Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN PELAYANAN FISIOTERAPI DALAM BENCANA

(PRE HOSPITAL)

Makalah Stase Disaster

Oleh :
Deka dantara
2010306017

PENDIDIKAN FISIOTERAPI PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
MANAJEMEN PELAYANAN FISIOTERAPI DALAM BENCANA
(PRE HOSPITAL)

MAKALAH
Disusun oleh :
Deka dantara
2010306017

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Sebagai Tugas Pengganti pada Kasus Distase
Disaster
di RS Columbia Asia Pulomas

Jakarta, Januari 2021


Mengesahkan
Clinical Educator

Ajat Sudrajat S.Ft

ii
DAFTAR ISI
COVER JUDUL.................................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Peran Yang Dimainkan Oleh Fisioterapi................................................................. 3
B. Peran Fisioterapi Di Masa Depan Dalam Penanggulangan Bencana...................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 6
B. Saran........................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana dan penanggulangan bencana telah menjadi isu yang marak sekali dalam
beberapa tahun terakhir. Indonesia sebagai negara kepulauan berada pada posisi secara
geografis, geologis, hidrologis, dan demografis menyebabkan Indonesia sangat rawan
terhadap berbagai bencana alam, sehingga sering disebut “supermarket” bencana. Artikel ini
secara khusus akan berbicara tentang deskripsi bencana. Peran yang saat ini seharusnya
dimainkan oleh fisioterapis dan peran mahasiswa fisioterapi sebagai calon fisioterapis di
bencana di masa depan Draft WCPT (World Confederation for Physical Therapy) pernyataan
tentang posisi fisioterapi dalam Penanggulangan Bencana.

Bencana alam memiliki dampak yang panjang pada orang-orang dari negara-negara
yang terkena dampak. Fisioterapi sebagai ahli dalam rehabilitasi fisik harus terlibat dalam
kebijakan perencanaan bencana serta penanggulangan bencana. Untuk mencapai hal ini perlu
untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk menyadarkan posisi ini dan fisioterapis
dididik untuk senantiasa dapat bekerja sebagai responden pertama dalam menghadapi bencana
dan untuk membantu melakukan tindakan rehabilitasi masyarakat yang terkena dampak untuk
mencapai tingkat tertinggi yang dapat dicapai dalam status kesehatan mereka.

Langkah awal yang dapat diambil adalah menginisiasi pembentukan sebuah tim
multidisiplin yang bisa terdiri dari fisioterapis, dokter, pekerja sosial atau masyarakat, seorang
aktivis hak asasi manusia, untuk melakukan Rapid Need Assesment (RNA) terhadap daerah
yang terkena dampak dan mengembangkan strategi intervensi jangka panjang bisa menjadi
langkah pertama dalam proses pengelolaan bencana. Tim harus mengunjungi daerah dan
rumah sakit yang terkena, tempat di mana bencana yang terkena dampak pengungsi berada,
membuat pusat kesehatan, shift dan tenda bantuan

B. Rumusan Masalah
1. Apa Peran Fisioterapi dalam bencana
2. Mengapa Fisioterapi penting dalam bencana

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran fisioterapi dalam bencana
2. Untuk mengetahui pentingnya fisoterapi dalam bencana
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Yang Dimainkan Oleh Fisioterapis

Fisioterapi dapat terlibat dalam semua bidang kerja normal setelah bencana. Ada
beberapa peran untuk fisioterapi dalam bantuan bencana karena mereka memiliki keahlian
yang unik untuk berkontribusi. Kekuatan utama dari fisioterapi diyakini menjadi fokus
fungsional profesi dan kemampuan untuk melaksanakan pemeriksaan menyeluruh kondisi
musculoskletal. Gempa Yogyakarta tahun 2006 menjadi bukti pentingnya fisioterapi dalam
penanggulangan bencana dari hari pertama. Memberikan rehabilitasi berbasis masyarakat
untuk meyelesaikan permasalahan berkaitan dengan gerak dan fungsi akan menjadi peran
utama dari fisioterapi dalam menghadapi bencana. Kelumpuhan atau Paraplegic dan orang-
orang dengan beberapa luka-luka di seluruh anggota badan dan tulang belakang, patah tulang
dan cacat lainnya akan memerlukan bantuan fisioterapi untuk mengembalikan gerak dan
fungsi anggota gerak mereka dalam kehidupan. tanpa intervensi dan bantuan dari seorang
fisioterapi, yang lumpuh dan sejenisnya akan berakhir hidupnya hanya di kursi roda. Layanan
ini mungkin diperlukan selama sekitar 6 sampai 12 bulan pasca bencana dan itu juga
dilakukan di depan pintu rumah orang-orang miskin karena mereka juga mengalami gangguan
gerak dan fungsi tapi tidak bisa bolak-balik ke rumah sakit karena biaya yang terbatas.
Fisioterapi dibekali keilmuan yang baik untuk menilai dan mengelola banyak masalah ini dan
untuk menjadi pimpinan dan manajer dalam penanganan rehabilitasi fisik untuk memastikan
korban mencapai tingkat tertinggi kesehatan sesuai dengan model WHO ICF (International
Classification of Functioning, Disability and Health ). Rekomendasi untuk fisioterapis

1. Fisioterapi harus mampu membina hubungan baik secara intense dengan instansi yang
diakui secara internasional / LSM untuk memastikan bahwa layanan profesional
dikoordinasikan dan dimasukkan sebagai bagian dari program rancangan pembangunan
nasional yang berkelanjutan dalam kerangka manajemen bencana.

2. Mitigasi dan Kesiapsiagaan adalah cara utama untuk mengurangi dampak bencana dan
mitigasi dan kesiapsiagaan berbasis masyarakat/ manajemen harus menjadi prioritas tinggi
dalam praktek manajemen fisioterapi.

3
4

3. Korban bencana yang mengalami luka fisik dapat di fase awal dapat mendapat perawatan di
rumah sakit terdekat, atau pada langkah sementara dilokasi dengan bantuan medis oleh tim
bantuan bencana lokal serta organisasi bantuan internasional. Namun kembali ke rumah
mereka untuk membangun kembali kehidupan mereka adalah kepentingan utama bagi para
korban. Oleh karena itu penting sekali diperhatikan bahwa layanan fisioterapi disediakan
sebagai bagian dari rehabilitasi berbasis masyarakat. Orang-orang biasa dan masyarakat yang
kaya serta memiliki pengetahuan yang dapat pergi jauh untuk meningkatkan proses
rehabilitasi mereka. Hal ini untuk memastikan bahwa kita menanggapi bencana secara
holistik.

Menurut sensus 2009, 30% dari populasi masyarakat Indonesia tinggsl di kots, dan 70%
dari populasi masyarakat terpusat di daerah pedesaan. Mereka semua tentu memiliki hak yang
sama terhadap pengobatan dan penanganan tindakan intervensi fisioterapi tanpa terkecuali.
Oleh karena itu, kami berharap semua anggota Ikatan fisioterapi indonesia, Asosiasi
perguruan tinggi fisioterapi indonesia dan mahasiswa fisioterapi untuk senantiasa mendorong
kesehatan masyarakat dengan membangun pusat rehabilitasi fisioterapi di pedesaan.

B. Peran Fisioterapi Di Masa Depan Dalam Penanggulangan Bencana

Bencana menjadi momentum titik tolak fisioterapi untuk dapat mengambil kesempatan
belajar demi pengembangan keilmuan fisioterapi manajemen bencana lebih lanjut di
masyarakat. Dalam bencana di masa depan kelak, fisioterapi akan bermanfaat dalam
mengobati dan mencegah cedera para anggota penyelamat atau SAR menggunakan terapi
manual dan mengobati kondisi gangguan muskuloskeletal, pasien kritis, pernapasan, dan
pasien luka bakar. Beberapa area kompetensi yang unik dari keterampilan yang ditemukan
untuk ditawarkan kepada fisioterapis, termasuk menilai dan memperlakukan korban dengan
cedera akut, mencegah cedera di antara petugas penyelamat atau SAR, dan mungkin
mencegah atau mengurangi beban disfungsi kronis antara pasien setelah fase darurat. Ada
peran baru yang ternyata terbuka lebar dalam menanggapi bencana, tetapi nampaknya
fisioterapi harus bangkit untuk segera menjadi fisioterapi yang menguasai sains dan
knowledge sesuai Evidence Based Practice sebagai profesi mampu manjadi advokat sendiri,
dimulai dengan kesadaran individu. Implikasi bagi profesi secara keseluruhan adalah bahwa
kebutuhan untuk pelatihan kebencanaan lebih lanjut, harus selalu diakui fisioterapi masih
5

perlu meningkatkan hal ini dan saling berbagi pengalaman yang dapat dituangkan dalam
pertemuan-pertemuan ilmiah fisioterapi. Seorang fisioterapis dilatih secara profesional di
berbagai bidang ini menjadi sarana untuk membuktikan diri bahwa penanganan fisioterapi
terbukti efisien untuk menangani pasien dengan berbagai masalah yang muncul kaitannya
dengan gerak dan fungsi. Mereka telah menaklukkan sukses di semua bidang. Fisioterapi
berpotensi meringankan ganguan gerak dan fungsi yang menjadi masalah pada pasien,
dibidang medis secara khusus mampu mewujudkan keseimbangan fungsional secara holistik
dan meyeluruh.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Layanan fisioterapi di dalam bencana disediakan sebagai bagian dari rehabilitasi


berbasis masyarakat. Orang-orang biasa dan masyarakat yang kaya serta memiliki
pengetahuan yang dapat pergi jauh untuk meningkatkan proses rehabilitasi mereka. Hal ini
untuk memastikan bahwa kita menanggapi bencana secara holistik. Seorang fisioterapis
dilatih secara profesional di berbagai bidang ini menjadi sarana untuk membuktikan diri
bahwa penanganan fisioterapi terbukti efisien untuk menangani pasien dengan berbagai
masalah yang muncul kaitannya dengan gerak dan fungsi. Mereka telah menaklukkan sukses
di semua bidang. Fisioterapi berpotensi meringankan ganguan gerak dan fungsi yang menjadi
masalah pada pasien, dibidang medis secara khusus mampu mewujudkan keseimbangan
fungsional secara holistik dan meyeluruh.

B. Saran
Fisioterapi harus mampu membina hubungan baik secara intense dengan instansi yang
diakui secara internasional / LSM untuk memastikan bahwa layanan profesional
dikoordinasikan dan dimasukkan sebagai bagian dari program rancangan pembangunan
nasional yang berkelanjutan dalam kerangka manajemen bencana.  Mitigasi dan
Kesiapsiagaan adalah cara utama untuk mengurangi dampak bencana dan mitigasi dan
kesiapsiagaan berbasis masyarakat/ manajemen harus menjadi prioritas tinggi dalam praktek
manajemen fisioterapi. 

6
7
DAFTAR PUSTAKA
Hilmi Z.F. Soen. 2014. Peran Fisioterapi Dalam Manajemen Bencana. Program Studi
Fisioterapi STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Diakses tanggal 7 April 2021 pukul 10:52.
https://iop.unisayogya.ac.id/en/peran-fisioterapi-dalam-manajemen-bencana/

Anda mungkin juga menyukai