Anda di halaman 1dari 14

“MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR”

“EPIDEMIOLOGI PENYAKIT STROKE”

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

Agung Asnur K202101028

Putri Ferdayanti K202101012

Fifi Dwi Elian K202101008

Siska Yulian K202101014

Nur Asri K202101011

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas kehendak-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini membahas tentang
PENYAKIT STROKE Dalam penyusunan makalah ini kami ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen yang mengampu, yang telah
memberikan tugas ini, kepada kami, sehingga pengetahuan kami bertambah
mengenai PENYAKIT STROKE

Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan tentang STROKE. Sehingga kita semua dapat terhindar dari penyakit
berbahaya tersebut. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan,oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempunaan tugas ini.Semoga tugas ini bermanfaat
bagi pembaca
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................


B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Stroke..............................................................................................
B. Penyebab Stroke................................................................................................
C. Frekuensi Stroke.............................................................................................
D. Factor resiko Stroke........................................................................................
E. Pencegahan Stroke..........................................................................................
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...............................................................................................
B. SARAN...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit serebrovaskuler/ cerebrovascular disease (CVD)


merupakan penyakit sistem persarafan yang paling sering dijumpai. Stroke
merupakan bagian dari CVD. Menurut World Health Organization
(WHO), stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebri
fokal atau global yang berkembang dengan cepat atau tiba-tiba,
berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, dengan
tidak tampaknya penyebab lain selain penyebab vaskular. Berdasarkan
American Heart Association (AHA) stroke ditandai sebagai defisit
neurologi yang dikaitkan dengan cedera fokal akut dari sistem saraf pusat
(SSP) yang disebabkan oleh pembuluh darah, termasuk infark serebral,
pendarahan intraserebral (ICH) dan pendarahan subaraknoid (SAH).1

Stroke terjadi ketika jaringan otak terganggu karena berkurangnya


aliran darah atau oksigen ke sel-sel otak. Terdapat dua jenis stroke yaitu
iskemik stroke dan hemoragik. Stroke iskemik terjadi karena
berkurangnya aliran darah sedangkan stroke yang terjadi karena
perdarahan ke dalam atau sekitar otak disebut stroke hemoragik.
Perdarahan yang terjadi pada stroke hemoragik dapat dengan cepat
menimbulkan gejala neurologik karena tekanan pada struktur saraf di
dalam tengkorak. Stroke hemoragik lebih jarang terjadi dibanding stroke
iskemik akan tetapi stroke hemoragik menyebabkan lebih banyak
kematian.

Penyakit stroke merupakan penyebab kematian utama di hampir


seluruh RS di Indonesia, sekitar 15,4%. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan telah terjadi
peningkatan prevalensi stroke di Indonesia dari 8,3 per mil (tahun 2007)
menjadi 12,1 per mil (tahun 2013). Prevalensi penyakit Stroke tertinggi di
Sulawesi Utara (10,8per mil), Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung
(9,7 per mil) dan DKI Jakarta (9,7 per mil).2

Begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stroke,


faktor risiko terjadinya stroke terbagi lagi menjadi faktor risiko yang dapat
dirubah dan faktor risiko yang tidak dapat dirubah. Faktor risiko yang
tidak dapat dirubah dan dikontrol pengaruhnya terhadap kejadian stroke,
diantaranya yaitu faktor keturunan, ras, umur dan jenis kelamin.
Sedangkan faktor risiko yang dapat dirubah yaitu hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, diabetes mellitus, merokok, alcohol, peningkatan kolestrol,
dan obesitas (Wijaya & Putri, 2013). Sebagian besar penderita stroke
hemoragik cenderung akan mengalami gangguan mobilitas fisik, pasien
stroke dengan gangguan mobilisasi hanya berbaring saja tanpa mampu
untuk mengubah posisi karena keterbatasan tersebut yang menyebabkan
munculnya masalah keperawatan yaitu gangguan mobilitas fisik
(Mubarak, Indrawati, & Susanto, 2015)

B. Rumusan masalah

1. Apa definisi dari stroke,?


2. Apa saja Penyebab stroke.?
3. Bagaimana Frekuensi stroke.?
4. Apa saja Faktor resiko stroke.?
5. Bagaimana Pencegahan dan pengendalian stroke.?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Definisi stroke


2. Untuk mengetahui Penyebeb stroke
3. Untuk mengetahui Frekuensi stroke
4. Untuk mengetahui Faktor resiko stroke
5. Untuk mengetahui Pencegahan dan pengendalian stroke
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Stroke

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak


mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik)
atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa pasokan darah,
otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel
pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh
yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan
baik.

