakultas Kesehatan Masyarakat yang memberikan bekal
5. Keluarga tercinta Bapak Jidon Taebenu dan Ibu Yemi Laktosi sebagai orangtua, serta
Keempat saudara yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan, doa dan kasih
iii
6. Teman- teman kuliah angkatan 2016, Teman-teman kelas B Khususnya kelas KLKK
7. Squad GSM ( Santi Bau, Arnny Weweng, Desti Tanaem, bunda Lastri)yang selalu
memberikan motivasi, dukungan dan kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan
8. Semua pihak yang telah mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih banyak yang harus diperbaiki dari
segi isi maupun sistematika penulisannya. Oleh karena itu masukan dan kritikan yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi melengkapi usulan penelitian
ini.
Penulis
iv
Daftar isi
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
v
2.2 Tinjauan Tentang Ergonomi.......................................................................7
vi
3.6 Teknik Pengolahan, Analisis Dan Penyajian Data.....................................24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial sosial dengan usaha
preventif atau kuratif terhadap peyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum (Budiono, 2003).
konsentrasi tinggi karena memerlukan koordinasi yang cepat dan tepat antara mata, kaki,
tangan, dan otak, sehingga mengemudi merupakan suatu pekerjaan yang sangat berisiko
tinggi mengalami kelelahan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya (Rahmadi, 2015)
normal sistem muskuloskeletal akibat paparan berulang berbagai faktor risiko ditempat kerja.
muskuloskeletal terjadi tidak secara langsung melainkan kombinasi dan akumulasi dari cedera
yang terjadi secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Muskuloskeletal pada awalnya
menyebabkan sakit nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, dan gangguan
permasalahan turunnya produktivitas kerja, hilangnya jam kerja, tingginya signifikan akibat
peningkatan kompensasi biaya kesehatan, dan rendahnya kualitas hidup (Prawira et al.,
2017).
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai keluhan berat, yang umumnya
terjadi karena peregangan otot yang terlalu berat dan durasi pembebanan yang terlalu lama,
sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sendi, ligament dan tendon. Pada awalnya
1
2
keluhan muskuloskeletal berupa rasa sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan,
gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar yang berakibat pada ketidakmampuan seseorang
untuk melakukan pergerakan dan koordinasi gerakan anggota tubuh sehingga berdampak
pada kurang efisiennya dan kehilangan waktu kerja serta menurunnya produktivitas kerja
salah satu penyakit akibat terbanyak. Di Amerika, diperkirakan 6 juta kasus per tahun atau
rata-rata 300-400 kasus per tahun 100 ribu orang pekerja (Cindyastira dkk, 2014). Masalah
ini menyebabkan kehilangan hari pekerja (lost day) untuk istirahat sehingga perusahaan
harus dikeluarkan adalah rata-rata 14.726 dolar per tahun atau lebih dari 130 juta rupiah.
Dengan kasus MSD’s sebesar 1250-1830 per tahun 2005-2006 (Tim Ergoinstitude, 2008
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi keluhan
Indonesia dari studi Departemen Kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa
sekitar 40.5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Mengemudi
kendaraan dengan jarak yang jauh sangat melelahkan bagi pengemudi. sebagian besar waktu
kerjanya dihabiskan dalam posisi duduk. Mereka dapat mengalami ketegangan otot karena
terlalu lama duduk dan bekerja dalam posisi statis. Sudut pandang ergonomi, antara tuntutan
tugas dengan kapasitas harus selalu dalam garis selalu dalam garis keseimbangan sehingga
dicapai performansi kerja yang tinggi, dalam kata lain pekerja tidak boleh terlalu rendah
(underload) dan tidak boleh terlalu berlebihan (overload) pada umumnya keluhan otot mulai
(MSDs) terdiri dari faktor pekerjaan, faktor individu, faktor lingkungan dan faktor
psikososial , yang diantaranya meliputi sikap tuuh dalam bekerja. Terjadinya muskuloskeletal
juga dapat disebabkan karena pekerja bekerja dengan melakukan peregangan otor yang
berlebihan, aktivitas yang berulang dan sikap kerja yang dilakukan tidak alamiah (Utami dkk,
2017).
