0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
129 tayangan56 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, epidemiologi, anatomi, dan beberapa tes pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis low back pain, termasuk Schober sign, Valsalva test, dan Lasègue sign.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, epidemiologi, anatomi, dan beberapa tes pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis low back pain, termasuk Schober sign, Valsalva test, dan Lasègue sign.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, epidemiologi, anatomi, dan beberapa tes pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis low back pain, termasuk Schober sign, Valsalva test, dan Lasègue sign.
syndrom dengan gejala utama pain atau other discomfort pada area punggung bawah EPIDEMIOLOGI
85% Individu have experienced back
pain
90% Mechanical factors
10 % Medical diseases ANATOMI Fungsi Utama Spine : 1.UPRIGHT POSITION 2.PROTECTION 3.STABILIZATION 4.MOVEMENT
Menjadikan Sangat KUAT dan STABIL
ANATOMI FAKTOR KEKUATAN DAN STABILITAS SPINE: 1. THE SPINE AND THE PELVIS 2. THE SPINAL CURVATURES 3. THE LONG AND SHORT SPINAL LIGAMENTS 4. THE MUSCLES : Abdominal, Back extensors, Hip flexors, Glutei, Hamstring ANATOMI THE SPINAL CURVATURES MAKE THE SPINE 16 x STRONGER ANATOMI Curvatura Spine ANATOMI THE LONG AND SHORT LIGAMENTS OF THE SPINE THE BACK MUSCLES ANATOMI Anamnesis • Lokasi nyeri • Onset nyeri • Yang menyebabkan/memperberat nyeri • Yang mengurangi nyeri • Deskripsi nyeri • Intensitas nyeri • Kapan muncul nyeri • Obat/Terapi yang sudah dilakukan Observasi • Postur • Gerakan • Sikap • Bahasa tubuh Pemeriksaan Spesifik • Postur • Saat berdiri, dari samping dan belakang • Fleksibilitas • Re-Ekstensi ke postur tegak • Spine • Tenderness • Inflamasi • Pemeriksaan Neurologis Kepustakaan • Cifu, David X. 2016. Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation, Fifth Edition. Philadelphia: Elsevier Schober Sign • Tujuan: Mengukur ROM Vert Lumbal. • Prosedur: Pasien berdiri. Pemeriksa memberi tanda pada proc spinosus S1 dan 10 cm di atasnya. • Intepretasi: N: bergerak 15 cm pada fleksi dan 8-9 cm pada ekstensi maks Valsalva Test • Mengejan meningkatkan tekanan intraspinal massa (ekstrusi IVD, tumor) • Prosedur: pasien duduk, ibu jari pada mulut, berusaha mendorong keluar dengan meniup sekuatnya • Intepretasi: + nyeri radikular sesuai dermatom • Perhatian: hati2, dapat menebabkan hilang kesadaran krn memblok aliran darah ke otak, hasil tes sangat subyektif Thomsen Sign— Prone Knee Flexion Test • Prosedur: pasien telungkup. Pemeriksa memfleksikan maks lutut scr pasif, pastikan hip tdk berotasi • Intepretasi: – nyeri neurologis unilateral pada area lumbar, bokong, dan paha belakang mengindikasikan adanya lesi akar syaraf L2-L3 – Nyeri pada paha bagan anterior quadriceps tightness atau regangan pada n femoralis Spinous Process Tap Test • Prosedur: pasien duduk, agak membungkuk, dgn palu refleks, tap pada proc spinosus vert lumbar • Intepretasi: nyeri lokal perubahan inflamasi degeneratif segmen vert. Nyeri radiular patologi diskus Patrick Test (Fabere Sign)
• Tujuan: membedakan hip disorders - disorders of
the sacroiliac joints • Prosedur: pasien telentang, satu kaki ekstensi dan yg lain fleksi . Maleolus lateral kaki yg fleksi berada pada superior patella kaki ekstensi. Kaki yg fleksi ditekan. Pemeriksa perlu meng imbobilisasi pelvis pada sisi kontralateral. • Inttepretasi: Normal: lutut kaki yg fleksi abduksi dapat menyentuh bed. Perbedaan mobilitas dan keterbatasan LGS krn nyeri sacroiliac Gaenslen Sign • Tujuan: menilai fungsi sendi sakroiliak • Prosedur: pasien telentang, sisi yg nyeri sedekat mungkin dengan pinggir bed. Untuk menstabilkan vert lumbal, pasien memfleksikan lutut kontralateral sedekat mungkin dengan dada (Thomas Grip). Pemeriksa secara pasif menghiperekstensikan kaki yg berada di sisi bed • Intepretasi: + menimbulkan atau menambah nyeri pada sendi sakroiliak Lasègue Sign (Straight Leg Raising Test) • Tujuan: indikasi iritasi akar syaraf • Prosedur: pasien posisi telentang, pemeriksa mengangkat ekstremitas bawah (dgn ekstensi lutut) pasien secara pasif, perlahan hingga ada keluhan nyeri • Intepretasi: +nyeri hebat pada sacrum dan tungkai iritasi akar syaraf (genuine Lasègue Sign is at 60° or less) Bonnet Sign (Piriformis Sign) • Prosedur: pasien supine, fleksi pada hip dan lutut, pemeriksa mengadduksi dan rotasi internal • Intepretasi: nyeri + akibat peregangan syaraf sciatic yang melewati piriformis Bragard Test • Mengidikasikan sindrom kompresi akar syaraf • Prosedur: pasien supine, pemeriksa memegang tumit pasien dengan satu tangan dan aspek anterior lutut dengan tangan yang lain, tungkai dinaikkan perlahan. Pada onset SLR +, turunkan tungkai hingga nyeri -, lalu dorsofleksi pasifkan ankle • Intepretasi: + nyeri +, akibat peregangan syaraf sciatic, kemungkinan kompresi akkar syaraf pada L4-S1 Tiptoe and Heel Walking Test • Identifikasi dan menilai gangguan akar syaraf vert lumbar • Prosedur: pasien diminta berdiri pada tumit, kemudian jinjit, lalu berjalan pada kedua posisi terbut jika memungkinkan. • Intepretasi: kesulitan atau ketidakmampuan lesi akar syaraf L4-S1 • DD: ruptur tendon achilles Reverse Lasègue Test (Femoral Nerve Lasègue Test) • Indikasi irirtasi akar syaraf • Prosedur: pasien posisi prone, pemeriksa mengangat tungkai dgn lutut fleksi scr pasif • Intepretasi: hiperekstensi hip dgn fleksi lutut traksi pada syaraf femoralis, + nyeri radikular pada sacrum dan paha anterior iritasi akarsyaraf(L3, L4) • DD: degenerative hip disease atauu pemendekan rectus femoris / psoas Hoover Test • Evaluasi malingering. • Prosedur: pasien supine, pemeriksa menempatkan satu tangan pada tiap calcaneus, pasien diminta melakukan SLR aktif dgn lutut tetap lurus. • Intepretasi: jika pasien tidak mengangkat kaki atau pemeriksa tidak merasakan penekanan pada tumit kontralateral + • Pada tungkai yang lemah usaha untuk mengangkat dengan dibantu tungkai kontra lateral menekan tangan pemeriksa