Stroke merupakan kondisi gawat darurat yang perlu ditangani


secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat
kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.

B. Penyebab Stroke

Secara umum, ada dua penyebab utama stroke yaitu arteri yang
tersumbat (stroke iskemik) atau kebocoran atau pecahnya pembuluh darah
(stroke hemoragik). Selain itu, beberapa orang mungkin hanya mengalami
gangguan sementara aliran darah ke otak, yang dikenal sebagai stroke
ringan atau Transient ischaemic attack (TIA). Berikut ini penjelasan
mengenai penyebab stroke yang dibedakan sesuai jenisnya:

1. Stroke Iskemik

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum terjadi ketika
pembuluh darah otak menyempit atau tersumbat. Ketika stroke iskemik
terjadi maka akan menyebabkan aliran darah sangat berkurang
(iskemia). Pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit ini
disebabkan oleh timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah
atau oleh bekuan darah dan kotoran lain yang mengalir melalui aliran
darah, paling sering dari jantung, kemudian bersarang di pembuluh
darah di otak.

2. Stroke Hemoragik

Kemudian stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak


mengalami kebocoran atau pecah. Pendarahan otak dapat terjadi akibat
banyak kondisi yang mempengaruhi pembuluh darah.

3. Stroke Ringan Atau TIA

Transient Ischemic Attack (TIA), kadang-kadang dikenal


sebagai ministroke atau stroke ringan adalah periode gejala sementara
yang mirip dengan stroke. TIA tidak menyebabkan kerusakan
permanen. Saat ini banyak anak muda mengalami serangan stroke
ringan. Penyebab stroke ringan di usia muda maupun tua karena adanya
penurunan sementara suplai darah ke bagian otak, yang dapat
berlangsung hanya selama lima menit.

Seperti stroke iskemik, TIA terjadi ketika gumpalan atau puing-


puing mengurangi atau menghalangi aliran darah ke bagian dari sistem
saraf. Walaupun termasuk kondisi ringan, tetap memerlukan
perawatan darurat sekalipun gejalanya sudah membaik. Jika kita pernah
mengalami stroke ringan maka kemungkinan mengalami penyumbatan
sebagian atau penyempitan arteri yang menuju ke otak, yang akan
meningkatkan risiko kita mengalami stroke parah di kemudian hari.

C. Frekuensi stroke

Stroke menjadi penyebab kematian terbanyak ketiga di dunia. Di


rumah sakit, penyakit stroke merupakan penyebab kematian kedua di
dunia setelah penyakit jantung koroner. Kasus stroke di seluruh dunia
diperkirakan mencapai 50 juta jiwa dan 9 juta diantaranya mengalami
kecacatan yang berat.6,7 Stroke juga menjadi penyebab utama terjadinya
kecacatan dalam jangka panjang dan berisiko mengalami gangguan
kognitif yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak terkena
stroke.8,9 Pada tahun 2010 tercatat sebanyak 102 juta kecacatan akibat
penyakit stroke. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 12%
dibandingkan dua dekade sebelumya pada tahun 1990.Di Amerika Serikat
penyakit stroke menjadi penyebab kematian ketiga dengan angka kematian
sebanyak 146.664 jiwa. Penyakit stroke juga merupakan penyebab
kematian terbanyak ketiga di Indonesia dengan angka kematian sebanyak
138.268 jiwa atau 9,7% dari total kematian.

Studi yang pernah dilakukan pada tahun 1990 sampai dengan 2010
di 28 negara mendapatkan data bahwa terjadi peningkatan kejadian stroke
dari 250,55 per 100.000 orang-tahun menjadi 257,96 per 100.000 orang-
tahun dengan prevalensi dari 434,86 per 100.000 orang menjadi 393,38
per 100.000 orang. Peningkatan insiden dan prevalensi stroke tersebut
terjadi pada negara-negara berkembang dengan pendapatan rendah-
menengah.10,11 Kejadian stroke di negara berpendapatan rendah sampai
menengah pada tahun 1990 sebesar 252 per 100.000 orang tahun
meningkat menjadi 282 per 100.000 orang pertahun pada tahun 2010, dan
peningkatan prevalensi dari 360 per 100.000 orang menjadi 394 per
100.000 orang.

Indonesia mempunyai beban ganda dalam penanggulangan


masalah kesehatan. Hal ini berkaitan dengan lambatnya penurunan
kejadian penyakit menular dan cenderung menetap, serta kejadian penyakit
tidak menular yang melaju dengan cukup cepat. Gambaran nasional
selama hampir 12 tahun terakhir menunjukkan bahwa telah terjadi transisi
epidemiologi yang ditandai dengan pergeseran penyebab kematian untuk
semua usia dari infeksi penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.
D. Faktor resiko

Banyak faktor risiko yang bisa menyebabkan stroke, diantaranya adalah:

1. Riwayat stroke pada keluarga (genetik) Riwayat stroke pada orang tua
(baik ayah maupun ibu) akan meningkatkan risiko stroke. Peningkatan
risiko stroke ini dapat diperantarai oleh beberapa mekanisme, yaitu:
penurunan genetis faktor risiko stroke,, penurunan kepekaan terhadap
faktor risiko stroke,, pengaruh keluarga pada pola hidup dan paparan
lingkungan,, interaksi antara faktor genetik dan lingkungan.

2. Jenis kelamin: Ternyata pria lebih berisiko kena serangan stroke,


demikian hasil penelitian. Tetapi lebih banyak wanita yang meninggal
karena stroke. Serangan stroke pada pria umumnya terjadi pada usia
lebih muda dibanding wanita, sehingga tingkat kelangsungan hidup
juga lebih tinggi. Wanita, meski jarang kena stroke, namun serangan
itu datang pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih
besar. Selain itu, gejala pada wanita sangat berbeda dengan gejala
umum, sehingga terabaikan.

3. Ras: Di Amerika Serikat, berbagai laporan epidemiologi menunjukkan


adanya perbedaan yang berarti dalam hal insidensi untuk semua jenis
stroke dan infark serebri lebih besar pada kelompok berkulit hitam.
Lebih banyak dijumpai faktor risiko seperti hipertensi dan diabetes
pada kelompok berkulit hitam.

4. Usia > 55 tahun: semakin tinggi usia, semakin tinggi risikonya.


Insiden stroke akan meningkat secara eksponensial menjadi dua
hingga tiga kali lipat setiap dekade diatas usia 50 tahun dan ada data
yang menyebutkan 1 dari 3 orang yang berusia diatas 60 tahun akan
menderita salah satu jenis stroke.

5. Tekanan darah tinggi: 70% dari pasien penderita stroke mengalami


tekanan darah tinggi.
6. Kadar kolesterol tinggi: peluang lebih tinggi terjadinya aterosklerosis
(akumulasi kolesterol dan deposit (plak) lainnya pada dinding arteri.
Plak bisa mengurangi aliran darah yang melalui arteri) dan
penyempitan pembuluh darah otak

7. Merokok: meningkatkan peluang terjadinya stroke hingga 3 kali lipat


untuk pria dan 4,7 kali lipat untuk Wanita

8. Diabetes melitus: meningkatkan peluang terjadinya stroke hingga 4


kali lipat

9. Obesitas

10. Penyakit kardiovaskular: peluang lebih tinggi terjadinya stroke bagi


orang-orang dengan riwayat serangan jantung (infark miokard) dan
irama jantung yang tidak normal (fibrilasi atrium)

11. Malformasi Vaskular atau aneurisma (pembengkakan seperti balon)


pembuluh darah di otak: peluang perdarahan yang relatif lebih tinggi

12. Stroke Ringan, yaitu Serangan Iskemik Sementara (TIA -


TransientIschemic Attack): memiliki gejala yang mirip dengan stroke,
tetapi berlangsung untuk jangka waktu yang lebih singkat,
berlangsung sekitar 2 hingga 15 menit dan tidak lebih dari 24 jam.
Stroke Ringan bisa menjadi tanda peringatan bahwa akan terjadi
stroke yang lebih berat di masa depan.

13. Pecandu alkohol: meningkatkan peluang terjadinya stroke.


E. Pencegahan dan pengendalian stroke

Aspek yang paling penting untuk mencegah stroke adalah untuk


memperlambat kecepatan aterosklerosis vaskular (pengerasan pembuluh
darah). Berikut tindakan yang dapat dilakukan guna mencegah dan
mengendalikan stroke yaitu:

1. Mengendalikan tekanan darah tinggi dengan cara :

a. Perubahan gaya hidup: mengurangi asupan natrium dari


makanan,mengikuti prinsip pola makan "rendah natrium, rendah
gula, rendah lemak, tinggi serat", mengendalikan berat badan,
berolahraga secara teratur, dan menghindari konsumsi minuman
beralkohol secara berlebihan

b. Pengobatan: mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter

2. Segera berhenti merokok

3. Mengendalikan diabetes melitus

4. Menurunkan kadar kolesterol: melalui pola makan dan olahraga,

5. Menangani tekanan dan belajar untuk bersantai atau kelola stress

6. Peningkatan aktivitas fisik

Deteksi dini serangan akut stroke dilakukan dengan menggunakan alat


penilaian “SEGERA KE RS”, yaitu :

1. Senyum yang tidak simetris

2. Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat

3. digerakkan secara tiba-tiba

4. SuaRa yang pelo, parau, atau menghilang

5. Kebas/ baal

6. Rabun/ gangguan penglihatan


7. Sempoyongan/ vertigo/ pusing berputar
BAB IIl

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak


mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik)
atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa pasokan darah,
otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel
pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh
yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan
baik.Stroke juga merupakan kondisi gawat darurat yang perlu ditangani
secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat
kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.

Secara umum, ada dua penyebab utama stroke yaitu arteri yang
tersumbat (stroke iskemik) atau kebocoran atau pecahnya pembuluh darah
(stroke hemoragik). Selain itu, beberapa orang mungkin hanya mengalami
gangguan sementara aliran darah ke otak, yang dikenal sebagai stroke
ringan atau Transient ischaemic attack (TIA).

B. SARAN

Meningkatan penyuluhan kesehatan,edukasi,maupun konseling


kepada masyarakat tentang stroke, pencegahan dini terhadap stroke
pencegahan untuk terjadinya stroke berulang sehingga angka kejadian
stroke bisa lebih di tekan dan di kuranggi
DAFTAR PUSTAKA

Setyopranoto I. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Continuing Medical


Education. 2011;38(4):247- 50.

Katzan IL. Epidemiology of Stroke. In: Corrigan ML, Escuro AA, Kirby DF,
editors. Handbook of Clinical Nutrition and Stroke. New York: Humana
Press; 2013: 3-14.

Johnston SC, Mendis S, Mathers CD. Global variation in stroke burden and
mortality: estimates from monitoring, surveillance, and modelling. The
Lancet Neurology. 2011;8(4):345-54.

Almdal T, Scharling H, Jensen JS, Vestergaard H. The independent effect of type


2 diabetes mellitus on ischemic heart disease, stroke, and death: A
population-based study of 13.000 men and women with 20 years of
followup. Archives of Internal Medicine. 2004;164:1422-6.

World Health Organization, 2005. WHO STEPS Stroke Manual: The WHO
STEPwise Approach to Stroke Surveillance. World Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai