I.
Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat No. CM
: Ny. S.A : 69 th : Perempuan : Islam : Ibu Rumah Tangga : Bakal, Karang Duren, Kebonarum, Klaten : 513837
I.
(Diagnosis medis, catatan klinis, medika mentosa, hasil lab, radiologi, dll) Diagnosis medis : Osteoarthritis genue bilateral Medika mentosa : Foto rontgen Meloxicam Fitbon Ranitidin
: tidak ada
membersihkan rumah. Pasien juga aktif di kemasyarakatan seperti mengikuti pengajian di sekitar rumahnya.
2.
Inspeksi / Observasi
Statis : Pada posisi pasien tidur terlentang di dapat hasil : 1. Terpasang dekker 2. Tampak udema 3. Deformitas(-) 4. Tampak obesitas Dinamis : Pola jalan pasien seirama, pasien terlihat menahan nyeri. Setelah dari posisi duduk pasien merasa kesulitan untuk berdiri mengeluhkan nyeri bertambah.
3.
Palpasi
Palpasi ada spasme otot quadriceps, hamstring dan adduktor .
Terdapat nyeri tekan. Ada atrofi otot quadriceps dan hamstring. Suhu pada lutut kanan suhu lebih hangat dibanding lutut sebelah kiri. Terdengar bunyi krepitasi pada lutut kanan saat pasien diminta untuk menekuk dan meluruskan lututnya dan krepitasi pada patela kanan Non pitting udema pada lutut kanan Terdapat spasme otot sekitar sendi lutut kanan bagian medial.
4.
Joint Test
5. Muscle Test
(kekuatan otot, kontrol otot, panjang otot, isometric melawan tahanan/provokasi nyeri, lingkar otot) Kelompok otot Fleksor Knee Ekstensor Knee Adductor hip Kanan 44 4Kiri 5 5 5
4 4
5 5
6. Neurological Test
(Pemeriksaan reflek, myotom tes, dermatom tes, Straight Leg Raising, dll) Tidak dilakukan.
8. Pemeriksaan Spesifik
o Pemeriksaan nyeri dengan VAS Posisi Diam Gerak Tekan o Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi dengan Goneometer Kanan LGS Aktif LGS Pasif S 0 - 0 - 100 S 0 - 0 - 110 Kiri S 0 - 0 - 120 S 0 - 0 - 130 S 0 - 0 - 130 LGS Normal Derajat Nyeri 1 3 1
Kiri (cm) 42
41 36 46 59
38 34 48 62
o Pemeriksaan Stabilitas Sendi Lutut Test hiperekstensi sendi lutut pasif Kanan ( - ), Kiri ( - ) Laci sorong Kanan ( + ), Kiri ( - ) Graviti sign (+)
o IMT = 27.93(obesitas) Tinggi badan Berat badan IMT= 68/(1.56)2 = 27.93 : : 156 cm 68 Kg
Bentuk Aktivitas
Nilai
Berjalan 15 meter
Sklerosis (pemadatan tulang pada kartilago yang rusak) NYERI Pasien enggan bergerak Peradangan pada bagian synovial Penebalan membran synovial dan peningkatan cairan synovial EXERCISE (TM Lutut, penguatan otot quadriceps dengan PNF Gerak aktif Homeostatis cairan sendi diperbaiki
IR Penetrasi & perubahan suhu lebih terkonsentrasi pd jaringan otot Vasodilatasi Sirkulasi menjadi lancar Pengangkutan substansi P meningkat NYERI BERKURANG Massage (efflaurage)
Kekuatan otot meningkat dan posisi sendi diperbaiki serta memperbaiki joint play D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI movement Kemampuan Fungsional Meningkat
1.
Impairment
Nyeri pada lutut kanan, keterbatasan LGS pada lutut kanan dan penurunan kekuatan otot sekitar sendi lutut kanan dan oedema. Spasme otot quadriceps, hamstring dan adduktor
2. Functional Limitation
Mengalami penurunan ADL karena kesulitan berdiri dari posisi duduk, kesulitan jongkok berdiri, kesulitan naik turun tangga, dan tidak bisa berjalan jauh.
IR
F. RENCANA EVALUASI
Pengukuran nyeri dengan skala VAS, pengukuran kekuatan otot dengan MMT, pengukuran LGS dengan goneometer, Skala Jette, pengukuran antopo metri.
G. PROGNOSIS
Quo ad vitam Quo ad sanam Quo ad functionam : baik Quo ad cosmeticam : baik : baik : baik
H. PELAKSANAAN TERAPI
Tindakan Fisioterapi yang digunakan a. Terapi manipulasi pada lutut Pelaksanaan terapi Beri penjelasan kepada pasien tentang terapi yang diberikan dan tujuan dari terapi Gerakan mobilisasi fleksi dan ekstensi lutut Posisi pasien : tidur terlentang Pegangan Gerakan : tangan terapis memegang kaki pasien bagian bawah atau ankle : berikan gerakan kearah fleksi dan ekstensi pada regio lutut
Gerakan traksi non spesifik tibia searah dengan axis longitudinal tibia Posisi pasien :tengkurap tungkai bawah diluar bed lutut fleksi 300 Posisi terapis : berdiri di distal pasien Fiksasi Pelaksanaan :pada tungkai atas : terapis memegang tungkai bawah pasien (di proksimal ankle).
Kemudian lakukan traksi searah axis longitudinal tibia (6/8 kali traksi), berikan traksi dengan diikuti gerakan eksorotasi dan endorotasi lutut Gerakan translasi spesifik patela ke distal (posisi hip dan knee semi fleksi) Posisi pasien :terlentang dengan lutut fleksi Posisi terapis : berdiri disamping lutut sisi yang diterapi
Pelaksanaan
proksimal patella memberi dorongan( translasi patela) kearah distal, tangan homolateral memegang patella dengan ibu jari dan jari jari dari distal berfungsi mengarahkan gerak patella Gerakan translasi spesifik patela ke medial dan lateral (posisi hip dan knee semi fleksi) Posisi pasien : terlentang dengan lutut fleksi Posisi terapis : berdiri disamping lutut sisi yang diterapi Fiksasi Pelaksanaan : kaki pasien difiksasi dengan ditindih dengan lutut terapis : ibu jari homolateral diletakkan pada tepi lateral patella dan
mendorong patella (translasi patella) kearah medial. Ibu jari heterolateral membantu mendorong Translasi patella ke lateral dilakukkan dengan cara yang sama, ibu jari dari tepi medial patella Gerakan translasi non spesifik tibia anterior Posisi pasien : tengkurap tungkai bawah diluar bed lutut fleksi 300 Posisi terapis : duduk di distal pasien dengan bahu menyangga tungkai bawah Fiksasi Pelaksanaan : pada tungkai atas sedistal mungkin : terapis memegang tungkai bawah pasien dari dorsal seproksimal pasien
mungkin, kemudian lakukan tarikan kearah ventral atau anterior Gerakan translasi non spesifik tibia posterior atau dorsal Posisi pasien : terlentang tungkai bawah diluar bed lutut fleksi 300 Posisi terapis :berdiri di sebelah medial dan distal lutut pasien Fiksasi Pelaksanaan : pada tungkai atas tangan terapis homolateral memegang tungkai bawah dari ventral
seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongan kearah dorsal saat yang sama tangan homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan kaki mengikuti gerakan yang terjadi b. Penguatan otot quadriceps dengan PNF Rhytmichal Stabilization adalah suatu tehnik stabilisasi yang ritmis, terasa nyaman, menggunakan kontraksi isometrik dari kelompok agonis dan antagonis. Pelaksanaan - Dimulai pada tempat dimana pasien belum memiliki stabilitas yang bagus. - Aproksimasi diberikan terus menerus (melalui tangan Terapis atau berat badan pasien).
- Kesempatan pertama diberikan pada pola gerak yang lebih kuat. - Aba-aba: pertahankan disini! , tidak boleh terjadi pergerakan maupun rotasi. - Mulai pada arah gerak yang kuat, tahanan secara perlahan dipindahkan. - Tahanan secara perlahan ditingkatkan. - Saat perpindahan, tidak boleh ada aproksimasi yang baru. - Penahanan oleh pasien tidak boleh dihentikan/diputus c. Infra Merah Pasien tidur terlentang Posisikan IR tegak lurus pada kedua lutut Jarak IR dengan Lutut kurang lebih 30-40 cm, Waktu 15 menit
I.
Evaluasi Nyeri dengan VAS Nyeri diam Nyeri gerak Nyeri tekan
LGS dengan goneometer, setelah 3 kali terapi Kanan Kiri LGS Aktif LGS Pasif S 0 - 0 - 100 S 0 - 0 - 110 S 0 - 0 - 120 S 0 - 0 - 130
Kekuatan otot dengan MMT Hasil: Kelompok otot Fleksor Ekstensor Fleksor hip Ekstensor hip Adductor hip Abductor hip Pre Kanan Kiri 4 5 4 5 4 5 4 5 45 45 Post Kanan Kiri 4+ 5 4+ 5 4 5 4 5 4 5 4 5
HASIL EVALUASI PEMERIKSAAN SKALA JETTE Bentuk Aktivitas Kemampuan beraktivitas 2 ( nyeri ) Nyeri Berdiri dari posisi duduk 2 ( agak mudah ) Kesulitan 1 ( tanpa bantuan ) Ketergantungan 1 ( Tidak nyeri ) Nyeri Berjalan 15 meter 1( mudah ) Kesulitan 1 ( tanpa bantuan ) Ketergantungan 2 ( nyeri ) Nyeri Naik tangga tiga trap 2 ( agak mudah) Kesulitan Nilai
J.
Pasien tersebut datang dengan keluhan nyeri pada lutut akibat dari penipisan bantalan sendi dan penumpuan beban yang berlebihan pada lutut akibat obesitas. Nyeri dirasakan pasien terutama saat melakukan aktivitas duduk ke berdiri, naik turun tangga, berdiri lama, berjalan terlalu jauh serta aktivitas fungsional lainnya yang membebani sendi lutut secara berlebihan. Setelah dilakukan tindakan fisioterapi selama 3x dengan intervensi exercise serta obat - obatan dari dokter, nyeri berkurang, kekuatan otot sekitar sendi lutut meningkat sehingga lutut lebih stabil dan oedema menurun.
Januari 2013