NIM : P032114401092
T.A 2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN STROKE”.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari beberapa
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga berhasil terutama
kepada dosen pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak mengandung kekurangan karena
keterbatasan buku pegangan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kepentingan makalah penulis dimasa
mendatang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis sendiri.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
A. Konsep Medik..........................................................................................................................1
1. Definisi.................................................................................................................................1
2. Anatomi dan Fisiologi..........................................................................................................1
3. Etiologi.................................................................................................................................3
4. Patofisiologi..........................................................................................................................3
5. Pathway.................................................................................................................................4
6. Manifestasi Klinik................................................................................................................5
7. Komplikasi............................................................................................................................5
8. Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................................................6
9. Penatalaksanaan Medis.........................................................................................................7
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................8
1. Pengkajian................................................................................................................................8
3. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................................11
4. Intervensi Keperawatan......................................................................................................11
ii
Latar Belakang
(PPNI, 2016)
Menurut World Stroke Organization bahwa 1 diantara 6 orang di dunia akan mengalami stroke
di sepanjang hidupnya, sedangkan data American Health Association (AHA) menyebutkan bahwa
setiap 40 detik terdapat 1 kasus baru stroke dengan prevalensi 795.000 klien stroke baru atau
berulang terjadi setiap tahunnya dan kira-kira setiap 4 menit terdapat 1 klien stroke meninggal.
Angka kematian akibat stroke ini mencapai 1 per 20 kematian di Amerika Serikat.
(Mutiarasari, 2019)
A. Konsep Medik
1. Definisi
Stroke atau cidera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. Sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskular selama beberapa tahun (Smelzer&Bare 2017). Stroke sering
menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir,
daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak
(Esti, 2020).
Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak dengan
awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa defisit neurologis dan bukan sebagai akibat
tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf pusat (George dkk, 2009).
3
2. Anatomi dan Fisiologi
A. Otak Otak merupakan pusat kendali fungsi tubuh yang rumit dengan sekitar 100 millar sel saraf ,
walaupun berat total otak hanya sekitar 2,5% dari berat tubuh, 70 % oksigen dan nutrisi yang
diperlukan tubuh ternyata digunakan oleh otak. Berbeda dengan otak dan jaringan lainya. Otak
tidak mampu menyimpan nutrisi agar bisa berfungsi, otak tergantung dari pasokan aliran darah,
yang secara kontinyu membawa oksigen dan nutrisi. Pada dasarnya otak terdiri dari tiga bagian
besar dengan fungsi tertentu yaitu:
1) Otak besar, Otak besar yaitu bagian utama otak yang berkaitan dengan fungsi intelektual yang
lebih tinggi, yaitu fungsi bicara, integritas informasi sensori ( rasa ) dan kontrol gerakan yang
halus. Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu, lobus frontalis, lobus parientalis,
lobus temporalis, dan lobus oksipitalis.
2) Otak kecil, Terletak dibawah otak besar berfungsi untuk koordinasi gerakan dan
keseimbangan.
3) Batang otak, Berhubungan dengan tulang belakang, mengendalikan berbagai fungsi tubuh
termasuk koordinasi gerakan mata, menjaga keseimbangan, serta mengatur pernafasan dan
tekanan darah. Batang otak terdiri dari, otak tengah, pons dan medula oblongata.
4) Etiologi
Etiologi stroke ( Esti, 2020) adalah sebagai berikut.
a) Trombosis
Serebral Terjadi pada saat pembuluh darah mengalami oklusi sehingga menyebabkan
iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesi di sekitarnya.
Trombosis dapat terjadi akibat aterosklerosis pada arteristis dan juga emboli.
4
b) Hemoragik (Perdarahan)
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subaraknoid
atau kedalam jaringan otak sendiri sebagai akibat dari pecahnya pembuluh darah otak.
Pecahnya pembuluh darah tersebut diakibatkan oleh adanya aterosklerosis dan hipertensi.
