MAHASISWA FK UNDIP
PROPOSAL PENELITIAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Karya Tulis Ilmiah
mahasiswa program strata-1 kedokteran umum
Disusun oleh:
22010115130143
Telah disetujui
Pembimbing
Penguji
i
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
1) KTI ini ditulis sendiri dan tulisan asli saya sendiri tanpa bantuan orang lain
2) KTI ini sebagian atau seluruhnya belum pernah dipublikasikan dalam bentuk
3) Dalam KTI ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis orang
lain, kecuali secara tertulis dicantumkan sebagai rujukan dalam naskah dan
ii
DAFTAR ISI
iii
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................... 4
iv
2.8 Torsi ....................................................................................................... 28
2.11 Hipotesis................................................................................................. 32
3.2.1 Tempat.................................................................................................... 34
v
3.4.3.2 Kriteria Eksklusi .................................................................................... 35
vi
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46
LAMPIRAN .......................................................................................................... 53
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 12. Vektor articulatio genus penampang sagittal, frontal, dan transversal ..... 28
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
beralih menjadi sebagai salah satu cara untuk menjaga kebugaran, berkompetisi,
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015, terdapat
27,61% penduduk berusia 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga, naik dari
angka yang tercatat pada tahun 2012 yaitu 24,99.2 Survei yang dilakukan oleh Sun
Life Financial Asia pada tahun 2017, menunjukkan tingkat kepuasan terhadap
terbaru yang meningkat. Didapatkan pula bahwa jenis olahraga yang paling
banyak ajang olahraga lari yang digelar oleh berbagai institusi. Cabang olahraga
lari diantaranya adalah lari jarak pendek, yaitu lari sejauh 60, 100, 200, sampai
400 meter yang ditempuh dengan kecepatan penuh (sprint).4 Kompetisi yang
1
2
jenis lari di Indonesia meningkat, namun prestasi dalam perlombaan lari saat ini
Yang menjadi faktor penentu kecepatan lari adalah panjang langkah dan
ekstremitas inferior seperti tulang dan sendi, kontraksi-relaksasi otot, dan fungsi
sistem saraf. Salah satu bentuk anatomis pada ekstremitas inferior adalah
quadriceps angle atau yang biasa disebut Q-angle, yaitu sudut antara os femur dan
os tibia.6 Goniometer adalah alat untuk mengukur besar Q-angle seseorang. Dari
memengaruhi durasi untuk mencapai titik maksimal rotasi internal os tibia pada
siklus berlari.7 Didapatkan bahwa nilai Q-angle rata-rata laki-laki dewasa dengan
etnis Afrika adalah 10.7° ± 2.2° (nilainya hampir sama dengan laki-laki etnis
Kaukasia), sedangkan nilainya pada laki-laki dewasa dengan etnis India adalah
12.73°.8,9 Belum ada data yang menunjukkan nilai Q-angle rata-rata laki-laki
dewasa di Indonesia.
prestasi lari, namun belum ada penelitian yang membahas hubungan Q-angle
Apakah ada hubungan faktor kinesiologi dengan kecepatan lari 100 meter
1) Mengetahui hubungan antara besar Q-angle lutut kanan dan kiri dengan
Diponegoro.
2) Mengetahui hubungan antara selisih besar Q-angle lutut kanan dan kiri
Universitas Diponegoro.
Diponegoro.
5) Mengetahui hubungan berat cruris beserta pedis dengan kecepatan lari 100
Sebagai studi awal dan sumber data yang dapat digunakan untuk penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang baru dan berbeda
sebagai berikut :
Penelitian ini berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Pada penelitian
penelitian ini juga berbeda, yaitu dengan lari sprint 100 meter.
BAB II
DAN HIPOTESIS
studi mengenai gaya dan pergerakan. Ketika mekanika terbatas pada makhluk
Biomekanika sendiri terbagi menjadi dua area studi, yaitu statik (seluruh gaya
yang terjadi pada tubuh seimbang) dan dinamik (gaya yang terjadi tidak
2.2.1 Anatomi
Articulatio genus adalah sendi terbesar dan paling superfisial dari tubuh
manusia. Sendi ini adalah terbentuk oleh tiga tulang, yaitu os femur, os patella,
dan os tibia. Sendi ini memiliki tiga facies articularis dengan dua jenis sendi
yang adalah sendi sinovial tipe ginglymus (sendi engsel), yaitu dua articulatio
7
8
pada kekuatan dan aksi otot beserta tendonya dan juga ligamen-ligamen
ekstrakapsularia.13
pada os tibia. Ligamen ini berfungsi menjaga stabilitas articulatio genus pada
penamaan sesuai posisinya terhadap articulatio genus itu sendiri, dengan fungsi
berupa ligamen yang pipih dan lebar, melekat pada condylus medialis femoris
dan os tibia, berfungsi mencegah pergerakan berlebih dari articulatio genus bila
terdapat tekanan dari lateral. Lateral collateral ligament (LCL), lebih bulat
1) Ligamentum arcuatum
10
3) Ligamentum patellae
Gerakan utama yang terjadi pada articulatio genus adalah fleksi dan
ekstensi. Sedikit gerakan rotasi dapat terjadi saat articulatio genus dalam
Gerakan fleksi dan ekstensi terjadi pada bidang sagittal dengan aksis
frontal.13 Pada articulatio genus tidak sesederhana sendi engsel lainnya. Hal ini
tibia yang diposisikan dalam keadaan ekstensi cruris, dimana os tibia ditahan
dalam posisi statis dan os femur difleksikan (seperti posisi duduk atau
Dikarenakan perbedaan ukuran dan posisi yang tidak tepat paralel antara
kedua condylus femoris, terjadi sedikit gerakan rotasi pada fase inisiasi fleksi
dan fase akhir ekstensi. Dapat dilihat ketika genu dalam keadaan semifleksi
11
rotasi internal os femur terhadap os tibia. Hal ini disebut ”screw home
yang kokoh secara mekanis. Sementara itu, pada saat kaki dalam keadaan tidak
Saat articulatio genus dalam posisi fleksi dan dalam keadaan tidak menyangga
beban, dapat terjadi gerakan rotasi internal maupun eksternal dengan sudut
sekitar 50°.5 Gerakan ini terjadi pada bidang transversal dengan aksis sumbu
vertikal.13
articulatio genus16:
musculus popliteus
ligamentum patella
12
semitendinosus
Secara garis besar lari dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase swing atau flight
dan fase support atau stance. Fase swing dimulai dengan gerakan kaki toe-off
(kaki terangkat dan tidak menyentuh tanah), melalui gerakan forward swing,
hingga sesaat sebelum kaki menyentuh tanah kembali (foot strike). Sedangkan
fase support adalah selama kaki mengalami kontak dengan tanah, yaitu foot
Dalam berlari, fase toe off terjadi bahkan sebelum 50% dari rangkaian
siklus selesai.18 Kedua kaki tidak pernah menyentuh tanah pada saat yang
bersamaan, bahkan terdapat momen dimana kedua kaki tidak menyentuh tanah
sama sekali yaitu pada awal dan akhir dari fase swing dalam rangkaian siklus
Pada dasarnya, gerakan lari adalah sama dengan gerakan jalan, tetapi
dengan kontraksi cepat serta kekuatan yang lebih besar dari otot-otot ekstensor
ekstremitas inferior.21 Terdapat perbedaan otot yang berperan dalam setiap fase
siklus lari.
yang kuat dan cepat dari otot-otot tertentu yang kemudian dikonversikan
menjadi gerakan halus dan efisien yang sangat dibutuhkan seorang pelari untuk
𝑺
𝑽=
𝒕
Keterangan:
V : kecepatan (m/s)
seorang individu harus mencapai jarak yang lebih jauh dengan waktu yang lebih
singkat.
1) Jenis kelamin
Belum ada penjelasan pasti atas hal ini,namun diperkirakan ini terjadi
karena pada laki-laki terdapat rata-rata postur tubuh yang lebih tinggi dan
2) Karakteristik antropometrik
Tinggi badan
Namun, atlit untuk nomor lari di bawah 400 meter (200 dan 100
bahwa tinggi badan pelari 100 meter lebih rendah dari pelari 400
bertubuh lebih kecil memiliki waktu reaksi yang lebih baik. Selain
4.5% hingga 14% per kilogram beban pada kaki dan 7% bila beban
pada paha. 24
Panjang tungkai
Lainnya
panjang kaki, lebar pelvis, dan lebar bahu yang berpengaruh negatif
3) Pola gait
sangat dipengaruhi oleh massa tubuh dan tinggi badan. Pada studi
Osilasi vertikal
frekuensi langkah yang lebih tinggi. Disaat yang bersamaan, hal ini
4) Kinematik
melangkah. Sudut paha pada saat toe-off dan ekstensi maksimal paha
7) Latihan
8) Stabilitas
9) Flat foot
Didapatkan mekanisme gait yang kurang baik pada individu dengan flat
foot (nilai arcus plantaris rendah). Selain itu, adanya flat foot akan
pembebanan pada ligamen dan tendo yang abnormal. Hal ini dapat
Pada pelari didapatkan otot-otot tungkai yang lebih rigid. Hal ini
2.5 Q-angle
13,5 ± 4,5°, dimana nilainya untuk wanita lebih besar 4,6° daripada nilainya
19
untuk pria.31 Hal ini disebabkan oleh struktur pelvis yang lebih lebar pada
wanita, os femur yang lebih pendek, dan rotasi internal os femur yang lebih
besar.32 Besar Q-angle patologis dibagi menjadi dua, disebut genu varum bila
besar Q-angle nilainya lebih dari normal dan disebut genu valgum bila
sebaliknya.33
1) Usia
bahwa semakin tua usia seseorang, maka nilai Q-angle akan semakin
kecil. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan, tonus otot karena perbedaan
2) BMI
3) Jenis kelamin
pria dikarenakan struktur pelvis yang lebih lebar.32 Namun penelitian lain
sebesar 2°. Perbedaan besar Q-angle yang signifikan antar jenis kelamin
4) Aktivitas
5) Kontraktur otot
7) Trauma
8) Tinggi badan
Secara klinis, Q-angle diukur dengan membuat garis khayal dari spina
iliaca anterior superior (SIAS) ke titik tengah os patella dan dari titik tengah os
baik pada posisi supinasi dengan ekstensi articulatio genus dan musculus
yang canggih sekalipun. Alat yang digunakan untuk mengukur besar Q-angle
tengah os patellae dengan moving arm (proximal arm) menempel pada aspectus
anterior regio cruris sejajar dengan garis khayal antara titik tengah os patella
dan dari titik tengah os patella ke titik tengah tuberositas dan stationary arm
(distal arm) menempel pada aspectus anterior regio femoris sejajar dengan garis
Adanya korelasi positif yang nilainya besar untuk sudut articulatio genus dan
articulatio coxae pada saat toe-off dengan kecepatan lari menunjukkan bahwa ekstensi
yang optimal pada sendi-sendi tersebut sangat penting pada fase akselerasi.26 Besar Q-
angle berkorelasi negatif dengan durasi untuk mencapai rotasi internal maksimal
articulatio genus pada fase swing.10 Maka, dapat diasumsikan bahwa besar Q-angle
1) Tipe I, dengan titik tumpu berada di antara titik beban dan titik gaya,
2) Tipe II, dengan titik beban berada di antara titik tumpu dan titik gaya,
dan
3) Tipe III, dengan titik gaya berada di antara titik tumpu dan titik beban.
24
Keterangan:
E : effort (usaha)
Bila mengacu pada prinsip dasar, dapat dikatakan bahwa hampir semua tulang
pada kerangka manusia adalah sebuah pengungkit, dengan tulang sebagai batang
kaku, sendi sebagai titik tumpu, dan otot sebagai gaya yang bekerja.5
Articulatio genus terdiri dari sistem pengungkit tipe III. Pada fungsi
usaha dan beban berada pada sisi yang sama, dimana usaha dilakukan oleh
musculus quadriceps femoris dengan titik usaha pada titik insertionya, bebannya
adalah berat tungkai bawah dan kaki, dan condylus femoris sebagai titik tumpu.42
25
Sedangkan pada fungsi fleksi articulatio genus beban dan usaha terdapat
pada sisi yang sama terhadap titik tumpu, dengan arah gaya dan beban
dengan titik usaha pada titik titik insertionya, berat tungkai bawah dan kaki
2.7 Vektor
Vektor adalah besaran yang dinyatakan dengan nilai, satuan dan arahnya.
Besaran vektor digambarkan dengan garis lurus beranak panah, dimana panjang
garis menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan arah vektor.43 Untuk
2) Metode segitiga
3) Metode poligon
4) Metode uraian
Agar vektor Q-angle pada bidang frontal dapat digunakan pada penerapan
musculus quadriceps femoris pada sumbu Y. Hal ini dapat dilakukan dengan
Keterangan:
Gambar 8.)
FPT : vektor ligamentum patella (dianggap sama dengan F1 pada Gambar 9.)
FP : resultan FQ dan FP
cara mengurangi besar sudut 180° dengan besar Q-angle. Dapat diartikan bahwa
mengumpamakan besar vektor Q dan P adalah tetap, maka semakin besar nilai
Gambar 12. Vektor articulatio genus penampang sagittal, frontal, dan transversal.43
femoris untuk melakukan ekstensi articulatio genus saat footstrike pada fase
swing akan berkurang. Hal ini kemudian akan mempengaruhi panjang dan
frekuensi langkah.
2.8 Torsi
Momen gaya atau yang biasa disebut dengan torsi adalah ... Torsi dapat
𝑇 = 𝑟 𝐹 sin ɵ
Keterangan:
F : gaya (N)
29
pada saat ekstensi cruris, digunakan rumus torsi pada sistem pengungkit tipe 3.
Keterangan:
LB1 : lengan beban cruris (dari condylus femoris sampai titik tengah
Agar beban cruris beserta pedis dapat disangga dengan baik (melakukan
ekstensi cruris), dibutuhkan ekuilibrium antara gaya dengan beban yang bekerja.
Dengan melihat Gambar 13., didapatkan rumus akhir ekuilibrium torsi pada
total beban dianggap tetap, semakin besar gaya oleh musculus quadriceps
femoris akan mempercepat proses ekstensi cruris. Bila gaya oleh musculus
quadriceps femoris dianggap tetap, panjang lengan beban dan berat beban akan
ekstensi cruris dan begitu pula sebaliknya, demikian pula bila beratbeban lebih
besar akan memperlambat memperlambat proses ekstensi cruris dan begitu pula
sebaliknya.
31
Usia
Latihan
Besar Q-angle
Jenis kelamin
Panjang cruris
Resultan vektor
Tinggi badan
pada os patella
Berat cruris
beserta pedis
Massa tubuh
Kekuatan otot
Stabilitas
Durasi ekstensi
Daya dorong pada saat
Flat foot tungkai footstrike
Panjang tungkai
Durasi fase Durasi fase
support swing
Range of motion
Rigiditas dan
fleksibilitas Panjang Frekuensi
langkah langkah
Kecepatan lari
Besar Q-angle
Selisih Q-angle
kanan dan kiri
Kekuatan musculus
quadriceps femoris Kecepatan lari
100 meter
Panjang cruris
Panjang tungkai
2.11 Hipotesis
Diponegoro.
33
2) Selisih besar Q-angle lutut kanan dan kiri berhubungan negatifd dengan
Diponegoro.
Diponegoro.
METODE PENELITIAN
Olahraga.
3.2.1 Tempat
3.2.2 Waktu
34
35
3.4.3 Sampel
- Laki-laki
Untuk besar sampel penelitian digunakan rumus besar sampel untuk uji
hipotesis korelatif.
2
𝑍𝛼 + 𝑍𝛽
𝑛=[ ] +3
1+𝑟
0,5𝑙𝑛 [1 − 𝑟]
36
1,96 + 0,842
𝑛=[ ] +3
1 + 0,5
0,5𝑙𝑛 [ ]
1 − 0,5
n = 29,02
n = 30
Keterangan:
n = jumlah sampel
penelitian ini adalah sebesar 30 orang. Kemungkinan responden drop out dapat
𝑛
𝑛′ =
(1 − 𝑓)
30
𝑛′ =
(1 − 0,1)
n’ = 33,33
n’ = 34
37
Keterangan:
1) Besar Q-angle
4) Panjang cruris
6) Panjang tungkai
Alat dan instrument yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
2) Meteran
3) Peluit
4) Stopwatch
5) Kertas pencatat
6) Alat tulis
9) Timbangan gantung
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari pengukuran Q-angle dan kecepatan lari 100 meter subyek
penelitian.
1) Seleksi sampel
meteran yang ditarik dari SIAS sampai titik paling kaudal dari
pergelangan kaki.
- Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
Mahasiswa FK Undip
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
Pengukuran Q-angle,
selisih Q-angle kanan-
kiri, panjang tungkai,
dan panjang cruris
Pengukuran kecepatan
lari 100 meter
Analisis data
coding, dan entry. Analisis data menggunakan program SPSS for Windows 21.
1) Analisis univariat
angle dan kecepatan lari. Hasil disajikan dalam bentuk frekuensi dan table
besar sampel <50) atau uji Kolmogorov-Smirnov (bila besar sampel >50).
2) Analisis bivariat
variabel bebas dan variabel terikat. Analisis korelasi antara besar Q-angle
3) Analisis multivariat
Analisis multivariat digunakan jika terdapat dua atau lebih variabel yang
bernilai p < 0.25 setelah dilakukan analisis bivariat. Pada penelitian ini
Bulan
No Kegiatan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi literatur
2 Penyusunan proposal
3 Ujian proposal KTI
4 Ethical clearance
5 Pelaksanaan penelitian
Analisis data dan
6
evaluasi
7 Penulisan laporan
8 Ujian akhir KTI
DAFTAR PUSTAKA
Training and Performance. 1st ed. Chichester: John Wiley & Sons; 1994.
462 p.
Harahap IE, Yasmuarto S, editors. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2015. 250
p.
3. Sun Life Financial Asia. Sun Life Financial Asia Health Index 2017: Sharp
drop in Asians who feel healthy, except Indonesians that consistently gain a
https://www.sunlife.co.id/ID/About+us/Newsroom/Press+releases/2017
6. Moore KL. Clinically Oriented Anatomy. 7th ed. Lippincott Williams &
Wilkins; 2014.
46
47
2013;8(4):407–15.
2000;30(5):271–8.
11. Rauh MJ, Koepsell TD, Rivara FP, Rice SG, Margherita AJ. Quadriceps
Diponegoro; 2016.
48
13. Lippert LS. Clinical Kinesiology and Anatomy. 5th ed. Duffield MA,
14. Houghlum PA, Bertoti DB. Brunnstrom’s Clinical Kinesiology. 6th ed.
15. Thompson JC. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy. 2nd ed. O’Grady E,
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi4utXD3NPPAhXKO48KHUiRAeIQF
ggaMAA&url=http://staff.ui.ac.id/system/files/users/sasanthy.kusumaningt
yas/material/k-5mekanismegeraksistemmuskuloskeletal2007.pdf&usg=
18. Saunders C. The Complete Running and Marathon Book. 1st ed. Duffy M,
2014.
Posture. 1998;7:77–95.
20. Dugan SA, Bhat KP. Biomechanics and analysis of running gait. Phys Med
24. Barnes KR, Kilding AE. Running economy: measurement, norms, and
from: http://www.sportsmedicine-open.com/content/1/1/8
93.
D, et al. The effect of sprinting after each set of heavy resistance training
28. Queen RM, Mall NA, Nunley JA, Chuckpaiwong B. Differences in plantar
loading between flat and normal feet during different athletic tasks. Gait
Posture. 2009;29(4):582–6.
31. Horton MG, Hall TL. Quadriceps femoris muscle angle: normal values and
relationships with gender and selected skeletal measures. Phys Ther. 1989
Nov;69(11):897–901.
33. Rahardja FB, Wedhanto S. Referat Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah: Genu
Harapan; 2012.
36. Grelsamer RP. Men and women have similar Q angles: A Clinical
501.
37. Guerra JP, Arnold MJ, Gajdosik RL. Q Angle: Effects of Isometric
1994;19(4):200–4.
38. Wheeless CR. Q-angle of the Knee. In: Nunley JA, Urbaniak JR, editors.
39. Choi B. Activation of the vastus medialis oblique and vastus lateralis
2015;9(5):631–6.
for Rehabilitation. 2nd ed. Falk K, Deutsch MK, editors. Missouri: Elsevier
Inc.; 2010.
43. Alfianto E. Besaran dan Vektor [Internet]. Research Gate. Bandung; 2015
(INFORMED CONSENT)
A. Bagian Informasi
salah satu syarat yang ditetapkan kepada saya adalah menyusun sebuah karya
tulis ilmiah. Penelitin yang akan saya lakukan berjudul “Hubungan Q-angle
53
54
1) Mengetahui hubungan antara besar Q-angle lutut kanan dan kiri dengan
Diponegoro.
2) Mengetahui hubungan antara selisih besar Q-angle lutut kanan dan kiri
Universitas Diponegoro.
Diponegoro.
Untuk itu saya, selaku peneliti, mengajak Saudara untuk ikut serta dalam
penelitian ini.
Saudara bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan
maupun pengaruh dari pihak lain. Bila Saudara sudah memutuskan untuk ikut
Apabila Saudara bersedia ikut serta dalam penelitian ini, Saudara akan
2) Peneliti akan mengukur Q-angle lutut kanan dan kiri responden dalam
- Mencari garis khayal yang ditarik dari SIAS ke titik tengah os patella
- Mencari garis khayal yang ditarik dari tuberositas tibiae ke titik tengah
os patella
3) Peneliti akan mengukur panjang tungkai kanan dan kiri responden dalam
meteran.
- Tali ukur atau meteran ditarik dari SIAS sampai titik paling kaudal dari
4) Peneliti akan mengukur panjang cruris kanan dan kiri responden dalam
keadaan fleksi 90° atau hingga condylus medialis tibiae dan malleolus
- Pita ukur atau meteran ditarik dari condylus medialis tibiae sampai ke
5) Peneliti akan mengukur berat cruris beserta pedis kanan dan kiri
pergelangan kaki.
tanah).
kecepatan lari dapat dilakukan pada hari yang sama maupun berbeda,
Universitas Diponegoro.
1) Bidang pengetahuan
2) Bidang penelitian
Sebagai studi awal dan sumber data yang dapat digunakan untuk
pengukuran.
sebagai antisipasi.
A5. Kompensasi
Adapun sebagai bentuk apresiasi peneliti atas kesediaan Saudara untuk ikut
A6. Kerahasiaan
dan hanya diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa
A7. Ketidaknyamanan
B. Bagian Persetujuan
serta semua pertanyaan saya telah dijawab dengan baik dan jelas. Sewaktu-
waktu saya dapat mengundurkan diri dari penelitian ini. Maka, dengan ini
Nama : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
Semarang,……………2018
( ) ( )