Anda di halaman 1dari 53

REFERAT

FRAKTUR DAN
DISLOKASI
Disusun oleh :
Husna Nadia 1102010126
Pembimbing :
Dr. Donny Jandiana, Sp.OT

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD PASAR REBO


JAKARTA

Fraktur
Hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total maupun
sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma

Etiologi
Cedera Traumatik
Fraktur Patologik
Tumor, infeksi, rakhitis
Secara Spontan
stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio

Klasifikasi
Hubungan tulang dengan jaringan disekitar
Bentuk patahan tulang,
Lokasi pada tulang fisis

Berdasarkan Hubungan tulang


dengan jaringan disekitar
Fraktur tertutup (closed),
bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar.
Fraktur terbuka (open/compound),
bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar karena adanya perlukaan di kulit

Open(compound)
& Closed Fracture

Fraktur Terbuka
Derajat I :
i. Luka <1 cm
ii. Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk
iii. Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kominutif ringan
iv. Kontaminasi minimal
Derajat II :
i. Laserasi >1 cm
ii. Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/ avulsi
iii. Fraktur kominutif sedang
iv. Kontaminasi sedang

Derajat III :
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur
kulit, otot, dan neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi

Derajat III
1.
Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat,
meskipun terdapat laserasi luas/fraktur segmental/sangat kominutif
yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya
ukuran luka.

2. Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang


terpapar atau kontaminasi masif.
3. Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus
diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.

Berdasarkan bentuk patahan


tulang
Transversal
garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu
panjang tulang atau bentuknya melintang dari
tulang

Spiral
Adalah fraktur meluas yang
mengelilingi tulang yang timbul
akibat torsi ekstremitas atau pada
alat gerak

Oblik
fraktur yang memiliki patahan
arahnya miring dimana garis
patahnya membentuk sudut
terhadap tulang

Segmental
dua fraktur berdekatan pada satu
tulang, ada segmen tulang yang
retak dan ada yang terlepas
menyebabkan terpisahnya segmen
sentral dari suplai darah.

Kominuta
fraktur yang mencakup beberapa
fragmen, atau terputusnya keutuhan
jaringan dengan lebih dari dua
fragmen tulang.

Greenstick
fraktur tidak sempurna atau
garis patahnya tidak lengkap
dimana korteks tulang sebagian
masih utuh demikian juga
periosterum.

Fraktur Impaksi/
ketika dua tulang menumbuk
tulang ketiga yang berada
diantaranya, seperti pada satu
vertebra dengan dua vertebra
lainnya.

Fraktur Fissura
fraktur yang tidak disertai
perubahan letak tulang yang berarti,
fragmen biasanya tetap di tempatnya
setelah tindakan reduksi

Berdasarkan lokasi pada tulang


fisis

Diagnosis
Anamnesis
mekanisme cedera (posisi kejadian) dan kejadian-kejadian
yang berhubungan dengan cedera tersebut.
riwayat cedera atau fraktur sebelumnya, riwayat sosial
ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang dia konsumsi,
merokok, riwayat alergi dan riwayat osteoporosis serta
penyakit lain.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi / look
penonjolan yang abnormal,
bengkak,
hiperemis
adanya ekimosis,
angulasi,rotasi, dan pemendekan dengan membandingkan
ukuran ekstremitas dengan yang sehat dan
adanya perubahan warna pada ekstremitas seperti pucat atau
sianosis

Palpasi / feel (nyeri tekan, krepitasi).


Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa
Pemeriksaan gerakan / moving
krepitus
terasa nyeri bila fraktur digerakkan,
gangguan fungsi pergerakan, range of motion (ROM) terbatas,
kekuatan otot berkurang.

Penunjang
Rontgen gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang,
oleh karena itu minimal diperlukan 2 proyeksi yaitu antero
posterior (AP) atau AP lateral.

STADIUM PENYEMBUHAN
FRAKTUR

KELAINAN PENYEMBUHAN
FRAKTUR

TATALAKSANA FRAKTUR
Prinsip penatalaksanaan fraktur ada 4 R
1. Recognition : diagnosa dan penilaian fraktur
2. Reduction : tujuannya untuk mengembalikan panjang &
kesegarisan tulang
3. Retention, imobilisasi fraktur tujuannya mencegah pengeseran
fregmen dan mencegah pergerakan yang dapat mengancam
union
4. Rehabilitation, mengembalikan aktiftas fungsional seoptimal
mungkin

Penatalaksanaan fraktur mengacu


kepada empat tujuan utama
1.
2.
3.
4.

Mengurangi rasa nyeri


Mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur
Membuat tulang kembali menyatu
Mengembalikan fungsi seperti semula

Terapi pada fraktur tertutup


manipulasi fraktur untuk memperbaiki posisi fragmen,
diikuti dengan pembebatan untuk mempertahankannya
bersama-sama sebelum fragmen-fragmen itu menyatu;
sementara itu gerakan sendi dan fungsi harus di pertahankan.
reduksi, mempertahankan, lakukan latihan.

Reduksi tertutup
Dengan anastesi yang tepat dan relaksasi otot, fraktur dapat
direduksi dengan manuver tiga tahap:
(1) bagian distal lengan/tungkai di tarik ke garis tulang;
(2) sementara fragmen-fragmen terlepas, fragmen itu di
reposisi (dengan membalikkan arah kekuatan asal kalau ini
dapat di perkirakan); dan
(3) penjajaran di sesuaikan ke setiap bidang. Beberapa fraktur
(misalnya pada batang femur) sulit di reduksi dengan
manipulasi karena tarikan otot yang sangat kuat dan
membutuhkan traksi yang lama.

Reduksi terbuka
Reduksi bedah pada fraktur dengan penglihatan langsung di
indikasikan:
(1) Bila reduksi tertutup gagal, baik karena kesukaran
mengendalikan fragmen atau karena. Terdapat jaringan lunak
di antara fragmen-fragmen itu;
(2) Bila terdapat fragmen artikular besar yang perlu di
tempatkan secara tepat; atau
(3) Bila terdapat fraktur traksi yang fragmennya terpisah.
Namun biasanya reduksi terbuka hanya merupakan langkah
pertama untuk fiksasi internal.

Mempertahankan Reduksi
Metode yang tersedia untuk mempertahankan reduksi adalah:
(1) traksi terus-menerus;
(2) pembebatan dengan gips:
(3) pemakaian panahan fungsional,
(4) fiksasi internal; dan
(5) fiksasi eksternal.

Latihan
Peninggian tungkai yang mengalami cedera berat biasanya
perlu di tinggikan;
Latihan aktif gerakan aktif membantu memompa keluar
cairan edema, merangsang sirkulasi, mencegah pelekatan
jaringan lunak dan membantu penyembuhan fraktur.
Gerakan berbantuan
Aktifitas fungsional

Terapi Pada Fraktur Terbuka


1. Pertimbangan umum
Semua fraktur terbuka seberapapun ringannya harus di anggap
terkontaminasi dan perlu untuk mencegah adanya infeksi.
(1) pembalutan luka dengan segera;
(2) profilaksis antibiotika;
(3) debridemen luka secara dini;
(4) stabilisasi fraktur.

Sendi
Pertemuan dua tulang untuk mobilisasi
1. Soft Tissue (Jar. lunak) Otot, Tendon ligamen, Kapsul

sendi dll
2. Hard Tissue (Jaringan keras)

Trauma Pada Sendi

1.

T. Jaringan Lunak (Soft tissue)


Sprain Terkilir
Strain Keseleo

Ruptur ligamen (Putus ligamen)


2.

T. Jaringan Keras (Hard tissue)


Dislokasi, Subdislokasi

Fraktur dislokasi

Dislokasi

Dis + Lokasi

Kepala sendi keluar dari mangkok sendi

Subluksasi

Fraktur Dislokasi Disertai dengan fr.

Fraktur dan Dislokasi

Sbhg kepala sendi

Penyebab
1. Trauma Berat dan hebat
2. Non Trauma /Trauma ringan

Dislokasi Habitual lebih 4 kali

Dislokasi Kongenital

Bisa mengenai seluruh sendi

Tersering Bahu, Panggul, siku, lutut jari dll

Patologi
Apa yang terjadi jika dislokasi ?

Robek kapsul sendi, otot, ligamen dll

Kerusakan p darah & syaraf

Perdarahan dalam sendi

Avaskular nekrosis kepala sendi

Terganggu pertumbuhan sendi

Diagnosa

Anamnesa
Riwayat trauma hebat
Nyeri hebat :
Spasme otot sekitar sendi
Ransangan cairan sendi

Terjepit saraf

Pemeriksaan
Deformitas (Perobahan bentuk sendi)
Disfungsi Sendi tak bisa digerakkan

Radiologis : Rontgen Foto, CT Scan

Penatalaksaan R R R R

Reposisi mengembalikan posisi kaput


1. Tertutup
2. Terbuka (Open Reduction), jika
a.

Gagal reposisi tertutup


Interposisi jaringan

Button hole dislocation


Dislokasi disertai fraktur
b.

Neglected cases & Dislokasi lama

Retaining mempertahan hasil reposisi

Rehabilitation Mengembalikan pada fungsi

Komplikasi
Segera
Shock
Sepsis terutama yang terbuka
Nekrosis kepala sendi

Lanjut
Kaku sendi
Gangguan pertumbuhan cacat

Dis.Bahu (D. Glenohumeralis)

Keluarnya caput humerus dari cavum gleinodalis

Etio : 99% trauma

Pembahagian
1. Dis. Anterior (98 %)
2. Dis.Posterior (2 %)
3. Dis. Inferior

Mekanisme Trauma
1. Puntiran sendi bahu tiba-tiba
2. Tarikan sendi bahu tiba-tiba
3. Tarikan & puntiran tiba-tiba

Dislokasi Anterior
Lengkung (contour) bahu berobah,
Posisi bahu abduksi & rotasi ekterna
Teraba caput humeri di bhg anterior
Back anestesi ggn n axilaris
Radiologis memperjelas D

Rontgen Foto
CT Scan

Penanganan
Reduction, as quickly and gently as possible
Tertutup atau Terbuka

1. Tarikan langsung
1.

Teknik Traksi & Teknik kounter traksi

2.

Teknik Hippokrates

2. Reposisi sesuai arah trauma


1.

Teknik Stimson (Gravitasi),

2.

Teknik Milch

3.

Teknik Kocher

1.Teknik Tarikan langsung


Reposisi dengan penarikan langsung

Teknik Hipokrates

Penderita tidur telentang


Tangan ditarik dan kaki mendorong
diketiak

Teknik Traksi & Kounter Traksi


Penderita duduk
Tangan ditarik kebawah dan ketiak
ditarik keatas

Keduanya sangat traumatis n axilaris

2.Teknik Sesuai Arah Trauma


Teknik Stimson

Reposisi oleh berat tangan & gravitasi

Telungkup dipinggir meja, Beban 2,5 kg


selama 15- 20 min

Teknik Milch

Reposisi: tarikan dalam posisi telungkup

Humerus di abduksi & rotasi ekterna

Caput humeri didorong kedalam

Teknik Kocher

Reposisi menyesuaikan arah trauma

Humerus diputar keluar & siku kedada

Perawatan Pasca Reposisi

Imobilisasi bahu posisi adduksi & rotasi interna


Pelvow sling

Latihan ROM sendi.

Komplikasi
1.

Ggn ligament & kapsul sendi

2.

Fraktur tulang sekitar sendi

3.

Trauma vaskular (a. axilaris)

4.

Habitual Dislocation

5.

Trauma syaraf (10 %) n. axilaris

Dislokasi Panggul (D. Kaput Femur)

Keluarnya caput femur dari acetabulum.

99% penyebab trauma

Pembahagian
1. Dislokasi Posterior: 85%
2. Dislokasi Anterior: 10-15%
3. Dislokasi Sentral

Mekanisme Trauma terbanyak dash board Injury

Dis.Posterior

Dis. Anterior

Diagnosa

Anamnesa
Riwayat trauma & Nyeri hebat

Pemeriksaaan
Dislokasi Posterior Fleksi, adduksi &

Internal rotasi
Dislokasi Anterior Fleksi abduksi &
ekternal rotasi

Radiologis Rontgen Foto

Penanganan Reposisi tertutup /terbuka

Reposisi Tertutup

Teknik

Teknik Hippocrates tarikan langsung

Teknik Gravitasi

Teknik Bigelow

Teknik Stimson

Pasca reposisi

Retaining Skin traksi sampai hilang udema 2 minggu

Rehabilitasi latihan gerakan panggul


Jalan pakai tongkat 12 minggu

Folow up sampai 2 th monitor avaskuler caput femur

Komplikasi
Avascular necrosis Paling ditakuti
Arthritis
Myositis ossificans

Trauma n ischiadicus
Kaku sendi (stiffness)

Anda mungkin juga menyukai