Anamnesis khusus
- Keluhan Utama : Adanya nyeri pada tungkai bawah, mudah kelelahan jika berdiri
lama, bengkak dan keluhan ketidaknyamanan akibat gangguan kosmetik.
- Lokasi Keluhan : Pada tungkai kanan bawah pasien Terutama bagian medial .
- Waktu/Ouset nyeri : Saat melakukan aktivitas terutama saat berdiri lama.
- Kapan muncul keluhan dan penyebab Keluhan : Munculnya keluhan sekitar 4 bulan
yang lalu . Penyebab nya tidak diketahui.
- Riwayat Penyakit Keluarga : Ada keluarga yang menderita penyakit yang sama (ibu).
- Faktor yang memperberat/Memperingan keluhan : Faktor yang memperberat, pada
saat pasien melakukan aktivitas . Faktor yang memperingan, saat diistirahatkan pasien
merasa nyaman.
- Apakah pasien sedang hamil : tidak
- Riwayat Pengobatan : -
- Level aktivitas dan fungsional : Beberapa hari ini pasien tidak masuk bekerja karena
gejalanya sering memburuk saat beraktivitas.
- Pasien tidak memiliki riwayat penyakit/gangguan kardiovaskular dan pulmonal
sebelumnya.
- Apakah pasien sering menggunakan high heels : Ya. Saat bekerja
Pemeriksaan Fisik
a. Vital Sign
Tekanan darah : 110/70 mmHg.
Denyut nadi : 67 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5o
Antropometrik : Tinggi badan pasien 165 cm dengan berat badan 57 kg.
b. Inspeksi
Wajah pasien tampak gelisah dan menahan nyeri saat berjalan masuk ke dalam
ruangan.
Saat inspeksi dinamis tampak adanya dilatasi vena , berkelok-kelok dan
berwarna kebiruan di tungkai belakang betis pasien (kanan) serta ada sedikit
pembengkakan.
Warna kulit kebiruan pada dilatasi vena.
c. Palpasi
Adanya suhu hangat pada tungkai bawah, yang menunjukkan adanya
kemungkinan insufisiensi vena.
Edema dari pembesaran dan dilatasi vena cukup jelas teraba
Nyeri tekan pada calf
Spasme otot calf
d. Perkusi
Perkusi dilakukan untuk mengetahui kedaan katup vena safena.
Posisi I : Posisi pasien berdiri. Caranya dengan meletakkan tangan pada bagian
SFJ (Safenofemoral junction) dan tangan lainnya pada level knee. Step pertama
dengan mengetuk vena bagian distal dan dirasakan adanya gelombang yang
menjalar sepanjang vena di bagian proksimal(palpasi pada SFJ). Jika dirasakan
adanya impuls menjalar pada SFJ berarti normal. Kemudian step kedua ketuk
vena bagian proksimal(SFJ) dan palpasi pada bagian distal (knee). Jika ada
gelombang menjalar pada vena bagian distal berarti indikasi adanya inkompeten
katup vena superfisial antara SFJ dan knee.
Prosedur II : Minta pasien untuk berdiri hingga varises pada kaki muncul.
Sementara palpasi bagian vena safena dibawah level knee/lutut, dengan jelas
ketuklah bagian dari vena diatas knee. Jika katup inkompeten, maka pemeriksa
akan merasakan adanya aliran balik cairan-aliran darah di bagian distal pada
ujung jari yang melakukan palpasi.
Hasil : Positif. Vena Insufisiens
f. Tes Brodie-Trendelenburg
Tes ini digunakan untuk menentukan derajat insuffisiensi katup pada vena
komunikans dan Great Vena Safena. Mula-mula penderita berbaring dengan tungkai
yang akan diperiksa ditinggikan 30°-45° selama beberapa menit untuk mengosongkan
vena. Setelah itu dipasang ikatan yang terbuat dari bahan elastis di paha, tepat di bawah
percabangan safenofemoral (4 cm dibawah tuberculum pubicum) untuk membendung
vena superfisial setinggi mungkin. Kemudian beri stroking ke arah jantung untuk
mengososongkan vena bagian bawah. Kemudian penderita berdiri dan pengisian vena
diperhatikan. Bila vena lambat sekali terisi ke varises, berarti katup komunikans baik.
Bila vena cepat terisi misalnya dalam waktu 30 detik, berarti terdapat insuffisiensi
katup komunikans. Step kedua untuk mengetahui inkompeten katup superfisial,
lepaskan tourniquet dan lihat refill dari varises terjadi. Jika vena bagian distal terisi
dengan cepat setelah torniquet dilepas, maka indikasi kegagalan/inkompeten katup vena
superfisial. Uji Trendelenburg positif berarti terdapat inkompeten katup komunikans/
vena safena(vena superfisial).
Hasil : Negatif-Positif. Saat torniquet tetap dipasang, tidak terjadi pengisian
dengan cepat pada varises (kompeten pada katup komunikans/perforator)
namun, saat tourniquet dilepas, pengisian pada varises terjadi dengan cepat
mengindikasikan inkompeten vena superfisial/inkompeten safenofemoral juntion.
g. Sirkumferensia
Pengukuran sirkumferensia pada ektremitas yang terganggu dan yang tidak
terganggu untuk menentukan keberadaan dan tingkat edema. Menyiapkan meteran ukur
sirkumferensia pada area yang terlibat dan catat hasilnya.
Calf kanan: 32.5
Calf kiri : 32
Diagnosis Fisioterapi
Anatomical Impairment : Nyeri, rasa berat dan lelah pada
kedua tungkai, kejang pada otot calf.
Functional Limination :Sulit jongkok, berjalan, berdiri lebih lama.
Participation Restrictive : Sulit kerja di kantor dan mempertahankan posisi kaki lebih
lama dan bepergian jauh. Selain itu pasien merasa terhambat untuk ikut dalam
kegiatan di luar akibat gangguuan kosmetik.
Program/Perencanaan Fisioterapi
Jangka Panjang :Untuk memperbaiki kualitas hidup penderita, dan juga membantu
pasien kembali beraktivitas dengan normal.
Jangka Pendek :
- Menurunkan nyeri dan kelelahan
- Melancarkan sirkulasi darah
- Menghilangkan kejang/spasme pada calf muscle, meningkatkan fungsi gerak
pada ekstremitas
- Mencegah komplikasi.
2) INTERVENSI FT VARISES
Istirahat
Istirahat dilakukan dengan posisi tidur terlentang atau setengah tertidur dengan kaki
diangkat keatas setinggi 15-30 derajat. Diperlukan penggunaan gaya berat untuk
mempercepat pengaliran kembali darah vena di daerah tungkai bawah, selanjutnya tungkai
harus dinaikkan selama pengobatan.
Latihan II :
• Tidur terlentang dengan kedua kaki diangkat
keatas. Hal ini mungkin dikerjakan dengan
meletakkan kursi di ujung kasur. Badan harus
sedikit melengkung dengan letak paha dan bagian
bawah kaki lebih keatas.
• Lakukan gerakan pada jari kaki seperti gerakan
mencakar dan meregangkan.
• Lakukan selama 30 detik.
Latihan III :
• Posisi badan dan kaki seperti latihan II.
• Gerakan ujung kaki melingkar seperti dari
dalam keluar dan sebaliknya.
• Lakukan latihan ini sebanyak 30 detik.
Latihan IV :
• Posisi badan dan kaki seperti latihan II.
• Lakukan gerakan pada ujung kaki kiri dan kanan seperti
gerakan menggergaji.
• Lakukan selama 30 detik.
Latihan V :
• Tidur terlentang dengan tangan bebas bergerak.
• Lakukan gerakan menekuk lutut hingga
mendekati badan (bergantian untuk kaki kiri dan
kanan), sedangkan tangan memegang ujung kaki.
Urut mulai dari ujung kaki, betis, lutut dan paha.
• Lakukan latihan ini selama 8-10 kali setiap hari.
Latihan VI :
• Tidur terlentang dengan kaki terentang keatas dan
kedua tangan dibawah kepala.
• Jepit bantal diantara kedua kaki dan tekan
sekuatnya. Pada saat yang sama lengkungkan
badan.
• Lakukan latihan ini sebanyak 4-6 kali selama 30
detik. Gerakan mengegangkan dan mengendurkan
otot harus dilakukan secara perlahan.
Latihan VII :
• Tidur terlentang dengan kaki terangkat keatas
dan kedua tangan mendatar di kasur.
• Kaki kanan disilangkan keatas kaki kiri dan
tekan yang kuat. Pada saat yang sama
tegangkan kaki dan kendurkan kembali secara
perlahan. Sekitar 4 detik setiap satu gerakan.
• Lakukan latihan in sebanyak 4-6 kali selama
30 detik.
Latihan VIII:
• Jalan dengan ujung jari kaki.
• Jalan dengan tumit kaki dengan jari kaki diatas.
• Selama melakukan latihan ini sebaiknya tidak menggunakan alas
kaki dan lakukan di atas lantai yang keras (sudah dilapisi karpet).
Latihan dilakukan selama 30 detik pada setiap gerakan.
• Pada saat terakhir latihan, bernafas di ruangan atau di depan jendela
dengan ventilasi udara yang baik
B. PROGNOSIS VARISES
Hasil yang baik untuk penyembuhan gejala biasanya mungkin pada kebanyakan kasus.
Penanganan awal konservatif untuk varises selama tahap awal dapat membantu mencegahkondisi
memburuk tetapi perkembangan penyakit tidak dapat dicegah dari kejadian berulang, bahkan
dengan intervensi pembedahanatau sclerotherapy. Meskipun pembedahan untuk varises dapat
memperbaiki penampilan, itu mungkin saja tidak dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik.
Mortalitas tinggi dikaitkan dengan ruptured, perdarahan esophageal varises.