Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M DENGAN POST AMPUTASI


ULKUS DIABETIK DIGITI DEKSTRA II, III, IV DAN V HARI KE-7
DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PANDANARANG BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi


Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:
DANANG ARVINA CAHYA KUSUMA
J 200 100 023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. A. Yani Tromol Pos 1-Pabelan, Kartasura Telp. (0271)717417
Fax 715448 Surakarta 57102

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir:


Nama

: Agus Sudaryanto, S. Kep., Ns., M. Kes.

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi, yang merupakan


ringkasan skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa:
Nama

: Danang Arvina Cahya Kusuma

NIM

: J 200 100 023

Program studi : D III Keperawatan


Judul

: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN POST


AMPUTASI ULKUS DIABETIK DIGITI DEKSTRA II, II,
IV DAN V HARI KE-7 DI RUANG CEMPAKA RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PANDANARANG BOYOLALI

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.


Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 24 Juli 2013


Pembimbing

Agus Sudaryanto, S. Kep., Ns., M. Kes.

22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN POST AMPUTASI


ULKUS DIABETIK DIGITI DEKSTRA II, III, IV DAN V HARI KE-7
DI BANGSAL CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PANDANARANG BOYOLALI
(Danang Arvina Cahya Kusuma, 2013, 46 halaman)
ABSTRAK

Latar Belakang: Amputasi ulkus diabetik merupakan tindakan yang digunakan


untuk mencegah terjadinya sepsis. Amputasi sering terjadi pada penderita diabetes
yang mengalami pelebaran luka, biasanya paling sering terjadi pada ektremitas
bawah.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan
post amputasi ulkus diabetik meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan
evaluasi keperawatan.
Hasil: Setelah dilakukan perbandingan antara asuhan keperawatan dirumah sakit
pandan arang boyolali dengan tinjauan teori yang berasal dari litelatur buku
didapatkan bahwa ada diagnosa yang muncul dalam kasus yang sesuai dengan
teori, serta juga ada diagnosa yang muncul dalam kasus namun tidak ada dalam
teori. Selain hal tersebut penulis juga merevisi beberapa diagnosa yang seharusnya
tidak muncul dalam kasus karena mengalami kesenjangan dengan teori.
Kesimpulan: Penderita diabetes melitus hendaknya diberikan lingkungan tempat
tinggal yang aman dari resiko cedera sehingga terhindar dari kemungkinan
komplikasi ulkus diabetik akibat luka. Perawatan pada pasien dengan ulkus
diabetik adalah dengan mengutamakan teknik perawatan luka khusus untuk ulkus
diabetik, karena dengan teknik perawatan yang tepat luka ulkus masih dapat
diselamatkan dari amputasi. Sedangkan pada penderita yang sudah terlajur
mengalami amputasi harus mengutamakan teknik perawatan luka post amputasi
dengan tepat agar terhindar dari tindakan amputasi berulang.
Kata Kunci: asuhan keperawatan, post amputasi, ulkus diabetik, digiti

NURSING CARE AT Mrs. M WITH POST AMPUTATION OF DIABETIC


ULCERS DEKSTRA DIGITI II, III, IV AND V DAY 7th AT CEMPAKA
SHED IN THE GENERAL REGIONAL HOSPITAL OF
PANDANARANG BOYOLALI
(Danang Arvina Cahya Kusuma, 2013, 46 pages)
ABSTRACT
Background: Amputation of diabetic ulcers is a management to prevent sepsis.
Amputation often occurs patient with diabetes who had width injury, commonly
in lower extremity
Goals: To know description of nursing care in patients with post amputation of
diabetic ulcers involve assesment, intervention, implementation, and nursing
evaluation.
Result: After compare between nursing care in General Regional Hospital Of
Pandanarang Boyolali and theory from book mannual have result there are
diagnosis in the case same with book mannual and isnt same with theory. In
addition writer see diagnosis have must to didnt appear in the case because not
appropiate with theory.
Conclusion: people with diabetes melitus must be give save enviroment from
injury with the result that keep from diabetik ulcers. Principal treatment on the
people with diabetik ulcers is wound care specifically for diabetik ulcers, because
with precision wound care diabetik ulcers can be save from amputation. In other
words the priority treatment for people who had amputation is wound care post
amputation in order to save from repeated amputation.
Keywords: Nursing care, post amputation, diabetic ulcers, digiti.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingkat kejadian kasus diabetes melitus selama tahun 2012 menurut
Rekam Medik di Rumah Sakit Umum Daerah Pandanarang Boyolali adalah
sebanyak 955 kasus. Sedang pada awal Januari hingga akhir April 2013 ini
jumlah kasus yang ditemukan sudah mencapai 300 orang, dengan 30%
diantaranya mengalami ulkus diabetik dan 20% dari penderita ulkus diabetik
diantaranya harus mengalami amputasi.
B. Rumusan Masalah
Dikarenakan tingkat kejadian diabetes yang tinggi dan sangat beresiko
mengalami komplikasi ulkus yang harus mengalami amputasi, maka penulis
tertarik untuk membahas asuhan keperawatan tentang post amputasi ulkus
diabetik.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
tentang gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan post amputasi
ulkus diabetik. Serta mampu mengaplikasikannya pada penderita dengan post
amputasi ulkus diabetik.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Scemons and Denise (2009) mendefinisikan diabetes melitus sebagai
penyakit dimana tubuh tidak dapat memproduksi atau tidak mampu
menggunakan insulin secara tepat. Ulkus kaki diabetes melitus menurut Lewis
et all (2007) adalah luka yang mengalami infeksi dan terjadi pada kaki
penderita diabetes melitus.
B. Etiologi
Beberapa penyebab diabetes melitus menurut Riyadi (2011) antara
lain adalah faktor genetik, kelainan sel beta pankreas, faktor gaya hidup yang
tidak sehat, gangguan sistem imunitas, kelainan insulin.
C. Komplikasi
Komplikasi dari diabetes melitu salah satunya adalah ulkus kaki
diabetik.Menurut Lewis et all (2007) ulkus kaki diabetik dapat terjadi karena
adanya penyakit mikrovaskular dan makrovaskular pada pasien dengan kaki
cedera dan infeksi serius sehingga dapat mengakibatkan terjadinya amputasi.
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan post
amputasi ialah:
1.

Duka cita berhubungan dengan kehilangan obyek penting: bagian tubuh


(NANDA, 2012)

2.

Defisiensi pengetahuan tentang: perawatan luka post operasi, diabetes


melitus berhubungan dengan kurang pajanan (NANDA, 2012)

3.

Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera: fisik (NANDA, 2012)

4.

Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan


sekunder: penurunan hemoglobin (NANDA, 2012)

5.

Kerusakan mobilitas di tempat tidur berhubungan dengan penurunan


motivasi diri (NANDA, 2012)

BAB III
RESUME KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Pada pengkajian keperawatan penulis menemukan data-data berupa
pasien mengeluhkan nyeri, P: ulkus DM, Q: senut-senut, R: tungkai kaki
kanan, S: skala 6, T: hilang timbul, ekstremitas bawah khususnya pada kaki
kanan luka bekas amputasi digiti II, III, IV dan V yang mengalami tandatanda infeksi berupa warna luka luka hitam kemerahan dan timbul pes, tidak
nafsu makan, memerlukan batuan orang lain untuk makan, minum,
berpakaian, mobilitas di tempat tidur, ambulasi ROM, serta memerlukan
bantuan orang lain dan alat pada saat BAB, BAK dan berpindah, keadaan
rambut yang kotor ditunjang dengan bau yang apek, mukosa bibir kering,
adanya karies gigi, pasien mengatakan tidak tahu mengenai penyakit diabetes
melitus, pasien terlihat bingung saat ditanya tentang diabetes melitus.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan dari pengkajian penulis menemukan 4 diagnosa
keperawatan yaitu:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Hambatan mobilitas: di tempat tidur berhubungan dengan nyeri
3.

Defisit perawatan pasien terlihat bingung saat ditanya tentang diabetes


melitus. diri: Mandi berhubungan dengan nyeri

4.

Defisiensi pengetahuan tentang: perawatan penderita diabetes melitus


berhubungan dengan kurang pajanan

BAB IV
PEMBAHASAN

Luka yang terjadi pada pasien disebabkan karena adanya tekanan


secara mekanis pada kaki pasien yang berakibat rusaknya jaringan. Ditunjang
dengan adanya gangguan mekanisme glukosa menyebabkan terganggunya
proses

penyembuhan.

Sehingga

sel

mengalami

gangguan

dalam

regenerasinya akibatnya sel mengalami komplikasi berupa infeksi lokal


berupa ulkus diabetik. Penulis tidak menemukan adanya riwayat keluarga
yang menderita penyakit diabetes. Penulis menyimpulkan penyebab
terjadinya DM pada Ny. M bukan dari faktor genetik, melainkan faktor gaya
hidup dimungkinkan menjadi penyebabnya, dikarenakan pada saat pengkajian
pasien mengatakan tidak tahu mengenai DM sehingga pola hidup yang yang
dijalani adalah pola hidup tidak sehat sehingga mendukung terjadinya DM
Pada tahap penentuan diagnosa keperawatan penulis mengambil empat
diagnosa keperawatan dikarenakan adanya data subyektif dan obyektif yang
mendukungnya. Berikut pembahasan mengenai diagnosa yang penulis angkat.
1.

Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik


Diagnosa nyeri akut penulis tetapkan karena nyeri terjadi dalam waktu
kurang dari enam bulan, seperti yang dikemukakan oleh Wilkinson and Ahern
(2012) bahwa nyeri akut merupakan suatu pengalaman sensori yang muncul
dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan. Diagnosa ini merupakan salah satu
diagnosa yang muncul dalam teori yang dikatakan oleh Doengoes (2000) bahwa
amputasi dapat menyebabkan masalah timbulnya nyeri akut.

2.

Hambatan mobilitas: di tempat tidur berhubungan dengan nyeri


Diagnosa ini seharusnya penulis memunculkan, sebab nyeri merupakan
masalah keperawatan dalam diagnosa pertama. Jika masalah diagnosa pertama
teratasi maka diagnosa hambatan mobilitas ditempat tidur juga akan teratasinya
dengan sendiri.

3.

Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan nyeri


Diagnosa defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan nyeri kurang
tepat sebab etiologi dari diagnosa ini merupakan masalah keperawatan dari
diagnosa pertama. Maka dari itu penulis menggati etiologi yang lebih tepat
sehingga bunyi diagnosa keperawatannya adalah defisit perawatan diri: mandi
berhubungan dengan penurunan motivasi, sebab pasien sebenarnya mampu untuk
melakukan pergerakan guna memenuhi kebutuhan diri, namun pasien selalu
meminta bantuan untuk dibantu untuk bergerak aktivitas.
Diagnosa yang dirumuskan penulis ini sesuai dengan yang dijelaskan
oleh Wilkinson & Nancy (2012) bahwa defisit perawatan diri mandi adalah suatu
hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi. Walaupun muncul
dalam kasus Ny. M diagnosa ini tidak muncul dalam teori.

4. Defisiensi

pengetahuan

tentang:

perawatan

penderita

diabetes

melitus

berhubungan dengan kurang pajanan


Diagnosa ini seharusnya tidak muncul dalam kasus sebab, sebab pasien
kurang termotivasi untuk belajar memelihara kesehatannya ditandai dengan
dari pasien yang tidak bertanya tentang penyakitnya

10

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan pembahasan diagnosa keperawatan penuulis
menyimpulkan muncul 3 diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agens cedera fisik, defisit perawatan diri mandi
berhubungan

dengan

penurunan

motivasi

dan

ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurangnya sumber


informasi. Pada evaluasi tentang hasil asuhan keperawatan selama 3 hari
didapatkan hasil bahwa semua masalah keperawatan belum teratasi.
B. Saran
a. Bagi Perawat
Pada perawatan pasien dengan post amputasi akibat ulkus diabetik,
hendaknya diperhatikan mengenai teknik perawatan lukannya. Selain
hal tersebut juga harus adanya tindakan pemantauan glukosa darah
dan masukan nutrisi pada pasien pasien setelah selesai melakukan
tindakan keperawatan.
b. Bagi Rumah Sakit
Adanya pelatihan perawatan luka dengan teknik modern. Perawatan
luka dengan teknik modern merupakan cara perawatan luka terbaru
yang lebih efektif menghindari terjadinya amputasi.

11

DAFTAR PUSTAKA
Black, J. M., Hawks, J. H. 2005. Medical Surgical Nursing Clinical
Management fo Positive Outcames ed.7. Winslad: Elseiver Saunders
Shiel, W. C., Stoppler, M. C., Lee, D., Mathur, R. and Marks, J. W. 2010.
Kamus Kedokteran Websters New World. Dialih bahasakan
olehParamita. Jakarta: PT Indeks
Doengoes, M. E., Moorhouse, M. F. and Alice C. M.2000. Rencana Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC
Kozier, B., Erb, G., Berman, A. and Shirlee J. Snyder. 2010. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep Proses & Praktik ed.7 vol. 1. Dialih
bahasakan oleh Pamilih E K, dkk. Jakarta: EGC
Lewis, S. L., Heitkemper, M. M., Dirksen, S. R., Obrien, P. G., Bucher, L.
2007. Medical Surgical Nursing Assesment and management of Clinical
Problems. Marrickville: Elseiver Mosby
Murwani, A. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Muttaqin, A. 2012. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aplikasi pada
Praktek Klinik Keperawatan. Jakarta: EGC
NANDA. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Dialih bahasakan oleh Sumarwati M dan Subekti
N B. Jakarta: EGC
Price, S. A. andWilson, L. M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Dialih bahasakan oleh Pendit B U, dkk. Jakarta: EGC
Riyadi, S. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Scemons, D and Denise E. 2009. Nurse to Nurse Wound Care. Newyork:
McGraw-Hill Companies
Suyono, S., dan Sidarwan 2005. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.
Jakarta: Balai Penerbitan FKUI
Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan,
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, J. M. andAhern N. R. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Dialih
bahasakan oleh Wahyuningsih E. Jakarta: EGC

12

Yuwono, H. S. 2010. Ilmu Bedah Vaskular Sains dan Pengalaman Praktis.


Bandung: Refika Aditama

13

Anda mungkin juga menyukai