Disusun Oleh :
Kelompok 02
1. Fitri Rahma Sari Marbun P3.73.26.1.17.020
2. Marsha Della Hapsari P3.73.26.1.17.024
3. Nadya Karela P3.73.26.1.17.032
4. Siti Maulida P3.73.26.1.17.045
5. Taufik hidayat P3.73.26.1.17.046
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Praktik Klinik II
Program Studi DIV Fisioterapi Poltekkes Jakarta III
Disusun Oleh:
1. Fitri Rahma Sari Marbun P3.73.26.1.17.020
2. Marsha Della Hapsari P3.73.26.1.17.024
3. Nadya Karela P3.73.26.1.17.032
4. Siti Maulida P3.73.26.1.17.045
5. Taufik hidayat P3.73.26.1.17.046
i|Poltekkes Jakarta 3
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
2021
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk
ii | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
LEMBAR PENGESAHAN
2021
iii | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun laporan konferensi kasus yang
Cruciate Ligament (Acl) Lutut Kanan Di Klinik Esa Unggul Jakarta Barat 2021”
dengan lancar.
mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
2. Ibu Ratu Karel Lina, SST. Ft., SKM., MPH selaku Ketua Jurusan dan
Harapan kami bahwa laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada kasus pasca rekonstruksi anterior cruciate ligament (acl) lutut kanan di klinik
iv | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
Kami menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dengan
keterbatasan yang kami miliki. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca
akan kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan
Penulis
v|Poltekkes Jakarta 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….…i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………...ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................ vi
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 3
D. Manfaat ......................................................................................................... 4
BAB II....................................................................................................................... 5
A. Definisi.......................................................................................................... 5
C. Epimediologi ............................................................................................... 16
D. Etiologi........................................................................................................ 17
E. Patofisiologi ................................................................................................ 18
H. Prognosis ..................................................................................................... 20
vi | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
STATUS KLINIS ................................................................................................... 31
BAB IV ................................................................................................................... 40
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 40
B. Hambatan .................................................................................................... 41
BAB V .................................................................................................................... 43
PENUTUP .............................................................................................................. 43
A. Kesimpulan ................................................................................................. 43
B. Saran ........................................................................................................... 43
vii | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
DAFTAR GAMBAR
viii | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
DAFTAR TABEL
ix | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anterior cruciate ligament (ACL) adalah ligament yang terdapat pada
pergeseran ke depan yang berlebihan dari tulang tibia terhadap tulang femur
femur terhadap tibia yang stabil (Ikhwan Zein, 2015). Salah satu Cedera
paling sering pada atlet adalah rupture anterior cruciate ligament (ACL).
penanganan yang tidak baik terhadap cedera ini(Filbay & Grindem, 2019).
ruptur ACL per tahun. Prevalensi kejadian cedera ACL banyak ditemukan
cedera ACL juga didapati ruptur pada meniskus. Pada cedera akut,
meniskus lateralis akan lebih sering robek, pada ACL kronis, meniskus
medial akan lebih sering robek(Santoso et al., 2018) Robekan ACL lebih
1|Poltekkes Jakarta 3
Terjadi penurunan fungsi dan dapat menimbulkan gejala ketidakstabilan.
bermakna.
Atlet akan merasa lututnya sering “goyang”, nyeri dan bengkak berulang
70% pasien di klinik fisioterapi esa unggul mengalami rupture ACL dan
rupture meniscus. Ada juga sebagian yang terkena keduanya. Oleh karena
itu, untuk memenuhi tugas penulisan laporan kasus kelompok kami tertarik
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
- Gangguan proprioceptive
- Antalgic gait
2|Poltekkes Jakarta 3
2. Pembatasan Masalah
Pada kasus post rekonstruksi ACL yang kami gambarkan diatas, muncul
a. Gangguan nyeri
c. Gangguan berjalan
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
2.3 Mengetahui tujuan dari latihan yang di gunakan pada kasus pasca
3|Poltekkes Jakarta 3
D. Manfaat
1. Bagi masyarakat
proses rehabilitasi
2. Bagi profesi
3. Bagi institusi
4|Poltekkes Jakarta 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
dan Posterior Cruciate Ligament (PCL) terentang dari tulang disekitar fosa
seperti huruf X. ACL melonggar ketika knee fleksi dan tegang ketika
ekstensi penuh. Mencegah tulang tibia dari pergeseran yang berlebihan dan
Ligament tegang ketika knee joint fleksi dan berguna untuk membatasi
fleksi.
menyebabkan sendi lutut menjadi tidak stabil sehingga tulang tibia bergeser
secara bebas. Ruptur ACL sering terjadi pada olahraga high-impact, seperti
sepak bola, futsal, bola voli, tenis, bulutangkis, bola basket dan olahraga
5|Poltekkes Jakarta 3
Rekonstruksi anterior cruciate ligament (ACLR) adalah prosedur bedah
untuk mengganti ACL yang sobek atau cedera dengan cangkok jaringan.
Cangkok jaringan ini bisa berasal dari tubuh pasien atau donor dari mayat
yang telah meninggal. ACLR merupakan salah satu tekhnik ortopedi yang
(2016).
menahanaxial loading cukup berat (Flandry & Hommel 2011). Sendi lutut
kerja dari sendi. Stabilitas sendi lututtergantung pada kekuatan dari otot dan
tibia, serta otot yang berperan besar dalammenjaga stabilitas sendi lutut
6|Poltekkes Jakarta 3
1. Komponen tulang dari sendi lutut antara lain femur, patella, tibia, dan
fibula.
3. Sendi lutut adalah sendi yang terdiri dari dua buah sendi condyloid dan
tibial
a. Kapsul Sendi
dibagian anterior.
b. Membran sinovial
7|Poltekkes Jakarta 3
anterior menuju regio intercondylar, menutupiligament cruciate dan
al. 2010).
zona red, zona red/white, dan zona white. Sepertigabagian perifer dari
8|Poltekkes Jakarta 3
Gambar 2.1 Meniskus lutut
d. Ligament
adalah sebuah jaringan fibrosa yang tersusun oleh serat kolagen yang
memiliki sifat sangat kuat, fleksibel dan resisten dari pukulan atau
dan terdapat kandungan kolagen tipe III, VI, V, XI dan XIV, serta<1
(Mulyadi, 2015).
9|Poltekkes Jakarta 3
Ligament yang terdapat pada knee joint merupakan jenis articular,
menahan beban dari permukaan luar sendi lutut, sebagai penahan beban
tubuh ketika rotasi tibia pada femur, dan juga berperan saat gerakan
conjoined tendon. Fungsi dari LCL adalah sebagai penahan beban varus
pada knee joint dan saat gerakan rotasi Os. tibia terhadap Os. Femur
varus pada knee joint, medial tibial rotation 90 derajat (Lowe et al,
2016).
10 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
di anterior knee joint, anterior translation Os. Tibia terhadap Os. Femur
11 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
dengan grup otot quadriceps berperan saat extensi knee, otot ini
Biceps femoris terdiri dari 2 caput, yaitu caput longum dan caput brevis.
gerakan extensi hip, lateral rotasi hip, flexi knee dan rotasi lateral knee.
tuberositas tibiae. Berperan pada gerakan extensi hip, medial rotasi hip,
12 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
F. Saraf
(Dhananjaya, 2012).
G. Vaskular
13 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
membentuk anastomosis genicular periarticular di sekitar lutut yaitu :
dengan rongga artikular sendi lutut yaitu: bursa suprapatellar (di dalam
tubuh manusia yang meliputi otot, tulang, tendon dan ligament yang bekerja
2014).
Biomekanik pada sendi lutut terjadi karena axis gerak flexi dan ekstensi
Beban yang diterima sendi lutut secara biomekanik dalam keadaan normal
melalui knee joint bagian medial dan otot paha bagian lateral sebagai
osteokinematik yang terjadi pada sendi lutut yaitu ketika flexi dan extensi
14 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
knee pada bidang sagittal dengan ROM antara 120 – 130 derajat (140 derajat
apabila diikuti flexi hip) dan 0 – 10 derajat ROM ketika extensi jika diikuti
derajat dan eksorotasi 40 – 45 derajat dari posisi awal mid position jadi
ketika flexi knee 90 derajat.Gerakan rollling dan sliding tejadi pada kedua
permukaan tulang. Ketika femur terlibat dalam gerakan flexi knee terjadi
rolling ke arah belakang dan sliding ke depan, sedangkan pada saat extensi
maka rolling ke depan dan sliding ke belakang. Sedangkan pada saat tibia
flexi maupun extensi maka rolling dan sliding bergerak searah dengan
arthrokinematika pada sendi lutut yaitu saat femur rolling dan sliding
berlawanan arah pada saat gerak flexi, femur rolling ke arah posterior dan
anterior dan sliding ke superior. Jika tibia bergerak flexi atau extensi maka
rolling dan sliding terjadi searah, yaitu saat flexi menuju ventral dan saat
Knee joint memiliki sifat hinge joint dengan arthodial pivot dan gliding.
Rotasi pada knee joint dibedakan menjadi 3, secara umum yaitu; flexi –
extensi 1600 flexi dan -50 hyperexension, varus – valgus dengan derajat 6
15 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
J. Capsular Pattern pada Knee Joint
Dalam keadaan normal pola kapsuler yang terjadi di knee joint meliputi
flexi dan extensi.Pola kapsuler sendi lutut adalah gerakan flexi knee lebih
oleh arthritis permasalahan utama yang timbul yaitu terdapat pada capsular
yaitu kekakuan sendi akibat kapsulendi mengerut secara total. Ciri – ciri
capsular pattern yang tidak normal yaitu; gerak flexi lebih terbatas dari
2013).
C. Epimediologi
16 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
cedera ACL 3 sampai 7 kali lebih besar dialami oleh wanita yang
berpartsipasi dalam olahraga bola basket dan sepak bola (Micheo, et al:
cedera ACL berhubungan dengan olahraga, oleh karena itu tingkat cedera
ACL banyak dialami oleh atlet. Cedera ACL untuk wanita lebih tinggi
usia 12-13 tahun untuk anak perempuan dan pada usia 14-15 tahun untuk
anak laki-laki.
lebih lanjut diikuti oleh peningkatan partisipasi dalam kegiatan atletik oleh
D. Etiologi
Mekanisme yang sangat umum ditemui saat cedera ACL paling sering
terjadi akibat dari deselerasi ekstremitas bawah yang cepat terkait dengan
kontraksi paha depan yang kuat dan perubahan arah atau pendaratan
dengan lutut yang sedikit ditekuk atau hiperekstensi (Micheo, et al: 2010).
fungsi lutut dan bahkan ada yang tidak kuat dan akhirnya menyerah. Lutut
penderita ACL ruptur biasanya mengalami bengkak, nyeri, dan sulit untuk
digerakkan.
17 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
E. Patofisiologi
Cedera yang terjadi pada jaringan tubuh dapat mengenai, otot dan
tendon, sendi dan ligamen, tulang, saraf otak dan lainnya. ACL
tidak memiliki zat-zat penyembuh luka, maka jika terjadi ruptur ACL
atau pergantian jaringan baru (Brukner & Khan, 2011) dalam Alfian
sebagai pengikat antara femur dan tibia. Cedera ACL fase akut dapat
dengan panas, merah, bengkak, nyeri, dan hilangnya fungsi (B.M. Wara
ACL adalah cedera lutut yang sering dialami oleh atlet. Cedera ini
ACL paling umum terjadi karena cedera non kontak yang terjadi diatas
18 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
berhubungan dengan stres valgus dengan presentase 28%. Namun cedera
memiliki zat-zat penyembuh luka, maka jika terjadi ruptur ACL akan
19 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
tidak dapat mengendalikan gerakan lutut. Lutut terasa tidak
stabil.
H. Prognosis
Pasien yang dilakukan operasi rekonstruksi memiliki tangka
(Gammons, 2014).
20 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
itu, untuk dapat mencapai target- target diperlukan intervensi berupa
Bearing.
minimal.
21 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
• Fase III dapat dimulai ketika tujuan dari fase 2 terpenuhi.
setelah operasi .
J. Biomekanik berjalan
Gait Cycle merupakan unit dasar pengukuran dalam analisis langkah
(gaitanalysis).Terdapat dua fase dalam gait cycle, yakni stance phase dan
mengambil 38% dari keseluruhan siklus, yang diawali olehfase toe-off dan
diakhiri oleh foot strike pada sisi ipsilateral yang kedua kalinya.Satu siklus
gait dihitung saat satu kaki kontak dengan tanah berakhir ketika kakiyang
Setiap fase dari kedua faseini dibagi lagi menjadi beberapa komponen
Mengacu kepada terminologi gait cycle yang baru, gait cycle dapatdibagi
22 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
SecondDouble Limb support, Initial Swing, Mid-Swing, dan Terminal
• Periode I: Initial Contact / Initial Double Limb Support (0-12% dari gait
cycle)Periode ini diawali dengan foot strike yang pertama dan diakhiri
Periode ini diawali dengan toe-off dan diakhiri dengan foot strike pada
• Periode III: Second Double Limb Support (50-62% dari gait cycle)
Periode ini disebut juga pre-swing, diawali dari foot strike dan
23 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
periode ini dimanakedua kaki mengalami kontak dengan tanah sebelum
saatkaki mengangkat dari tanah (toe-off) dan berakhir saat kaki yang
menuju akhir dari periode ini begitu kakisisi kontralateral berada pada
Periode ini merupakan sepertiga tengah dari swing phase. Dimulai dari
24 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
terhadap gravitasi.Ankle berlanjut mengalamidorsifleksi hingga kembali
ke posisi netral.
tibiaberada pada posisi vertikal dan diakhiri dengan initial contact (foot
25 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
4 : Gerakan aktif melawan tahanan minimal dan gravitasi
b. Range of motion
ROM menjadi teknik dasar untuk menilai lingkup gerak sendi yang
sepenuhnya sesuai gerakan yang normal baik secara pasif maupun aktif.
pasif.
26 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
etnis.Lebih baik daripada VAS terutama untuk menilai nyeri akut. Namun,
lebihteliti dan dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang
pemeriksa pada tuberculum tibialis dan tangan lainnya pada paha bawah
27 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
Lachman test merupakan tes yang digunakan untuk melihat
lutut, dengan ibu jari pemeriksa ditempatkan pada kedua sisi tendon
perlu diketahui pada saat melakukan lachman test dan anterior drawer
test pasien harus dalam keaadaan tenang tidak tegang pada hamstring
28 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
Gambar 2.6 Anterior Drawer Test
Sumber: Labella, et al (2014)
29 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
L. Kerangka Berpikir
30 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
BAB III
STATUS KLINIS
A. Identitas Klien
1. No. RM : -
2. Nama : Mr. IS
3. Jenis Kelamin : laki-laki
4. Tempat/Tanggal Lahir : 26 Juli 1982
5. Alamat : Komplek KFT blok b3/2 Jakarta Barat
6. Agama :
7. Pekerjaan : wiraswasta
8. Hobi :
9. Tanggal Masuk Rumah Sakit: 28 november 2020
10. Tanggal Pemeriksaan :
11. Diagnosis Medis : ACL+Meniscus
12. Medika Mentosa :
2. Goal/Harapan Klien :
Dapat berjalan dengan normal, tidak merasakan nyeri dan dapat
menekuk kaki secara full
3. KeluhanPenyerta : -
4. Riwayat PenyakitSekarang :
Pada tanggal 18 oktober 2020, px terjatuh dari tangga pada saat
ingin memperbaiki lampu rumah, pasien merasakan nyeri pada
lutut kanan kemudian datang kerumah sakit Pondok Indah pada
keesokan harinya yaitu pada tanggal 19 Oktober 2020, setelah
31 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
kerumah sakit kemudian px melakukan rontgen dan MRI dan
dinyatakn ACL rupture dan meniscus, lalu px membuat jadwal
operasi dengan dokter pada tanggal 28 November 2020. Setelah
operasi px tidak langsung melakukan fisioterapi, kemudian pada
minggu ke-5 px baru melakan fisioterapi di RS Pondok Indah
selama seminggu, kemudian fisioterapi selanjutnya dilakukan di
klinik Esa Unggul.
5. Riwayat PenyakitDahulu: -
B) PemeriksaanUmum
1. Kesadaran : compos mentis
2. Tekanan Darah :-
3. DenyutNadi :-
4. Pernapasan :-
5. Kooperatif/TidakKooperatif : kooperatif
C) PemeriksaanFisioterapi
1. Inspeksi
a. Statis
Tidak terlihat tanda peradangan, ekspresi wajah tidak terlihat
menahan sakit, berjalan menggunakan 1 kruk
b. Dinamis
Pola jalan antalgic gait lebih menumpu pada kaki kiri yang
lebihsehat,
2. PemeriksaanFungsional
Pemeriksaan fungsional single leg squad Pelvic drop
3. Pemeriksaan fungsi gerak dasar (PFGD)
a. PFGD Aktif
1) Fleksi knee dextra
Tidak full ROM, nyeri, tidak stabil
2) Extensi knee dextra
full rom, tidak nyeri, stabil
3) Fleksi knee sinistra
32 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
Full ROM, tidak nyeri, stabil
4) Extensi knee sinistra
Full ROM, tidak nyeri, stabil
b. PFGD Pasif
1) Fleksi knee dextra :
Tidak full ROM, nyeri, springy end feel
2) Extensi knee dextra :
Full rom, tidak nyeri, hard end feel
3) Fleksi knee sinistra
Full ROM, tidak nyeri, soft end feel
4) Extensi knee sinistra
Full ROM, tidak nyeri, hard end feel
c. PFGD Isometrik
1) Fleksi knee dextra
Mampu melawan tahanan minimal
2) Extensi knee dextra
Mampu melawan tahanan minimal
3) Fleksi knee sinistra
Mampu melawan tahanan maksimal
4) Extensi knee sinistra
Mampu melawan tahanan maksmial
4. Test Khusus
1) Antropometri
Tabel 3.1 Antropometri lutut
Posisi 5cm 10 cm 15 cm 20 cm 5cm 10 cm 15 cm P
kaki diatas diatas diatas diatas dibawah dibawah dibawah
patella patella patella patella patella patella patella
Kanan 39cm 38,5cm 42,5cm 467cm 33cm 32cm 30cm 36,5
33 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
2) ROM
Knee dextra
S 0°-0°-115°
Knee sinistra
S 0°-0°-120°
3) VAS
Nyeri gerak
0 7 10
4) Palpasi
Tidak ada oedem, tidak ada tanda inflamasi, tonus normal,
D) PemeriksaanPenunjang
• MRI
C. Diagnosa Fisioterapi
A) Problematik Fisioterapi
1. Body function and structure impairment
- Gangguan proprioceptive
- Antalgic gait
2. Activity limitation
- Berjalan
3. Participation restriction
34 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
B) Diagnosis Fisioterapi Berdasarkan ICF
Px mengalami gangguan berjalan karena adanya nyeri pada knee
dextra, keterbatasan ROM saat flexi, atrofiotot knee dextra dan
gangguan proprioceptive sehingga pola jalan antalgic dan belum dapat
Kembali bekerja et causa Post Rekonstruksi ACL
D. PERENCANAAN FISIOTERAPI
A. TujuanJangkaPendek
- Mengurangi nyeri
- Meningkatkan ROM
- Hipertrofi otot
- Menstimulasi proprioceptive
- Memperbaiki pola jalan
B. Tujuan Jangka Panjang
- Dapat berjalan dengan normal
E. Intervensi Fisioterapi
Tabel 3.2 Intervensi Fisioterapi
No Metode Dosis Tujuan
35 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
No Metode Dosis Tujuan
I: 100X
T:
T:
kneeling F : 4x MeningkatkanAktif ROM
4. seminggu
I : 1 set,
10
repetisi
T : 10
hold, 10
rest
T:
5. F: 4x Menguatkan core, meningkatkan
Plank seminggu postural control tubuh,
I: 2 set meningkatkankeseimbangan
T: 45
detik
T:
36 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
No Metode Dosis Tujuan
I: 2 set,
12
repetisi
T: 10
detik
work,
rest 10
detik
T:
11. Stretching F: 4x W
padaslumboar seminggu
d I:
T:
T:
12. RDL F: 4x
seminggu
I: 1 set,
10
repetisi
T:
10detik
hold, 10
detik rest
T:
13. Eksentrik F: 4x
quadriceps + seminggu
beban I: 2 set,
10
repetisi
T: hold
20 detik,
rest 10
detik
T:
37 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
No Metode Dosis Tujuan
set kaki
kiri 1 set
T: 1
menit
T:
16. Jalan F: 4x Menstimulasi proprioceptive
ditempat 1 seminggu
menit in I: 2 set
trampolin T: 1
menit
T:
17. Eksentrik F : 4x
hamstring seminggu
standing with I : 3 set
ball 10
repetisi
T:
T:
18. Step up in F:4x Menstimulasi proprioceptive
stairs seminggu
I: 3 set
T: 10
repetisi
T:
F. EVALUASI
1. Evaluasi nyeri pasien menggunakan VAS
Tabel 3.3 Evaluasi VAS
Lutut kanan T0 T6
Nyeri gerak 7 6
2. Evaluasi ROM
Tabel 3.4 Evaluasi ROM
Knee Dextra T0 T6
38 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
3. Evaluasi Antropometri
Tabel 3.5 Evaluasi Antropometri
Kaki 5cm 10 cm 15 cm 20 cm 5cm 10 cm 15 cm Patella
kanan diatas diatas diatas diatas dibawah dibawah dibawah
patella patella patella patella patella patella patella
T0 36cm 37,5cm 42cm 46cm 31cm 31cm 30cm 36,5
39 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
BAB IV
PEMBAHASAN
open kinematic chain dan closed kinematic chain selama 7 hari. Intervensi
40 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
Lutut kanan T0 T6
Nyeri gerak 7 6
Range Of Motion
Tabel 4.2 Range of motion
Knee Dextra T0 T6
Fleksi-ekstensi knee 0-0-115 0-0-115
Pemeriksaan Antropometri
Tabel 4.3 antropometri lutut
Kaki 5cm 10 cm 15 cm 20 cm 5cm 10 cm 15 cm Patella
kanan diatas diatas diatas diatas dibawah dibawah dibawah
patella patella patella patella patella patella patella
T0 36cm 37,5cm 42cm 46cm 31cm 31cm 30cm 36,5
cm
T6 37cm 38cm 42cm 46,3 cm 31,7cm 31,5cm 32cm 36,5
cm
B. Hambatan
Dalam melakukan intervensi dengan pasien terdapat beberapa faktor
melakukan terapi, pada saat intervensi dilakukan pasien tidak melakukan sesuai
intruksi yang diberikan oleh fisioterapis dan waktu latihan yang terbatas. Hal
41 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
2. Riwayat Pasien
Pasien sering mengeluhkan rasa nyeri pada lutut sebelah kanan saat
42 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan bahwa pasien Tn.I dengan problematik nyeri pada knee dextra,
keterbatasan ROM saat flexi, atrofi otot knee dextra dan gangguan
intervensi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu:
43 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
DAFTAR PUSTAKA
44 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
Macam-Macam-Mekanisme-Kerja-Ligamen-Adalah.html. Diaksespada: 9
februari 2021
Madeti, B. K., Rao, C. S., & Rao, B. S. S. (2014). Failure analysis of ACL and
Hertz contact stress in human knee. International Journal of Biomedical
Engineering and Technology, 16(4), 317-328.
Masourus, S.D., Bull, A.M.J., Amis, A.A. (2010).Biomechanic of The Knee Joint.
Orthopaedic and Trauma Journal.Vol. 24, No. 2, Hal. 84 – 21
45 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
Micheo, W. et al. Evaluation, Management, Rehabilitation, and Prevention of
Anterior Cruciate Ligament Injury: Current Concepts. American Academy
of Physical Medicine and Rehabilitation. Vol. 2, 2010:935-934
Paschos, N.K. & Howell, S.M. (2016). Anterior Cruciate Ligament Reconstruction:
Principles of Treatment. Effort Open Reviews. 1.
46 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3
LEMBAR KONSULTASI
47 | P o l t e k k e s J a k a r t a 3