Nyeri otot muskuloskeletal adalah salah satu bentuk dari gangguan muskuloskeletal
akibat kerja ( Work Related Muskuloskeletal Disorder atau WMSD’s). Work Related
Muskuloskeletal Disorder yaitu cidera yang biasa terjadi dikalangan pekerja. WMSD’s ini
sendiri meliputi nyeri pada bagian otot, tulang, tendon, persendian, ligament, tulang
belakang, dan tulang sendi yang berhubungan dengan kondisi tempat kerja serta kejadian
yang dilakukan secara berulang-ulang selama kerja, gerakan dengan tekanan yang kuat,
posisi kerja yang menetap atau tidak ergonomis, ( PERMENKES RI Nomor 48, 2016).
aktivitas sehari-hari dihabiskan dalam posisi duduk dalam kondisi statik dan gerakan-gerakan
yang sifatnya monoton serta dituntut selalu konsentarasi dalam mengendalikan kendaraan.
Kondisi tersebut menyebabkan kelelahan dan otot pinggang menjadi tegang , sehingga aliran
darah ke otot punggung bawah yang menyangkut oksigen menjadi terhambat dan otot
kekurangan oksigen yang berakibat timbulnya nyeri pada area punggung bawah (Malcolm,
2002).
Berdasarkan survey awal dan wawancara yang dilakukan di Terminal Bus Oebobo Jln
Frans Seda oleh calon peneliti didapatkan informasi bahwa beberapa sopir mengeluhkan
nyeri dibagian pungggung bawah, daerah pinggang, leher, kaki dan juga mengalami
kelelahan kerja akibat mengemudi dalam waktu relatif lama. Dalam satu hari pengemudi
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
Pada Sopir Bus Kupang-Atambua Di Terminal Oebobo Kota Kupang Tahun 2020 ?
1.3.1Tujuan Umum
Di ketahuinya Hubungan Umur, Masa Kerja Dan Kelelahan Kerja Dengan Keluhan
2021.
2021.
5
1.4 MANFAAT
Untuk mengetahui Hubungan Umur, Beban kerja Dan Kelelahan Kerja Dengan
Keluhan Muskuloskeletal.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan instansi
yang dilakukan untuk meningkatkan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja bagi
kalangan pengemudi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sopir adalah seseorang yang mengemudikan kendaraan yang mana kendaraan tersebut
digunakan untuk keperluan transportasi. Bus diartikan sebagai kendaraan bermotor angkutan
umum yang besar, beroda empat atau lebih yang dapat memuat banyak penumpang.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010) bus diartikan sebagai
kendaraan bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih yang memuat
banyak penumpang. dari definisi tersebut dapat dissimpulkan bahwa, pengemudi bus adalah
orang yang bekerja dan bertanggung jawab atas operasional bus diperjalanan.
termasuk jenis pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi pada saat berkendara.
Mengemudikan bus untuk trakyek menengah dan panjang akan sangat melelahkan. Hal ini
terjadi karena gerakan yang dilakukan pengemudi bersifat monoton dan berlangsung cukup
Aktivitas utama seorang sopir bus adalah mengemudikan kendaraan yang mana
gerakan-gerakannya adalah memutar stir, menginjak pedal untuk mengerem dan menaikan
gas (kecepatan) serta memindahkan porsneling untuk menaikan dan menurunkan gigi
kendaraan.. Semua aktivitas itu dilakukan sopir bus dalam keadaan duduk.
Dilihat dari jenis pekerjaannya sopir atau pengemudi adalah jenis pekerjaan yang
statis. Pengemudi bekerja dengan sikap duduk statis selama berjam-jam. Sikap duduk secara
6
7
statis hanya dipernankan selama 20-30 menit, apabila melebihi waktu tersebut maka akan
pencernaan. Pada sikap kerja statis, pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan pada
otot akibat kontraksi sehingga mengakibatkan peredaran darah dalam otot terganggu.
Ergonomi berasal dari bahasa yunani yaitu, ergo yang berarti kerja dan nomos berarti
aturan/hukum. adi, ergonomi dapat diartikan sebagai aturan/hukum pada saat bekerja. Secara
umum ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kesesuaian bekerja,
(Sulianto, 2010). Ergonomi merancang suatu sistem dimana letak lokasi kerja, metode kerja,
peralatan dan mesin-mesin, dan lingkungan kerja sesuai dengan keterbatasan fisik dan sifat-
sifat pekerja. Semakin sesuai, semakin tinggi tingkat keamanan dan efisiensi kerjanya
(Rijanto, 2011).
Menurut runquilo (Tarwaka, 2010) faktor pekerja yang mempengaruhi kekuatan otot
e. metode/cara kerja
Sikap tubuh dalam bekerja adalah suatu gambaran tentang posisi badan, badan, kepala
dan anggota tubuh seperti tangan dan kaki baik dalam hubungan antar bagian-bagian tubuh
tersebut maupun letak pusat gravitasinya. Faktor- faktor yang berpengaruh meliputi sudut
persendian inklinasi vertikal badan, kepala, tangan, dan kaki serta derajat penambahan atau
pengurangan bentuk tulang kurva . Faktor-faktor tersebut akan menentukan efisiensi atau
Sikap tubuh dalam bekerja dikatakan secara ergonomik yaitu sikap tubuh yang
memberikan rasa nyaman, aman, sehat, dan selamat dalam bekerja yang dapat dilakukan
dengan cara :
c. Perlu dibuat dan ditentukan kriteria dan ukuran baku tentang peralatan kerja yang
d. Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan berdiri secara bergantian.
Posisi tubuh saat dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh ukuran, susunan,
dan penempetan mesin dan peralatn serta perlengkapan kerja juga bentuk, ukuran dan
penempatan alat kendali serta alat petunjuk, cara kerja mengoperasikan mesin dan peralatan
yang merinci macam gerak, arah dan kekuatannya yang harus dilakukan ( Suma’mur, 2009).
Pekerjaan dalam waktu lama dengan posisi yang tetap/sama baik berdiri maupun duduk
akan menyebabkan ketidaknyaman. Sikap kerja duduk memerlukan lebih sedikit energi dari
pada berdiri, karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Namun
sikap duduk yang keliru akan merupakan penyebab masalah-masalah punggung. Tekanan
pada bagian pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat duduk, dibandingkan
dengan saat berdiri ataupun berbaring (Nurmianto, 2008). Selain posisi kerja duduk posisi
9
kerja berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Pada dasarnya berdiri itu sendiri lebih
melelahkan dari pada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15%
Sikap kerja alamiah atau postur nomal yaitu sikap atau postur dalam proses kerja yang
sesuai dengan anatomi tubuh, sehingga tidak terjadi pergeseran atau penekanan pada bagian
penting tubuh.
Posisi kerja tidak alamiah adalah posisi kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian
tubuh bergerak menjauhi posisi kerja alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat,
punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian
tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi risiko terjadinya otot skeletal.
normal sistem muskuloskeletal akibat paparan berulang berbagai faktor risiko ditempat kerja.
kerja dan kondisi pekerjaan yang signifikan sehingga mempengaruhi adanya fungsi normal
jarinan halus pada sistem jaringan muskuloskeletal yang mencakup saraf, tendon, dan otot.
berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sstem syaraf, struktur tulang, dan
pembuluh darah. Muskuloskeletal pada awalnya menyebabkan rasa sakit, nyeri, mati rasa,
kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar ( OSHA, 2009).
lain :
Gangguan tekanan atau pemampatan pada syaraf yang mempengaruhi syaraf tengah,
salah satu dari tiga syaraf yang menyuplai tangan dengan kemampuan sensorik dan motorik.
CTS pada pergelangan tangan merupakan terowongan yang berbentuk oleh carpal tulang
Gangguan pada pembuluh darah dan syaraf pada jari yang disebabkan oleh getaran
atal atau bagian/permukaan benda yang bergetar dan menyebar langsung ke tangan, Dikenal
juga sebagai getaran yang menyebabkan white finger, traumatic vasopatic disease atau
fenomena raynaud’s.
Bentuk umum dari sebagian besar kondisi patologi yang mempengaruhi tulang,
tendon, syaraf, ligament, intervebral disc dari lumbar spine ( tulang belakang).
Pemampatan atau penjepitan syaraf pada tangan atau kaki (syaraf sensorik, motorik,
dan autonomic).
muskuloskeletal dapat menyerang secara cepat maupun lambat (Kromer, 1989). Ada tiga
a. Tahap 1
Sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja tapi gejala ini biasanya
menghilang setelah waktu kerja. Tidak berpengaruh pada performance kerja, efek ini
b. Tahap 2
Gejala ini tetap ada walaupun setelah melewati waktu satu malam setelah bekerja. Tidak
c. Tahap 3
Gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi ketika bergerak secara
repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk melakukan pekerjaan kadang-kadang tidak
yaitu:
a. Pada aspek produksi yaitu berkurangnya output, kerusakan material, produksi yang
memuaskan.
b. Biaya yang timbul akibat absensi pekerja yang akan menyebabkan penrunan
d. Biaya asuransi
risiko yang tertetu selalu ada berhubungan atau turut berperan dalam menimbulkan keluhan
pekerja atau individu, lingkungan dan pekerjaan dan ditambah lagi dengan faktor psikososial
a. Usia
Usia adalah individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
Semakin cukp umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan logika. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih
dipercaya dari orang-orang yang belum cukup tinggi dewasanya (Nursalam, 2003).
memiliki kekuatan maksimal pada saat mencapai usia 20-29 tahun, lalu setelah usia mencapai
60 tahun kekuatan otot akan menurun hingga 20%. Berdasarkan faktor tersebut dan
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan
seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan tersebut dapat dilihat dari struktur
ogan reproduksi , bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar tersebut maka dapat
Beberapa hasil penelitian secara signifikan menunjukkan bahwa jenis kelamin sangat
mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot. Hal ini terjadi karena fisiologis, kemampuan otot
wanita memang lebih rendah daripada pria. Kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga
dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita. Hasil penelitian Betti’e menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan otot wanita kurang
lebih hanya 60% dari kekuatan otot pria, khususnya otot lengan punggung dan kaki. Dari
13
uraian tersebut maka jenis kelain perlu dipertimbangkan dalam mendesain tugas
(Tarwaka,2004).
c. Kekuatan Fisik
pekerjaan tertentu yang memerlukan aktivitas otot pada periode waktu tertentu (Tarwaka,
2004). Terdapat peningkatan keluhan punggung yang tajam pada pekerja yang melakukan
tugas yang menuntut kekuatan yang melebihi batas kekuatan otot pekerja. Bagi pekerja yang
kekuatan ototnya rendah, risiko terjadinya keluhan tiga kali lipat dari yang mempunyai
d. Kesegaran jasmani
Kesegaran jasmani adalah suatu kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia
untuk manusia untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik yang
dihadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki kapasitas cadangan
e. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok adalah kegiatan mengisap rokok yang dilakukan berulang kali
dan teratur dan sulit dilepaskan. Kebiasaan merokok akan dapat menurunkan kapasitas paru-
paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun sebagai akibat tingkat
kesegaran tubuh juga menurun. Apabila yang bersangkutan harus melakukan tugas yang
menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah
rendah, pembakaran karbohidrat terhambat terjadi penumpukan asam laktat dan akhirnya
Indeks masa tubuh adalah suatu salah satu parameter sederhana dari pemeriksaan
antropometri tubuh untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
14
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Hubungan IMT dengan keluhan
muskuloskeletal, Indeks Masa Tubuh mempunyai korelasi kuat terhadap lemak dalam tubuh
(body fatness) yang juga mempengaruhi tekanan kompresi pada tulang belakang (Tarwaka,
2004).
Umumnya dalam sehari seseorang bekerja selama 6-8 jam dan sisanya 14-18 jam
digunakan untuk beristirahat atau berkumpul dengan keluarga dan berkumpul dengan
dan kecelakaan. Seseorang biasanya bekerja selama 40-50 jam dalam seminggu.
Menurut Disnaker Lama kerja juga diatur dalam undang-undang no. 13 tahun 2003
yang menyatakan bahwa jam kerja yang berlaku 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1
minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu, 8 jam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 5
hari kerja. Menurut pasal 77 ayat 2 dalam undang-undang no.13 tahun 2003 menyatakan
bahwa jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak diperbolehkan bekerja
Lama kerja mempunyai hubungan yang kuat dengan keluhan otot dan dapat
Suryanto (2007) mengatakan,”Saat manusia duduk, beban maksimal lebih berat 6-7
kali dari berdiri. Tulang atlas yang menyangga tengkorak mengalami beban terberat. Jika
riding position-nya salah salah, bagian tulang belakang yakni vertebra lumbal 2-3 (mendekati
setidaknya setengah dari para pengemudi kendraan jarak jauh menderita sakit pada tubuh
15
bagian belakang. Penelitian ini juga menyatakan orang yang mengemudi selama lebih dari 4
jam sehari, 6 kali lebih beresiko absen dari pekerjaannya karena sakit punggung daripada
h. Masa Kerja
Masa kerja adalah waktu yang dihitung dari pertama kali kerja masuk kerja sampai
penelitian berlangsung. Penentuan waktu dapat diartikan sebagai pengukuran kerja untuk
mencatat tentang jangka waktu dan perbandingan kerja yaitu mengenai suatu unsur pekerjaan
tertentu yang dilaksanakan dalam suatu keadaan. Yang berguna untuk menganalisa
keterangan sehingga ditemukan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pada
tingkat prestasi tertentu. Secara umum pekerja dengan masa kerja > 2 tahun memiliki
kerentanan untuk munculnya gangguan kesehatan dibandingkan dengan masa kerja yang < 2
tahun. Masa kerja merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang mmpunyai
resiko terkena muskuloskeletal terutama pada pekerja yang menggunakan kekuatan kerja
yang tinggi. Dikarenakan masa kerja mempunyai hubungan dengan keluhan otot.
Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja
dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas
mengangkat, mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang
berlebihan ini terjadi karena peregangan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan
optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko
terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.
b. Aktivitas Berulang
pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dan lain-lain. Keluhan otot
16
terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian tubuh
bergerak menjauhi posisi alamiah misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu
membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat
grativitasi tubuh, maka akan semakin tinggi pila resiko terjadinya keluhan otot skeletal.
Sikap kerja tidak 1 alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas,
alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbasan pekerja.
Disorderspada tahun 2008 terhadap 235 juta orang pekerja di Eropa, melaporkan 62% telah
terpapar muskuloskeletal disorder’s pada tangan akibat adanya gerak repetitve/ berulang dan
d. Beban
Beban merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan otot
rangka. Berat beban yang direkomendasikan adalah 23-25 kg, sedangkan menurut
Departemen kesehatan (2009) mengangkat beban sebaiknya tidak melebihi dari aturan yaitu
laki-laki dewasa sebesar 15-20 kg dan wanita (16-18 tahun) sebesar 12-15 kg.
235 juta pekerja di beberapa negara Eropa pada tahun 2008, diperoleh 18% pekerja telah
Paparan suhu dingin maupun panas yang berlebihan dapat menurunkan kelicahan,
kepekaan, dan kekuatan pekera sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak dan
kekuatan otot menurun. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yag terlampaui besar
menyebabkan sebagian besar energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh
untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi dengan
pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai energi ke otot.Sebagai
akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses
metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat
normal sistem muskuloskeletal akibat paparan berulang berbagai faktor risiko ditempat kerja.
melakukan aktivitas kerja dan kondisi pekerjaan yang signifikan sehingga mempengaruhi
adanya fungsi normal jarinan halus pada sistem jaringan muskuloskeletal yang mencakup
kosentrasi yang tinggi dan dilakukan dalam posisi duduk yang relatif stastis selama kurang
lebih 2 jam. Muskuloskeletal Disorders (MSDs) erat kaitannya dengan pekerjaan sopir,
karena aktivitas sehari-hari dihabiskan dalam posisi duduk dalam kondisi statik dan gerakan-
gerakan yang sifatnya monoton serta dituntut selalu konsentrasi dalam mengendalikan
kendaran.
18
Keluhan Muskuloskeletal merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan usia. secara
masa kerja seseorang semakin lama. Dan juga orang yang mengemudi selama lebih dari 4
jam sehari, 6 kali lebih resiko absen dari pekerjaannya karena sakit punggung dripada orang
Keluhan
Faktor Pekerjaan Musculoskeletal
- Sikap Kerja
- Alat Kerja
Faktor Lingkungan
- Getaran
- Pencahayaan
Keterangan :
2021
20
2021
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
adalah study untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel dependent yaitu
observasi atau pengambilan data sekaligus pada suatu saat (Saryono, 2011).
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Terminal Bus Oebobo Jln. Frans Seda, Kelurahan
Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei
2021 dengan waktu pengambilan datanya disesuaikan dengan waktu istirahat serta situasi dan
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling artinya sampel
yang digunakan adalah total populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 69 sopir bus yang
21
22
Pengukuran
1 Usia Lama Hidup Tenaga 1. Berisiko: ≥ 35 Kuesioner Nominal
Terakhir.
Berlangsung
3 Kelelahan Keadaan pengurangan 1. Tidak Sakit : Kuesioner Ordinal
mental 4. Sakit
Sekali(Skor 93-
120).
4. Sakit
Sekali(Skor 87-
112).
3.5 Jenis, Teknik dan instrumen pengumpulan data
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner
dan observasi yang dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada responden
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan daftar kendaraan yang beroperasi pada
UPTD Dinas Perhubungan dan Perijinan LLAJR Kota Kupang Terminal Oebobo, data
instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
pemeriksaan data (editing), penandaan (coding), dan memasukkan data ke komputer (entry)
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
Dalam analisis ini, uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan
menggunakan batas kemaknaan (a) = 0,05 dengan 95% tingkat kepercayaan ( Syamruth, 2009
2. Jika nilai p value¿0,05, maka Ho di terima berarti ada hubungan bermakna ( Nofianti,
2012).
Data yang telah dianalisis sebelumnya akan diinterpretasikan dan disajikan dalam
bentuk teks dan tabel. Penyajian data dalam bentuk teks adalah penyajian data hasil penelitian
dalam bentuk uraian kalimat, sedangkan penyajian data dalam bentuk tabel adalah suatu
1. Pembimbing
25
2.Peneliti
NIM : 1607010164
Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian “ Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan
penelitian
2 Persiapan penelitian:
a. Perijinan
alat/instrument
3 Pengumpulan data
4 Tabulasi data
5 Penulisan laporan/skripsi dan
No Kegiatan Biaya
1 Penyusunan proposal Rp 500.000
2 Seminar proposal Rp 300.000
3 Persiapan penelitian: Rp 400.000
Perijinan Rp 300.000
27
Persiapanbahan/alat/instrumen
4 Pengumpulan data Rp 400.000
5 Pengolahan data Rp 400.000
6 Penyusunan dan seminar hasil Rp 500.000
7 Revisi laporan hasil penelitian Rp 600.000
8 Skripsi Rp 900.000
Total Rp 4.300.000
DAFTAR PUSTAKA
1699.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.03.003%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.
001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12.018%0Ahttp://dx.doi.org/10.101
6/j.precamres.2011.08.005%0Ahttp://dx.doi.org/10.1080/00206814.2014.902757%0Aht
Fahmi, R. (2017). Gambaran Kelelahan Dan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pengemudi Bus
Malam Jarak Jauh Po. Restu Mulya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and
J, M. E., Kawatu, P. A. T., & Kandou, G. D. (2016). Hubungan Antara Umur, Lama Kerja,
Dan Getaran Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Supir Bus Bus Trayek Bitung-
Prawira, M. A., Yanti, N. P. N., Kurniawan, E., & Artha, L. P. W. (2017). Faktor Yang
Tahun 2016. Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health, 1(2), 101.
28
29
RISKESDAS. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional, s.l.:
KecamatanKarangnongkoKabupatenKlaten. Thesis.UniversitasDiponegoro
Utami, U., Karimuna, S. R. & Jufri, N. 2017. Hubungan Lama Kerja, Sikap Kerja dan Beban
2.
30
KUESIONER PENELITIAN
Nusa Cendana yang sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) tentang
selama kurang lebih 10 menit untuk mengisi kuesioner penelitian yang bersama ini saya
lampirkan.
Partisipasi saudara/saudari sangat saya harapkan, demikian juga ketulusan dan kejujuran
saudara/saudari dalam menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Saya menjamin kerahasian
Responden
..............................
31
Kuesioner penelitian
I.IDENTITAS PRIBADI
(Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu)
1. Nama :
2. Umur/Tgl Lahir :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Status : Kawin/Belum kawin
5. Masa kerja :...........Tahun......Bulan
II KUESIONER KELELAHAN
Sampaikan perasaan saudara terhadap pertanyaan dibawah ini, dengan memberi tanda () pada kolom
disamping pertanyaan.
Keterangan :
N Pertanyaan Tt At T St
o
pekerjaan ?
Nilai skor : Rendah = 0-30, Sedang = 31-61, Tinggi= 62-92, Sangat Tinggi= 93-120
Nilai skor : Rendah= 0-30, Sedang= 31-61, Tinggi = 62-92, sangat tinggi 93-120
Kuesioner penelitian
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Sopir Bus Kupang-
Atambua Tahun 2021
I. IDENTITAS PRIBADI
(Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu)
1. Nama :
2. Umur/Tgl Lahir :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Status : Kawin/Belum kawin
5. Masa kerja :...........Tahun......Bulan
Nilai skor : Normal : 0-28, Ringan : 29-57, Sedang : 58-86, Berat : 87-112