Anda di halaman 1dari 15

PENATALAKSAAN FISIOTERAPI POST OPERASI

LAMINECTOMY HARI KE-4 PADA KASUS LUMBAL SPINAL


STENOSIS AKIBAT SPONDYLOLISTHESIS DENGAN TERAPI
LATIHAN DI BANGSAL PARANGSELING RSO PROF
SOEHARSO SURAKARTA

Disusun Oleh :
Dyah uswatun Hasanah
J100130010

Anatomi vertebra lumbal

Pengertian

Lumbal Spinal Stenosis : menjelaskan suatu foramenvertebrale


yang stenotik (sempit) pada satu atau lebih vertebra lumbalis.

Laminectomy : membuang lamina dan ligamentum


flavum dari tepi lateral satu resesus lateralis sampai
melibatkan level transversal spina.

Etilogi
1.

Usia

2.

Kalsifikasi pada tulang belakang

3.

Osteofit pada tulang belakang

4.

Penonjolan annulus

5.

Spondylolisthesis

(Steven R. Garfin MD, 2014)


Tanda dan Gejala
- nyeri
- keterbatasan gerak
-spasme otot
-kelemahan otot

Underlying process
Usia / degeneratif dan trauma

Instabilitas pada vertebrae


Degenerasi diskus
intervertebralis
Pembentukan
osteofit

Nyeri Pinggang yang terkadang


menjalar sampai tungkai
kanan.
Berat dan tebal pada tungkai
kanan

HIPERTROFI FORAMEN
INTERVERTEBRALIS

Lumbar spinal
stenosis

Penekanan akar
saraf

Intervensi
Fisioterapi

PEMERIKSAAN FOTO RONTGEN

Terlihat translasi ke arah


posterior L4-5 :
Spondylolisthesis

Terpasang stabilisasi
posterior dengan plate and
pedicle screw pada L4-5

PEMERIKSAAN MRI

Hasil MRI :
Translasi posterior L4-5
Canalstenosis L2-3 L3-4 L4-5

Study kasus:
nama : Ny. T,
umur : 60 tahun,
jenis kelamin : Perempuan,
agama : Islam,
pekerjaan : Ibu rumah tangga
alamat : Ngempon Rt 05/3 Bergas, Semarang.

Keluhan utama:

nyeri pinggang yang terkadang menjalar sampai tungkai kanan

Berat dan disertai rasa baal pada tungkai sebelah kanan.

Riwayat penyakit sekarang

Nyeri pinggang dan tebal sudah sejak kurang lebih 1 tahun yang menjalar pada
tungkai sebelah kanan.

Sudah dibawa ke beberapa rumah sakit dan mendapatkan terapi selama kurang
lebih 1 tahun ini tetapi tidak ada perubahan.

Tanggal 13 juli 2016 pasien dirujuk ke RS. Orthopedi Dr. Soeharso dilakukan
tindakan rawat inap dan tindakan operatif pada tanggal 14 juli 2016.

Nyeri bertambah saat berjalan jauh, duduk lama, berdiri lama serta untuk
membungkuk. Nyeri berkurang saat berbaring.

Pemeriksaan fisik
Post-operative ( tanggal 18 Juli 2016)

Vital sign

(1) tekanan darah : 120/80 mmHg, (2)


denyut nadi : 80 x/menit, (3)
pernapasan : 21 x/menit, (4)
temperatur : 36,8 C, (5)

Inspeksi

Inspeksi statis :

tubuh pasien terlihat kifosis, terpasang


infus di tangan kanan pasien, tampak
kateter dan drainage

tampak atrofi pada tungkai kiri karena


pasien menderita polio sejak kecil dan
tidak tampak oedema pada kedua
tungkai bawah.

Palpasi

Tidak ada gangguan sensibilitas

suhu pada kedua tungkai sama dengan


tubuh bagian atas.

Kemampuan fungsional dasar

Pasien mampu menggerakan kedua


tungkai

Pasien belum mampu untuk transfer


dan ambulasi seperti duduk, duduk
terjuntai di tepi bed, berdiri dan
berjalan.

Inspeksi dinamis :
Pasien

belum mampu untuk duduk secara


mandiri, tetapi untuk bergerak miring
kanan dan kiri, pasien sudah mampu
secara mandiri dengan disertai rasa nyeri
-

Pasien mampu menggerakan kedua


tungkai

Aktivitas fungsional

Lingkungan aktivitas

Lingkungan rumah tidak ada anak tangga,


Pasien tidur beralaskan kasurdan diatas
bed dan menggunakan WC jongkok.

Pemeriksaan gerak aktif, gerak pasif, dan gerak


isometrik melawan tahanan.

Pemeriksaan spesifik post-operative

1. Pemeriksaan nyeri dengan VAS

Didapat hasil nyeri diam 0cm, nyeri tekan 4,2cm, nyeri


gerak 4,9cm

2. Pemeriksaan dermatom dan MMT (terlampir)


3. BAK dengan menggunakan kateter
4. Pemeriksaan index barthel (terlampir)

Postoperative

Impairment :

1.

adanya nyeri pinggang,

2.

Tujuan jangka pendek


diantaranya adalah :

adanya penurunan kekuatan otot


kedua AGB,

1.

menurunkan rasa nyeri pada


pinggang,

functional limitation

2.

meningkatkan kekutan otot


kedua AGB,

3.

melatih pasien transfer-ambulasi


sedini mungkin.

Tujuan jangka panjang adalah


meningkatkan kemampuan
fungsional pasien yaitu pasien
dapat berjalan.

Pasien belum duduk secara mandiri


dan dalam waktu yang lama. Pasien
belum mampu berdiri dan berjalan.

Post-operative

participation restriction

pasien masih dalam masa perawatan


di rumah sakit

Terapi hari I Senin, tanggal 18 Juli 2016 ( Post-Operative )

Memberikan informasi

Deep Breathing exercise

Free active movement kedua AGB

1.

Active resisted

2.

Transfer Ambulasi

Edukasi

post operative : (1) pasien di ajarkan cara positioning, dari tidur ke duduk
dengan cara miring terlebih dahulu yaitu tungkai yang berseberangan ditekuk lalu
bahu dan pinggul miring secara bersamaan, tangan pasien digunakan untuk
menekan bed dan kaki pasien diturunkan dari bed, setelah posisi duduk kedua
tangan pasien diletakkan disamping badan,

Evaluasi

1. Evaluasi nyeri dengan VAS

Nyeri diam : o

Nyeri tekan : 3,2

Nyeri gerak : 3,3

2.Evaluasi dermatom dan MMT (terlampir)

3.Evaluasi kemampuan fungsional pasien dengan index Barthel (terlampir)

Kesimpulan
Pasien yang bernama Ny. T dengan diagnosa lumbal spinal stenosis. Setelah
mendapatkan penanganan fisioterapi berupa post operative dengan Terapi
Latihan. Dimana telah diberikan 1 kali tindakan terapi dan didapatkan hasil :
1.

tidak ada gangguan sensibilitas,

2.

penurunan intensitas tekan, dan nyeri gerak

3.

kekuatan otot kedua AGB tetap,

4.

kemampuan fungsional pasien menggunakan index Barthel termasuk


kategori ketergantungan ringan yaitu sudah mampu duduk lama, berdiri,
dan berjalan dengan alat bantu walker.

Anda mungkin juga menyukai