Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STASE NEUROMUSKULER PROSES

FISIOTERAPI PADA KASUS STROKE NON HEMORAGIC

Disusun Oleh :

Adinda Riestiani Hernatha Putri


2010306140

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

MAKALAH STASE NEUROMUSKULER PROSES


FISIOTERAPI PADA KASUS STROKE NON
HEMORAGIC

Disusun Oleh:
Adinda Riestiani Hernatha Putri
2010306140

Telah Disetujui Oleh Clinical Educator Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan


Capaian Kasus Stase Neuromuskuler Praktik Fisioterapi pada
Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Pada tanggal : Yogyakarta, 29 Mei 2021

Clinical Educator : Siti Anjar Ahlunajah, S.Ftr Ftr (_________________)

I
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah yang
berjudul “Proses Fisioterapi Pada Kasus Stroke Non Hemoragic” ini ditulis guna
melengkapi tugas pada Program Studi Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Penyusun menyadari sepenuhnya atas keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan sehingga makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat selesai
dengan tepat waktu,
Bapak/Ibu pembimbing lahan Rumah Sehat BAZNAS Yogyakarta
Bapak/Ibu pembimbing kampus Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Teman-teman sejawat Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah
presentasi ini, namun penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya
pada penyusun.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 29 Mei 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

COVER JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Stroke........................................................................................... 1
B. Etiologi Stroke........................................................................................... 2
C. Patologi Stroke.......................................................................................... 2
D. Tanda dan Gejala Stroke........................................................................... 4

BAB II PROSES FISIOTERAPI

A. Assesment Fisioterapi................................................................................ 5
B. Diagnosis Fisioterapi................................................................................. 7
C. Rencana Intervensi.................................................................................... 7
D. Intervensi................................................................................................... 7
E. Evaluasi..................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Stroke

Stroke atau disebut juga cerebro vascular accident(CVA) merupakan

gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau

terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak.Stroke dibagi

menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik/stroke non hemoragik (SNH) akibat

penyumbatan dan stroke hemoragik akibat pecah pembuluh di otak. Stroke

adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran

darah otak. Gangguan fungsi saraf tersebut timbul secara mendadak (dalam

beberapa detik) atausecara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala dan

tanda yang sesuai daerah fokal otak yang terganggu. Oleh karena itu

manifestasi klinis stroke dapat berupa hemiparesis, hemiplegi, kebutaan

mendadak pada satu mata, afasia atau gejala lain sesuai daerah otak yang

terganggu.

Stroke non hemoragik terjadi akibat penutupan aliran darah ke

sebagian otak tertentu, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah

iskemik.Perubahan ini dimulai dari tingkat seluler berupa perubahan fungsi

dan bentuk sel yang diikuti dengan kerusakan fungsi dan integritas susunan

sel yang selanjutnya terjadi kematian neuron.

Pada stroke hemoragik terjadi keluarnya darah arteri ke dalam ruang

interstitial otak sehingga memotong jalur aliran darah di distal arteri tersebut

dan mengganggu vaskularisasi jaringan sekitarnya. Stroke hemoragik terjadi

1
2

apabila susunan pembuluh darah otak mengalami ruptur sehingga timbul

perdarahan di dalam jaringan otak atau di dalam ruang subarachnoid.

B. Etiologi Stroke

Menurut Smeltzerdan Bare (2013) stroke biasanya diakibatkan oleh

salah satu dari empat kejadian dibawah ini, yaitu : 1)Trombosis yaitu bekuan

darah di dalam pembuluh darah otak atau leher. Arteriosklerosis serebral

adalah penyebab utama trombosis, yang merupakan penyebab paling umum

dari stroke. Secara umum, trombosis tidak terjadi secara tiba-tiba, dan

kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau paresthesia pada setengah

tubuh dapat mendahului paralisis berat pada beberapa jam atau hari. 2)

Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang dibawa ke

otak dari bagian tubuh yang lain. Embolus biasanya menyumbat arteri

serebral tengah atau cabang-cabangnya yang merusak sirkulasi serebral

(Valante dkk, 2015). 3) Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak.

Iskemia terutama karena konstriksi atheroma pada arteri yang menyuplai

darah ke otak (Valante dkk, 2015). 4)Hemoragi serebral yaitu pecahnya

pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau

ruang sekitar otak. Pasien dengan perdarahan dan hemoragi mengalami

penurunan nyata pada tingkat kesadaran dan dapat menjadi stupor atau tidak

responsif. Akibat dari keempat kejadian di atas maka terjadi penghentian

suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau

permanen fungsi otak dalam gerakan, berfikir, memori, bicara, atau sensasi.

