Anda di halaman 1dari 24

Tugas : Keperawatan Menjelang ajal dan paliatif

Dosen : Sardianto, S.Kep.,Ns.,M.kep

ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

DI SUSUN OLEH :

KELOMOK 2

1. MUHAMAD AJAT KHAMRIN 164201021001


2. IAN SAPUTRA 164201021046
3. SITTI RABIA DAUD
4. ZULSYAHRIAL .S
5. WA ODE SAUHARI
6. SUSLAWATI
7. IRMA WAHYUNI 164201021011
8. NURMILA POPALIA

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES IST BUTON

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
atas rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.Adapun judul dari makalah ini adalah ‘‘ ASUHAN KEPERAWATAN
STROKE’’Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
‘Keperawatan Menjelang ajal Dan Paliatif’

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Baubau, 23 Oktober 2021

Kelompok 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan Penulis............................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian...................................................................................3
B. Etiologi.......................................................................................3
C. Patofisiologi...............................................................................4
D. Manifestasi klinis.......................................................................5
E. Pencegahan.................................................................................5
F. Penatalaksanaan.........................................................................6

BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

A. Pengkajian .................................................................................7
B. Pengumpulan Data.....................................................................7
C. Klasifikasi Data..........................................................................7

BAB IV TINJAUAN KASUS STROKE

A. Pengkajian..................................................................................26
B. Diagnosa.....................................................................................26
C. Intervensi....................................................................................28
D. Implementasi..............................................................................29

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................24
B. Saran ..........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal ( global ), dengan gejala- gejala yang
berlansung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian,
tanpa adanya penyebab lain selama vaskuler Stroke merupakan salah
satu masalah kesehatan yang cukup serius karena angka kematian dan
kesakitannya yang tinggi serta dampaknya yang dapat menimbulkan
kecatatan dan penyebab kematian di dunia baik di negara maju
maupun berkembang [CITATION Dha15 \l 1033 ].
Angka kejadian stroke meningkat seiring dengan bertambahnya
usia, semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi kemungkinan
stroke. Stroke merupakan urutan kedua penyakit mematikan setelah
penyakit jantung. Serangan stroke lebih banyak dipicu karena
hipertensi yang disebut silent killer, diabetes mellitus, obesitas dan
berbagai gangguan alliran darah ke otak. Angka kejadian stroke
didunia kira-kira 200 per 100.000 penduduk dalam setahun. Di
Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena
serangan stroke dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal
sedangkan sisanya mengalami cacat ringan bahkan bisa menjadi cacat
berat (Saefulloh, 2017).
Gangguan suplai darah dapat disebabkan oleh sumbatan,
penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Semua ini dapat
menyebabkan kurangnya suplai darah yang memadai dan akan
menyebabkan cedera yang serius. Gangguan potensial yang fatal pada
suplai darah otak disebut stroke. Stroke menurut World Health
Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (global), dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian,
tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler (Koosgiarto, 2017).
Berdasarkan patologi anatominya, stroke dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu stroke Iskemik dan stroke Hemoragik. Stroke
Hemoragik adalah stroke yang terjadi karena perdarahan subarakhnoid
yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak pada daerah
tertentu. Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan oleh gangguan
suplai darah ke otak, biasanya karena pembuluh darah tersumbat oleh
gumpalan. Hal ini dapat menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi
terganggu dan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
Banyak penderita stroke menjadi cacat, tidak mampu lagi mencari
nafkah, tergantung pada orang lain, dan tidak jarang menjadi beban
bagi keluarganya (Koosgiarto, 2017).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Stroke ?
2. Apa penyebab Stroke?
3. Bagaimana patofisiologinya ?
4. Bagaimana Maifestasi Klinisnya ?
5. Bagaimana Pencegahannya?
6. Bagaiamana Penatalaksanaanya ?
7. Bagaiaman konsep asuhan keperawatan Stroke ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Stroke
2. Untuk mengetahui penyebab Stroke
3. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan penyakit Stroke
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinisnya
5. Untuk mengetahui pencegahannya
6. Untuk mengetahui pemenatalaksanaannya
7. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan Stroke

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi
mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Gangguan
peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau
pecahnya pembuluh darah di otak. Adapun gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit stroke adalah kelumpuhan anggota gerak, wajah perot, gangguan
bicara, pusing berputar, nyeri kepala dan penurunan kesadaran. (Lishania
et al., 2019)

B. Etiologi
Penyebab stroke adalah pecahnya pembuluh darah diotak atau
terjadinya thrombosis dan emboli. Gumpalan darah akan masuk kealiran
darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena adanya bagian otak
yang cedera dan menyumbat arteri otak, akibatnya fungsi otak berhenti
dan menjadi penurunan fungsi otak. Gaya hidup kaum muda yang
disinyalir memicu stroke adalah makanan-makanan siap saji, minuman
beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolahraga dan stress, penggunaan
obat perangsang, narkoba serta kebiasaan merokok. Stroke dibagi menjadi
dua jenis yaitu penderita stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke
iskemik sebagian besar merupakan komplikasi dari beberapa penyakit
vaskuler yang ditandai dengan gejala penurunan tekanan darah yang
mendadak.(Anwar, 2018)
Beberapa penyebab stroke iskemik meliputi :
1. Trombosis Aterosklerosis (tersering); Vaskulitis: arteritis
temporalis, poliarteritis nodosa; Robeknya arteri: karotis,
vertebralis (spontan atau traumatic); Gangguan darah: polisitemia,
hemoglobinopati (penyakit sel sabit).
2. Embolisme Sumber di jantung: fibrilasi atrium (tersering), infark
miokardium, penyakit jantung rematik, penyakit katup jantung,
katup prostetik, kardiomiopati iskemik; Sumber tromboemboli
aterosklerotik di arteri: bifurkasio karotis komunis, arteri
vertebralis distal; Keadaan hiperkoagulasi: kontrasepsi oral,
karsinoma.
3. Vasokonstriksi D Vasospasme serebrum setelah PSA (pendarahan
subarachnoid). Stroke hemoragik yang merupakan sekitar 15%
sampai 20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila lesi vascular
intraserebrum mengalami rupture sehingga terjadi perdarahan ke
dalam ruang subarakhnoid atau langsung kedalam jaringan otak.

C. Patofisiologi
Patofisiologi stroke berbeda berdasarkan jenis stroke :
1. Stroke Iskemik
Adanya thrombus atau sumbatan pada otak akan mengakibatkan
menurunnya aliran darah pada sebagian atau keseluruhan otak,
sehingga oksigen dalam otak juga menurun. Akibatnya, terjadi
deprivasi neuron dari oksigen dan glukosa. Keadaan kekurangan
oksigen dalam otak apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan
gangguan pada proses seluler yang akibatnya terjadi kematian sel pada
otak. Kematian sel pada otak disebut sebagai infark. Bagian otak yang
mengalami infark tentu akan mengalami gangguan pada proses neuron,
akibatnya, neuron akan berhenti berfungsi sehingga pasien akan
mengalami gangguan pada fungsi tubuhnya sesuai dengan lokasi otak
yang mengalami. Apabila bagian yang terkena adalah capsulla interna,
maka pasien akan mengalami kelumpuhan atau kelemahan pada salah
satu atau kedua sisi tubuh. Letak capsulla interna berada di serebrum.
Letaknya diantara nukleus lentiformis dengan nukleus kaudatus dan
thalamus. Penurunan fungsi motorik pada pasien stroke ini tentu akan
mengakibatkan keterbatasan pada rentang gerak dan mobilisasi. Yang
mana mobilitas ini meliputi kemampuan untuk mobilisasi diri di atas
tempat tidur, berjalan, dan berpindah tempat (Rahmawati, 2019).
2. Stroke Hemoragik
Stroke disebabkan penurunan suplai darah ke otak yang disebabkan
oleh kecelakaan, hipertensi, karena pada intinya stroke hemoragik
disebabkan oleh pembuluh darah yang pecah menyebabkan darah
mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan
perubahan komponen intra kranial yang tidak dapat dikompensasi
tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan
menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Disamping itu,
darah yang mengalir ke subtansi otak atau ruang subarachnoid dapat
menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak atau penekanan
pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak
ada, sehingga terjadi nekrosis jaringan otak. Kematian sel-sel otak
berpengaruh terhadap penurunan fungsi dan kinerja otak, otak
memiliki dua fungsi yaitu sensorik dan motorik, akibat awal dari
stroke adalah hemiparesis kontralateral (kelumpuhan separuh anggota
ekstremitas atas dan bawah yang bersilangan dengan hemisfer yang
terkena). Akibat yang muncul pertama kali dari hemiparesis
kontralateral adalah gangguan mobilitas fisik atau ketidakmampuan
melakukan aktifitas sehari-hari (Purwanta, 2012).

D. Manifestasi Klinis
Menurut Afandy, (2018) Stroke menyebabkan berbagai deficit
neurologik, gejala muncul akibat daerah otak tertentu tidak berfungsi
akibat terganggunya aliran darah ke tempat tersebut, bergantung pada
lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau
aksesori). Gejala tersebut antara lain Afandy, I., & Wiriatarina, J. (2018) :
1. Umumnya terjadi mendadak, ada nyeri kepala
2. Parasthesia, paresis, Plegia sebagian badan
3. Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan
kehilangan control volunter terhadap gerakan motorik. Di awal
tahapan stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah
paralysis dan hilang atau menurunnya refleks tendon dalam.
4. Dysphagia
5. Kehilangan komunikasi
6. Gangguan persepsi
7. Perubahan kemampuan kognitif dan efek psikologis
8. Disfungsi Kandung Kemih

E. Pencegahan
Menurut Stroke Engine 80% stroke dapat dicegah dengan cara
pengobatan dan pengendalian faktor risiko melalui modifikasi gaya hidup.
Modifikasi gaya hidup merupakan salah satu cara untuk mencegah
terjadinya stroke berulang (sekunder). Ginsberg (2008), mengatakan
bahwa rekurensi dapat dicegah dengan pengendalian faktor risiko melalui
pengobatan dan modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup yang
berisiko stroke merupakan promosi yang efektif untuk stroke sekunder.
Gaya hidup yang dimaksud meliputi : diet tidak sehat, obesitas, rokok,
alkohol dan kurang aktifitas fisik.
Untuk itu perlu dilakukan upaya mengurangi terjadinya stroke dengan
mengkonsumsi gizi yang seimbang seperti: perbanyak makan sayur, buah-
buahan segar, protein rendah lemak dan kaya serat yang sangat bermanfaat
untuk pembuluh darah. Dan tidak ketingalan juga lakukan olahraga teratur,
dengan berolahraga teratur dapat mengontrol berat badan serta mengurangi
resiko terjadinya stroke (Wahyuni, 2012). Menurut Pinzon rutin
melakukan kontrol, melakukan diet seimbang, melakukan gerakan fisik
yang teratur dan berhenti merokok dapat mencegah terjadinya serangan
berulang pada pasien stroke.[ CITATION Ami19 \l 1057 ]

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Stroke Iskemik
Penatalaksanaan stroke iskemik untuk menurunkan edema otak
sebagai berikut (Ariani, 2012).
1) Naikkan posisi kepala dan badan bagian atas setinggi 20-30o
2) Hindarkan pemberian cairan intravena yang berisi glukosa atau
cairan hipotonik.
3) Pemberian osmoterapi
2. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik
Penatalaksanaan stroke hemoragik pada serangan akut, antara lain
sebagai berikut (Batticaca, 2012).
1) Saran operasi diikuti dengan pemeriksaan
2) Masukkan pasien ke unit perawatan saraf untuk dirawat di bagian
bedah saraf

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN STROKE
A. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, psiko, sosial, dan spiritual
dapat ditentukan. Tahap ini mencakup tiga kegiatan yaitu pengumpulan
data, Analisa data, dan penentuan masalah keperawatan (Sitorus, 2019).

B. Pengumpulan Data
Untuk mengetahui situasi dan kondisi orang orang yang dilayani.
Merupakan upaya untuk mendapatkan vdata yang dapat digunakan sebagai
informasi tentang klien. Data yang dibutuhkan tersebut mencakup data
tentang biopsikososial dan spiritual dari klien, data yang berhubungan
dengan masalah klien serta data tentang faktorfaktor yang
mempenmgaruhi atau yang berhubungan dengan klien seperti data tentang
keluarga, dan lingkungan yang ada. Dalam pengumpulan data, perangkat
atau format dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien. Pengumpulan data
bisa didapat dari wawancara melalui komunikasi untuk mendapat respons
klien dengan tatap muka dengan menggunakan teknik 5W+ 1H , observasi
dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara langsung
kepada klien, konsultasi dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli
atau spesialis bagian yang mengalami gangguan, anamnesa , nursing
history taking (NHT), pemeriksaan fisik,pengkajian diagnostic atau
laboratorium, dan dokumen rekam medik. Objek wawancara yaitu pasien
dan keluarga pasien (Zalukhu, 2020).

C. Klasifikasi Data
Terdiri atas dua jenis data, jenis data menurut Setiadi (2012) adalah
sebagai berikut (Zalukhu, 2020) :
1. Data subjektif
Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah
kesehatannya. Data subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan
termasuk persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya.
Sumber data lain dapat diperoleh dari keluarga, konsultan dan tenaga
kesehatan lainnya.
2. Data objektif
Data objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari status
kesehatan pasien.

3. Perumusan Masalah atau Identifikasi Pola/Masalah

Merupakan akal bakal diagnose keperawatan serta merupakan


analisa data. Bagian terakhir dari tahap pengkajian setelah dilakukan
validasi data dengan mengidentifikasi pola atau masalah yang
mengalami gangguan yang ada dimulai dari pengkajian pola fungsi
kesehatan (Zalukhu, 2020).

4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara jelas untuk
meningkatkan status kesehatan (Sitorus, 2019).
5. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan pedoman tertulis untuk
memberikan perawatan kepada pasien. Intervensi yang terorganisasi
dengan baik dapat mmemudahkan perawat mengidentifikasi tindakan
keperawatan secara jelas. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai
kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan
konsisten (Sitorus, 2019).
6. Implementasi Keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan untuk membantu pasien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien (Sitorus, 2019).
7. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan cara membandingkan antara proses dengan pedoman atau
rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan (Sitorus, 2019).
BAB IV

TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 72 Tahun
Pekerjaan : Petani
Status : Kawin
Alamat : Krajan RT 1 RW 03, Limbangan, Kendal
No Registrasi : B301197
Diagnosa Medis : Stroke
2. Keluhan Utama
Kesadaran menurun: Sopor,
3. Riwayat Penyakit Sekarang
1 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh sesak nafas. 1
minggu sebelum masuk rumah sakit, klien kesadarannya menurun.
Saat dibangunkan, klien tidak bangun, terdengar suara ngorok, disertai
banyak air liur keluar. Lalu oleh keluarganya, klien dibawa ke RS.
Tugurejo Semarang dan oleh oleh RS. Tugurejo dirujuk ke RSDK
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mempunyai riwayat hipertensi sejak 7 tahun yang lalu namun
tidak pernah kontrol ke Puskesmas dan merokok “lintihingan” kurang
lebih 6 batang perhari sejak muda sampai sebelum sakit.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga klien yang menderita penyakit DM, hipertensi,
jantung, dan Pernafasan.
6. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban,
lurus, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterk pupil isokor,
diameter kurang
lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif
Hidung : Tidak terdapat secret
Telinga : Ada sedikit serumen
Mulut : Mukosa bibir agak kering, gigi bersih, bibir sianosis,
hipersalivasi ngiler.
Leher : Tak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid, tidak ada
peningkatan JVP

Paru-Paru
I : Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada tarikan
otot intercostal
Pa : Tidak dapat diperiksa
Pe : Sonor seluruh lapang paru
Au : Stridor, ronkhi
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di SIC V
Pe : Pekak
Au : Bj S1-S2 murni
Abdomen
I : Datar
Au : Bising usus (+), 32x/menit
Pa : Hepar dan lien tak teraba
Pe : Timpani
Genetalia : Keadaan bersih
Atas : Akral dingin sianosis, edema (-)
Bawah : Akral dingin, sianosis, edema (-), varises babinsky positif,
kaku kuduk positif
Uji Saraf Cranial
N.III- Oklumotorius N.IV- Troklearis N.VI- Abdusen pupil isokor,
diameter kurang
lebih 3mm reflek cahaya mata kanan dan kiri positif
N.IX- Glosofaringeus, N.X- Vagus pasien mampu menelan.

7. Data Penunjang
Laboratorium darah

Pemeriksaan Hasil Satuan

Hb 15,10 gr% 12 – 15

Ht 44,6 % 40

Eritrosit 4,7 Juta/mmk 4,5 - 6,5

MCH 32,1 Pg 27 – 32

MCV 94,9 Fl 76 -96

MCHC 33,8 g/dl 29 – 36

Lekosit 27,4 Ribu / mmk 4 – 11

Trombosit 399 Ribu / mmk 150 – 400

Urea 37 Mg/dl 15 – 39

Kreatinin 2,01 Mg/dl 0,6 1,3

Natrium 136 Mmol/L 136 – 145

Kalium 4,6 Mmol/L 3,5 – 5,1

Klorida 106 Mmol/L 96 – 107

Kalsium 2,58 Mmol/L 2,12 – 2,52


Hasil BGA
Temp : 37oC
FiO2 : 48%
Hb : 15,10 g / d
PH (37oC) : 7,46
PCO2 (37oC) : 29,2 mmHg
PO2 (37oC): 128 mmHg
PH (Corrected) : 7,392 (normal : 7,35 – 7,45)
PCO2 (Corrected) : 30 mmHg (normal : 35 – 45)
PO2 (Corrected) : 133 mmHg (normal : 83 – 108)
HCO3 : 18,3 mmol / L (normal : 18 – 23)
TCO2 : 19,20
BE : -4,5 mmol / L (normal : -2 – 3)
BE Efective : -6,7
SBC : 21,5 mmol / L
O2 saturasi : 99% (normal : 95 – 98), setelah pemberian 8 liter /
menit
A=ADO2 : 174,9
RI : 1,32
Hasil GDS dengan glukotest = 129 mg / dl (normal: 80 – 110)
Hasi CT Scan: PSA (Pendarahan Sub Arakhnoid)

8. Terapi
- O2 sungkup 8 L / menit
- Infus RS 20 tetes/menit
9. Analisa Data

No. Data focus Masalah Etiologi


1. DS: Perfusi jaringan Hipoksemia
Keluarga pasien mengatakan serebral tidak jaringan
kesadaran pasien menurun. efektif
Tidak mau bangun saat
dibangunkan
DO:
 Riwayat
hipertensi,
 Hasil CT. Scan
pendarahan
arachnoid
 GCS: 6
E:1
V:1
M:4
2. DS: Ketidakefektifa Keletihan
Pasien mengeluh sesak, suara n bersihan jalan otot
ngorok nafas pernapasan
DO:
Suara ronchi

B. Diagnosa
1. Prefusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan hipoksemia
jaringan
2. Ketidakefektifan bersihkan jalan nafas berhubungan dengan keletihan
otot pernapasan
Prioritas Masalah

C. Intervensi

Tanggal/j Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi


am hasil Keperawatan
08 Perfusi Setelah dilakukan Peripheral
Januari jaringan tindakan 1x24 jam sensation
2021 serebral diharapkan perfusi management
10.00 tidak jaringan serebral (2550)
efektif efektif dengan criteria  Monitor
berhubun hasil: circulation kesadaran
gan status (2564) pasien
dengan 1. Tekanan  Monitor
hipoksemi systole dan daerah
a jaringan diastole dalam tertentu
rentang yang yang hanya
diharapkan peka
(120/80) terhadap
2. Tidak ada panas,
orthostatic dingin,
hipertensi tajam,
3. Tidak ada tumpul.
tanda-tanda  Monitor
peningkatan tanda-tanda
tekanan vital klien
intracranial  Monitor
(hipertensi, adanya
muntah tromboplebi
proyektil, tis.
nyeri kepala,  Kolaborasik
penurunan
tingkat an
kesadaran pemberian
ukuran pupil analgetik.
abnormal atau  Diskusikan
berbeda, nadi mengenai
lambat, badan penyebab
lemah)  perubahan
4. Dapat sensasi
berkomunikas
i dengan jelas
sesuai dengan
kemampuan
5. Memproses
informasi
6. Menunjukkan
perhatian,
konsentrasi,
dan orientasi
7. Menujukan
kesadaran
membaik

08 Ketidakef Setelah dilakukan Airway


Januari ektifan tindakan selama management
2021 bersihan 1x24 jam, diharapkan (3140)
10.00 jalan klien bernapas  Buka jalan
nafas dengan normal nafas
berhubun dengan kriteria hasil  Posisikan
gan (respiratory status: pasie
keletihan ventilation) (0410) senyaman
otot 1. Pasien dapat mungkin
pernapasa bernapas misalnya
n dengan posisi
normal (16- semiflower
20x/menit)  Identifikasi
2. Suara nafas perlunya
bersih pemberian
3. Menunjukkan alat bantu
suara nafas nafas
dalam batas seperti:
normal) nasal kanul
4. Tidak ada  Lakukan
suara napas fisioterapi
tambahan dada jika
5. Tanda-tanda perlu
vital dalam  Aukultasi
batas normal suara napas,
(TD : 120/80, dan catat
suhu : 35-37, adanya
nadi : 60- suara
100x/menit, tambahan
RR : 16-  Monitor
20x/menit respirasi
dan status
O2
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi sistem saraf
yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak. Gangguan peredaran darah otak dapat berupa
tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah
di otak. Adapun gejala yang ditimbulkan oleh penyakit stroke
adalah kelumpuhan anggota gerak, wajah perot, gangguan bicara,
pusing berputar, nyeri kepala dan penurunan kesadaran. (Lishania
et al., 2019)

B. Saran
Bagi perawat dan keluarga, diharapkan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi pada penderita Stroke, karena setiap perubahan
akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K. (2018). Faktor Resiko Kejadiaan Stroke Pada Masyarakat. 6.

Lishania, I., Goejantoro, R., & Nasution, Y. N. (2019). Perbandingan Klasifikasi


Metode Naive Bayes dan Metode Decision Tree Algoritma (J48) pada Pasien
Penderita Penyakit Stroke di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Jurnal Eksponensial, 10(2), 135–142.

Dharma Koosgiarto, I. A. (2015). Pengaruh Antara Kadar Ldl Kolesterol


Terhadap Penyakit Stroke.

Sitorus, C. (2019). HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN


PELAKSANAAN PROSES KEPERAWATAN

Zalukhu, J. (2020). PENGKAJIAN DALAM PROSES KEPERAWATAN


SEBAGAI PENENTU KEBERHASILAN PEMBERIAN ASUHAN
KEPERAWATAN.

Saefulloh, M. (2017). Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke


di rsud indramayu 1 2. 65–76.

Rahmawati, A. (2019). Asuhan Keperawatan Stroke Iskemik pada Ny. R dan Ny.
Rh dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang
Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2019.
http://repository.unimus.ac.id/411

Purwanta, A. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Ny . M Dengan Stroke


Hemoragik di Ruang Cempaka Bawah RSUD Sukoharjo.
Analisis Praktik Klinik Keperawatan Tn. B dengan Diagnosa Stroke Non Hemoragik
(SNH) dengan Pemberian Pelatihan Pemasangan Puzzle Jigsaw terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas di Ruang Stroke Center RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai