Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Musculoskeletal Disorders (MSDs) sering juga disebut sebagai gangguan

pada otot rangka, yang merupakan satu dari banyak masalah kesehatan dirasakan
oleh setiap individu. Seseorang datang ke rumah sakit dengan diagnosis MSDs
sering mengeluhkan nyeri, dimana nyeri ini sangat berpengaruh terhadap kualitas
hidup, keterbatasan gerak dan kecacatan penderitanya. (1,2,3)
Penelitian sebelumnya (Lippman) dalam jurnal Allsop and Ackland, Atlas et
al menunjukkan tingginya prevalensi dan faktor resiko dari nyeri tersebut ada
yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan MSDs. Penelitian lain
(Recinto J) menunjukkan bahwa salah satu penyakit MSDs yang sering terjadi
pada negara maju dan negara berkembang adalah Low Back Pain (LBP), bahkan
setengah dari populasi di dunia pernah merasakan nyeri LBP. (4,5)
Low Back Pain terdiri dari nyeri nosiseptif dan nyeri neuropati. Penelitian
Hiyama, et al pada epidemiologi menunjukkan bahwa 20-35% dari pasien LBP
mampu bertahan dari nyeri neuropatinya. O Connor et al dalam jurnal Hiyama et
al melaporkan bahwa nyeri neuropati berhubungan dengan kualitas hidup, pasien
dengan nyeri neuropati biasanya memerlukan lebih banyak biaya untuk tindakan
medis dibandingkan dengan pasien nyeri jenis lain. Hal ini sangat penting untuk
mengklarifikasi bahwa perkembangan dari nyeri neuropati dan nyeri nosiseptif
pada pasien LBP adalah hal yang membuat mereka melakukan pengobatan. (6)
Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah yang ada di
masyarakat dan dapat menyebabkan ketergantungan dalam penggunaan layanan
kesehatan. Produktivitas penderita menurun atau berkurang hingga 20 Juta USD
atau setara dengan 200 milyar rupiah setiap tahunnya dan lebih dari 80 Juta USD
dihabiskan setiap tahunnya untuk mengatasi LBP di Amerika Serikat. Keluhan
pada penderita LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di
negara-negara industri. Angka kejadian LBP terbanyak didapatkan pada usia 3555 tahun, dan tidak ada perbedaan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan.
Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama
hidupnya. (7) Penelitian yang dilakukan oleh kelompok studi nyeri Perhimpunan

Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada 14 rumah sakit pendidikan di


Indonesia. Pada bulan Mei tahun 2002 menunjukan bahwa jumlah penderita nyeri
sebanyak 4.456 orang (25% dari total kunjungan), dan terdapat 1.589 orang
(35,86%) penderita nyeri punggung bawah. (8) Nyeri ini merupakan penyebab
utama yang membatasi aktifitas penderita pada semua usia terutama pada usia
produktif dan berpengaruh terhadap kualitas hidup sehingga menjadi alasan
berkunjung ke dokter, termasuk untuk menjalani tindakan operasi.(7)
Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai penilaian secara psikologis,
sosial, kesejahteraan ekonomi, serta integritas biologis seorang individu yang
dipengaruhi oleh penyakit dan pengobatannya. (9) Kualitas hidup pasien
hendaknya menjadi perhatian penting bagi para professional kesehatan karena
dapat menjadi acuan keberhasilan dalam suatu tindakan/ intervensi atau terapi. Di
samping itu, data tentang kualitas hidup juga dapat dijadikan sebagai data awal
untuk pertimbangan perumuskan intervensi/ tindakan yang tepat bagi pasien. (10)
World Health Organization (WHO) dalam jurnal Mahadewa dan Maliawan
menyarankan agar status kesehatan penduduk diukur dalam tiga hal, yaitu (a)
melihat ada tidaknya kelainan patologis, (b) mengukur fungsi, dan (c) penilaian
individu atas kesehatannya. Konsep kualitas hidup yang dimaksud dalam uraian
ini dikembangkan dari konsep sehat WHO, yaitu respon individu dalam
kehidupan sehari-hari terhadap fungsi fisik, psikis, dan sosial akibat penyakit Low
Back Pain. (11)
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, tingginya prevalensi LBP
di dunia tidak kalah dengan yang terdapat di Banda Aceh dan mengenai intensitas
nyeri dengan kualitas hidup belum pernah dilakukan penelitian sehingga ingin
diteliti hubungan intensitas nyeri pada penderita LBP dengan kualitas hidupnya di
Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan

masalah penelitian apakah terdapat hubungan intensitas nyeri pada pasien low
back pain dan kualitas hidup di Poliklinik Saraf Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh?

1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri pada

pasien low back pain dan kualitas hidup pasien.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1

Manfaat Klinis
Mengetahui hubungan intensitas nyeri pada pasien low back pain dan

kualitas hidup pasien.


1.4.2

Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai intensitas


nyeri pada penyakit low back pain dan juga kualitas hidupnya.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi data awal untuk penelitian selanjutnya
terkait dengan penyakit low back pain.

1.5

Hipotesis
Terdapat hubungan intensitas nyeri pada pasien low back pain dan

kualitas hidup pasien .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Low Back Pain

2.1.1

Definisi
Low Back Pain atau nyeri punggung bawah merupakan nyeri yang

dirasakan di punggung bagian bawah. Nyeri ini dapat berupa nyeri lokal, nyeri
radikuler, ataupun keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah sampai
lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral, nyeri dapat
menjalar hingga kearah tungkai dan kaki. (12,13)
2.1.2

Epidemiologi
Negara berkembang dan negara maju, LBP merupakan masalah kesehatan

utama. LBP paling sering ditemukan pada usia 25-64 tahun. Berdasarkan studi
yang dilakukan oleh Violinn pada tahun 1995 dalam jurnal Sakinah, dkk dan
Ehrlich, dikatakan bahwa angka kejadian LBP dua kali lebih tinggi di negara maju

( Belgia, Jerman, Swedia ) dibanding dengan negara berkembang ( Nepal, India,


Indonesia, China, Nigeria, dan Filipina). LBP merupakan masalah penting bagi
negara dan pekerja. LBP yang berkaitan dengan faktor yang berhubungan dengan
pekerjaan sering diperbincangkan dan sering disebut sebagai LBP okupasieonal.
Sedangkan Indonesia, penderita LBP sebanyak 31,6% petani kelapa sawit di Riau,
21% pengrajin wayang di Jogja, 16% penambang emas di Kalimantan Barat,
14,9% pengrajin sepatu di Bogor, 8% pengrajin kuningan di Jawa Tengah, 76,7%
pengrajin batu bata di Lampung dan 41,6% nelayan di Jakarta. (14,15)
2.1.3

Faktor Risiko
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya LBP antara lain faktor

individu, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Faktor individu dapat dilihat
berdasarkan hal-hal berikut ini: usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, lama
kerja, kebiasaan merokok, aktivitas fisik. Faktor pekerjaan meliputi : beban kerja,
posisi kerja, repetisi, durasi. Dan faktor lingkungan meliputi : getaran, kebisingan.
(15,16)

2.1.4

Etiologi
Nyeri punggung sering kali disebabkan oleh artritis tulang belakang,

herniasi diskus invertebralis, trauma jaringan lunak akibat keseleo, ketegangan


dan trauma lainnya yang dapat mempengaruhi nyeri LBP. (17)
Etiologi LBP dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : (18)
1. Faktor mekanik
a. Degenerasi segmen diskus, misalnya osteoartritis tulang belakang atau
stenosis tulang belakang.
b. Nyeri diskogenik tanpa gejala radikular.
c. Radikulopati struktural.
d. Fraktur vertebra segmen atau oseus.
e. Spondilosis, disertai atau tanpa adanya stenosis kanal spinal.
f. Makro dan mikro ketidakstabilan spina atau ketidakstabilan ligamen
lumbosakral dan kelemahan otot.
g. Lansia.
2. Faktor non-mekanik
a. Sindrom neurologis.
1) Mielopati atau mielitis struktural.
2) Pleksopati lumbosakral akut.
3) Miopati
4) Spinal segmental atau distonia umum
b. Gangguan sistemik.
1) Primer atau neoplasma metastasis.
2) Infeksi osseus, diskus atau epidural.
3) Penyakit metabolik tulang, termasuk osreoporosis.
c. Nyeri kiriman.
1) Gangguan ginjal, gangguan gastrointestinal, masalah pelvis, tumor
retroperitoneal, aneurisma abdominal.
2) Gangguan psikosomatik.
2.1.5

Klasifikasi
Klasifikasi Low Back Pain dibagi menjadi 2, yaitu : (19)

