PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Musculoskeletal Disorders (MSDs) sering juga disebut sebagai gangguan
pada otot rangka, yang merupakan satu dari banyak masalah kesehatan dirasakan
oleh setiap individu. Seseorang datang ke rumah sakit dengan diagnosis MSDs
sering mengeluhkan nyeri, dimana nyeri ini sangat berpengaruh terhadap kualitas
hidup, keterbatasan gerak dan kecacatan penderitanya. (1,2,3)
Penelitian sebelumnya (Lippman) dalam jurnal Allsop and Ackland, Atlas et
al menunjukkan tingginya prevalensi dan faktor resiko dari nyeri tersebut ada
yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan MSDs. Penelitian lain
(Recinto J) menunjukkan bahwa salah satu penyakit MSDs yang sering terjadi
pada negara maju dan negara berkembang adalah Low Back Pain (LBP), bahkan
setengah dari populasi di dunia pernah merasakan nyeri LBP. (4,5)
Low Back Pain terdiri dari nyeri nosiseptif dan nyeri neuropati. Penelitian
Hiyama, et al pada epidemiologi menunjukkan bahwa 20-35% dari pasien LBP
mampu bertahan dari nyeri neuropatinya. O Connor et al dalam jurnal Hiyama et
al melaporkan bahwa nyeri neuropati berhubungan dengan kualitas hidup, pasien
dengan nyeri neuropati biasanya memerlukan lebih banyak biaya untuk tindakan
medis dibandingkan dengan pasien nyeri jenis lain. Hal ini sangat penting untuk
mengklarifikasi bahwa perkembangan dari nyeri neuropati dan nyeri nosiseptif
pada pasien LBP adalah hal yang membuat mereka melakukan pengobatan. (6)
Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah yang ada di
masyarakat dan dapat menyebabkan ketergantungan dalam penggunaan layanan
kesehatan. Produktivitas penderita menurun atau berkurang hingga 20 Juta USD
atau setara dengan 200 milyar rupiah setiap tahunnya dan lebih dari 80 Juta USD
dihabiskan setiap tahunnya untuk mengatasi LBP di Amerika Serikat. Keluhan
pada penderita LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di
negara-negara industri. Angka kejadian LBP terbanyak didapatkan pada usia 3555 tahun, dan tidak ada perbedaan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan.
Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama
hidupnya. (7) Penelitian yang dilakukan oleh kelompok studi nyeri Perhimpunan
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan
masalah penelitian apakah terdapat hubungan intensitas nyeri pada pasien low
back pain dan kualitas hidup di Poliklinik Saraf Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri pada
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Klinis
Mengetahui hubungan intensitas nyeri pada pasien low back pain dan
Manfaat Teoritis
1.5
Hipotesis
Terdapat hubungan intensitas nyeri pada pasien low back pain dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Definisi
Low Back Pain atau nyeri punggung bawah merupakan nyeri yang
dirasakan di punggung bagian bawah. Nyeri ini dapat berupa nyeri lokal, nyeri
radikuler, ataupun keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah sampai
lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral, nyeri dapat
menjalar hingga kearah tungkai dan kaki. (12,13)
2.1.2
Epidemiologi
Negara berkembang dan negara maju, LBP merupakan masalah kesehatan
utama. LBP paling sering ditemukan pada usia 25-64 tahun. Berdasarkan studi
yang dilakukan oleh Violinn pada tahun 1995 dalam jurnal Sakinah, dkk dan
Ehrlich, dikatakan bahwa angka kejadian LBP dua kali lebih tinggi di negara maju
Faktor Risiko
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya LBP antara lain faktor
individu, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Faktor individu dapat dilihat
berdasarkan hal-hal berikut ini: usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, lama
kerja, kebiasaan merokok, aktivitas fisik. Faktor pekerjaan meliputi : beban kerja,
posisi kerja, repetisi, durasi. Dan faktor lingkungan meliputi : getaran, kebisingan.
(15,16)
2.1.4
Etiologi
Nyeri punggung sering kali disebabkan oleh artritis tulang belakang,
Klasifikasi
Klasifikasi Low Back Pain dibagi menjadi 2, yaitu : (19)
1. Berdasarkan Onset
a. LBP Akut
LBP yang dialami kurang dari 12 minggu. Beberapa kasus LBP
akut merupakan kasus serius dan sebagian kasus LBP akut ditemukan
sebagai kasus LBP non spesifik. Jika LBP akut terjadi disertai dengan
skiatika, maka kemungkinan besar dapat diprediksi gejalan tersebut
timbul akibat herniasi diskus intervertebralis. LBP akut dapat persisten
atau hilang timbul dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
LBP akut tidak menyebabkan disabillitas fungsional jangka panjang.
Sebanyak 90% lebih kasus LBP akut dilaporkan bersifat sebagai selflimiting dalam jangka waktu 6 minggu dan 2%-7% kasus LBP akut
dapat berlanjut menjadi LBP kronik.(19)
b. LBP Kronik
LBP yang dialami selama lebih dari 12 minggu. LBP kronik
dapat berlanjut menjadi disabilitas yang parah. Gejala LBP yang
timbul lebih dari 8 minggu secara cepat sudah dapat menurunkan
fungsi mobilitas tubuh untuk beraktifitas.(19)
2. Berdasarkan Etiologi
a. LBP Spesifik
Gejala LBP yang dicetuskan oleh penyebab yang diketahui
seperti infeksi, tumor, osteoporosis, fraktur, deformitas struktural,
gangguan inflamasi, sindrom radikular, atau sindrom cauda eqina, dan
trauma. Gejala LBP dapat hilang atau diturunkan keparahannya
dengan terapi kausal.(19)
b. LBP Non Spesifik
Gejala LBP yang dialami tanpa diketahui penyakit penyebab
spesifik pencetus LBP seperti infeksi, tumor, osteoporosis, fraktur,
deformitas struktural, gangguan inflamasi , sindrom radikular, atau
sindrom cauda equina. LBP non-spesifik sering disebut sebagai LBP
idiopatik. Di Amerika Serikat, LBP non-spesifik menempati urutan ke5 sebagai alasan tersering yang membuat pasien mengunjungi
dokter.(19)
2.1.6
Patofisiologi
Bentuk punggung yang unik dapat bersifat fleksibel dalam bergerak dan
sehingga terjadi
menimbulkan stres mekanis dan penekanan saraf pada daerah tersebut. Dapat
disimpulkan nyeri punggung bawah timbul karena interaksi mekanis dan atau
biokimiawi terhadap ujung nosiseptor atau terhadap persarafan yang ada di spina
lumbalis sehingga terjadi iritasi. (18)
2.2
Intensitas Nyeri
2.2.1
Definisi
Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah
Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Nosiseptif
Nyeri nosiseptif mengacu pada nyeri yang menjalar di sepanjang
lintasan saraf normal sebagai akibat perangsangan pada nosiseptor (serabut
a-delta dan serabut c) oleh rangsangan mekanik, termal, atau kemikal yang
selanjutnya dapat dipilah lagi menjadi nyeri somatik dan nyeri viseral.
(21,22)
b. Nyeri Somatik
Nyeri yang timbul pada organ non viseral, misalnya nyeri pasca
bedah, nyeri metastatik, nyeri tulang, nyeri atritik. Nyeri somatik dapat
timbul akibat inflamasi pada kulit, jaringan yang dalam atau cedera tulang.
Nyeri
somatik
terlokalisir
dengan
baik
sehingga
pasien
dapat
c. Nyeri Viseral
Nyeri yang berasal dari organ viseral, biasanya akibat distensi
organ yang berongga, misalnya usus, kandung empedu, pankreas, jantung.
Nyeri viseral seringkali diikuti reffered pain dan sensasi otonom, seperti
mual dan muntah. Lokasi nyeri sulit ditentukan oleh pasien karena timbul
dari organ dalam, namun nyeri viseral sering menjalar sepanjang
dermatom saraf. Pasien umumnya menggambarkan nyeri viseral sebagai
rasa seperti diremas, kram, distensi, seperti rasa bengkak, teregang dan
tumpul. (21,22)
d. Nyeri Neuropatik
Nyeri yang timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf pusat atau
tepi yang terjadi saat ini atau saat lalu, misalnya neuropati perifer akibat
sekunder diabetes. Nyeri sering kali persisten, walaupun penyebabnya
sudah tidak ada. Biasanya pasien merasakan rasa seperti terbakar,
tersengat listrik, tertusuk benda tajam atau alodinia dan disestesia. (21,22)
e. Nyeri Psikogenik
Nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatik dan nyeri
neuropatik, dan memenuhi kriteria untuk depresi atau kelainan
psikosomatik disebut nyeri psikogenik. Nyeri psikogenik adalah nyeri
akibat berbagai faktor psikogenik. Ganggunan ini lebih mengarah ke
gangguan psikogenik dari pada gangguan organ. Pasien yang merasakan
nyeri psikogenik benar-benar merasakan nyeri tersebut. Nyeri ini
umumnya terjadi ketika efek-efek psikogenik seperti cemas dan takut
timbul pada pasien. (20,21)
2.2.3
Fisiologi Nyeri
Proses nyeri mulai stimulasi nosiseptor oleh stimulus noxious sampai
terjadinya pengalaman subjektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrik dan
kimia yang bisa dikelompokkan menjadi 4 proses, yaitu : transduksi, transmisi,
modulasi dan persepsi. (21)
Secara singkat mekanisme nyeri dimulai dari nosiseptor oleh stimulus
noxious pada jaringan, yang kemudian mengakibatkan stimulasi nosiseptor
dimana stimulus noxious tersebut akan diubah menjadi potensial aksi. Proses ini
disebut transduksi atau aktivasi reseptor. Selanjutnya potensial aksi tersebut akan
di transmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan
nyeri. Tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron aferen primer
ke kornu dorsalis medulla spinalis menuju batang otak dan thalamus. Kemudian
terjadi hubungan timbal balik antara thalamus dan pusat-pusat yang lebih tinggi
diotak yang mengurangi respon persepsi nyeri dan efektif yang berhubungan
dengan nyeri. Tetapi rangsangan nosiseptif tidak selalu menimbulkan persepsi
nyeri dan sebaliknya persepsi nyeri bisa terjadi tanpa stimulus nosiseptif. Terdapat
proses modulasi sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat
modulasi sinyal yang paling diketahui adalah pada kornu dorsalis medulla
spinalis. Proses terakhir adalah persepsi, dimana pesan nyeri direlay menuju ke
otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan. (21)
2.2.4
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi nyeri
adalah usia, jenis kelamin, perhatian pada nyeri, ansietas, pengalaman nyeri
sebelumnya, pengetahuan dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi nyeri antara lain adalah pola koping, dukungan keluarga, budaya,
lingkungan dan pengobatan. (23)
2.2.5
10
Kualitas Hidup
2.3.1
Definisi
Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai penilaian secara psikologis,
11
sebagai status kesehatan, perasaan sehat atau hanya sebagai kualitas hidup.
Konsep kualitas hidup ini merupakan suatu konsep yang diadopsi secara
universal. (9,26) Kualitas hidup pasien seharusnya menjadi perhatian penting bagi
para professional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu
tindakan/intervensi atau terapi. Di samping itu, data tentang kualitas hidup juga
dapat merupakan data awal untuk pertimbangan merumuskan intervesi/tindakan
yang tepat bagi pasien. (28)
2.3.2. Ruang Lingkup Kualitas Hidup
Secara umum terdapat 5 bidang (domains) yang dipakai untuk mengukur
kualitas hidup berdasarkan kuesioner yang dikembangkan oleh WHO (World
Health Organization), bidang tersebut adalah kesehatan fisik, kesehatan
psikologik, keleluasaan aktivitas, hubungan sosial dan lingkungan, sedangkan
secara rinci bidang-bidang yang termasuk kualitas hidup adalah sbb (29) :
1.
2.
hidup, terdapat juga salah satu kuisioner yang telah dibakukan yaitu SF-36 (Short
12
Form-36).(31) Kuisioner SF-36 ini terdiri dari 36 soal yang mewakili dari 8
kriteria kesehatan meliputi : fungsi fisik, keterbatasan peran karena kesehatan
fisik, tubuh sakit, persepsi kesehatan secara umum, vitalitas, fungsi sosial, peran
keterbatasan karena masalah emosional dan kesehatan psikis.(30)
2.5
13
2.6
Kerangka Teori
Nyeri (21)
Faktor individu
Faktor pekerjaan
Faktor lingkungan
Intensitas Nyeri
Menggunakan Skala VAS
(20,21)
-
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-7 : nyeri sedang
8-10 : nyeri berat
Kualitas Hidup
Menggunakan Short Form36 (SF-36)
(24,25,26,27,28)
Keterangan :
= yang diteliti
Klasifikasi (19)
-
Akut
Kronik
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
cross sectional. Cross sectional survey merupakan teknik untuk melihat secara
bersamaan atau saling menghubungkan antara variabel independen (bebas)
dengan variabel dependen (terikat).
3.2
3.2.1
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian telah dilaksanakan pada 23 Juli 2015 23 Oktober 2015
3.3.1
Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien Low Back Pain yang datang
berobat ke Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh saat jam pelayanan. Pasien
LBP dalam tiga bulan terakhir berjumlah 200 orang yang terdata pada buku
register di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh.
3.3.2
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang terdiagnosis
penyakit low back pain oleh dokter spesialis saraf pada poliklinik Saraf Rumah
Sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan termasuk dalam kriteria inklusi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara Non Probability Sampling
dengan teknik Consecutive Sampling yaitu pasien yang datang ke rumah sakit
sesuai dengan nomor urutan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.(33)
Menentukan ukuran sampel penelitian dengan rumus Slovin :
= /(1 + 2 )
14
15
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan 10% 0,1
= 200/(1 + 200(0,12 )
= 66,47 (dibulatkam = 66)
3.3.3
Kriteria Sampel
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah;
1. Kriteria Inklusi
a) Pasien yang terdiagnosis low back pain oleh dokter ahli saraf.
b) Pasien dengan umur 18-65 tahun.
c) Pasien
yang
bersedia
menjadi
responden
penelitian
dan
Kerangka Konsep
Kerangka konsep di bawah ini akan menjelaskan konsep dalam penelitian
ini. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri pada
penderita low back pain. Sedangkan variabel dependen (terikat) dalam penelitian
ini adalah kualitas hidup. Berikut gambar pengaruh antar variabel:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kualitas
Hidup
Intensitas Nyeri
Penderita Low
Bcak Pain
16
3.5
Definisi Operasional
Untuk memudahkan memahami pengertian dari variabel dalam penelitian
Alat ukur
: Visual Analog Scale(VAS) yaitu suatu garis lurus dari 010 cm (100mm) yang menggambarkan derajat atau
tingkatan nyeri.
Hasil ukur
Cara ukur
= tidak nyeri
1-3
= nyeri ringan
4-7
= nyeri sedang
8-10
= nyeri berat
Skala
: ordinal.
2. Kualitas Hidup
Definisi
Penilaian
secara
psikologis,
sosial,
kesejahteraan
17
3.6
Cara Ukur
Skala
: Nominal
3.7
3.7.1
18
Metode Pengolahan
1. Editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
Apabila data belum lengkap ataupun kesalahan data dilengkapi dengan
mengobservasi ulang.
2. Coding, yaitu data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan
kelengkapannya kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah
dengan komputer yang bertujuan untuk memudahka peneliti agar tidak
terjadi kekeliruan dalam menganalisis data.
3. Scoring, adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi skor sesuai
dengan jawaban responden.
4. Tabulating, hasil dari jawaban responden akan ditabulasi dengan skor
jawaban sesuai dengan jenis pertanyaan, kemudian digambarkan dalam
bentuk diagram dan tabel.
3.9
Analisis Data
Analisis data dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Analisis Univariat
Analisis univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik tiap variabel. Data yang diperoleh akan
dimasukkan dalam tabel distribusi, frekuensi, dan persentase. Adapun
rumus yang digunakan sebagai berikut :
P=
x 100%
Keterangan : P = Persentase
f1 = Frekuensi teramati
n = Jumlah seluruh sampel
19
2. Analisis Bivariat
Dalam penelitian ini, digunakan uji Chi-Square untuk mencari
hubungan masing-masing variabel dependen dan variabel independen.
Kriteria
hubungan
yang
ditetapkan
berdasarkan
nilai
(probabilitas) yang dihasilkan dengan 95% CI dan nilai = 0,05. ChiSquare dengan notasinya x2 yang perumusannya adalah sebagai berikut :
x2 =
(o e)2
e
Keterangan :
X2
= chi-square
fo
fe
20
3.10
Alur Penelitian
Pengumpulan data 66
orang responden
Analisis data
Kesimpulan
Gambar 3.2 Alur Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan selama bulan Juli 2015
Oktober 2015 di Poliklinik Saraf RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Responden pada penelitian ini adalah pasien yang datang ke Poliklinik Saraf
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 66 responden.
4.1.1
Analisa Univariat
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Usia
18 25
26 35
36 45
46 55
56 65
Pendidikan
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
Pekerjaan
PNS
Guru
Supir
IRT
Wiraswasta
Petani
Radiografer
Mahasiswa
Dosen
Pegawai
Total
21
Frekuensi (n)
Persentase (%)
27
39
40,9
59,1
7
9
13
20
17
10,6
13,6
19,7
30,3
25,8
7
11
19
29
10,6
16,7
28,8
43,9
16
9
2
13
14
3
1
3
2
3
66
24,2
13,6
3,0
19,7
21,2
4,5
1,5
4,5
3,0
4,5
100
22
Karakteristik Responden
Derajat Intensitas Nyeri (VAS)
Ringan
Sedang
Berat
Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
12
46
8
66
18,2
69,7
12,1
100
menunjukkan
bahwa
berdasarkan
derajat
intensitas
nyeri
dengan
menggunakan skala VAS yang pasien alami mayoritas responden memiliki derajat
sedang sebanyak 46 orang (69,7%).
Tabel 4.3
Karakteristik Responden
Kualitas Hidup (SF-36)
Baik
Kurang baik
Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
4
62
66
6,1
93,9
100
23
4.1.2
Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
Hubungan intensitas nyeri pasien Low Back Pain dan kualitas hidup
pada pasien di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh
Intesitas Nyeri
(Skala VAS)
Ringan
Sedang
Berat
Total
0,000
Pembahasan
Data karakteristik responden distribusi frekuensi yang dilihat pada tabel
24
25
26
maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap derajat nyeri dan kualitas
hidupnya. Dari 60 responden yang diteliti dengan menggunakan metode
randomized controlled trial terdapat hubungan yang signifikan terhadap
peningkatan kualitas hidup pasien LBP.(44)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barzilay, et al dengan menggunakan
cohort study menyatakan juga bahwa semakin tinggi derajat intensitas nyeri yang
pasien alami semakin menurunnya kualitas hidup pasien tersebut. Peningkatan
kualitas hidup dengan derajat intensitas nyeri yang tinggi dapat dilakukan dengan
mengurangi derajat intensitas tersebut dengan memperbaiki postur tubuh, baik
postur tubuh pada saat pasien berjalan ataupun pada saat pasien melakukan
pekerjaan.(45)
4.3
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan
dalam
penelitian
ini
adalah
penelitian
ini
tidak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa terdapat adanya hubungan antara intensitas nyeri pasien Low Back Pain
dan kualitas hidup di Poliklinik Saraf RSUDZA BandaAceh.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Picavet HS and Schouten JS. Musculoskeletal pain in the Netherlands:
prevalences, consequences and risk groups, the DMC(3)-study. Netherlands
: Pain;2003;102:167-78.
2. Rustoen T, Wahl AK, Hanestad BR, Lerdal A, Paul S and Miaskowski C.
Prevalence and characteristics of chronic pain in the general Norwegian
population. Eur J Pain;2004;8: 555-65.
3. Samad NIA, Abdullah H, Moin S, Tamrin SBM and Hashim Z. Prevalence
of low back pain and its risk factors among school teachers. Am J Appl
Sci;2010;7:634-9.
4. Allsop L and Ackland T. The prevalence of playing-related
musculoskeletal disorders in relation to piano players playing techniques
and practicing strategies. Music Perform Res;2010; 3:61-78.
5. Atlas AP, Bondoc RG, Garrovillas RA, Lo RD, Recinto J and Yu KJ.
Prevalence of low back pain among public high school teachers in the City
of Manila. Philipp J Allied Health Sci;2007;2:34-40.
6. Hiyama A, Watanabe M, Katoh H, Sato M and Sakai D. Evaluation of
quality of life and neuropathic pain in patients with low back pain using the
Japanese Orthopedic Association Back Pain Evaluation Questionnaire.
Japan : Department of Orthopaedic Surgery;2014;24(3):503-12.
7. Purnamasari H, Gunarso U, Rujito L. Overweight Sebagai Faktor Resiko
Low Back Pain pada Pasien Poli Saraf RSUD Prof. Dr. margono Soekarto
Purwokerto. Jakarta : Mandala of Health;2010;6:444-50.
8. Kelompok Studi Nyeri Persatuan Dokter Saraf Indonesia. Nyeri neuropatik
di daerah punggung bawah (low back pain) : penuntun penatalaksanaan
nyeri punggung bawah. Yogyakarta : PERDOSSI;2007;46-56.
9. Hermann BP. Developing a Model of Quality of Life Epilepsy : The
Contribution of Neuropsychology. Epilepsia. 1993;34.]
10. Post JB, Jegede AB, Morin K, Spungen AM, Langho E and Sano M.
Cognitive of Chronic Kidney Disease and Hemodialysis Patients without
Dementia. Nephron Clin Pract;2010;116: 247255.
11. Mahadewa TGB, dan Maliawan S. Diagnosis dan tatalaksana kegawat
daruratan tulang belakang. Jakarta: Sagung seto;2010;15(2):153-58.
12. Minematsu A and Norasteh AA. Epidemiology. Low Back Pain. Rijeka : In
Tech.2012:4-7.
28
29
13. Basuki K. Faktor Resiko Kejadian Low Back Pain pada Operator Tambang
Sebuah Perusahaan Tambang Nickel Di Sulawesi Selatan. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia. 2009; 4(2): 115-21.
14. Sakinah, Djajakusli R, Naeim F. Faktor yang Berhubungan dengan
Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Batu Bata di Kelurahan
Lawawoi Kabupaten Sidrap. Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
FKM Universitas Hasanuddin Makassar. 2013:1-11.
15. Ehrlich, GE. Low Back Pain. Bulletin of the World Health Organization.
2003; 81(9): 671-6.
16. Samartzis D, Karppinen J, Luk KDK, Cheung KMC. Body Mass Index and
Its Association with Disc Degeneration of the Lumbar Spine in Adult. New
Orleans: Annual Meeting of the American Academy of Orthopaedic
Surgeons;2010:17.
17. Hartwig MS dan Wilson LM. Nyeri: Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
EGC; 2006 (2) :1097-1103.
18. Helmi ZN. Nyeri Punggung Bawah. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal.
Jakarta : Penerbit Salemba Raya; 2011:57-72.
19. Balague F, Mannion AF, Pellise F, Cedraschi C. Non Spesifik Low Bcak
Pain. Lancet 2012; 379: 482-91.
20. Setiyodi BS, Kasjmir YI, Isbagio H dan Kalim H. Nyeri: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. V ed. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Indonesia; 2009: 2483-2494.
21. Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC; 2007 :2-6.
22. Oman KS, McLain JK dan Scheetz LJ. Panduan Belajar Keperawatan
Emergensi. Jakarta : EGC; 2008:26-27.
23. Priharjo R. Perawatan Nyeri : Pemenuhan Aktifitas Istirahat Pasien. Jakarta
: EGC; 2003: 87-88.
24. Dieppe PA and Lohmander LS. Pathogenesis and Management of Pain in
Osteoarthritis. The Lancet. 2005; 365(9463): 965-973.
25. Supriyadi W, Widowati dan Sekar R. Tingkat Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronik Terapi Hemodialisis. Semarang : Universitas Negeri
Semarang;201; 6(2): 107-112: http//journal.unnes.ac.id/index.php/kesmas.
26. Nazir KA, Kalim H dan Radi B. Penilaian Kualitas Hidup Pasien Pasca
Bedah Pintas Koroner yang Menjalani Rehabilitasi Fase III. Jurnal
Kardiologi Indonesia.2007; 28(23) : 189-196.
30
31
32
LAMPIRAN 1
Perencanaan Jadwal Kegiatan Penelitian (Tahun 2015)
No.
Kegiatan
1.
Studi Perpustakaan
2.
Penyusunan Proposal
3.
Seminar Proposal
4.
Pengambilan Data
5.
Pengolahan Data
6.
Penyusunan Skripsi
7.
Sidang
Bulan
2
10
11
12
33
LAMPIRAN 2
PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN
NIM
: 1207101010143
Alamat
No. Hp
: 085277478089
34
LAMPIRAN 3
Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
:
Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya
Peneliti
35
LAMPIRAN 4
KUISIONER
Kualitas Hidup (SF-36)
A.
Identitas Responden
NAMA
UMUR
a.
b.
c.
d.
e.
:
:
18 25
26 35
36 45
46 55
56 65
JENIS KELAMIN
TANGGAL PENGISIAN
TINGKAT PENDIDIKAN
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
PEKERJAAN
a. PNS
b. Guru
c. Supir
d. IRT
STATUS PERKAWINAN
:
:
:
c. Tamat SMA
d. Tamat Perguruan Tinggi
:
e.
f.
g.
h.
Wiraswasta
Petani
Radiografer
Mahasiswa
i. Dosen
j. Pegawai
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memilih satu jawaban
yang anda anggap benar sesuai dengan kondisi yang anda rasakan.
1. Secara umum, menurut anda bagaimana keadaan kesehatan anda saat ini?
a. Sangat baik sekali
=1
b. Sangat baik
=2
c. Baik
=3
d. Cukup baik
=4
e. Buruk
=5
2. Bagaimana kesehatan anda saat ini dibanding satu tahun yang lalu?
a. Sangat baik sekali
=1
b. Sangat baik
=2
c. Baik
=3
d. Cukup baik
=4
e. Buruk
=5
36
: Sangat Membatasi
SdM
: Sedikit Membatasi
TM
: Tidak Membatasi
No.
3.
Pertanyaan
Aktifitas
yang
membutuhkan
banyak
SM
SdM
TM
(1)
(2)
(3)
energi,
Aktifitas
ringan
seperti
memindahkan
meja,
Mengangkat
atau
membawa
barang
ringan
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pertanyaan
Ya
Tidak
(1)
(2)
37
14.
15.
16.
17.
Pertanyaan
Ya
Tidak
(1)
(2)
18.
19.
=1
b. Sedikit mengganggu
=2
c. Agak mengganggu
=3
d. Mengganggu sekali
=4
=5
21. Seberapa besar anda merasakan nyeri pada tubuh anda selama 4 minggu
terakhir?
a. Tidak ada nyeri
=1
=3
38
d. Nyeri sedang
=4
e. Nyeri sekali
=5
=6
22. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa besar rasa sakit/ nyeri mengganggu
pekerjaan anda sehari- hari (termasuk pekerjaan di luar rumah dan pekerjaan
di dalam rumah) ?
a. Tidak mengganggu sedikitpun
=1
b. Sedikit mengganggu
=2
c. Cukup mengganggu
=3
d. Sangat mengganggu
=4
=5
: Selalu
HS
: Hampir Selalu
CS
: Cukup Sering
KK
: Kadang-kadang
: Jarang
TP
: Tidak Pernah
No.
Pertanyaan
23.
24.
25.
26.
HS
CS KK
(6)
(5)
(4)
(3)
TP
(2)
(1)
39
27.
28.
29.
30.
31.
32. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa sering kesehatan fisik dan masalah emosi
mempengaruhi kegiatan sosial anda (seperti mengunjungi teman, saudara dan
lain-lain) ?
a. Selalu
=1
b. Hampir selalu
=2
c. Kadang-kadang
=3
d. Jarang
=4
e. Tidak pernah
=5
: Benar
BS
: Benar Sekali
TT
: Tidak Tahu
: Salah
SS
: Salah Sekali
No.
Pertanyaan
33.
34.
35.
36.
BS
TT
(1)
(2)
(3)
SS
(4) (5)
40
LAMPIRAN 5
Skor Kuisioner SF-36
Tabel : Skor Kuisioner SF-36
No. Pertanyaan
1,2,20,22,34,36
3,4,5,6,7,8,9,10,11,12
13,14,15,16,17,18,19
21,23,26,27,30
24,25,28,29,31
No.Responden
Skor
100
75
50
25
50
100
100
100
80
60
40
20
20
40
60
80
100
41
32,33,35
25
50
75
100
42
LAMPIRAN 6
Visual Analog Scale
43
LAMPIRAN 7
Karakteristik Derajat Intensitas Nyeri Pasien LBP dan Kualitas Hidup di
Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh
Karakteristik
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Jenis
Kelamin
Nama
Ny. RY
Tn. MH
Ny. R
Ny. Nr
Tn. FU
Ny. J
Ny. T
Ny. Kh
Ny. Sy
Tn. MJ
Ny. Nh
Tn. AM
Tn. MA
Ny. Rh
Tn. TH
Tn. S
Ny. H
Ny. S
Tn. D
Ny. N
Nn. C
Tn. M
Tn. TRM
Tn. MN
Ny. Q
Ny. Sl
Tn. AM
Ny. A
Ny. AA
Ny. RY
Tn. B
Ny. Z
Ny. E
Tn. EM
Tn. AM
P
L
P
P
L
P
P
P
P
L
P
L
L
P
L
L
P
P
L
P
P
L
L
L
P
P
L
P
P
P
L
P
P
L
L
Usia
65
35
43
50
49
64
53
43
60
65
28
24
65
63
23
43
33
29
52
65
24
48
22
61
64
63
65
31
60
27
52
65
42
37
30
Pendidikan
Tamat SMA
Tamat SD
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SD
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SMP
Tamat SD
Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat DIII
Tamat SMA
Tamat SMA
Tamat SMA
Tamat DIII
Tamat SD
Tamat S1
Tamat S1
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat S2
Tamat S1
Tamat SD
Tamat S1
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat S1
Tamat SMA
Pekerjaan
Guru
Supir
IRT
Guru
Petani
IRT
Guru
Wiraswasta
Wiraswasta
Supir
IRT
Radiografer
Wiraswasta
IRT
Mahasiswa
PNS
IRT
PNS
PNS
Guru
PNS
Guru
Mahasiswa
Petani
IRT
IRT
Dosen
PNS
IRT
PNS
Wiraswasta
IRT
PNS
Wiraswasta
Wiraswasta
44
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
Nn. CR
Tn. Ah
Ny. H
Ny. Zr
Ny. AM
Tn. BA
Tn. HH
Tn. F
Ny. I
Tn. Mw
Ny. IM
Ny. S
Tn. IN
Ny. A
Ny. IN
Ny. Ks
Ny. S
Tn. AH
Ny. Zf
Ny. Nrl
Ny. Nw
Ny. Mz
Ny. Hm
Tn. BU
Tn. Mk
Tn. Mrz
Nn. IG
Tn. Hd
Tn. MB
Ny. Sd
Ny. NF
P
L
P
P
P
L
L
L
P
L
P
P
L
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
L
L
L
P
L
L
P
P
25
47
65
55
50
45
36
40
47
56
29
42
54
45
48
29
50
62
53
46
50
42
50
42
45
47
24
53
23
54
56
Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat SMP
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat S2
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat S1
Tamat SMP
Tamat S1
Tamat S1
Tamat DIII
Tamat SMA
Tamat DIII
Tamat S1
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat SMA
Tamat SD
Wiraswasta
Wiraswasta
Petani
PNS
IRT
Wiraswasta
Pegawai
Wiraswasta
PNS
Dosen
PNS
PNS
Wiraswasta
PNS
Wiraswasta
PNS
IRT
Pegawai
IRT
PNS
Wiraswasta
Guru
Guru
PNS
Wiraswasta
Pegawai
Guru
PNS
Mahasiswa
Guru
IRT
45
50
LAMPIRAN 8
Usia
N
Valid
Jenis Kelamin
66
66
Missing
Usia
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
18-35
16
24.2
24.2
24.2
36-52
26
39.4
39.4
63.6
53-65
24
36.4
36.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-Laki
27
40.9
40.9
40.9
Perempuan
39
59.1
59.1
100.0
Total
66
100.0
100.0
51
Pendidikan
Frequency
Valid
SD
Percent
Valid Percent
10.6
10.6
10.6
SMP
11
16.7
16.7
27.3
SMA
19
28.8
28.8
56.1
Perguruan Tinggi
29
43.9
43.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency
Valid
Cumulative
Percent
Percent
Valid Percent
Percent
PNS
16
24.2
24.2
24.2
Guru
13.6
13.6
37.9
Supir
3.0
3.0
40.9
IRT
13
19.7
19.7
60.6
wiraswasta
14
21.2
21.2
81.8
Petani
4.5
4.5
86.4
Radiografer
1.5
1.5
87.9
Mahasiswa
4.5
4.5
92.4
Dosen
3.0
3.0
95.5
Pegawai
4.5
4.5
100.0
66
100.0
100.0
Total
52
LAMPIRAN 9
Persentase Karakteristik berdasarkan Intensitas Nyeri (Skala VAS) dan Kualitas
Hidup (SF-36) di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh
(Analisa Bivariat)
[DataSet1]
Statistics
Usia
N
Jenis Kelamin
Valid
Missing
VAS
SF-36
66
66
66
66
Frequency Table
VAS
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Ringan
12
18.2
18.2
18.2
Sedang
46
69.7
69.7
87.9
Berat
12.1
12.1
100.0
Total
66
100.0
100.0
SF-36
Cumulative
Frequency
Valid
Baik
Percent
Valid Percent
Percent
6.1
6.1
6.1
Kurang Baik
62
93.9
93.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Missing
Percent
66
100,0%
Total
Percent
0
0,0%
Percent
66
100,0%
53
Count
SF-36
Baik
VAS
Kurang Baik
Total
Ringan
12
Sedang
46
46
Berat
62
66
Total
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2Value
df
sided)
19,161a
,000
Likelihood Ratio
14,903
,001
Linear-by-Linear Association
12,362
,000
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
66
Cases
Valid
N
VAS * SF-36
Missing
Percent
66
100,0%
Total
Percent
0
0,0%
Percent
66
100,0%
54
Ringan
Count
12
33,3%
66,7%
100,0%
100,0%
12,9%
18,2%
46
46
% within VAS
0,0%
100,0%
100,0%
% within SF-36
0,0%
74,2%
69,7%
% within VAS
0,0%
100,0%
100,0%
% within SF-36
0,0%
12,9%
12,1%
62
66
6,1%
93,9%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
% within SF-36
Berat
Total
Total
% within VAS
Sedang
Kurang Baik
Count
Count
Count
% within VAS
% within SF-36
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2Value
df
sided)
19,161a
,000
Likelihood Ratio
14,903
,001
Linear-by-Linear Association
12,362
,000
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
66
Contingency Coefficient
Significance
,474
66
,000
55
LAMPIRAN 10
56
LAMPIRAN 11
57
LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
3. Riwayat Pendidikan
4.
a. TK
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
: 2012
: 1207101010143
6. Program Studi
: Pendidikan Dokter
7. Alamat
b. Ibu
: PNS
b. Ibu
: PNS