Disusun Oleh :
YULVI HASRIANTI
C131 12 285
Assesment Fisioterapi
-
C : Chief of Complain
Sex
: Laki Laki
Status
: Nikah
Alamat
Hobby
: Main Basket
Umur
Agama
Pekerjaan
-
: 21 Tahun
: Islam
: Supir taksi
H : History Taking
Riwayat penyakit sekarang
faktor yang memperberat : ketika saya coba menggerakkan kaki kanan saya
Riwayat pengobatan
ditangani di UGD dan diberi obat penghilang nyeri, dites Radiology dengan Xray dan dikatakan saya mengalami fraktur 1/3 distal shaft femur
riwayat penanganan fraktur yaitu sudah pernah berobat atau ditangani dimana
sebelumnya : saya dianjurkan 3 hari setelah kecelakaan agar saya dioperasi
untuk menangani patah tulang yang saya alami
diberi fiksasi internal dan setelah dioperasi saya diimmobilisasi dengan traksi
skelet dan diminta untuk rajin check up ke dokter sampai kurang lebih 6 bulan
ini terus check up lalu saya dianjurkan oleh teman saya kefisioterapi
Riwayat penyakit baik fisik maupun psikiatrik yang pernah diderita sebelumnya :
tidak ada
Riwayat keluarga
Riwayat pribadi
Bagaimana perasaan Bapak setelah dioperasi : saya sangat frustasi dan pusing
Apakah bapak berani menggerakkan kaki kananya : saya masih agak khawatir
dan untuk ketika saya ingin menggerakkan kaki saya karena sakit
Jadi apa pendapat bapak tentang penyakit bapak ini : saya merasa benar benar
tidak berguna dan jengkel atas apa yang telah saya alami
Bagaimana perhatian keluarga dan kolega bapak saat ini : saya masih bersyukur
karena istri saya bisa menerima keadaan saya seperti ini dan sekarang siap
menggantikan tugas saya mencari nafkah dan dia juga bersedia membantu apa
apa saja yang saya butuhkan. Tetapi mertua saya selalu mempermasalhkan
karena saya hanya menjadi beban untuk anaknya:
Apa bapak masih memiliki keluhan lain : tidak ada keluhan apapun sekarang
A : Asymetric
Inspeksi
Statis
Dinamis
Pasien pada saat datang berjalan pincang dan tidak bisa melakukan kegiatan
Palpasi
palpasi suhu pada bagian yang cedera lebih rendah, kontur kulit, tidak terdapt udem,
ada tonus otot, spasme dan titik nyeri (ada nyeri tekan terutama dibagian tengah paha
kanan )
Berjalan
Berdiri seimbang
aba-aba dari terapis. Gerakan yang dilakukan meliputi fleksi-ekstensi sendi lutut
dan panggul dan abduksi-adduksi sendi panggul. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang lingkup gerak sendi aktif, rasa nyeri, koordinasi serta
kekuatan otot.
Pemeriksaan gerak pasif ini dilakukan pada sendi lutut dan sendi panggul. Gerakan
R : Restrictives
Limitasi Lingkup Gerak Sendi : terdapat limitasi lingkup gerak pada sendi panggul
dan sendi lutut dan sedikit keterbatasan di ankle
S : Spesifik Test
Pemeriksaan nyeri
bertujuan untuk memeriksa derajat nyeri yang dirasakan oleh pasien saat itu.
Sebelum mengukur derajat nyeri, terapis mengajarkan kepada pasien tentang skala
nyeri dengan menggunakan Visual analog scale (VAS). Bahasa yang digunakan terapis
adalah bahasa yang sederhana, sehingga pasien memahami maksud dari pengukuran
0 29 mm = tidak nyeri
30 49 mm = sedikit nyeri
50 69 mm = nyeri
70 89 mm = nyeri berat
Cara penilaiannya adalah penderta menandai sendiri dengan pensil pada nilai skala
yang sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan setelah diberi penjelasan oleh
fisioterapist
Penentuan skor VAS dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung garis yang
menunjukkan tidak nyeri hingga ke titik yang ditunjukkan pasien
Dilakukan tiga pemeriksaan yaitu pemeriksaan :
nyeri saat diam : pasien ditanyakan tingkat perasaan nyeri yang dirasakan
nyeri saat ditekan : pasien ditanyakan tingkat perasaan nyeri yang dirasakan
ketika daerah sekitar fraktur ditekan
Nyeri saat digerakkan : pasien ditanyakan tingkat perasaan nyeri yang dirasakan
ketika kita menggerakkan region terkait
Pemeriksaan antropometri
Panjang Tungkai
Pengukuran lingkar otot ini bertujuan untuk menilai adanya atrofi atau
hypertrofi yang terjadi sebagai akibat dari kondisi cedera yang dialami
pasien. Pemeriksaan ini dilakukan dengan membandingkan sisi kir dan
kanan tubuh pasien
yang sehat dan sisi yang sakit karena oedem dapat terjadi pada sisi yang sakit
diakibatkan adanya luka fraktur dan luka bekas operasi.
Pemeriksaan lingkup gerak sendi
Posisi pasien berbaring terlentang. Lingkup gerak sendi yang normal untuk fleksi
dan ekstensi lutut adalah (S) 00-00-1300, bila ekstensi 50-100 dikatakan
hiperekstensi, namun masih dalam batas normal (Norkin,1995).
Region
gerakan
Normal
Hasil
Knee
Ekstensi fleksi
S 120.0.130
S 100. 0.100
Hip
Ekstensi - Fleksi
S 115.0.125
S 100. 0. 100
Adduksi - Abduksi
F 45.0.45
F 40. 0. 40
Dorsofleksi - plantarfleksi
S 20.0.50
S 20.0.50
Ankle
Kelompok otot yang akan dinilai kekuatan ototnya adalah kelompok fleksor dan
ekstensor lutut. Dalam pemeriksaan ini harus diperhatikan :
Kategori
Interpretasi
Tidak ada
kekuatan sama
sekali
1
Sangat Lemah
2-
Lemah -
Lemah
2+
Lemah +
3-
Cukup -
Cukup
3+
Cukup +
Baik
Normal
dengan menggunakan alat bantu yaitu axilla kruk serta jarak tempuh yang dapat
dicapai pasien.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dapat diperoleh data :
1. Tekanan darah
: 120/80 mmHg
2. Denyut nadi
: 84 x/menit
4. Temperatur
: 36oC
5. Tinggi badah
: 155 cm
3. Pernapasan
: 20 x/menit
Tes ADL
Skala: index Kenny Self Care
0 : Ketergantungan penuh
1 : Perlu bantuan banyak
2 : Perlu bantuan sedang
3 : Perlu bantuan minimal/pengawasan
4 : Mandiri penuh
Hasil
Tidur
:4
Ambulasi
:2
BAB, BAK
:1
Makan
:4
Transfer
Berpakaian
Hygienie
:2
:2
:3
Intervensi Fisioterapi
Diagnostik Fisioterapi
Gangguan Fungsi berjalan akibat Fraktur 1/3 distal shaft femur post operative 1 tahun
yang lalu
Problem Fisioterapi
Problem Primer : nyeri tekan dan nyeri gerak pada tungkai kanan
Problem Sekunder : depresi dan stress , Atrofi dan Kelemahan Otot hamstring,
Quadriceps Femoris dan Gluteus Maximus, Kontraktur Otot, dan Keterbatasan ROM
Problem kompleks : ganguan berjalan (berjalan pincang)
-
Tujuan
Jangka pendek
Mengatasi nyeri
Mengatasi kecemasan
Jangka panjang
Mengembalikan fungsi ADL
-
Program Fisioterapi
Passive Movement
pasien yang sakit dan menghadap ke sisi kranial pasien. Terapis menggerakkan
tungkai ke arah fleksi lutut secara perlahan sampai batas timbul rasa nyeri,
kemudian dikembalikan lagi ke arah ekstensi lutut. Gerakan lain yang dapat
dilakukan adalah abduksi-adduksi sendi panggul, dorsal-plantar fleksi serta
inversi-eversi sendi pergelangan kaki. Gerakan ini dilakukan sekali sehari
dengan 10-12 kali pengulangan dan dilakukan setiap hari.
pasien yang sakit dan menghadap ke sisi kranial pasien. Gerakan sama seperti
relaxed passive movement, namun diakhir gerakan diberi penekanan sampai
pasien mampu menahan rasa nyeri. Gerakan ini dilakukan sekali sehari dengan
10-12 kali pengulangan dan dilakukan setiap hari.
Active Movement
terlentang, posisi terapis berada di sebelah lateral tungkai pasien yang sakit
dan menghadap ke sisi kranial pasien. Tangan terapis yang satu memfiksasi di
proksimal lutut dan yang lain di distal tungkai bawah. Pasien menggerakkan
sendiri anggota gerak yang sakit. Gerakan yang dilakukan adalah fleksi-
proksimal lutut dan tangan yang lain berada pada distal tungkai bawah pasien.
Gerakan yang dilakukan adalah fleksi-ekstensi lutut, abduksi-adduksi sendi
Gerakan berupa fleksi-ekstensi lutut, abduksi-adduksi sendi panggul, dorsalplantar fleksi serta inversi-eversi sendi pergelangan kaki. Terapis memberikan
penahanan untuk setiap gerakan yang dilakukan. Tahanan yang diberikan
bertahap dari mulai minimal sampai maksimal dan penahanan yang dilakukan
sampai pasien mampu menahan rasa nyeri. Tahanan yang diberikan terapis
gerakan pada sendi. Setelah itu pasien rileks dan terapis menggerakkan ke arah
fleksi lutut untuk penguluran otot-otot ekstensor.
Latihan Jalan
Latihan berjalan dilakukan pada hari kedua namun juga harus melihat kondisi
pasien. Sebelum dilakukan latihan berjalan, pasien duduk ongkang-ongkang di
tepi bed. Tungkai yang sehat diturunkan dari bed terlebih dahulu, tungkai yang
sakit diturunkan dengan bantuan dari terapis. Terapis menyangga dengan cara
meletakkan satu tangan di bawah bagian distal tungkai atas dan yang lainnya di
distal tungkai bawah. Setelah itu pasien diberdirikan dengan menggunakan dua
axilla kruk, kemudian latihan berjalan di mulai non weight bearing dengan
metode three point gait dan swing to.
NO Problem FT
1.
Modalitas Terpilih
Dosis
F : Setiap hari
diri
I : Pasien fokus
dan terapeutik
kecemasan
T : Wawancara
T : 5 menit
2.
Nyeri
Interferensi
F : Setiap hari
I : 20-30mA
T : segmental, CEM
T : 10 menit
3.
Kelemahan otot
Strengthening
F : Setiap hari
I : 8x10 rep
T : Isometrik
T : 5 menit
4.
Spasme
Stretching
F : Setiap hari
I : 20 x repetisi
T : Pasif stretching
T : 10 menit
5.
Keterbatasan ROM
ROM Exercise
F : Setiap hari
I : 8x10 repetisi
T :Aktif, pasif dan resisted
T : 6 menit
Keterbatasan ADL
Exercise
F: setiap hari
I : 8 x 3 rep
T: PNF
T: 3 menit
dan efek samping yang mungkin timbul dari program terapi yang diberikan. Rencana
evaluasi pada kasus pasca operasi fraktur femur 1/3 distal yaitu pada tempat bekas
operasi adalah : (1) oedema dengan antropometri yaitu menggunakan pita ukur, (2)
nyeri dengan menggunakan Verbal Descriptive Scale (VDS), (3) lingkup gerak sendi
dengan menggunakan goniometer, (4) nilai kekuatan otot dengan manual muscle