C. Patologi Stroke

Stroke iskemik adalah tanda klinis gangguan fungsi atau kerusakan

jaringan otak sebagai akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak, sehingga
3

mengganggu pemenuhan kebutuhan darah dan oksigen di jaringan

otak.16Aliran darah dalam kondisi normal otak orang dewasa adalah 50-60

ml/100 gram otak/menit. Berat otak normal rata-rata orang dewasa

adalah1300-1400 gram (+2% dari berat badan orang dewasa). Sehingga dapat

disimpulkan jumlah aliran darah otak orang dewasa adalah +800 ml/menit

atau 20% dari seluruh curah jantung harus beredar ke otak setiap menitnya.

Pada keadaan demikian, kecepatan otak untuk memetabolisme oksigen +3,5

ml/100 gram otak/menit. Bila aliran darah otak turun menjadi 20-25 ml/100

gram otak/menit akan terjadi kompensasi berupa peningkatan ekstraksi

oksigen ke jaringan otak sehingga fungsi-fungsi sel saraf dapat

dipertahankan.17Glukosa merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh

otak, oksidanya akan menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air (H2O).

Secara fisiologis 90% glukosa mengalami metabolisme oksidatif secara

lengkap. Hanya 10% yang diubah menjadi asam piruvat dan asam laktat

melalui metabolisme anaerob. Energi yang dihasilkan oleh metabolisme

aerob melalui siklus Kreb adalah 38 mol Adenoain trifosfat(ATP)/mol

glukosa sedangkan pada glikolisis anaerob hanya dihasilkan 2 mol Atp/mol

glukosa.

Proses patofisiologi stroke iskemik selain kompleks dan melibatkan

patofisiologi permeabilitas sawar darah otak (terutama di daerah yang

mengalami trauma, kegagalan energi, hilangnya homeostatis ion sel, asidosis,

peningkatan, kalsium intraseluler, eksitotositas dan toksisitas radikal bebas),

juga menyebabkan kerusakan neumoral yang mengakibatkan akumulasi

glutamat di ruang ekstraseluler, sehingga kadar kalsium intraseluler akan


4

meningkat melalui transpor glutamat, dan akan menyebabkan

ketidakseimbangan ion natrium yang menembus membrane.

D. Tanda Gejala Stroke

Tanda dan gejala yang timbul dapat berbagai macam tergantung dari

berat ringannya lesi dan juga topisnya. Namun ada beberapa tanda dan gejala

yang umum dijumpai pada penderita stroke non hemoragik yaitu:

1. Gangguan Motorik-Tonus abnormal (hipotonus/ hipertonus) : Penurunan

kekuatan otot-Gangguan gerak volunter, Gangguan keseimbangan,

Gangguan koordinasi, Gangguan ketahanan.

2. Gangguan Sensorik: Gangguan propioseptik, Gangguan kinestetik,

Gangguan diskriminatif.

3. Gangguan Kognitif: Memori dan Atensi, Gangguan atensi, Gangguan

memori, Gangguan inisiatif, Gangguan daya perencanaan, Gangguan

cara menyelesaikan suatu masalah.

4. Gangguan Kemampuan Fungsional : Gangguan dalam beraktifitas sehari-

hari seperti mandi, makan, ke toilet dan berpakaian


BAB II

PROSES FISIOTERAPI

A. Assesment Fisioterapi

1. Keterangan Umum Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 61 tahun

Jenis Kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

2. Anamnesis

a. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan lemah pada

seluruh anggota gerak sisi kanan, kesulitan berjalan dan berbicara

serta kebas pada telapak tangan dan telapak kaki kanan, keluhan

dirasakan 2 bulan yang lalu setelah pasien drop akibat serangan

stroke ke 2.

b. Riwayat penyakit Keluarga dan Status Sosial : Tidak terdapat

Riwayat penyakit serupa di dalam keluarga pasien

c. Riwayat Penyakit Penyerta : Stroke

3. Pemeriksaan Vital Sign

Pemeriksaan Pre Screening


Tekanan Darah 140/80 mmHg
Heart Rate 88x/menit
Respirasi 19 x/menit
Temperature 36,4 oC

4. Pemeriksaan IPPA

a. Inspeksi

5
6

- Statis :Pasien tampak terlihat lemas, terdapat oedem pada kaki

kanan, menggunakan kursi roda

- Dinamis : pasien tampak lemas kesulitn menggerakan tangan

dan kaki kanan.

b. Palpasi : Teraba terdapat oedema di tungkai bawah dextra,

spasme pada otot-otot uppertrapezius dx, hipotonus pada anggota

gerak atas maupun anggota gerak bawah sisi dextra

5. Pemeriksaan PFGD

- Aktif : pasien kesulitan menggerakkan anggota gerak atas maupun

anggota gerak bawahnya sisi dextra

6. Pemeriksaan Neurogical

a) Keadaan umum dengan nila GCS (Glasgow Coma Scale) : E4V5M6

yang artinya pasien sedang dalam tingkat kesadaran baik dapat

berorientasi dan berkomunikasi.

b) Kualitas kesadaran apatis: tidak tidur, acuh tak acuh, tidak bicara dan

pandangan hampa.

c) Refleks :

- refleks superficial : refleks dinding perut, refleks gluteal, refleks

cremaster.

- refleks tendon : refleks biceps, refleks triceps, refleks patella, refleks

klonus lutut, refleks klonus kaki.

- refleks patologis : refleks babinsky (+),refleks chadock.

Sensoris

Pemeriksaan Hasil
Tajam / Tumpul + /+
7

Panas / Dingin +/ +
Kasar / Halus +/ +

7. Pemeriksaan Aktifitas Fungsional

Index Barthel

8. Pemeriksaan penunjang

Computed Tomografi Scan (CT Scan), Magnetic Resonance Imaging

(MRI)

B. Diagnosis Fisioterapi

1. Body Structure/ Function : Adanya kelemahan otot anggota gerak atas

dan bawah sisi dextra, Keterbatasan gerak, hypotonus pada otot tungkai

bawah sisi dextra

2. Functional Limitation: Tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari

secara mandiri

3. Disability/Partcipation Restriction :Tidak dapat bekerja dan Tidak dapat

rekreasi

C. Rencana Intervensi

1. Tujuan Jangka Pendek : Mengurangi keluhan utama pasien

2. Tujuan Jangka Panjang : Meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan

aktivitas fungsional.

D. Intervensi

PNF Prinsip umumnya adalah dengan pemberian stimulasi tertentu untuk

membangkitkan kembali mekanisme yang latent dan cadangan-cadangannya

maka akan dicapai suatu gerak fungsional yang normal dan

terkoordinasi(Ristoari, 2011).

E. Evaluasi
8

5. Prognosis :

Quo ad vitam (Bonam) Quo ad funcionam (Bonam)

Quo ad sanam (Bonam) Quo ad Cosmeticam (Bonam)

6. Evaluasi

Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Stroke non hemoragik terjadi akibat penutupan aliran darah ke

sebagian otak tertentu, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah

iskemik.Perubahan ini dimulai dari tingkat seluler berupa perubahan fungsi

dan bentuk sel yang diikuti dengan kerusakan fungsi dan integritas susunan

sel yang selanjutnya terjadi kematian neuron.

Metode PNF dipilih karena terjadi penguatan dan gerak fungsional

yang terjadi secara bersamaan, berbeda jika hanya dengan latihan

konvensional yaitu penguatan dan gerak fungsional tidak terjadi secara

bersamaan (Moraesetal., 2014).Pemilihan metode PNF bertujuan untuk

meningkatkan kekuatan, ROM, Koordinasi, seperti halnya rehabilitasi selektif

dari pembelajaran gerak dan penguatan/memperkuat melalui pengulangan.

Hal ini terjadi karena teknik PNF mencangkup 3 bidang gerak sekaligus

(Moraes etal., 2014).

9
DAFTAR PUSTAKA

Kuntono, H.P., 2014; Penatalaksanaan FES, physio tapingdan kinect exercise;


Makalah seminar dan workshop nasional physiotherapy in post stroke with
multimedia feedback, Surakarta.
Moraes K.R. dan Samanta S., 2014; Effects of PNF Method for Hemiplegic Patients
with Brachial Predominance after Stroke;Health Departament, Nove De Julho
University, São Paulo, Brazil.
Ristoari., 2011; Teknik PNF ; exercise teraphy, diakses pada 13/11/2014 dari
http://www.fisioterapi.web.id/2011/01/teknik-teknik-pnf.html

Anda mungkin juga menyukai