1. Berdasarkan Onset
a. LBP Akut
LBP yang dialami kurang dari 12 minggu. Beberapa kasus LBP
akut merupakan kasus serius dan sebagian kasus LBP akut ditemukan
sebagai kasus LBP non spesifik. Jika LBP akut terjadi disertai dengan
skiatika, maka kemungkinan besar dapat diprediksi gejalan tersebut
timbul akibat herniasi diskus intervertebralis. LBP akut dapat persisten
atau hilang timbul dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
LBP akut tidak menyebabkan disabillitas fungsional jangka panjang.
Sebanyak 90% lebih kasus LBP akut dilaporkan bersifat sebagai selflimiting dalam jangka waktu 6 minggu dan 2%-7% kasus LBP akut
dapat berlanjut menjadi LBP kronik.(19)
b. LBP Kronik
LBP yang dialami selama lebih dari 12 minggu. LBP kronik
dapat berlanjut menjadi disabilitas yang parah. Gejala LBP yang
timbul lebih dari 8 minggu secara cepat sudah dapat menurunkan
fungsi mobilitas tubuh untuk beraktifitas.(19)
2. Berdasarkan Etiologi
a. LBP Spesifik
Gejala LBP yang dicetuskan oleh penyebab yang diketahui
seperti infeksi, tumor, osteoporosis, fraktur, deformitas struktural,
gangguan inflamasi, sindrom radikular, atau sindrom cauda eqina, dan
trauma. Gejala LBP dapat hilang atau diturunkan keparahannya
dengan terapi kausal.(19)
b. LBP Non Spesifik
Gejala LBP yang dialami tanpa diketahui penyakit penyebab
spesifik pencetus LBP seperti infeksi, tumor, osteoporosis, fraktur,
deformitas struktural, gangguan inflamasi , sindrom radikular, atau
sindrom cauda equina. LBP non-spesifik sering disebut sebagai LBP
idiopatik. Di Amerika Serikat, LBP non-spesifik menempati urutan ke5 sebagai alasan tersering yang membuat pasien mengunjungi
dokter.(19)

2.1.6

Patofisiologi
Bentuk punggung yang unik dapat bersifat fleksibel dalam bergerak dan

memungkinkan untuk melindungi sumsum tulang belakang. Pada sumsum tulang


belakang banyak tersusun serabut saraf. Mobilitas dan aktifitas tulang belakang
difasilitasi oleh otot-otot abdominal. Adanya kelainan, perubahan, dan peregangan
pada struktur penyokong tersebut dapat menimbulkan nyeri punggung.
Degenerasi diskus intervertebralis akibat penuaan juga dapat menjadi penyebab
LBP yang sering terlokalisir pada L4-L5 dan L5-S1

sehingga terjadi

menimbulkan stres mekanis dan penekanan saraf pada daerah tersebut. Dapat
disimpulkan nyeri punggung bawah timbul karena interaksi mekanis dan atau
biokimiawi terhadap ujung nosiseptor atau terhadap persarafan yang ada di spina
lumbalis sehingga terjadi iritasi. (18)
2.2

Intensitas Nyeri

2.2.1

Definisi
Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan


individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat
berbeda oleh dua orang yang berbeda. (20)
2.2.2

Klasifikasi Nyeri

a. Nyeri Nosiseptif
Nyeri nosiseptif mengacu pada nyeri yang menjalar di sepanjang
lintasan saraf normal sebagai akibat perangsangan pada nosiseptor (serabut
a-delta dan serabut c) oleh rangsangan mekanik, termal, atau kemikal yang
selanjutnya dapat dipilah lagi menjadi nyeri somatik dan nyeri viseral.
(21,22)
b. Nyeri Somatik
Nyeri yang timbul pada organ non viseral, misalnya nyeri pasca
bedah, nyeri metastatik, nyeri tulang, nyeri atritik. Nyeri somatik dapat
timbul akibat inflamasi pada kulit, jaringan yang dalam atau cedera tulang.
Nyeri

somatik

terlokalisir

dengan

menunjukkan lokasi nyeri. (21,22)

baik

sehingga

pasien

dapat

c. Nyeri Viseral
Nyeri yang berasal dari organ viseral, biasanya akibat distensi
organ yang berongga, misalnya usus, kandung empedu, pankreas, jantung.
Nyeri viseral seringkali diikuti reffered pain dan sensasi otonom, seperti
mual dan muntah. Lokasi nyeri sulit ditentukan oleh pasien karena timbul
dari organ dalam, namun nyeri viseral sering menjalar sepanjang
dermatom saraf. Pasien umumnya menggambarkan nyeri viseral sebagai
rasa seperti diremas, kram, distensi, seperti rasa bengkak, teregang dan
tumpul. (21,22)
d. Nyeri Neuropatik
Nyeri yang timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf pusat atau
tepi yang terjadi saat ini atau saat lalu, misalnya neuropati perifer akibat
sekunder diabetes. Nyeri sering kali persisten, walaupun penyebabnya
sudah tidak ada. Biasanya pasien merasakan rasa seperti terbakar,
tersengat listrik, tertusuk benda tajam atau alodinia dan disestesia. (21,22)
e. Nyeri Psikogenik
Nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatik dan nyeri
neuropatik, dan memenuhi kriteria untuk depresi atau kelainan
psikosomatik disebut nyeri psikogenik. Nyeri psikogenik adalah nyeri
akibat berbagai faktor psikogenik. Ganggunan ini lebih mengarah ke
gangguan psikogenik dari pada gangguan organ. Pasien yang merasakan
nyeri psikogenik benar-benar merasakan nyeri tersebut. Nyeri ini
umumnya terjadi ketika efek-efek psikogenik seperti cemas dan takut
timbul pada pasien. (20,21)
2.2.3

Fisiologi Nyeri
Proses nyeri mulai stimulasi nosiseptor oleh stimulus noxious sampai

terjadinya pengalaman subjektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrik dan
kimia yang bisa dikelompokkan menjadi 4 proses, yaitu : transduksi, transmisi,
modulasi dan persepsi. (21)
Secara singkat mekanisme nyeri dimulai dari nosiseptor oleh stimulus
noxious pada jaringan, yang kemudian mengakibatkan stimulasi nosiseptor

dimana stimulus noxious tersebut akan diubah menjadi potensial aksi. Proses ini
disebut transduksi atau aktivasi reseptor. Selanjutnya potensial aksi tersebut akan
di transmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan
nyeri. Tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron aferen primer
ke kornu dorsalis medulla spinalis menuju batang otak dan thalamus. Kemudian
terjadi hubungan timbal balik antara thalamus dan pusat-pusat yang lebih tinggi
diotak yang mengurangi respon persepsi nyeri dan efektif yang berhubungan
dengan nyeri. Tetapi rangsangan nosiseptif tidak selalu menimbulkan persepsi
nyeri dan sebaliknya persepsi nyeri bisa terjadi tanpa stimulus nosiseptif. Terdapat
proses modulasi sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat
modulasi sinyal yang paling diketahui adalah pada kornu dorsalis medulla
spinalis. Proses terakhir adalah persepsi, dimana pesan nyeri direlay menuju ke
otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan. (21)
2.2.4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri


Nyeri dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Priharjo nyeri dipengaruhi

oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi nyeri
adalah usia, jenis kelamin, perhatian pada nyeri, ansietas, pengalaman nyeri
sebelumnya, pengetahuan dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi nyeri antara lain adalah pola koping, dukungan keluarga, budaya,
lingkungan dan pengobatan. (23)
2.2.5

Pengukuran Skala Nyeri


Pengukuran nyeri seyogyanya dilakukan seobjektif mungkin dan dapat

menggunakan beberapa metode pengukuran dan terbanyak adalah dengan


kuesioner serta observasi pola perilaku terkait dengan rasa nyeri. Kategori
pengukuran nyeri beragam sekali namun yang termudah yaitu, pengukuran nyeri
dengan skala kategorikal, numerikal dan pendekatan multidimensional. Masingmasing pendekatan pengukuran nyeri ini memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing serta tingkat objektifitas-subjektifitas berbeda-beda dan area yang
menjadi tujuan pengukuran apakah sensorik saja, apakah mencakup efektif serta
adakah sifat evaluatif dari instrumen dimaksud. (24)

10

Pengukuran nyeri dapat merupakan pengukuran satu dimensional saja atau


pengukuran berdimensi ganda. Pada pengukuran satu dimensional umumnya
hanya mengukur satu aspek nyeri saja, misalnya berapa berat rasa nyeri
menggunakan pain rating scale yang dapat berupa pengukuran kategorikal atau
numerikal misalnya Visual Analog Scale (VAS). (21)
Visual Analog Scale adalah instrumen pengukuran nyeri yang paling
banyak dipakai dalam berbagai studi klinis dan diterapkan terhadap berbagai jenis
nyeri. Metode pengukuran ini sebagaimana yang dikembangkan oleh Stevenson
dan kawan-kawan dari pusat penanganan nyeri kanker di Wisconsin. Terdiri dari
satu garis lurus sepanjang 10 cm. Garis paling kiri menunjukkan tidak ada rasa
nyeri sama sekali, sedangkan garis paling kanan menandakan rasa nyeri yang
paling buruk. Kepada pasien diminta untuk memberikan garis tegak lurus yang
menandakan derajat beratnya nyeri yang dirasakanya. Instrumen VAS ini tidak
menggambarkan jenis rasa nyeri yang dialami pasien. Jadi, sebagaimana
pengukuran kategorikal, maka VAS juga mengukur nyeri secara satu dimensi saja.
Pengukuran dengan VAS pada nilai dibawah 4 dikatakan sebagai nyeri ringan;
nilai 4-7 dinyatakan sebagai nyeri sedang; dan diatas 7 dianggap sebagai nyeri
hebat. (21)
2.3

Kualitas Hidup

2.3.1

Definisi
Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai penilaian secara psikologis,

sosial, kesejahteraan ekonomi, serta integritas biologis seorang individu yang


dipengaruhi oleh penyakit dan pengobatannya. (24) Kualitas hidup berhubungan
dengan kesehatan dapat diartikan sebagai suatu respon emosi terhadap aktivitas
sosial, aktifitas fisik atau pekerjaan, emosional, hubungan dan komunikasi antar
keluarga, perasaan senang atau gembira, adanya kesesuaian atau ketercapaian
antara harapan dan kenyataan, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik,
sosial, emosional serta adanya kemampuan untuk menjalin komunikasi dan
sosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. (25) Kualitas hidup
berhubungan dengan kesehatan merupakan penilaian terbaik untuk hasil atau
wujud kesehatan pasien. Namun, kualitas hidup tersebut dapat dikategorikan

11

sebagai status kesehatan, perasaan sehat atau hanya sebagai kualitas hidup.
Konsep kualitas hidup ini merupakan suatu konsep yang diadopsi secara
universal. (9,26) Kualitas hidup pasien seharusnya menjadi perhatian penting bagi
para professional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu
tindakan/intervensi atau terapi. Di samping itu, data tentang kualitas hidup juga
dapat merupakan data awal untuk pertimbangan merumuskan intervesi/tindakan
yang tepat bagi pasien. (28)
2.3.2. Ruang Lingkup Kualitas Hidup
Secara umum terdapat 5 bidang (domains) yang dipakai untuk mengukur
kualitas hidup berdasarkan kuesioner yang dikembangkan oleh WHO (World
Health Organization), bidang tersebut adalah kesehatan fisik, kesehatan
psikologik, keleluasaan aktivitas, hubungan sosial dan lingkungan, sedangkan
secara rinci bidang-bidang yang termasuk kualitas hidup adalah sbb (29) :
1.

Kesehatan fisik (physical health): kesehatan umum, nyeri, energi dan


vitalitas, aktivitas seksual, tidur dan istirahat.

2.

Kesehatan psikologis (psychological health): cara berpikir, belajar,


memori dan konsentrasi.

3. Tingkat aktivitas (level of independence): mobilitas, aktivitas seharihari,


komunikasi, kemampuan kerja.
4. Hubungan sosial (sosial relationship): hubungan sosial, dukungan sosial.
5. Lingkungan (environment), keamanan, lingkungan rumah, kepuasan kerja.
Data kesehatan berkaitan dan dapat dimanfaatkan untuk menilai kualitas
hidup, faktor lingkungan, rehabilitasi, serta mengevaluasi sistem pelayanan
kesehatan. Sesuai dengan konsep International Classification of Functioning,
Disability and Health (ICF), kondisi kesehatan atau status disabilitas penduduk
dipengaruhi oleh faktor individu dan sosial atau llingkungan (baik individu
maupun lingkungan) merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam proses
mempengaruhi kualitas hidup seseorang. (30)
2.3.3

Instrumen Pengukuran Kualitas Hidup


Selain yang telah di paparkan diatas mengenai ruang lingkup kualitas

hidup, terdapat juga salah satu kuisioner yang telah dibakukan yaitu SF-36 (Short

12

Form-36).(31) Kuisioner SF-36 ini terdiri dari 36 soal yang mewakili dari 8
kriteria kesehatan meliputi : fungsi fisik, keterbatasan peran karena kesehatan
fisik, tubuh sakit, persepsi kesehatan secara umum, vitalitas, fungsi sosial, peran
keterbatasan karena masalah emosional dan kesehatan psikis.(30)
2.5

Hubungan low back pain dengan kualitas hidup


Low back pain (LBP) adalah kondisi yang paling sering, paling banyak

memerlukan biaya dan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami disabilitas


dan gangguan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Nyeri pada lokasi ini sering
kambuh atau berfluktuasi setiap saat dengan frekuensi yang terus-menerus atau
eksaserbasi. Prevalensi penyakit LBP sudah dilaporkan sebesar 12-33%. LBP
adalah penyebab tersering seseorang mengeluarkan biaya yang besar dan
berhubungan dengan disabilitas pekerjaan dan bisa menyebabkan kualitas hidup
yang menurun. LBP salah satu penyakit muskuloskeletal, tetapi ada 1 dari 6
orang bisa bertahan dengan keluhan LBP sebagai satu-satunya sumber rasa nyeri
yang mereka rasakan. Sebagian besar penderita LBP memiliki nyeri ditempat lain;
kemungkinan rasa nyeri inilah alasan mereka mengalami disabilitas. Sehingga
terdapat hubungan atau korelasi antara intensitas nyeri dan masalah fungsional
dalam banyak penelitian yang sudah dilakukan. Bagaimanapun, prevalensi dan
dampak gangguan pekerjaan serta intensitas nyeri dari Health-Related Quallity of
Life (HRQoL) pada pasien dengan LBP belum sepenuhnya dipelajari. (32)

13

2.6

Kerangka Teori

Nyeri (21)

Faktor Resiko (15,16)


-

Low Back Pain


(12,13)

Faktor individu
Faktor pekerjaan
Faktor lingkungan

Intensitas Nyeri
Menggunakan Skala VAS
(20,21)
-

0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-7 : nyeri sedang
8-10 : nyeri berat

Kualitas Hidup
Menggunakan Short Form36 (SF-36)
(24,25,26,27,28)

Keterangan :

= yang diteliti

= yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

Klasifikasi (19)
-

Akut
Kronik

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain

cross sectional. Cross sectional survey merupakan teknik untuk melihat secara
bersamaan atau saling menghubungkan antara variabel independen (bebas)
dengan variabel dependen (terikat).
3.2

Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1

Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Zainoel Abidin Banda Aceh.


3.2.2

Waktu Penelitian
Waktu penelitian telah dilaksanakan pada 23 Juli 2015 23 Oktober 2015

saat jam kerja mulai dari pukul 09.00 16.00 WIB.


3.3

Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1

Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien Low Back Pain yang datang

berobat ke Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh saat jam pelayanan. Pasien
LBP dalam tiga bulan terakhir berjumlah 200 orang yang terdata pada buku
register di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh.
3.3.2

Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang terdiagnosis

penyakit low back pain oleh dokter spesialis saraf pada poliklinik Saraf Rumah
Sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan termasuk dalam kriteria inklusi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara Non Probability Sampling
dengan teknik Consecutive Sampling yaitu pasien yang datang ke rumah sakit
sesuai dengan nomor urutan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.(33)
Menentukan ukuran sampel penelitian dengan rumus Slovin :
= /(1 + 2 )

14

15

Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan 10% 0,1
= 200/(1 + 200(0,12 )
= 66,47 (dibulatkam = 66)
3.3.3

Kriteria Sampel
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah;

1. Kriteria Inklusi
a) Pasien yang terdiagnosis low back pain oleh dokter ahli saraf.
b) Pasien dengan umur 18-65 tahun.
c) Pasien

yang

bersedia

menjadi

responden

penelitian

dan

menandatangani Inform Consent.


2. Kriteria Ekslusi
a) Pasien yang memiliki riwayat trauma dan tumor.
b) Pasien yang sedang hamil.
c) Pasien yang mengalami afasia atau buta huruf.
3.4

Kerangka Konsep
Kerangka konsep di bawah ini akan menjelaskan konsep dalam penelitian

ini. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri pada
penderita low back pain. Sedangkan variabel dependen (terikat) dalam penelitian
ini adalah kualitas hidup. Berikut gambar pengaruh antar variabel:
Variabel Independen

Variabel Dependen
Kualitas
Hidup

Intensitas Nyeri
Penderita Low
Bcak Pain

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

16

3.5

Definisi Operasional
Untuk memudahkan memahami pengertian dari variabel dalam penelitian

ini akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut:


1. Intensitas Nyeri
Definisi

: Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang


derajat atau tingkatan nyeri yang dirasakan individu,
pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual
dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda.

Alat ukur

: Visual Analog Scale(VAS) yaitu suatu garis lurus dari 010 cm (100mm) yang menggambarkan derajat atau
tingkatan nyeri.

Hasil ukur

: skor di peroleh dengan pengukuran jarak titik pada garis


yang menggambarkan nyeri yang dialami.

Cara ukur

= tidak nyeri

1-3

= nyeri ringan

4-7

= nyeri sedang

8-10

= nyeri berat

: meminta subjek memberi tanda titik atau garis tegak lurus


pada garis yang menggambarkan nyeri yang dialami.

Skala

: ordinal.

2. Kualitas Hidup
Definisi

Penilaian

secara

psikologis,

sosial,

kesejahteraan

ekonomi, serta integritas biologis seorang individu yang


dipengaruhi oleh penyakit dan pengobatannya.
Alat Ukur

: Kuisioner Short Form 36 ( SF-36 ). SF-36 adalah sebuah


kuesioner survei yang mengukur 8 kriteria kesehatan
sebagai berikut :
(1) fungsi fisik ( 10 pertanyaan )
(2) keterbatasan peran karena kesehatan fisik (4 pertanyaan)
(3) perasaan nyeri/sakit ( 2 pertanyaan )
(4) persepsi kesehatan secara umum ( 6 pertanyaan )

17

(5) vitalitas ( 4 pertanyaan )


(6) fungsi sosial ( 2 pertanyaan )
(7) peran keterbatasan karena masalah emosional (3
pertanyaan)
(8) kesehatan psikis ( 5 pertanyaan )
Hasil ukur

: Nilai skor kualitas hidup rata-rata adalah 60, di bawah


skor tersebut kualitas hidup dinilai kurang baik dan nilai
skor 100 merupakan tingkat kualitas hidup yang sangat
baik.

3.6

Cara Ukur

: Mengisi kuisioner yang telah disiapkan oleh peneliti.

Skala

: Nominal

Alat/Instrumen dan Bahan Penelitian


Penelitian menggunakan alat pengumpulan data antara lain :
1. Visual Analog Scale (VAS) untuk menentukan intensitas nyeri yang
dirasakan pasien.
2. Kuisioner SF-36 untuk menilai kualitas hidup pasien terhadap penyakit
yang di deritanya.
3. Lembar persetujuan (Inform Concent).

3.7

Metode Pengumpulan Data

3.7.1

Jenis dan Sumber Data


Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui

wawancara dan pengisian kuisioner dengan responden menggunakan kuisioner


terkait dan data sekunder melalui buku register pada Poliklinik Saraf RSUDZA
Banda Aceh.
3.7.2

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti melakukan

penelitian dengan wawancara dan pengisiian kuisioner kepada responden atau


keluarga pasien dengan kuisioner yang sudah disiapkan setelah mendapatkan
persetujuan (izin) dari pihak pasien atau keluarga subjek penelitian dengan syarat

18

subjek memenuhi kriteria inklusi pada penelitian. Selanjutnya, hasil pemeriksaan


dikumpulkan untuk dilakukan pengolahan data .
3.8

Metode Pengolahan
1. Editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
Apabila data belum lengkap ataupun kesalahan data dilengkapi dengan
mengobservasi ulang.
2. Coding, yaitu data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan
kelengkapannya kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah
dengan komputer yang bertujuan untuk memudahka peneliti agar tidak
terjadi kekeliruan dalam menganalisis data.
3. Scoring, adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi skor sesuai
dengan jawaban responden.
4. Tabulating, hasil dari jawaban responden akan ditabulasi dengan skor
jawaban sesuai dengan jenis pertanyaan, kemudian digambarkan dalam
bentuk diagram dan tabel.

3.9

Analisis Data
Analisis data dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Analisis Univariat
Analisis univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik tiap variabel. Data yang diperoleh akan
dimasukkan dalam tabel distribusi, frekuensi, dan persentase. Adapun
rumus yang digunakan sebagai berikut :
P=

x 100%

Keterangan : P = Persentase
f1 = Frekuensi teramati
n = Jumlah seluruh sampel

19

2. Analisis Bivariat
Dalam penelitian ini, digunakan uji Chi-Square untuk mencari
hubungan masing-masing variabel dependen dan variabel independen.
Kriteria

hubungan

yang

ditetapkan

berdasarkan

nilai

(probabilitas) yang dihasilkan dengan 95% CI dan nilai = 0,05. ChiSquare dengan notasinya x2 yang perumusannya adalah sebagai berikut :
x2 =

(o e)2
e

Keterangan :
X2

= chi-square

fo

= frekuensi hasil observasi

fe

= frekuensi hasil ekspetasi

Kesimpulan akan diambil menggunakan nilai p dan dibandingkan


dengan = 0,05 :
a) Jika p value > 0.05, makahubungan kedua variable adalah tidak
signifikan pada CI =95% dan = 0,05.
b) ika p value < 0.05, maka hubungan kedua variable adalah
signifikan pada CI=95% dan = 0,05.(33)

20

3.10

Alur Penelitian

Pengambilan surat izin penelitian di Fakultas Kedokteran Unsyiah


Mengurus surat izin penelitian di RSUDZA Banda Aceh
Pengambilan data awal
Pasien datang ke RSUDZA Banda Aceh
Pemilihan sampel penelitian
Memenuhi
kriteria inklusi
Inform Consent dan
wawancara kepada
responden

Pengumpulan data 66
orang responden

Analisis data

Kesimpulan
Gambar 3.2 Alur Penelitian

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian
Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan selama bulan Juli 2015

Oktober 2015 di Poliklinik Saraf RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Responden pada penelitian ini adalah pasien yang datang ke Poliklinik Saraf
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 66 responden.
4.1.1

Analisa Univariat

a. Karakteristik umum subjek penelitilian


Data karakteristik pasien Low Back Pain di RSUDZA Banda Aceh
yang menjadi subjek penelitian, ditampilkan pada tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1

Distribusi Karakteristik Umum Subjek Penelitilian

Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Usia
18 25
26 35
36 45
46 55
56 65
Pendidikan
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
Pekerjaan
PNS
Guru
Supir
IRT
Wiraswasta
Petani
Radiografer
Mahasiswa
Dosen
Pegawai
Total

21

Frekuensi (n)

Persentase (%)

27
39

40,9
59,1

7
9
13
20
17

10,6
13,6
19,7
30,3
25,8

7
11
19
29

10,6
16,7
28,8
43,9

16
9
2
13
14
3
1
3
2
3
66

24,2
13,6
3,0
19,7
21,2
4,5
1,5
4,5
3,0
4,5
100

22

Data karakteristik responden distribusi frekuensi yang terlihat pada tabel


4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan dengan jumlah 39 orang (59,1 %). Berdasarkan umur
mayoritas responden berusia 46 - 55 tahun sebanyak 20 (30,3%). Berdasarkan
pendidikan mayoritas responden adalah pada pendidikan perguruan tinggi
sebanyak 29 orang (43,9 %). Berdasarkan pekerjaan mayoritas respoden adalah
Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) sebanyak 26 orang (39,4%).
Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Derajat Intensitas Nyeri (VAS) pada Pasien LBP

Karakteristik Responden
Derajat Intensitas Nyeri (VAS)
Ringan
Sedang
Berat
Total

Frekuensi (n)

Persentase (%)

12
46
8
66

18,2
69,7
12,1
100

Data karakteristik responden distribusi frekuensi yang terlihat pada tabel


4.2

menunjukkan

bahwa

berdasarkan

derajat

intensitas

nyeri

dengan

menggunakan skala VAS yang pasien alami mayoritas responden memiliki derajat
sedang sebanyak 46 orang (69,7%).
Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Pasien LBP

Karakteristik Responden
Kualitas Hidup (SF-36)
Baik
Kurang baik
Total

Frekuensi (n)

Persentase (%)

4
62
66

6,1
93,9
100

Data karakteristik responden distribusi frekuensi yang terlihat pada tabel


4.3 menunjukkan bahwa berdasarkan kualitas hidup dengan menggunakan SF-36
mayoritas responden memiliki kualitas hidup kurang baik sebanyak 62 orang
(93,9%).

23

4.1.2

Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Kedua variabel dianggap berhubungan


apabila nilai p Pearson Chi-Square < 0,05. Analisa bivariat dari penelitian ini
adalah untuk melihat hubungan antara intensitas nyeri pasien Low Back Pain dan
kualitas hidup pada pasien di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh. Adapun analisa
bivariat dari penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 4.4

Hubungan intensitas nyeri pasien Low Back Pain dan kualitas hidup
pada pasien di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh

Intesitas Nyeri
(Skala VAS)
Ringan
Sedang
Berat
Total

Hasil Kuisioner Kualitas Hidup (SF-36)


Baik
Kurang Baik
N
%
N
%
4
33,3
8
66,7
0
0
46
100
0
0
8
100
4
6,1
62
93,9

0,000

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah pasien LBP yang


memiliki skala nyeri ringan cenderung sudah mengalami penurunan skor SF-36
atau mengalami penurunan kualitas hidup, hal ini terlihat sebanyak 66,7% pasien
dengan VAS yang ringan memiliki hasil SF-36 yang kurang baik. Hal yang serupa
juga didapatkan pada pasien LBP dengan skor VAS sedang dan berat, keseluruhan
pasien (100,0%) memiliki skor SF-36 yang kurang baik.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, didapatkan nilai
Pearson Chi-Square 0,000 (p < 0,05) dengan arah korelasi yang positif sehingga
H0 ditolak dan hipotesis kerja terbukti. Hal ini menandakan bahwa terdapat
hubungan intensitas nyeri intensitas nyeri pasien Low Back Pain dan kualitas
hidup pada pasien di Poliklinik RSUDZA Banda Aceh.
4.2

Pembahasan
Data karakteristik responden distribusi frekuensi yang dilihat pada tabel

4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis


kelamin perempuan dengan jumlah 39 orang (59,1%) dan minoritas laki-laki yang
didapatkan 27 orang (40,9%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Purnawati, dkk dari 61 responden didapatkan karakteristik jenis kelamin
terbanyak adalah perempuan 32 orang (52,5%).(34) Hal ini dikarenakan jenis

24

kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot rangka. Secara


fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah daripada laki-laki sehingga sangat
banyak penelitian yang menyebutkan kasus muskuloskeletal disorders lebih sering
pada wanita daripada pria. (35)
Berdasarkan mayoritas responden berusia 46 - 55 tahun sebanyak 20
(30,3%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kalangi, dkk dari
30 responden didapatkan usia yang paling mayoritas mengalami LBP adalah
rentang 45-65 tahun (59,28%) dan juga dalam jurnal terkait mengungkapkan
bahwa perempuan merupakan mayoritas mengalami LBP. (36)
World Health Organization ( WHO ) menjelaskan dalam jurnal Erlich,
bahwa Low Back Pain (LBP) adalah penyebab utama kecacatan. Nyeri yang
dirasakan menyebabkan kecacatan ( disability ) yaitu keterbatasan fungsional
kegiatan sehari-hari. Hal ini paling banyak mengenai orang - orang dengan usia
produktif. Pada umumnya masalah nyeri punggung bawah pada pekerja dimulai
pada umur dewasa dengan puncaknya pada kelompok usia 45-65 tahun. (15)
Penelitian Manchikanti, et al menemukan bahwa usia rata rata penderita LBP
pada region Cervical dan Lumbar masing masingnya adalah 43 tahun dan 47
tahun. Selain itu juga didapatkan hasil yang sama yaitu dari 60 orang penderita
LBP mayoritas adalah perempuan 47 orang (78%) dan laki-laki 13 orang (22%).
(37,38).
Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi tulang dan
keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun.(39) Pada usia 30
tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, pergantian jaringan
menjadi jaringan parut, pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas
pada tulang dan otot menjadi berkurang. Semakin tua seseorang, semakin tinggi
risiko orang tersebut mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang memicu
LBP. (40)
Berdasarkan derajat intensitas nyeri mayoritas responden memiliki derat
intensitas nyeri sedang sebanyak 46 orang (69,7%) dan intensitas nyeri ringan
sebanyak 12 orang (18,2%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sari, dkk dari 30 responden didapatkan 16 orang (53,33%) responden mengalami

25

intensitas derajat nyeri sedang dan 1 orang (3,33%) responden mengalami


intensitas derajat nyeri berat.(41)
Berdasarkan kualitas hidup mayoritas responden memiliki kualitas hidup
kurang baik sebanyak 62 orang (93,9%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Huong, et al yang menyatakan bahwa kualitas hidup penderita
dengan keluhan nyeri punggung bawah selama lebih dari 6 minggu menurun.
Penelitian tersebut menggunakan responden remaja sebanyak 93 orang. (42)
Kuisioner SF-36 ini terdiri dari 36 soal yang mewakili dari 8 kriteria
kesehatan meliputi : fungsi fisik, keterbatasan peran karena kesehatan fisik, tubuh
sakit, persepsi kesehatan secara umum, vitalitas, fungsi sosial, peran keterbatasan
karena masalah emosional dan kesehatan psikis.(30) Pada penelitian ini
didapatkan responden dengan LBP mengalami penurunan kualitas hidup
berdasarkan skor kuisioner SF-36 khususnya pada aspek aktifitas fisik sehari-hari
( domain kesehatan fisik ) seperti berjalan, menaiki tangga dan melakukan
pekerjaannya. Sedangkan domain fungsi sosialnya tidak terlalu terganggu akibat
nyeri yang dirasakan responden. Pada domain kesehatan psikologis rata-rata
responden mengalami kecemasan.
Hubungan Intensitas Nyeri Pasien Low Back Pain Dengan Kualitas Hidup
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan intensitas nyeri pasien
LBP dan kualitas hidupnya dengan nilai Pearson Chi-Square 0,000 (p < 0,05) dan
arah korelasi yang positif sehingga H0 ditolak dan hipotesis kerja terbukti.
Mayoritas responden dengan derajat intensitas nyeri sedang dan berat berdasarkan
skala VAS memiliki kualitas hidup yang kurang baik, sedangkan pada pasien
yang memiliki derajat intensitas nyeri ringan berdasarkan VAS memiliki kualitas
hidup baik dan kurang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukaan oleh
Schaller, et al dari 412 responden didapatkan 366 orang mengalami penurunan
kualitas hidup pada domain keterbatasan gerak, 371 orang mengalami penurunan
kualitas hidup pada domain aktivitas sehari-hari dan 351 orang mengalami
penurunan kualitas hidup pada domain kecemasan atau depresi.(43)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natour, et al menyatakan bahwa
fungsional dan kualitas hidup pada pasien LBP dapat mengalami penurunan oleh
karena penyakit yang mereka alami. Adanya intervensi medis baik yang langsung

26

maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap derajat nyeri dan kualitas
hidupnya. Dari 60 responden yang diteliti dengan menggunakan metode
randomized controlled trial terdapat hubungan yang signifikan terhadap
peningkatan kualitas hidup pasien LBP.(44)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barzilay, et al dengan menggunakan
cohort study menyatakan juga bahwa semakin tinggi derajat intensitas nyeri yang
pasien alami semakin menurunnya kualitas hidup pasien tersebut. Peningkatan
kualitas hidup dengan derajat intensitas nyeri yang tinggi dapat dilakukan dengan
mengurangi derajat intensitas tersebut dengan memperbaiki postur tubuh, baik
postur tubuh pada saat pasien berjalan ataupun pada saat pasien melakukan
pekerjaan.(45)
4.3

Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan

dalam

penelitian

ini

adalah

penelitian

ini

tidak

mengidentifikasikan faktor-faktor komorbid lain yang dapat mempengaruhi


kualitas hidup pada pasien LBP.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa terdapat adanya hubungan antara intensitas nyeri pasien Low Back Pain
dan kualitas hidup di Poliklinik Saraf RSUDZA BandaAceh.
5.2

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

menyarankan beberapa hal terkait penelitian ini, antara lain :


1. Diharapkan masyarakat lebih responsif terhadap penyakit yang memiliki
keluhan nyeri punggung bawah agar segera memeriksakan diri pada pusat
kesehatan setempat, sehingga bisa dilakukan pengobatan sedini mungkin.
2. Diharapkan petugas kesehatan dapat memberi edukasi kepada pasien
tentang gejala nyeri punggung bawah guna mencegah terjadinya proses
progresivitas penyakit lebih lanjut, yang dapat menurunkan kualitas hidup
pasien.
3. Diharapkan agar dokter dalam melakukan pengobatan pasien dengan
gejala nyeri punggung bawah tidak hanya mengobati atau mengurangi
nyerinya saja tetapi juga memperbaiki faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kualitas hidup pasien.
4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian lebih
lanjut dengan variabel yang lebih variatif serta meneruskan pengolahan
data hingga analisa multivariat.

27

DAFTAR PUSTAKA
1. Picavet HS and Schouten JS. Musculoskeletal pain in the Netherlands:
prevalences, consequences and risk groups, the DMC(3)-study. Netherlands
: Pain;2003;102:167-78.
2. Rustoen T, Wahl AK, Hanestad BR, Lerdal A, Paul S and Miaskowski C.
Prevalence and characteristics of chronic pain in the general Norwegian
population. Eur J Pain;2004;8: 555-65.
3. Samad NIA, Abdullah H, Moin S, Tamrin SBM and Hashim Z. Prevalence
of low back pain and its risk factors among school teachers. Am J Appl
Sci;2010;7:634-9.
4. Allsop L and Ackland T. The prevalence of playing-related
musculoskeletal disorders in relation to piano players playing techniques
and practicing strategies. Music Perform Res;2010; 3:61-78.
5. Atlas AP, Bondoc RG, Garrovillas RA, Lo RD, Recinto J and Yu KJ.
Prevalence of low back pain among public high school teachers in the City
of Manila. Philipp J Allied Health Sci;2007;2:34-40.
6. Hiyama A, Watanabe M, Katoh H, Sato M and Sakai D. Evaluation of
quality of life and neuropathic pain in patients with low back pain using the
Japanese Orthopedic Association Back Pain Evaluation Questionnaire.
Japan : Department of Orthopaedic Surgery;2014;24(3):503-12.
7. Purnamasari H, Gunarso U, Rujito L. Overweight Sebagai Faktor Resiko
Low Back Pain pada Pasien Poli Saraf RSUD Prof. Dr. margono Soekarto
Purwokerto. Jakarta : Mandala of Health;2010;6:444-50.
8. Kelompok Studi Nyeri Persatuan Dokter Saraf Indonesia. Nyeri neuropatik
di daerah punggung bawah (low back pain) : penuntun penatalaksanaan
nyeri punggung bawah. Yogyakarta : PERDOSSI;2007;46-56.
9. Hermann BP. Developing a Model of Quality of Life Epilepsy : The
Contribution of Neuropsychology. Epilepsia. 1993;34.]
10. Post JB, Jegede AB, Morin K, Spungen AM, Langho E and Sano M.
Cognitive of Chronic Kidney Disease and Hemodialysis Patients without
Dementia. Nephron Clin Pract;2010;116: 247255.
11. Mahadewa TGB, dan Maliawan S. Diagnosis dan tatalaksana kegawat
daruratan tulang belakang. Jakarta: Sagung seto;2010;15(2):153-58.
12. Minematsu A and Norasteh AA. Epidemiology. Low Back Pain. Rijeka : In
Tech.2012:4-7.

28

29

13. Basuki K. Faktor Resiko Kejadian Low Back Pain pada Operator Tambang
Sebuah Perusahaan Tambang Nickel Di Sulawesi Selatan. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia. 2009; 4(2): 115-21.
14. Sakinah, Djajakusli R, Naeim F. Faktor yang Berhubungan dengan
Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Batu Bata di Kelurahan
Lawawoi Kabupaten Sidrap. Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
FKM Universitas Hasanuddin Makassar. 2013:1-11.
15. Ehrlich, GE. Low Back Pain. Bulletin of the World Health Organization.
2003; 81(9): 671-6.
16. Samartzis D, Karppinen J, Luk KDK, Cheung KMC. Body Mass Index and
Its Association with Disc Degeneration of the Lumbar Spine in Adult. New
Orleans: Annual Meeting of the American Academy of Orthopaedic
Surgeons;2010:17.
17. Hartwig MS dan Wilson LM. Nyeri: Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
EGC; 2006 (2) :1097-1103.
18. Helmi ZN. Nyeri Punggung Bawah. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal.
Jakarta : Penerbit Salemba Raya; 2011:57-72.
19. Balague F, Mannion AF, Pellise F, Cedraschi C. Non Spesifik Low Bcak
Pain. Lancet 2012; 379: 482-91.
20. Setiyodi BS, Kasjmir YI, Isbagio H dan Kalim H. Nyeri: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. V ed. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Indonesia; 2009: 2483-2494.
21. Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC; 2007 :2-6.
22. Oman KS, McLain JK dan Scheetz LJ. Panduan Belajar Keperawatan
Emergensi. Jakarta : EGC; 2008:26-27.
23. Priharjo R. Perawatan Nyeri : Pemenuhan Aktifitas Istirahat Pasien. Jakarta
: EGC; 2003: 87-88.
24. Dieppe PA and Lohmander LS. Pathogenesis and Management of Pain in
Osteoarthritis. The Lancet. 2005; 365(9463): 965-973.
25. Supriyadi W, Widowati dan Sekar R. Tingkat Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronik Terapi Hemodialisis. Semarang : Universitas Negeri
Semarang;201; 6(2): 107-112: http//journal.unnes.ac.id/index.php/kesmas.
26. Nazir KA, Kalim H dan Radi B. Penilaian Kualitas Hidup Pasien Pasca
Bedah Pintas Koroner yang Menjalani Rehabilitasi Fase III. Jurnal
Kardiologi Indonesia.2007; 28(23) : 189-196.

30

27. Apfelbacher CJ, Jones C, Hankins M, Smith H. Validity of two common


asthma-specific quality of lide questionnaires: juniper mini asthma quality
of life questionaire and Sydney asthma quality of life questionaire. Health
and quality of life outcome. 2012; 10(97).
28. World Health Organization(WHO). Quality of Life Assesment, WHOQOL
Group ; 1998;28(3):551-8.
29. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kualitas Hidup.
www.depkes.go.id. [online]; 2009 [cited 2013 08 15].
30. Rand. Scoring Instruction for the 36-item Short Form Survey (SF-36).
[Online].; 2009 [cited 2015 Mei 24. Available from :
http:www.rand.org/health/surveys_tools/mos/mos_core_36item_scoring.ht
m
31. Rubin D. Epidemiology and Risk Factors for Spine Pain. Eur Spine J:
Neural Clinic;2005;25:353-5.
32. Yamada K, Matsudaira K, Takeshita K, Oka H, Hara N and Takagi Y.
Prevalence of low back pain as the primary pain site and factors ssociated
with low health-related quality of life in a large Japanese population: a
pain-associated cross-sectional epidemiological survey. Japan : Japan
College of Rheumatology;2014;24(2):343-348.
33. Notoadmojdo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta;2010; 126-130.
34. Purnawati S, Wibawa A dan Negara KNDP. Hubungan Antara Indeks
Masa Tubuh (IMT) Kategori Overweight dan Obesitas dengan Keluhan
Low Back Pain (LBP) pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Denpasar Bali : Bagian Faal Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana; 2015;3(1):30-34.
35. Jantine S, Frank V, Marijn R, Ilse C, Sita M, Bart W, et al. Direct Access
to Physical Therapy for Patients with Low Back Pain in The Netherland:
Prevalence and Predictors. March 2014; 94(3) : 363 - 377.
36. Kalangi P, Angliadi E, dan Gessal J. Perbandingan Kecepatan Berjalan
pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Mekanik Subakut dan Kronik
Menggunakan Timed Up and Go Test. Manado: Jurnal e-Clinic; 2015;3(1)
:143-149.
37. Manchikanti L, Vijay S, Frank JE Falco, Kemberly A Cash and Vidyasagar
P. Evaluation of Lumbar Facet Joint Nerve Block in Managing Chronik
Low Back Pain : A Randomized, Double Blind, Controlled Trial with a
2- year Follow Up. Int J Med Sci. 2010; 7(3) : 124-135.

31

38. Manchikanti L, Kemberly A and Pampati V. Fluoroscopic Caudal Epidural


Injections in Managing Chronik Axial Low Back Pain without Disc
Herniation, Radiculitis or Facet Joint Pain. Pain Physician Journal. 2014:
370.
39. Triki M, Kaubaa A, Masmoudi L, Fellman N and Tabka Z. Prevalence and
Risk Factors of Low Back Pain Among Undergraduate Student of a Sport
and Physical Education Institut in Tunisia; 2013;10(1): 1-6.
40. Spyropaulos, Panagiotis, George G, Efsthathios C, Harilous K and Fotinni
K. Prevalence of Low Back Pain in Geek Public office Workers.
2007;10:651-660.
41. Sari NPLNI, Mogi TI, dan Angliadi E. Hubungan Lama Duduk dengan
Kejadian Low Back Pain pada Operator Komputer Perusahaan Travel di
Manado. Manado : Jurnal e-Clinic; 2015; 3(2) : 687-694.
42. Huong H, Janice T, Karen W, Robert S and Saper B. Preference and
Expectation for Treatment Assignment in a Randomized Controlled Trial
of Once Vs. Twice Weekly Yoga for Chronik Low Back Pain. Boston
Univercity : Department of Family Medicine ;2015 : 34-39.
43. Schaller A, Dejonghe L, Haastert B and Froboese I. Physical Activity and
Health Related Quality of Life in Chronic Low Back Pain: A Cross
Sectional Study. Germany : BMC Musculoskeletal Disorders ; 2015 : 6466.
44. Natour J, Cazotti LA, Ribeiro LH, Baptista AS and Jones A. Pilates
Improves Pain, Function and Quality of Life in Patients with Chronic Low
Back Pain : A Randomized Controlled Trial. Brazil : Sage journal; 2015;
29(2): 59-68.
45. Barzilay Y, Segal G, Lotan R, Regev G, Beer Y, Lonner BS, et al. Patients
with Chronic Non-Specifik Low Back Pain Who Reported Reduction in
Pain and Improvement in Function also Demonstrated an Iprovement in
Gait Pattern. Springer Verlag Berlin Heidelberg; 2015 : 1-6.

32

LAMPIRAN 1
Perencanaan Jadwal Kegiatan Penelitian (Tahun 2015)
No.

Kegiatan

1.

Studi Perpustakaan

2.

Penyusunan Proposal

3.

Seminar Proposal

4.

Pengambilan Data

5.

Pengolahan Data

6.

Penyusunan Skripsi

7.

Sidang

Bulan
2

10

11

12

33

LAMPIRAN 2
PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN

HUBUNGAN INTENSITAS NYERI PASIEN LOW BACK PAIN


DAN KUALITAS HIDUP DI POLIKLINIK SARAF
RSUDZA BANDA ACEH
Assalamualaikum Wr. Wb
Yth Bapak/ Ibu,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Fauzia Eliza Saraswati

NIM

: 1207101010143

Alamat

: Jl. Jurong Dagang No.8, Desa Illie, Ulee Kareng.

No. Hp

: 085277478089

Dengan ini memohon kesediaan ibu/bapak untuk ikut terlibat dalam


penelitian yang sedang saya kerjakan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Kedokteran (S. Ked). Penelitian ini berjudul Hubungan Intensitas
Nyeri Pasien Low Back Pain dan Kualitas Hidup di Poliklinik Saraf
RSUDZA Banda Aceh
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri
pasien low back pain dan kualitas hidup pasien. Peneliti akan menilai dengan
melakukan wawancara untuk intensitas nyeri dan pengisian kuisioner Short Form
-36 (SF-36) untuk kualitas hidup. Apapun hasil dan identitas Anda dalam
penellitian ini akan saya jamin kerahasiaannya dan data yang diperoleh hanya
akan di pergunakan untuk penelitian ini saja.
Besar harapan saya agar ibu/bapak dapat berpartisipasi dalam penelitian ini.
Demikianlah penjelasan ini disampaikan, saya sebagai peneliti mengucapkan
terimakasih atas perhatian dan kerjasama yang baik ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Peneliti,

Fauzia Eliza Saraswati

34

LAMPIRAN 3
Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

Umur

Pekerjaan

Alamat

:
Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya

mengenai penelitian dengan judul Hubungan Intensitas Nyeri Pasien Low


Back Pain dan Kualitas Hidup di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Acehdan
setelah mengetahui dan menyadari sepenuhnya resiko yang mungkin terjadi,
dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengijinkan dengan rela saya menjadi
subjek penelitian tersebut.
Demikian pernyataan ini diperbuat dengan sebenar-benarnya dengan
penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun juga.

Banda Aceh, Juli 2015


Yang menyatakan

Peneliti

(Fauzia Eliza Saraswati )

35

LAMPIRAN 4
KUISIONER
Kualitas Hidup (SF-36)

A.

Identitas Responden

NAMA
UMUR
a.
b.
c.
d.
e.

:
:

18 25
26 35
36 45
46 55
56 65

JENIS KELAMIN
TANGGAL PENGISIAN
TINGKAT PENDIDIKAN
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
PEKERJAAN
a. PNS
b. Guru
c. Supir
d. IRT
STATUS PERKAWINAN

:
:
:
c. Tamat SMA
d. Tamat Perguruan Tinggi
:
e.
f.
g.
h.

Wiraswasta
Petani
Radiografer
Mahasiswa

i. Dosen
j. Pegawai

Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memilih satu jawaban
yang anda anggap benar sesuai dengan kondisi yang anda rasakan.
1. Secara umum, menurut anda bagaimana keadaan kesehatan anda saat ini?
a. Sangat baik sekali

=1

b. Sangat baik

=2

c. Baik

=3

d. Cukup baik

=4

e. Buruk

=5

2. Bagaimana kesehatan anda saat ini dibanding satu tahun yang lalu?
a. Sangat baik sekali

=1

b. Sangat baik

=2

c. Baik

=3

d. Cukup baik

=4

e. Buruk

=5

36

Dalam 4 minggu terakhir, apakah keadaan kesehatan anda sangat membatasi


aktivitas yang anda lakukan di bawah ini?
Keterangan :
SM

: Sangat Membatasi

SdM

: Sedikit Membatasi

TM

: Tidak Membatasi

No.

3.

Pertanyaan

Aktifitas

yang

membutuhkan

banyak

SM

SdM

TM

(1)

(2)

(3)

energi,

mengangkat benda berat, melakukan olahraga berat.


4.

Aktifitas

ringan

seperti

memindahkan

meja,

menyapu, jogging/jalan santai.


5.

Mengangkat

atau

membawa

barang

ringan

(misalnya belanjaan, tas).


6.

Menaiki beberapa anak tangga.

7.

Menaiki satu anak tangga.

8.

Menekuk leher/ tangan/ kaki, bersujud atau


membungkuk.

9.

Berjalan lebih dari 1,5 km.

10.

Berjalan melewati beberapa gang/ 1 km.

11.

Berjalan melewati 1 gang/ 0,5 km.

12.

Mandi atau memakai pakaian.

Selama 4 minggu terakhir, apakah anda mengalami masalah-masalah berikut


dibawah ini yang dapat mempengaruhi pekerjaan anda atau aktivitas anda seharihari ?
No.

13.

Pertanyaan

Menghabiskan seluruh waktu anda untuk melakukan


pekerjaan atau aktifitas lain.

Ya

Tidak

(1)

(2)

37

14.

Menyelesaikan pekerjaan tidak tepat pada waktunya.

15.

Terbatas pada beberapa pekerjaan atau aktifitas lain.

16.

Mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau


aktifitas-aktifitas lain (misalnya dengan membutuhkan
energi exstra seperti mendongkrak/ bertukang, mencuci).

Selama 4 minggu terakhir, apakah pekerjaan atau aktifitas sehari-hari anda


mengalami beberapa masalah dibawah ini sebagai akibat dari masalah emosi anda
( seperti merasa sedih/ tertekan atau cemas).
No.

17.

Pertanyaan

Ya

Tidak

(1)

(2)

Menghabiskan seluruh waktu anda untuk melakukan


pekerjaan atau aktivitas lain.

18.

Menyelesaikan pekerjaan tidak lama dari biasanya.

19.

Dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan lain tidak


berhati-hati sebagaimana biasanya.

20. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa besar masalah emosional mengganggu


aktivitas sosial anda bersama keluarga, teman, tetangga atau perkumpulan
anda?
a. Tidak mengganggu

=1

b. Sedikit mengganggu

=2

c. Agak mengganggu

=3

d. Mengganggu sekali

=4

e. Sangat mengganggu sekali

=5

21. Seberapa besar anda merasakan nyeri pada tubuh anda selama 4 minggu
terakhir?
a. Tidak ada nyeri

=1

b. Nyeri sangat ringan = 2


c. Nyeri ringan

=3

38

d. Nyeri sedang

=4

e. Nyeri sekali

=5

f. Sangat nyeri sekali

=6

22. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa besar rasa sakit/ nyeri mengganggu
pekerjaan anda sehari- hari (termasuk pekerjaan di luar rumah dan pekerjaan
di dalam rumah) ?
a. Tidak mengganggu sedikitpun

=1

b. Sedikit mengganggu

=2

c. Cukup mengganggu

=3

d. Sangat mengganggu

=4

e. Sangat mengganggu sekali

=5

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini adalah tentang bagaimana perasaan anda


dalam 4 minggu terakhir, untuk setiap pertanyaan silahkan beri satu jawaban yang
paling sesuai dengan perasaan anda.
Keterangan :
S

: Selalu

HS

: Hampir Selalu

CS

: Cukup Sering

KK

: Kadang-kadang

: Jarang

TP

: Tidak Pernah

No.

Pertanyaan

23.

Apakah anda merasa penuh semangat?

24.

Apakah anada seorang yang sangat


gugup?

25.

Apakah anda merasa sangat tertekan dan


tak ada yang menggambirakan anda ?

26.

Apakah anda merasa tenang dan damai?

HS

CS KK

(6)

(5)

(4)

(3)

TP

(2)

(1)

39

27.

Apakah anda memiliki banyak tenaga ?

28.

Apakah anda merasa putus asa dan sedih?

29.

Apakah anda merasa bosan?

30.

Apakah anda seorang yang periang?

31.

Apakah anda merasa cepat lelah?

32. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa sering kesehatan fisik dan masalah emosi
mempengaruhi kegiatan sosial anda (seperti mengunjungi teman, saudara dan
lain-lain) ?
a. Selalu

=1

b. Hampir selalu

=2

c. Kadang-kadang

=3

d. Jarang

=4

e. Tidak pernah

=5

Petunjuk berikut dimaksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan no. 33-36.


Menurut anda, sejauh mana kebenaran pernyataan berikut menggambarkan
keadaan kesehatan anda.
Keterangan :
B

: Benar

BS

: Benar Sekali

TT

: Tidak Tahu

: Salah

SS

: Salah Sekali

No.

Pertanyaan

33.

Saya merasa sepertinya mudah menderita sakit.

34.

Saya sama sehatnya seperti orang lain.

35.

Saya merasa kesehatan saya makin memburuk.

36.

Kesehatan saya sangat baik.

BS

TT

(1)

(2)

(3)

SS

(4) (5)

40

LAMPIRAN 5
Skor Kuisioner SF-36
Tabel : Skor Kuisioner SF-36
No. Pertanyaan
1,2,20,22,34,36

3,4,5,6,7,8,9,10,11,12

13,14,15,16,17,18,19

21,23,26,27,30

24,25,28,29,31

No.Responden

Skor

100

75

50

25

50

100

100

100

80

60

40

20

20

40

60

80

100

41

32,33,35

25

50

75

100

42

LAMPIRAN 6
Visual Analog Scale

43

LAMPIRAN 7
Karakteristik Derajat Intensitas Nyeri Pasien LBP dan Kualitas Hidup di
Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh
Karakteristik
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

Jenis
Kelamin

Nama
Ny. RY
Tn. MH
Ny. R
Ny. Nr
Tn. FU
Ny. J
Ny. T
Ny. Kh
Ny. Sy
Tn. MJ
Ny. Nh
Tn. AM
Tn. MA
Ny. Rh
Tn. TH
Tn. S
Ny. H
Ny. S
Tn. D
Ny. N
Nn. C
Tn. M
Tn. TRM
Tn. MN
Ny. Q
Ny. Sl
Tn. AM
Ny. A
Ny. AA
Ny. RY
Tn. B
Ny. Z
Ny. E
Tn. EM
Tn. AM

P
L
P
P
L
P
P
P
P
L
P
L
L
P
L
L
P
P
L
P
P
L
L
L
P
P
L
P
P
P
L
P
P
L
L

Usia
65
35
43
50
49
64
53
43
60
65
28
24
65
63
23
43
33
29
52
65
24
48
22
61
64
63
65
31
60
27
52
65
42
37
30

Pendidikan
Tamat SMA
Tamat SD
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SD
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SMP
Tamat SD
Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat DIII
Tamat SMA
Tamat SMA
Tamat SMA
Tamat DIII
Tamat SD
Tamat S1
Tamat S1
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat S2
Tamat S1
Tamat SD
Tamat S1
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat S1
Tamat SMA

Pekerjaan
Guru
Supir
IRT
Guru
Petani
IRT
Guru
Wiraswasta
Wiraswasta
Supir
IRT
Radiografer
Wiraswasta
IRT
Mahasiswa
PNS
IRT
PNS
PNS
Guru
PNS
Guru
Mahasiswa
Petani
IRT
IRT
Dosen
PNS
IRT
PNS
Wiraswasta
IRT
PNS
Wiraswasta
Wiraswasta

44

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66

Nn. CR
Tn. Ah
Ny. H
Ny. Zr
Ny. AM
Tn. BA
Tn. HH
Tn. F
Ny. I
Tn. Mw
Ny. IM
Ny. S
Tn. IN
Ny. A
Ny. IN
Ny. Ks
Ny. S
Tn. AH
Ny. Zf
Ny. Nrl
Ny. Nw
Ny. Mz
Ny. Hm
Tn. BU
Tn. Mk
Tn. Mrz
Nn. IG
Tn. Hd
Tn. MB
Ny. Sd
Ny. NF

P
L
P
P
P
L
L
L
P
L
P
P
L
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
L
L
L
P
L
L
P
P

25
47
65
55
50
45
36
40
47
56
29
42
54
45
48
29
50
62
53
46
50
42
50
42
45
47
24
53
23
54
56

Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat SMP
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat S2
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat S1
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat S1
Tamat SMP
Tamat S1
Tamat S1
Tamat DIII
Tamat SMA
Tamat DIII
Tamat S1
Tamat S1
Tamat SMA
Tamat SMA
Tamat SD

Wiraswasta
Wiraswasta
Petani
PNS
IRT
Wiraswasta
Pegawai
Wiraswasta
PNS
Dosen
PNS
PNS
Wiraswasta
PNS
Wiraswasta
PNS
IRT
Pegawai
IRT
PNS
Wiraswasta
Guru
Guru
PNS
Wiraswasta
Pegawai
Guru
PNS
Mahasiswa
Guru
IRT

45

50

LAMPIRAN 8

Distribusi Karakteristik Umum Subjek Penelitilian


(Analisa Univariat)
[DataSet1]
Statistics

Usia
N

Valid

Jenis Kelamin
66

66

Missing

Usia

Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

18-35

16

24.2

24.2

24.2

36-52

26

39.4

39.4

63.6

53-65

24

36.4

36.4

100.0

Total

66

100.0

100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

Laki-Laki

27

40.9

40.9

40.9

Perempuan

39

59.1

59.1

100.0

Total

66

100.0

100.0

51

Pendidikan

Frequency
Valid

SD

Percent

Valid Percent

10.6

10.6

10.6

SMP

11

16.7

16.7

27.3

SMA

19

28.8

28.8

56.1

Perguruan Tinggi

29

43.9

43.9

100.0

Total

66

100.0

100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency
Valid

Cumulative
Percent

Percent

Valid Percent

Percent

PNS

16

24.2

24.2

24.2

Guru

13.6

13.6

37.9

Supir

3.0

3.0

40.9

IRT

13

19.7

19.7

60.6

wiraswasta

14

21.2

21.2

81.8

Petani

4.5

4.5

86.4

Radiografer

1.5

1.5

87.9

Mahasiswa

4.5

4.5

92.4

Dosen

3.0

3.0

95.5

Pegawai

4.5

4.5

100.0

66

100.0

100.0

Total

52

LAMPIRAN 9
Persentase Karakteristik berdasarkan Intensitas Nyeri (Skala VAS) dan Kualitas
Hidup (SF-36) di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh
(Analisa Bivariat)
[DataSet1]
Statistics
Usia
N

Jenis Kelamin

Valid
Missing

VAS

SF-36

66

66

66

66

Frequency Table
VAS
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

Ringan

12

18.2

18.2

18.2

Sedang

46

69.7

69.7

87.9

Berat

12.1

12.1

100.0

Total

66

100.0

100.0

SF-36
Cumulative
Frequency
Valid

Baik

Percent

Valid Percent

Percent

6.1

6.1

6.1

Kurang Baik

62

93.9

93.9

100.0

Total

66

100.0

100.0

Case Processing Summary


Cases
Valid
N
VAS * SF-36

Missing

Percent
66

100,0%

Total

Percent
0

0,0%

Percent
66

100,0%

53

VAS * SF-36 Crosstabulation

Count
SF-36
Baik
VAS

Kurang Baik

Total

Ringan

12

Sedang

46

46

Berat

62

66

Total

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2Value

df

sided)

19,161a

,000

Likelihood Ratio

14,903

,001

Linear-by-Linear Association

12,362

,000

Pearson Chi-Square

N of Valid Cases

66

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,48.

Case Processing Summary

Cases
Valid
N
VAS * SF-36

Missing

Percent
66

100,0%

Total

Percent
0

0,0%

Percent
66

100,0%

54

VAS * SF-36 Crosstabulation


SF-36
Baik
VAS

Ringan

Count

12

33,3%

66,7%

100,0%

100,0%

12,9%

18,2%

46

46

% within VAS

0,0%

100,0%

100,0%

% within SF-36

0,0%

74,2%

69,7%

% within VAS

0,0%

100,0%

100,0%

% within SF-36

0,0%

12,9%

12,1%

62

66

6,1%

93,9%

100,0%

100,0%

100,0%

100,0%

% within SF-36

Berat

Total

Total

% within VAS

Sedang

Kurang Baik

Count

Count

Count
% within VAS
% within SF-36

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2Value

df

sided)

19,161a

,000

Likelihood Ratio

14,903

,001

Linear-by-Linear Association

12,362

,000

Pearson Chi-Square

N of Valid Cases

66

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,48.
Symmetric Measures
Approximate
Value
Nominal by Nominal
N of Valid Cases

Contingency Coefficient

Significance

,474
66

,000

55

LAMPIRAN 10

56

LAMPIRAN 11

57

LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP
1. Nama

: Fauzia Eliza Saraswati

2. Tempat, Tanggal Lahir

: Banda Aceh, 21 Januari 1994

3. Riwayat Pendidikan

4.

a. TK

: TK Perwanida Banda Aceh

b. SD

: MIN 1 Model Banda Aceh

c. SLTP

: MTsN 1 Model Banda Aceh

d. SLTA

: SMA Negeri 4 Banda Aceh

Tahun Masuk Universitas

: 2012

5. Nomor Induk Mahasiswa

: 1207101010143

6. Program Studi

: Pendidikan Dokter

7. Alamat

: Jl. Jurong Dagang No.8, Desa Illie,


Ulee Karenng Banda Aceh

8. Nama Orang Tua


a. Ayah

: H. Taufik Fauzi, SKP, M.Si

b. Ibu

: Hj. Maiti Elida, SKM

9. Pekerjaan Orang Tua


a. Ayah

: PNS

b. Ibu

: PNS

10. Alamat Orang Tua

: Jl. Jurong Dagang No.8, Desa Illie,Ulee


Kareng Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai