Anda di halaman 1dari 4

METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA BERFIKIR

OLEH:

ANGGI ANGGRAINI FIRMAN

PO.71.4.241.1.17.1.006

D.IV A FISIOTERAPI

TINGKAT III

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2019/2020
A. TOPIK

Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kasus Post Fraktur Cruris

1/3 tengah dextra dengan pemasangan plate and screw.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kasus Post

Fraktur Cruris 1/3 tengah dextra dengan pemasangan plate and screw?

C. TUJUAN

Untuk mengetahui Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kasus

Post Fraktur Cruris 1/3 tengah dextra dengan pemasangan plate and

screw.

KERANGKA BERPIKIR

Fraktur cruris 1/3 tengah


Pemasangan plate and srew

Diagnosis fisioterapi

Impaiment Functional limitation


- Nyeri - Gangguan Disabiliti
- Penurunan transfer Belum dapat
kekuatan otot ambulasi beraktifitas seperti
- Keterbatasan - Gangguan biasa
LGS aktifitas
- Bengkak fungsional
- Gangguan kemampuan
Fungsional

Terapi latihan
 Breathing exercise
 Passive movement
- Forced passive movement
- Relax passive movement
 Active movement
- Assisted active movement
- Free active movement
- Resisted active movement
 Hold relax

Hasil
 Nyeri berkurang
 Kekuatan otot meningkat
 LGS meningkat
 Bengkak berkurang
 Kemampuan fungsional meningkat

Gambar Kerangka Konsep


Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kasus Post Fraktur Cruris
1/3 tengah dextra dengan pemasangan plate and screw.

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan

sesuai jenis dan luasnya,terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika
tulang dikena stress yang lebih besar dariyang dapat diabsorbsinya. (Brunner &

Suddart, 2000).

Tingkat gangguan akibat terjadinya fraktur seperti diatas

dapat digolongkan kedalam berbagai fase atau tingkat dari

impairment atau sebatas kelemahan misalnya : adanya nyeri,

bengkak yang mengenai sampai menyebabkan keterbatasan

Lingkup Gerak Sendi (LGS), dan terjadi kelemahan otot. Dampak

lebih lanjut adalah adanya suatu bentuk functional limitation atau

fungsi yang terbatas, misalnya fungsi dari tungkai untuk berdiri dan

berjalan menjadi berkurang atau bahkan hilang dalam kurun waktu

tertentu. Disamping itu akan timbul permasalahan berupa disabilitas

atau ketidakmampuan melakukan kegiatan tertentu seperti

perawatan diri, seperti berpakaian, mandi, ke toilet, dan sebagainya.

Dalam kasus ini peran Fisioterapi dibutuhkan yang

bertanggung jawab menangani dan mengantisipasi timbulnya

gangguan gerak fungsional untuk mengatasi masalah tersebut

modalitas fisioterapi yang digunakan adalah Terapi latihan

dengan hasil yaitu nyeri berkurang, kekuatan otot dan lgs

meningkat.

Anda mungkin juga menyukai