Anda di halaman 1dari 53

MENISCUS LESION

Meniscus lesion
Abd homolat-Rot kontralat-
Meniscus rupture Penguncian extensi (fleksi)
kompresi + Ext (flex)

Nyeri & mengunci Manipulasi meniscus


(kontra tes)

Non capsular pat +


krepitasi meniskus Stabilisasi pasif

Meniscus test +
(tes tumit) Strengthening - cycling
Pendahuluan
• Meniscus adalah bantalan sendi lutut berbentuk
seperti cincin dan berfungsi sebagai penahan
benturan.
• Cedera pada struktur ini sangat sering terjadi dan
sebagian besar karena olah raga.
• Biasanya berupa cedera saat lutut terpuntir
(twisted knee) mendadak.
• Olah raga yang sering menyebabkan cedera
menicus, antara lain sepakbola/futsal, tenis,
badminton dan bola basket.
Tanda dan Gejala
• Gejala yang timbul sering dianggap sebagai
'keseleo' biasa karena pasien masih bisa jalan.
Namun keadaan akan menjadi buruk karena akan
timbul gejala nyeri di sendi yang makin hebat.
– Jalan menjadi pincang;
– sendi lutut sulit untuk digerakkan,
– tidak dapat diluruskan dan tidak dapat dilipat
– terkadang pasien merasa ada yang bergerak-gerak
di dalam sendi.
Anatomi Lutut
• Lutut merupakan sendi diarthrodial paling
besar
• Sendi lutut terdiri dari
– Sendi patellofemoral
– Sendi tibiofemoral
• Struktur dalam sendi lutut
– Ligament
– Tendon otot
– Capsule
– Meniscus
– Cartilage
– Tulang
Assesment
• Anamnesis:
– Nyeri dan mengunci pada sendi lutut pada
gerakan flexi dan extensi
– Keluhan nyeri pada saat aktivitas.
• Inspeksi:
– Tidak tampak kelainan
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
• Tes cepat
– Hiper mobility pada knee joint.
• Tes gerak aktif
– Kadang terjadi nyeri pada saat fleksi maupun ekstensi sendi
tibiofemoralis.
– Gerak internal rotasi dan eksternal rotasi terjadi nyeri
• Tes gerak pasif
– Nyeri pada saat fleksi maupun ekstensi sendi tibiofemoralis.dengan
end feel elastis
– Gerak internal rotasi dan eksternal rotasi terjadi nyeri dengan end feel
elastis
– Sering semua gerak negatif bila aktualitas rendah
• Tes gerak isometric
– Tidak khas
Test Khusus
• Tes khusus
– Mc. Murray Sign Test
– Apley Grinding Test
– Childress Duck Waddle test
– Bounce home test
– Palpasi
• Pemeriksaan lain
– Atroskopi
• Diagnosis
– Nyeri dan penguncian sendi lutut akibat cidera
meniscus medial/lateral
Apley Grinding Test
• Posisi pronasi, lutut ekstensi
diberi gaya internal
rotasikemudian difleksikan dan
ditekan kebawah
• Dilakukan juga dengan gaya
eksternal rotasi nyeri
cedera meniscus
• Kemudian dengan menahan
paha pasien, tungkai
bawahpasien didistraksikan
sambil ekso dan internal rotasi
Nyeri cedera collateral
ligament
MCMURRAY SIGN TEST
• Pasien supine, lutut fleksi
90 derajat
• Lutut kemudian diluruskan
sambil memberi gaya
valguspada lutut.
• Jika terjadi bunyi click
pada saat meluruskan
lutut cedera meniscus
CHILDRESS DUCK WADDLE TEST
• Assessment for medial
or lateral meniscus tears
– Pasien berdiri dengan
posisi lutut internal atau
eksternalrotasi penuh
– Pasien kemudian
mencoba jongkok penuh
– Nyeri pada :
• Eksternal rotasi
Lateral meniscus
• Internal rotasi
Medial meniscus
BOUNCE HOME TEST
• Assessment for
meniscaltears
– Posisi supine, lutut pasien
ditekuk kemudian
dibiarkan jatuh ke posisi
ekstensi penuh
– Positif

lutut tidak dapat


ekstensi penuh
INTERVENSI
• Manipulasi meniscus.
• Latihan Strengthening
• Knee support
• Latihan Stabilisasi.

Latihan stabilisasi

Knee support
Exercise for knee
OSTEOARTHROSIS KNEE
Pendahuluan
FAKTOR RESIKO;
• OA merupakan radang · Usia diatas 50 tahun.
sendi yang bersifat · wanita
kronis dan progresif · Kegemukan
disertai kerusakan · Riwayat immobilisasi
tulang rawan sendi · Riwayat trauma atau radang di
berupa integrasi (pecah) persendian sebelumnya.
dan perlunakan · Adanya stress pada sendi yang
progresif permukaan berkepanjangan,misalnya pada
sendi dengan olahragawan.
pertumbuhan tulang · Adanya kristal pada cairan sendi
rawan sendi ( osteofit) di atau tulang .
tepi tulang. · Densitas tulang yang tinggi
· Neurophaty perifer
· faktor lainnya : ras, keturunan dan
metabolik.
• Patologi:
– Degenerative joint disease
– Over used
– Overweight
• Kerusakan rawan sendi mengeras dan rapuh,
terjadi erosi dan fragmentasi, sebagian lepas
sbg corpus libera.
• Nyeri  immobilisasi  capsule contracture.
Assesment
• Anamnesis
– Nyeri jenis ngilu/pegal pada Tibio femoral joint
– Morning stiffness dan start pain
– Gerak terbatas dan crepitasi
• Inspeksi:
– Antalgic position dan antalgic gait
– Flexion contracture
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
• Tes cepat
– Nyeri dan terbatas pada fleksi, ekstensi tibio femoral joint
• Tes gerak aktif
– Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada tibio femoral
joint
• Tes gerak pasif
– Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak tibio
femoral joint
– Fleksi, ekstensi, tibio femoral joint, firm end feel.
• Tes gerak isometric
– Tidak ditemukan gangguan khas
Test Khusus
• Tes khusus
– JPM test fleksi, ekstensi tibio femoral
joint, firm end feel.
– Patello femoral test
– Ballotement test
– Fluktuation test
• Pemeriksaan lain
– X ray: penyempitan sela sendi;
penebalan tulang subchondrale;
osteophyte.
• Diagnosis
– Nyeri gerak tibio femoral joint dan
Capsular pattern tibio femoral joint
secondary to Osteoarthrosis tibio
femoral joint
INTERVENSI
• Joint mobilization
– Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
– Translasi pd pembatasan fleksi, ekstensi tibio
femoral joint
• Active mobilization
Osteoarthrosis Lutut
Degenerasi

Over weight Over used Injury

Fragmentasi & Nyeri & kaku lutut Joint mobiliz


erosi rawan sendi
Antalgic gait
Muscle mobiliz
Hipertrofi subchodr.
& osteofit Rom: Flx < Ext
Firm end feel
Manipul corpus libera
Corpus libera
JPM: Nyeri akhir
ROM / Firm end feel
Kontraktur
Weight control
Joint blockade
Joint blockade
Knee Instability
• Patologi:
– Kelemahan ligament akibat sprain/rupture saat
oleh raga/kerja.
– Dapat terjadi pd lig. Collaterale medial/lateral atau
lig. Cruciatum anterior/posterior.
Ligament Cruciatum Anterior
Gejala
• Langsung nyeri tepat setelah
• ACL adalah ligament lutut cedera
paling sering cedera.
Biasanya cedera akibat • Bengkak pada lutut yang
gerakan berputar terlalu terkena dalam 4 hingga 12 jam
cepat atau tidak normal • Suara letusan ketika ligament
seperti ketika lutut pecah
berhenti atau berubah • Kesulitan dengan pergerakan
arah seketika. ACL dapat
juga cedera ketika lutut lutut
berpilin saat mendarat • Berjalan dengan pincang nyeri
atau sebagai akibat kontak • Perasaan tidak stabil, dengan
atau benturan langsung lutut menekuk semasa olah
saat takal sepak bola raga atau aktivitas sehari-hari
Ligament Cruciatum Posterior
• Cedera PCL terjadi
ketika gaya langsung
diberikan ke depan
lutut ketika lutut
bengkok, seperti ketika
lutut bengkok Gejala
menghantam dasbor • Awal nyeri dan bengkak
pada kecelakaan mobil. langsung setelah cedera
Ligamen juga mungkin • Nyeri di bagian depan
ditarik atau
direnggangkan pada atau sisi dalam lutut
cedera terpilin atau • Ketidakstabilan bukan
hiper-ekstensi. keluhan utama kecuali
terdapat cedera ligamen
lainnya
Assesment
• Anamnesis
– Nyeri pada sendi lutut pada gerakan flexi dan
extensi
– Keluhan nyeri pada saat aktivitas.
• Inspeksi
– Kadang tampak genu valgus/varus
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
• Tes cepat
– Hiper mobility pada knee joint.
• Tes gerak aktif
– Terjadi nyeri saat extensi atau fleksi penuh. knee joint
– Internal rotasi dan external rotasi tidak terjadi nyeri
• Tes gerak pasif
– Nyeri pada saat gerakan varus dan valgus, flexi –
extensi sendi lutut dengan end feel soft.
• Tes gerak isometric
– Adanya nyeri pada sendi lutut
Test Khusus
• Tes khusus
– Valgus test: untuk tes lig.collaterale mediale
– Varus test: untuk tes lig.collaterale laterale
– Anterior shearing test untuk tes lig.cruciatum anterior
– Posterior shearing test untuk tes lig.cruciatum posterior
• Pemeriksaan lain
– Atroskopi
• Diagnosis
– Nyeri sendi lutut pada gerakan akibat lesi lig.collaterale
mediale, (atau lig.collaterale laterale; atau lig.cruciatum
anterior atau lig.cruciatum posterior)
DRAWER TEST
• Assessment for
– ACL, Posterior capsule, MCL,
Iliotibialband and PCL

• Pasien supine, lutut fleksi 90


derajat, kaki distabilisasi oleh
fisioterapis
• Tibia ditarik kearah anterior
translasi > 6 mm,
test positif
• Tibia didorong ke posterior
translasi jauh ke posterior
berarti positif
LACHMAN TEST

• Assessment of ACL injuries

• Pasien supine, lutut fleksi 30


derajat
• Femur pasien distabilisasi
dengan satu tangan dan tangan
yang lain menggerakkan tibia ke
anterior
• Positif jika end point dari
translasi anterior tibia tidak
jelas dan infrapatellar slope
menghilang
LATERAL PIVOT SHIFT MANEUVER
• Assessment for injury to
ACL, posterolateralcapsule,
LCL,iliotibialband

• Pasien supine, lutut fleksi 5


derajat
• Valgus stress diberikan sambil
memberi gaya internalrotasi
pada tibia
• Lutut kemudian difleksikan
30-40 derajat
• Positif jika tibia tereduksi ke
posterior
ABDUCTION /ADDUCTION STRESS TEST
• Assessment for MCL / LCL
injuries

• Lutut diberi gaya abduksi


atau adduksi dalam posisi
ekstensi penuh
• Nyeri di atas, bawah, atau
pada garis sendi
• Cedera collateral ligament
Intervensi
• Knee support dengan penguat pada fungsi
ligament yang lesi.
• Latihan stabilisasi aktif. Pada posisi MLPP.
• Latihan Strengthening otot pes anserinus
(atau iliotibial, atau hamstrings, atau
quadriceps)
Knee instability
Lig Laxity Muscle dysbalance Meniscus

Lig. Collateral medial Varus test


Passive & active
stabilization
Lig. Collateral lateral Valgus test

Lig. Cruciatum anterior Anterior shearing test

Lig.Cruciatum posterior Posterior shearing test


PENATALAKSANAAN FISITERAPI PD
CHONDROMALACIA PATELLAE

• Patologi:
– Arthrosis patellofemoral joint
– Genu valgum
– Kelemahan m. vastus medialis
ASSESSMENT
• Anamnesis
– Nyeri berjalan
– Deformitas kearah genu
valgus
• Inspeksi
– tidak tampak kelainan
local. Perhatikan Q
angle/genu valgus
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR

• Tes cepat
– Gerakan flexi dan ekstensi terjadi
painfull arc
• Tes gerak aktif
– Flexi dan ekstensi timbul crepitasi
patellae
• Tes gerak pasif
– flexi dan ekstensi
• Tes gerak isometric
– Gerak isometric ekstensi lutut nyeri
TES KHUSUS
• Tes khusus
– Palpasi : nyeri tekan pada condylus lateral dan
medial
– Joint play movement MLPP kompresi diatas
patella posisi lutut ekstensi dan semi fleksi.
– Pengukuran Q angle dan genu valgus.
– Tes kekuatan m. Vastus medialis.
• Pemeriksaan lain
– ’X’ ray intuk melihat OA sendi patellofemoralis
• Diagnosis
– Nyeri pada patella disebabkan oleh
chondromalacia
INTERVENSI
• Transverse friction pd posisi
patella didorong ke lateral dan
medial
• Strengthening exercise m.
Vastus medialis pada posisi
lutut gerak akhir ekstensi
• Medial arc support (corect
shoes)
Chondromalacia patellae
Degenerasi Genu valgus Lemah m.vastus
Micro injury
medialis

Cidera trtm odd Nyeri patella


Medial wedge shoes
facet

Nyeri posisi 300


Erosi flex
Friction
Penebalan tl
subchondral Compression test
+ Strength m.vastus
medialisn
Osteofit
Ballotement ±
Iritasi jar
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PD
PES ANSERINUS SYNDROME
• Patologi:
– Nyeri medial lutut akibat
tendinitis pes anserinus
– Penyebab Kelemahan
ligament collaterale mediale,
genu valgus atau flexion
contracture
ASSESSMENT
• Anamnesis:
– Nyeri medial lutut terutama tibia
– Nyeri pagi hari atau bila sudah jalan jauh
• Inspeksi
– Genu valgus atau semi lutut fleksi
– Antalgic gait ringan.
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
• Tes cepat
– Antalgic gait
– Nyeri ringan medial lutut saat ekstensi
• Tes gerak aktif
– Nyeri ringan pd akhir gerak aktif
ekstensi lutut dan abduksi panggul
• Tes gerak pasif
– Nyeri ringan pd akhir gerak aktif
ekstensi dgn springy end feel
• Tes gerak isometric
– Nyeri gerak isometrik fleksi lutut dan
adduksi panggul.
TES KHUSUS
• Tes khusus
– Palpasi medial lutut pd pes anserinus
• Pemeriksaan lain
– Diperlukan bila ada patologi lain
• Diagnosis
– Medial knee pain sec. pes anserinus
syndrome.
INTERVENSI
• Transverse friction pd otot pes
anserinus
• Latihan stabilisasi aktif. Pada
posisi MLPP.
• Medial arc support shoes
Pes anserinus syndrome
Genu valgus Lig. Collateral medial laxity Osteoarthrosis

Nyeri medial Strocking-effleurage


Muscle spasm
lutut

Transverse friction
Tendomyosis Antalgic gait

Tender & spasm Medial wedge shoes


Tendinitis palpated

Anda mungkin juga menyukai