Pecahnya pembuluh darah otak yang terjadi mengakibatkan penekanan, pergeseran pada
jaringan otak yang berdekatan, sehinga otak akan membengkak yang menyebabkan infark
otak.
c) Hipoksia Umum
Hipoksia umum disebabkan oleh hipertensi yang parah, henti jantung paru, dan curah
jantung turun akibat aritmia yang mengakibatkan aliran darah ke otak terganggu.
d) Hipoksia Setempat
Hipoksia setempat diakibatkan oleh spasme arteri serebral yang disertai perdarahan
subaraknoid dan vasokonstriksi arteri otak disertai sakit kepala. Faktor-faktor penyebab
meningkatnya resiko stroke (Maria, 2021), meliputi:
1) Faktor kesehatan yang meliputi: hipertensi, diabetes mellitus,kolesterol tinggi,
obesitas, penyakit jantung seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi
jantung atau aritmia.
2) Faktor Gaya Hidup yang meliputi : merokok, kurang olahraga atau aktivitas fisik,
konsumsi obat-obatan terlarang, kecanduan alkohol.
3) Jenis Stroke (Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik)
4) Faktor lainnya, meliputi faktor keturunan dan bertambahnya usia
e) Faktor Risiko Stroke yang Dapat Diubah
1) Hipertensi.
2) Diabetes Melitus.
3) Merokok.
4) Atrial Fibrilasi.
5) Penyakit Jantung lainnya.
6) Pasca Stroke.
7) Dislipidemia.
8) Konsumsi alkohol.
f) Faktor yang tidak bisa diubah
1) Umur: Berumur diatas 55 tahun
2) Jenis Kelamin: Berjenis kelamin pria
3) Ras Tertentu
4) Genetik: Riwayat keluarga stroke (ayah, ibu, saudara sekandung, anaknya.
5
5) Patofisiologi
Patofisiologi stroke berbeda berdasarkan jenis stroke, iskemik dan
a. Stroke iskemik
6
penyebab lainnya. Iskemia menyebabkan hipoksia dan akhirnya
dalam hitungan menit dari awal terjadinya oklusi. Hal ini berujung
dalam sel dan berujung pada kematian sel akibat edema sitotoksik.
edema. Hal ini terus berlanjut hingga 3-5 hari dan sembuh
7
terjasi apabila kadar glukosa darah otak tinggi seehingga terjadi
b. Stroke hemorhagik
pendarahan subaraknoid
1) Perdarahan intraserebral
aneurisma.
8
bercampur dengan cairan serebrospinal dan merangsang
2) Pendarahan subaraknoid
berakibat fatal.
6) Pathway
9
7) Manifestasi Klinik
Pada stroke non hemoragik (iskemik), gejala utamanya adalah timbulnya
terjadinya pada waktu istirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran
tidak menurun, kecuali bila embolus cukup besar, biasanya terjadi pada usia
Disease And Realeted Health Problem 10th revitoan, stroke hemoragik dibagi
10
Stroke akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala
karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktifitas atau
emosi/marah, sifat nyeri kepala hebat sekali, mual dan muntah sering
masuk koma (60% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara setengah
jam s.d dua jam, dan 12% terjadi setelah dua jam, sampai 19 hari) (Rendi,
Margareth, 2015).
1
badan), vertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala (Rendi,
Margareth, 2015).
8) Komplikasi
Menurut Susilo (2019) terdapat komplikasi dari penyakit stroke antara
lain :
a. Pneumonia
b. Infeksi saluran kencing
c. Malnutrisi
d. Dekubitus
e. Infark miokard, aritmia jantung dan gagal jantung
f. Penekanan intrakranial
9) Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes Darah
Pasien harus mengalami serangkaian ters darah agar dapat diketahui
seberapa cepat gumpalan darah berkembang, untuk mengetahui gula
darah tinggi atau rendah secara abnormal, untuk mengetahui zat kimia
darah yang tidak seimbang, dan juga untuk mengetahui apakah pasien
infeksi atau tidak.
2. CT Scan
Pemeriksaan ini digunakan untuk membedakan infark dengan perdarahan.
3. Scan Resonasi Magnetik (MRI)
MRI digunakan untuk mendeteksi jaringan otak yang rusak oleh stroke
iskemik dan perdarahan otak.
4. USG Karotis
Tes ini untuk menunjukkan penumpukan deposit lemak (plak) dan aliran
darah diarteri karotid.
5. Angiogram Serebral
2
Pemeriksaan ini membantu untuk menentukan penyebab stroke secara
spesifik antara lain perdarahan, obstruksi arteri, dan ruptur.
6. Ekokardiografi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan sumber gumpalan dijantung
yang mungkin telah berpindah dari jantung ke otak dan menyebabkan
stroke.
subarachnoid.
mendukung
infark maka
3
penatalaksanaan
penatalaksanaan diet.
1. Penatalaksanaan Medis
tissue-
Plasminogem Activator)
yaitu
4
c. Konversi hemoragik yaitu jangan memberikan
antikuagulan.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
kandung
mempertahankan tirah
5
Salah satu program rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien
massa otot dan tonus otot. ROM juga merupakan suatu latihan
3. Penatalaksaan Diet
6
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian
Proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
inti. Tahap perkembangan keluarga pada kasus ini yaitu keluarga dengan anak
remaja, tugas perkembangannya yaitu :
7
b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anakanak
2). Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
d. Struktur keluarga
8
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
e. Fungsi keluarga :
1) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku.
3) Fungsi reproduksi, merupakan fungsi untuk menjaga generasi dan
mempertahankan kelangsungan keluarga.
4) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit.
Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat
dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan
keluarga antara lain:
a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
b) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
c) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
d) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat.
e) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.
9
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari lima bulan.
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
3) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah
5) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota
keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada
akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada. Pada kasus hipertensi pemeriksaan spesifik yang perlu dikaji yaitu
terkait dengan riwayat keluarga yang menderita hipertensi, riwayat tekanan
darah, riwayat penggunaan obat antihipertensi, adanya keluhan nyeri tengkuk
dan kesemutan/kebas, pola makan serta pola aktivitas.
2. Diagnosa
10
Cara menentukan prioritas:
Skor Angka
3. Intervensi Keperawatan
11
kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan,
serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan,
menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama
dengan tingkat kesehatan lain (Kholifah & Widagdo, 2016).
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
12
Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi atau tindakan yang
dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan
melihat respon keluarga dan hasil, bukan intervensi- intervensi yang
diimplementasikan. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua
aktivitas proses keperawatan selesi dilakukan.
a)Tujuan tercapai atau masalah teratasi jika klien menunjukan perubahan sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.
b)Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau klien masih dalam
proses pencapaian tujuan jika klien menunjukkan perubahan pada sebagian
kriteria yang telah ditetapkan.
c)Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya menunjukkan
sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali Proses evaluasi
keperawatan yaitu dengan mengukur pencapaian tujuan klien sebagai berikut:
a. Kognitif (pengetahuan) Untuk mengukur pemahaman klien dan keluarga
setelah diajarkan teknik-teknik perawatan tertentu. Metode evaluasi yang
dilakukan, misalnya dengan melakukan wawancara pada klien dan keluarga.
b. Afektif (status emosional) Cenderung kepenilaian subjektif yang sangat sulit
diukur. Metode yang dapat dilakukan adalah observasi respon verbal dan
nonverbal dari klien dan keluarga, serta mendapatkan masukan dari anggota
keluarga lain.
c. Psikomotor (tindakan yang dilakukan) Mengukur kemampuan klien dan
keluarga dalam melakukan suatu tindakan atau terjadinya perubahan
perilaku pada klien dan keluarga. (Kholifah & Widagdo, 2016)
13
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Nastiti, D. (2012). Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada Pasien Stroke Rawat
Inap di Rumah Sakit.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Rencana Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tujuan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Wilson & Price. (2016). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit :Egc; 1995.1119-
22. Dalam jurnal (Shafi’I, Sukiandra & Mukhyarjon, 2016). (4th ed.). Jakarta.
14