Anda di halaman 1dari 33

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS

LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUD ROKAN HULU

Disusun Oleh :
LAYINATUN NI’MAH
P27226018298

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI


JURUSAN FISIOTERAPI POLTEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
2019
 Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas
pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh
yang disebabkan oleh energi panas, bahan
kimia, radiasi dan arus listrik. Berat dan
ringannya luka bakar tergantung pada jumlah
area permukaan tubuh, derajat kedalaman
dan lokasi luka bakar yang terjadi (Suriadi,
2004).
 Luka bakar merupakan kejadian trauma yang
menyakitkan dan sering melemahkan, serta
tidak nyaman untuk pasien. Penderita luka
bakar menggambarkan rasa sakit sebagai
gejala umum terburuk dan menyiksa
(Carrougher, dkk., 2006 dalam
Bikmoradi,dkk., 2016). Tan,dkk (2010)
menyatakan bahwa rasa sakit akibat luka
bakar sering terjadi karena kerusakan kulit
atau karena perawatan untuk mengganti
balutan saat perawatan luka. Nyeri merupakan
gejala luka bakar yang sudah terjadi sejak
awal terjadinya luka bakar dan bisa berlanjut
sampai penyembuhan luka (Smeltzer & Bare,
2002).
 Salah satu pelayanan kesehatan yang berperan
dalam kasus luka bakar adalah Fisioterapi.
Menurut PMK RI tahun 2015, Fisioterapi adalah
bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan dan
ditujukan kepada individu atau kelompok
berguna untuk mengembangkan, memelihara,
dan memulihkan gerak serta fungsi tubuh
manusia sepanjang rentang kehidupan dengan
menggunakan pelayanan secara manual,
peningkatan gerak, dengan peralatan (physic,
electroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi
dan komunikasi (Permenkes RI No. 80 Tahun
2013).
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan
dari hasil pemeriksaan pada pasien di dapatkan
masalah hanya terbatas pada nyeri, dan
keterbatasan gerak aktif pada semua gerakan.
Maka disini penulis akan membatasi hanya
dengan menggunakan latihan posisioning,
actife exercise dan streching
 Dari latar belakang masalah yang telah
dijabarkan, maka penulis akan merumuskan
masalah pada makalah ini adalah apakah
terapi latihan posisioning, actife exrcise dan
streching dapat mengurangi nyeri dan
meningkatkan lingkup gerak sendi pada
pasien luka bakar?
 Untuk mengetahui pengaruh dari pemberian
terapi latihan berupa posisioning, actife
excrcise dan streching terhadap pasien luka
bakar derajat II.
 LANDASAN TEORI
• Definisi
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera
(injuri) sebagai akibat kontak langsung atau
terpapar dengan sumber-sumber panas
(thermal), listrik (electrict), zat kimia
(chemycal), atau radiasi (radiation).
 Pemeriksaan
 Pengukuran fisioterapi
 Intervensi Fisioterapi
 Tanda dan Gejala
 Kerangka berfikir
Keterangan Umum Pasien
 Anamnesis Umum
Nama: Tn P, Umur: 37 tahun, Jenis kelamin:
perempuan, Agama: Islam, Pekerjaan:
karyawan pabrik, Alamat: desa Bukit Lipai
Nomor Registrasi: 215673 dengan diagnosa
medis luka bakar derajat II
Data – data Medis Rumah SakitDiagnose medis:
Diagnose medis: luka bakar derajat II.
Segi Fisioterapi
◦ Anamnesa
◦ Anemnesa Khusus
 Keluhan Utama
Keluhan utama pasien berupa nyeri dan susah bergerak
akibat luka bakar.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang pasien yaitu pada tanggal 30
September 2019 kurang lebih kurang 3 hari yang lalu pasien
terkena Luka bakar derajat dua saat sedang bekerja dan
terkena ledakan LPG. Luas luka bakar 54%, klien mengeluh
nyeri pada kedua tangan, kaki, dan dada. Keluhan bertambah
berat ketika menggerakkan anggota tubuhnya dan berkurang
saat tidur. Saat ini pasien masih dirawat di RSUD Rokan Hulu.
Dan dikonsulkan untuk menjalani fisioterapi
 Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat penyakit Keluarga

 Riwayat penyakit Penyerta


Anamnesis Sistem

 Kepala dan leher : pasien tidak mengeluh pusing


dan kaku leher
 Sistem pernafasan : sistrem pernafasan baik dan
normal, tidak ada sesak nafas
 Sistem kardiovaskuler : pasien tidak merasakan
berdebar – debar ataupun nyeri dada
 Sistem pencernaan : Buang air besar lancar
 Sistem urogenital : buang air kecil normal dan
terkontrol
 Sistem muskuloskeletal : terdapat nyeri kaku
sendi
 Sisitem persarafan : tidak merasakan kesemutan
ataupun nyeri menjalar.
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
 Tekanan Darah : 110/80 mmhg
 Nadi : 81x/menit
 Suhu : 360 C
 Frekuensi Nafas : 19x/menit
 Tinggi Badan : 162 cm
 Berat Badan : 65kg
 Inspeksi
Pada pasien ini terlihat secara statis keaadaan umum pasien
terlihatmasih pucat dan menahan nyeri, secara dinamis pasien belum
bisa bergerak scara full ROM.
.
 Palpasi
Suhu lokal sama kanan dan kiri, adanya nyeri
tekan pada epicondilus latral dextra
 Perkusi
 Auskultasi
 Gerak dasar
 Gerak Aktif
 Gerak Pasif
 Gerak melawan tahanan
A.Pengukuran Fisioterapi

Nyeri dengan Skala VAS


Nyeri diam : 9 cm (nyeri berat terkontrol)
Nyeri tekan : 9 cm (nyeri berat terkontrol)
Nyeri gerak : 10 cm (nyeri berat tak terkontrol)
Index barthel
NO Aktifitas Nilai Nilai
Pemeriksaan Normal

1 Makan 3 0 - 10

2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan 4 0 - 15


sebaliknya, termasuk duduk di

tempat tidur

3 Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir rambut, 0 0-5


mencukur dan
menggosok gigi

4 Aktifitas toilet (buang air besar dan buang 0 - 10


air kecil)
0

5 Mandi 0 0-5

6 Berjalan di jalan yang datar 0 0 - 15


Menggunakan kursi
roda

7 Naik turun tangga 0 0 - 10

8 Berpakaian termasuk mengenakan sepatu 0 0 - 10

9 Kontrol BAB 10 0 - 10

10 Kontrol BAK (kateter) 0 - 10

Jumlah 17 100
Gerak aktif Kiri Kanan Nilai normal
(MacDermic et all,
1999 187:192)
Bahu Aktif S = 20 º - 0 - 35 º F = 0 S = 100 º - 0 - 165
º - 0 - 40 º º S = 120 º - 0 - 180 º
F = 0 º - 0 - 140 º F = 0 º - 0 - 150 º

Bahu Pasif S = 20 º - 0 - 35 º F = 0 S = 105 º - 0 - 165


º - 0 - 40 º º
F = 0 º - 0 - 140 º

Siku Aktif S = 0 º - 0 - 40 º S = 0 º - 0 - 140 º S = 0 º - 0 - 150 º

Siku Pasif S = 0 º - 0 - 40 º S = 0 º - 0 - 140 º

Tangan Aktif S = 5 º - 0 - 10 º F = 5 S = 45 º - 0 - 50 º
º-0-5º F = 15 º - 0 - 20 º S = 70 º - 0 - 75 º F = 20
º - 0 - 30 º
Tangan Pasif S = 5 º - 0 - 10 º F = 5 S = 50 º - 0 - 55 º
º-0-5º F = 15 º - 0 - 20 º

Panggul Aktif S = 0 º - 0 - 45 º F = S = 0 º - 0 - 40 º
20 º - 0 - 30 º F = 20 º - 0 - 30 º S = 30 º - 0 - 120 º
F = 45 º - 0 - 30 º
Panggul Pasif S = 0 º - 0 - 45 º F S = 0 º - 0 - 45 º
= 20 º - 0 - 30 º F = 20 º - 0 - 30 º
F = 45 º - 0 -
30 º

Lutut Aktif S = 0 º - 0 - 30 º S = 0 º - 0 - 30 º S = 0 º - 0 - 135 º

Lutut Pasif S = 0 º - 0 - 35 º S = 0 º - 0 - 30 º

Kaki Aktif S=5º-0-0º S=5º-0-5º S = 20 º - 0 - 50 º

Kaki Pasif S=5º-0-5º S=5º-0-5º


Problematika Fisioterapi
Impairment
 Adanya nyeri pada kedua tangan, kaki dan
dada
 Adanya keterbatasan gerak pada semua gerak
aktif
 Penurunan kekuatan otot
 Makan masih membutuhkan bantuan.
 Berpindah dari kursi ke tempat tidur dan sebaliknya
serta duduk di bed masih membutuhkan bantuan.
 Belum mampu membersihkan badan sendiri (mencuci
muka, menyisir rambut, mencukur dan menggosok
gigi).
 Belum mampu melakukan aktifitas toilet sendiri
(buang air besar dan kecil),
 Belum mampu mandi tanpa bantuan,
 Belum mampu berjalan di jalan datar dan
menggunakan kursi roda,
 Belum mampu naik turun tangga,
 Belum mampu berpakaian sendiri,
 Klien masih menggunakan kateter
Disability
 Pasien belum mampu melakukan aktifitasnya
dengan baik dikarenakan keterbatasan gerak
sendi yang disebabkan oleh nyeri.
Pemeriksaan Kognitif, Intra Personal, dan Inter
Personal
• Kognitif : Baik, pasien mampu menceritakan
kembali kejadian yang dialaminya yang
menyebabkan kondisinya seperti sekarang dan
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
terapis.
• Intrapersonal : Baik, pasien mempunyai motivasi
dan semangat untuk cepat sembuh.
• Interpersonal : Baik, pasien mampu berkomunikasi
dengan terapis, dan pasien lainnya.
 Prognosis

Quo ad Vitam : Bonam


Quo ad Sanam : Bonam
Quo ad fungsionam : Bonam
Quo ad Cosmeticam : Bonam
 Program Intervensi Fisioterapi
Jangka Pendek
 Mengurangi nyeri
 Meningkatkan kekuatan otot
 Meningkatkan LGS

Jangka Panjang
 Mengembalikan aktivitas fungsional pasien
sehingga pasien dapat menjalankan rutinitas
pekerjaan sehari – hari.
 Tindakan Fisioterapi
 Positioning
◦ Siku fleksi 30 º
◦ Bahu abduksi 60 º
◦ Abduksi Hip 10 º
◦ Lutut fleksi 10 º
◦ Plantar fleksi 90 º
◦ Jari jari kaki saling menjauh
Exercise
 Free active exercise : frekuensi 8-10 x/sesi, 3 x/sesi.
Istirahat antar sesi 1 menit, durasi 2 x/hari
 Isometric exercise : tahan 6 detik, istirahat 3 detik,
frekuensi 8-10 x/sesi, 3x/sesi. Istirahat antar sesi 1
manit, durasi 2x/hari
 Active assisted exercise : frekuensi 8-10 x/seri.
3x/sesi. Istirahat antar sesi 1 menit, durasi 2x/hari
 Resisted active exercise : tahan selama 6 detik,
istirahat 3 detik, frekuensi 8-10 x/seri. 3x/sesi.
Istirahat antar sesi 1 menit, durasi 2x/hari
 Passive exercise : frekuensi 10-15 x/seri. 3x/sesi.
Istirahat antar sesi 1 menit, durasi 2x/hari
Stretching
 Kontraktur ringan : stretching 20 - 30 menit
 Kontraktur berat : stretching 30 menit atau
lebih

No Tanggal Intervensi Hasil Evaluasi

1 04/10/19 Posisioning, actife Setelah dilakukan terapi yang pertama,


exercise,streching kondisi masih sama

2 05/10/19 Posisioning, actife Setelah terapi yang ke dua, nyeri berkurang


exercise,streching LGS meningkat, kekuatan otot meningkat

3 06/10/19 Posisioning, actife Setelah terapi yang ke tiga, nyeri berkurang


exercise,streching LGS meningkat, kekuatan otot meningkat
 KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan dan pembahasan,
pasien yang bernama Tn. P yang berumur 37
tahun dengan diagnosa luka bakar derajat II.
Maka modalitas fisioterapi yang digunakan
antara lain pemberian latihan Posisioning,
actife exercise dan streching. Dimana
modalitas tersebut mempunyai manfaat antara
lain mengurangi nyeri, meningkatkan LGS dan
meningkatkan kekuatan otot
Bagi pasien
 Secara rutin melakukan latihan yang telah
diajarkan oleh terapis.
 Melakukan terapi secara rutin dan teratur
untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Bagi Fisioterapis
 Hendaknya selalu melakukan pemeriksaan
yang teliti dan menegakkan diagnosa dengan
tepat.
 Selalu mengupdate perkembangan ilmu terkini
dengan cara mengikuti seminar atau pelatihan
serta membaca jurnal terbaru guna untuk
mengetahui penanganan yang paling tepat dan
cepat pada pasien luka bakar derajat II
khususnya dan penyakit- penyakit yang lain
Bagi Pelayanan Kesehatan
 Hendaknya mengenal dan mempelajari lebih
dalam lagi mengenai penyakit luka bakar
derajat II agar supaya tepat dalam memberikan
pengobatannya.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai