Anda di halaman 1dari 22

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA

KASUS ILIOTIBIAL BAND SYNDROME (ITBS)


DI RSUD SIODARJO

1. Falderama Brilian Meyhardika (P27226018118)


2. Farhan Dhiya Ulhaq (P27226018168)
3. Wahyu Sandya Kiara (P27226018194)
DEFINISI
liotibial band syndrome (ITBS)
merupakan salah satu penyebab utama
nyeri lutut pada pelari dan penyebab
paling umum dari nyeri lutut sisi lateral.
Iliotibial band syndrome (ITBS) adalah
lanjutan dari peradangan dan iritasi pada
bagian distal iliotibial band (Ferber et al,
2010)

PREVALENSI
Sebuah studi prospektif yang dilakukan di University of Delaware Community terhadap 400 pelari
wanita selama 4 tahun didapatkan insiden ITBS sebanyak 16% dr total keseluruhan pelari wanita.
Taunton et al (2002) menganalisa prevalensi kasus ITBS di Vancouver Running Clinic, dan ditemukan
sebanyak 63 kasus ITBS pada 926 pria dan 105 kasus ITBS pada 1076 wanita, dengan persentase
sebesar 6,8% prevalensi pria dan 9,8% prevalensi perempuan (Baker dan Federicson, 2016)
ANATOMI

Iliotibial Band Syndrome (ITB) adalah pita jaringan fibrosa padat yang berasal dari area Spina Iliaca Anterior
Superior (SIAS) dan memanjang ke bawah sepanjang lateral paha sampai ke lutut. ITB berinsersio di
condylus lateral tibia (Martinez, 2012).

Fungsi utama iliotibial band ialah sebagai penggerak abduksi hip, salah satu penstabil lutut dan juga
berfungsi sebagai pengontrol (otot agonis) gerakan adduksi dan rotasi internal lutut (Ferber et al, 2010).
Salah satu penyebab ITBS adalah gesekan antara iliotibial band
dengan condylus lateral femur. Orchard et al berpendapat bahwa,
gesekan antara iliotibial band dan condylus lateral femur terjadi
ketika flexi lutut 20° - 30° pada fase stance phase saat berlari.
Etiologi Ketika lutut diekstensikan, ITB berada di anterior condylus lateral
femur. Ketika lutut difleksikan lebih dari 30, ITB berada di posterior
condylus lateral femur (Ferber et al, 2010).

Iliotibial band syndrome (ITBS) adalah lanjutan dari peradangan


dan iritasi pada bagian distal iliotibial band saat bergesekan
dengan condylus lateral femur, atau tuberositas tibia (jarang
terjadi). Cedera overuse disebabkan flexi dan extensi lutut yang
Patofisiologi berulang. Peradangan dan iritasi Iliotibial Band (ITB) juga dapat
terjadi karena kurangnya fleksibilitas ITB, yang dapat
mengakibatkan peningkatan ketegangan pada ITB selama stance
phase saat berlari (Martinez, 2012).
ASPEK BIOMEKANIK

Pada tahun 2007, Noehren et al menerbitkan studi prospektif pad pelari wanita dan menganalisis terkait
faktor biomekanik, termasuk adduksi pinggul, rotasi internal lutut, dan sudut eversi kaki belakang, dan terkait
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Pada penelitian tersebut didapatkan fakta bahwa subjek dengan riwayat
ITBS landing dengan adduksi hip dan internal rotasi tibia yang lebih besar dibanding subjek normal.
Teori Penyebab ITBS
Mekanisme Kompresi

Fairclough et al (2018) menggambarkan


mekanisme kompresi pita iliotibial terhadap
epikondilus lateral. Saat gerakan fleksi lutut
30° terjadi kompresi jaringan adiposa di
epikondilus lateralis tulang femur oleh ITB
yang kemudian menyebabkan rasa sakit dan
peradangan. Hal terssebut diakibatkan oleh
aproksimasi pita iliotibial ke epikondylus
lateralis saat lutut berotasi secara internal
selama fleksi dari posisi ekstensi.
MEKANISME GESEKAN
IDENTITAS PASIEN DIAGNOSIS MEDIS
Nama : Ahmad Nailul Iliotibial Band Syndrome (ITBS)
Umur : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar MEDIKAMENTOSA
Alamat : Buduran Mecobalamin 500 mg

Nomer RM : 0961443 Folic acid 1 mg

Calciun laktate 500 mg

Meloxicam 7.5 mg
KELUHAN UTAMA RPS RPD

Pasein mengeluhkan Lari – nyeri – pijat – sembuh – Trauma ( - )


nyeri pada bagian luar nyeri – klinik namira husada (2 Diabetus melitus ( - )
lutut, berbunyi klik saat Juni 2021) – pijat – klinik – RS Hipertensi ( - )
digunakan untuk berjalan, Siti Hajar (dilakukan foto
dan pasien merasakan rongten dan di diagnosis
lutut seperti tertarik ke ligamen ketarik) (7 Agustus
dalam. 2021) – terapi di rehab medik RS
Siti Hajar selama 2 bulan –
dirujuk ke RSUD Sidoarjo ( Awal
oktober 2021).
PEMERIKSAAN OBJEKTIF PEMERIKSAAN SPESIFIK
INSPEKSI STATIS Anterir drawer test - / -
• Tungkai terlihat valgus tungkai sisi sinestra Posterior drawer test - / -
• Tidak terdapat odema pada knee sinestra Valgus test - / +
Varus test - / -
INSPEKSI DINAMIS Renne’s test - / +
• Pasien datang tanpa menggunakan alat Aplley test - / -
bantu (gait) Mcmurray - / -
Ober Test - / +

PALPASI
-Terdapat nyeri tekan pada condylus
lateral tibia sisi sinestra
-- Teraba thightness illiotibia band pada
tungkai sinestra
-- Tidak teraba perubahan suhu lokal knee
sinestra
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan nyeri (NRS) Pemeriksaan kekuatan otot (MMT)

NYERI NILAI GRUB OTOT MMT


Diam 0 Flexor Knee 5
Tekan 5 Extensor Knee 5
Gerak 6

Pemeriksaan Kem. Fungsional


Pemeriksaan LGS (Goniometer)
(KOOS)
DEXTRA (..◦) SINESTRA (..◦) NILAI INTERPRETASI
S : 0.0.130 S : 0.0.130 60 Sedang
DIAGNOSIS FISIOTERAPI

DIAGNOSIS FISIOTERAPI

IMPAIRMENT FUNCTIONAL LIMITATION


• Thightness pada iliotibial band sinestra PARTICIPATION RESTRICTION
• Keterbatasan melakukan • Tidak ada keterbatassan dalam
• Deformitas ( terlihat valgus pada
olahraga seperti berlari melakukan aktivitas sosial
tungkai) sinistra
• Nyeri tekan pada condylus lateral tibia
sinestra
• Nyeri gerak pada laeral knee sinestra
UNDERLYING PROCESS
Internal tibia Deformitas knee Kelemahan otot Hiper pronasi ankle
Overuse
rotation gluteus

Biomekanik
kinematik abnormal

penekanan berulang Impingement

microtrauma

Release algogenik pain Inflamasi


Transduksi serabut
(Prostaglandin,
saraf A delta dan C
Bradikinin, dan Histamin)

Nyeri pada ITB


Iliotibial band syndrome

Impairment
Functional Limitation Participation Restriction

Keterbatasan melakukan Tidak ada keterbatassan


Thighness pada iliotibial band olahraga seperti berlari dalam melakukan aktivitas
Muscle sosial
Release
Deformitas ( terlihat valgus pada
tungkai)
Thightness
Nyeri tekan pada condylus lateral tibia Deformitas
Exercise
Nyeri tekan & gerak
Kemampuan
Stabilitas knee
Nyeri gerak pada laeral knee fungsional

Stabilitation
Exercise Sedikit instabil pada knee joint
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

Stabilitation
Stretching
Exercise

Muscle Release

Strengthening
Exercise
deep pressure holds 30-second
at 60 seconds per holds at 3
painful trigger point stretches.

sets of 15 to holds of
30 repetitions, 5 to 15
progressing seconds
from 1 to 3
sets
8 repetisi diulangi 3 set holds of 5 to 15 seconds holds of 5 to 15 seconds
● studi menunjukkan bahwa cedera kronis
Tendon Achilles merespons pelatihan
eksentrik selama 12 minggu dengan
meningkatkan laju sintesis kolagen. Temuan
ini bisa menunjukkan hubungan antara
metabolisme kolagen dan pemulihan dari
cedera pada tendon manusia.

● Studi juga menunjukkan terapi latihan


menstimulasi perubahan dalam sistem
opioid endogen di otak yaitu peningkatan
betaendorphin dan met-enkephalin
EVALUASI
Pemeriksaan nyeri (NRS) Pemeriksaan kekuatan otot (MMT)

NYERI NILAI GRUB OTOT MMT


Diam 0
Flexor Knee 5
Tekan 4
Extensor Knee 5
Gerak 5

Pemeriksaan Kem. Fungsional


Pemeriksaan LGS (Goniometer)
(KOOS)
DEXTRA (..◦) SINESTRA (..◦) NILAI INTERPRETASI
S : 0.0.130 S : 0.0.130 49 Sedang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai