Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH STROKE HEMORRAGHIC

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III

Dosen Pengampu : Ns. Cusmarih, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh:

Anggita Aulia R 200114003

Antika Rahayu 200114005

Asriatun Nisa 200114007

Ayu Khairunnisa 200114008

Hilda Putrianti 200114018

Intan Titania FD 200114019

Ladina Safitri 200114022

Nabilah Natasya 200114032

Nazma Alayka S 200114034

Nilam Dwi S 200114036

Riska Apriyani 200114043

Santika Dewi 200114045

Tiara Puspita P 200114050

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “STROKE
HEMORRAGHIC”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah di STIKes Abdi
Nusantara oleh Dosen Ns. Cusmarih, S. Kep, M. Kep

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian, kelengkapan isi, dan lain-lainnya.
Untuk itu dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik pembaca
guna memperbaikan makalah ini di kemudian hari. Pembuatan makalah ini
diharapkan dapat berguna. Saya mengharapkan partisipasi dari para pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi setiap orang yang
membacanya, Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Teman-teman kelompok 2 yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini akan menjelaskan tentang STROKE HEMORRAGHIC. Hal itu
bertujuan untuk memudahkan mahasiswa dan mahasiswi untuk memahami salah
satu penyakit yaitu STROKE. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi
setiap orang yang membacanya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA/TEORI.............................................................................6
2.1 DEFINISI..................................................................................................6
2.2 ANATOMI dan FISIOLOGIS..................................................................7
2.2.1 Otak....................................................................................................7
2.2.2 Peredaran darah diotak.....................................................................10
2.3 Patofisiologi Stroke.................................................................................11
2.3.1 Stroke Hemoragik............................................................................12
2.4 TANDA dan GEJALA............................................................................13
2.5 PENYEBAB STROKE...........................................................................15
2.6 FAKTOR RESIKO.................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI......................................................................18

3
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut WHO (2004) seperti yang dikutip pada laporan The Global Burden
Disease, di dunia untuk semua kelompok umur stroke iskemik dan penyakit
jantung merupakan penyebab kematian utama. Dengan penderita stroke iskemik
yang meninggal di dunia adalah 7,2 juta jiwa (12,2 %), dan penyakit jantung 5,7
juta jiwa (9,7%). Insidens rate penyakit stroke iskemik untuk serangan pertama
adalah 9 juta jiwa. Menurut peneliti dari Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), stroke banyak ditemukan di kalangan remaja dan orang muda
dewasa. Laporan ini diterbitkan dalam Annals of Neurology, edisi 1 September
2011. Data di Amerika Serikat menunjukkan, jumlah pasien berusia 15-44 tahun
yang menjalani perawatan di rumah sakit khusus stroke melonjak lebih dari
sepertiga antara tahun 1995 dan 2008. Peningkatan ini diduga karena
meningkatnya sebagian jumlah orang muda yang memiliki penyakit seperti
tekanan darah tinggi dan diabetes melitus tipe II, penyakit yang sebenarnya
berhubungan dengan orang dewasa yang lebih tua.

4
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena
serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat
ringan maupun berat. Secara umum, dapat dikatakan angka kejadian stroke adalah
200 per 100.000 penduduk. Dalam satu tahun, di antara 100.000 penduduk, maka
200 orang akan menderita stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Pada
penelitian berskala cukup besar yang dilakukan oleh survey ASNA (Asean
Neurologic Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia, pada penderita
stroke akut yang dirawat di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun
cukup banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 54,7% dan diatas usia 65
tahun sebanyak 33,5% (Misbach, 2001).

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia


(Yastroki), masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah
penderita stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia.
Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60
tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun (Yastroki, 2012).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007,


prevalensi nasional stroke adalah 0,8% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
dan gejala). Sebanyak 11 provinsi dari 33 provinsi di Indonesia memiliki
prevalensi di atas prevalensi nasional, termasuk provinsi Sumatera Barat dengan
prevalensi 6,9% pada posisi ke-10 tertinggi di Indonesia. Di Sumatera Barat dari
data yang ada pada Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi sebanyak
30% - 40% penderita stroke iskemik yang dirawat di ruang neurologi berusia 30 –
50 tahun.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA/TEORI

2.1 DEFINISI

Ada banyak definisi mengenai penyakit stroke namun semua definisi tersebut
memiliki satu kesimpulan yang sama yaitu troke adalah gangguan suplai darah
di otak yang diakibatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan vascular
diotak, dan berikut beberapa definisi yang kami dapat. Pengertian Stroke adalah
kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau
terhentinya suplai darah keotak secara tiba-tiba (Depkes RI, 1996). Stroke juga
bisa diartikan sebagai gejala–gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan
penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh lainnya” (M. Adib, 2009).

Stroke menurut World Health Organization (WHO,1988) seperti yang dikutip


(Junaidi ,2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan
fungsi otak secara fokal maupun global, yang dapat menimbulkan kematian atau
kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali
gangguan vaskular. Menurut Junaidi (2011) stroke merupakan penyakit
gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran
darah keotak karena perdarahan (stroke hemoragik) ataupun sumbatan (stroke
iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat
sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian. Stroke iskemik
merupakan suatu penyakit yang diawali dengan terjadinya serangkaian
perubahan dalam otak yang terserang yang apabila tidak ditangani dengan segera
berakhir dengan kematian otak tersebut. Sedangkan stroke hemoragik
merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat
terhambatnya aliran darah ke otak yang disebabkan oleh perdarahan suatu arteri
serebralis. Darah yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam
jaringan otak.

Stroke atau yang disebut juga dengan penyakit serebrovaskuler adalah cedera
vascular akut pada otak yang disebabkan oleh sumbatan bekuan darah,
penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan, atau pecahnya
pembuluh darah. Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang
memadai dengan gejala tergantung pada tempat dan ukuran kerusakan (Feigin,
2006). Stroke adalah penyakit gangguan fungsional akut, fokal maupun global,
akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun sumbatan
dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan cacat, atau berakibat kematian (Ganong, 2003).Stroke
adalah serangan di otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau
pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan sel-sel otak tertentu

6
kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat terjadi
kematian sel-sel tersebut dalam waktu yang sangat singkat (Raine, 2006).

Penyakit stroke yang terjadi sekitar 80% adalah iskemik, dan 20% adalah
hemoragik. Stroke iskemik dapat diklasifikasikan sebagai akibat dari thrombotik
maupun emboli. Terjadinya thrombotik yang pada umumnya akibatnya 75%
menjadi stroke iskhemik adalah hasil dari proses patofisiologi yang terjadi
secara bertahap dengan penyakit arterosklerosis (Schretzman, 2001). Jadi stroke
adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi karena gangguan aliran darah dalam
otak yang dapat timbul secara mendadak dengan gejala atau tanda-tanda sesuai
dengan daerah yang terganggu.

2.2 ANATOMI dan FISIOLOGIS

2.2.1 Otak

Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang
saling berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan
intelektual kita. Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron
(Leonard, 1998). Otak merupakan organ yang sangat mudah beradaptasi
meskipun neuron-neuron di otak mati tidak mengalami regenerasi,
kemampuan adaptif atau plastisitas pada otak dalam situasi tertentu
bagian-bagian otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang
rusak. Otak sepertinya belajar kemampuan baru. Ini merupakan
mekanisme paling penting yang berperan dalam pemulihan stroke (Feigin,
2006). Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak
dan medulla spinalis. Sistem saraf disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi
(SST). Fungsi dari SST adalah menghantarkan informasi bolak balik
antara SSP dengan bagian tubuh lainnya (Noback dkk, 2005).

Gambar 2.1 otak manusia, dilihat dari samping. (Sumber : White, 2008)

7
Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan komponen
bagiannya adalah:

1) Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiri
dari sepasang hemisfer kanan dan kiri dan tersusun dari korteks.
Korteks ditandai dengan sulkus (celah) dan girus (Ganong,
2003). Cerebrum dibagi menjadi beberapa lobus, yaitu:
a) Lobus frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual
yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan
nalar, bicara (area broca di hemisfer kiri), pusat penghidu,
dan emosi. Bagian ini mengandung pusat pengontrolan
gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer)
dan terdapat area asosiasi motorik (area premotor). Pada
lobus ini terdapat daerah broca yang mengatur ekspresi
bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku
sosial, berbicara, motivasi dan inisiatif (Purves dkk, 2004).
b) Lobus temporalis
Lobus temporalis temporalis mencakup bagian korteks
serebrum yang berjalan ke bawah dari fisura laterali dan
sebelah posterior dari fisura parieto-oksipitalis (White,
2008). Lobus ini berfungsi untuk mengatur daya ingat
verbal, visual, pendengaran dan berperan dlm pembentukan
dan perkembangan emosi.
c) Lobus parietalis
Lobus Parietalis merupakan daerah pusat kesadaran sensorik
di gyrus postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba
dan pendengaran (White, 2008).
d) Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area
asosiasi penglihatan: menginterpretasi dan memproses
rangsang penglihatan dari nervus optikus dan
mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain &
memori (White, 2008).
e) Lobus Limbik
Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia,
memori emosi dan bersama hipothalamus menimbulkan
perubahan melalui pengendalian atas susunan endokrin dan
susunan otonom (White, 2008).

8
2) Cerebellum
Cerebellum adalah struktur kompleks yang mengandung
lebih banyak neuron dibandingkan otak secara keseluruhan.
Memiliki peran koordinasi yang penting dalam fungsi motorik
yang didasarkan pada informasi somatosensori yang diterima,
inputnya 40 kali lebih banyak dibandingkan output. Cerebellum
terdiri dari tiga bagian fungsional yang berbeda yang menerima
dan menyampaikan informasi ke bagian lain dari sistem saraf
pusat.
Cerebellum merupakan pusat koordinasi untuk
keseimbangan dan tonus otot. Mengendalikan kontraksi otot-otot
volunter secara optimal. Bagian-bagian dari cerebellum adalah
lobus anterior, lobus medialis dan lobus fluccolonodularis (Purves,
2004).

Gambar 2.2 Cerebellum, dilihat dari samping. (Sumber :


Raine, 2009)

3) Brainstem
Brainstem adalah batang otak, berfungsi untuk mengatur
seluruh proses kehidupan yang mendasar. Berhubungan dengan
diensefalon diatasnya dan medulla spinalis dibawahnya. Struktur-
struktur fungsional batang otak yang penting adalah jaras asenden
dan desenden traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan
bagian-bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial.
Secara garis besar brainstem terdiri dari tiga segmen, yaitu
mesensefalon, pons dan medulla oblongata.

9
Gambar 2.3 Brainstem.(Sumber : White, 2008)

2.2.2 Peredaran darah diotak

 Peredaran Darah Arteri


Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri
vertebralis dan arteri karotis interna, yang bercabang dan
beranastosmosis membentuk circulus willisi. Arteri karotis interna dan
eksterna bercabang dari arteri karotis komunis yang berakhir pada arteri
serebri anterior dan arteri serebri medial. Di dekat akhir arteri karotis
interna, dari pembuluh darah ini keluar arteri communicans posterior
yang bersatu kearah kaudal dengan arteri serebri posterior. Arteri
serebri anterior saling berhubungan melalui arteri communicans
anterior. Arteri vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia
sisi yang sama. Arteri subklavia kanan merupakan cabang dari arteria
inominata, sedangkan arteri subklavia kiri merupakan cabang langsung
dari aorta. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen
magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri
ini bersatu membentuk arteri basilaris.

 Peredaran Darah Vena


Aliran darah vena dari otak terutama ke dalam sinus-sinus
duramater, suatu saluran pembuluh darah yang terdapat di dalam
struktur duramater. Sinus-sinus duramater tidak mempunyai katup dan
sebagian besar berbentuk triangular. Sebagian besar vena cortex
superfisial mengalir ke dalam sinus longitudinalis superior yang berada
di medial. Dua buah vena cortex yang utama adalah vena anastomotica
magna yang mengalir ke dalam sinus longitudinalis superior dan vena
anastomotica parva yang mengalir ke dalam sinus transversus. Vena-
vena serebri profunda memperoleh aliran darah dari basal ganglia
(Wilson, et al., 2002).

10
Gambar2.4 :Sirkulus Willisi

Suatu stroke mungkin didahului oleh Transient Ischemic Attack (TIA)


yang serupa dengan angina pada serangan jantung. TIA adalah serangan-
serangan defisit neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskemia
otak fokal yang cenderung membaik dengan kecepatan dan tingkat
penyembuhan bervariasi tetapi biasanya dalam 24 jam. TIA mendahului
stroke trombotik pada sekitar 50% sampai 75% pasien (Harsono, 2009).

2.3 Patofisiologi Stroke

Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks dan berperan penting
bagi kesehatan dan kehidupan yang baik. Ukurannya relatif kecil dibandingkan
bagian tubuh yang lain. Beratnya hanya 1,5 kg atau sekitar 2 % dari berat total
tubuh kita. Namun organ ini menerima hampir seperlima dari total oksigen dan
pasokan darah. Nutrisi yang kita makan sangat diperlukan untuk menjaga agar
otak tetap dapat bekerja dengan optimal (Feigin, 2006). Otak bergantung total
pada pasokan darahnya. Interupsi sekitar 7 – 10 detik saja sudah dapat
menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada bagian otak yang
terkena (Feigin, 2006).

Penyakit stroke yang terjadi sekitar 80% adalah iskemik, dan 20% adalah
hemoragik. Stroke iskemik dapat diklasifikasikan sebagai akibat dari thrombotik
maupun emboli. Terjadinya thrombotik yang pada umumnya akibatnya 75%
menjadi stroke iskhemik adalah hasil dari proses patofisiologi yang terjadi
secara bertahap dengan penyakit arterosklerosis (Schretzman, 2001).

11
2.3.1 Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari


semua stroke, dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami
ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subarakhnoid atau
langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi vaskular yang dapat
menyebabkan perdarahan subarakhnoid (PSA) adalah aneurisma sakular
dan malformasi arteriovena (MAV). Mekanisme lain pada stroke
hemoragik adalah pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini
dapat menyebabkan hipertensi berat dan perdarahan intraserebrum atau
subarakhnoid.

Perdarahan intraserebrum ke dalam jaringan otak (parenkim) paling


sering terjadi akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur
salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam jaringan
otak. Biasanya perdarahan di bagian dalam jaringan otak menyebabkan
defisit neurologik fokal yang cepat dan memburuk secara progresif dalam
beberapa menit sampai kurang dari 2 jam. Hemiparesis di sisi yang
berlawanan dari letak perdarahan merupakan tanda khas pertama pada
keterlibatan kapsula interna. Penyebab pecahnya aneurisma berhubungan
dengan ketergantungan dinding aneurisma yang bergantung pada diameter
dan perbedaan tekanan di dalam dan di luar aneurisma. Setelah pecah,
darah merembes ke ruang subarakhnoid dan menyebar ke seluruh otak dan
medula spinalis bersama cairan serebrospinalis. Darah ini selain dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, juga dapat melukai
jaringan otak secara langsung oleh karena tekanan yang tinggi saat
pertama kali pecah, serta mengiritasi selaput otak (Price, 2005).

Stroke hemoragik pada umumnya terjadi pada umur 55 sampai 75


tahun. Stroke hemoragik dibagi menjadi 2 yaitu Intracerebral hemorage
sebesar 10% dari kasus stroke dan diiringi dengan gejala sakit kepala dan
Subarachnoid hemorage sebesar 7% dari kasus stroke, yang juga dapat
disebabkan sakit kepala yang berat, serangan, dan kehilangan kesadaran
(Schretzman, 2001). Faktor resiko dari Intracereberal hemorage
dipengaruhi oleh usia, ras, jenis kelamin (laki-laki), tekanan darah tinggi,
konsumsi alkhohol. Sedangkan Subaracnhoid hemorage sering terjadi
sobek atau ruptur dari kongenital aneurysms atau vascular malformation
yang berada didalam permukaan subarachnoid, tekanan darah tinggi
(hipertensi) dan merokok (Harwood, et al., 2010).

12
Gambar 2.5 : Stroke Hemorrhagic

2.4 TANDA dan GEJALA

Secara umum tanda dan gejalanya adalah:


1. Kehilangan/menurunnya kemampuan motorik.
2. Kehilangan/menurunnya kemampuan komunikasi.
3. Gangguan persepsi.
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik.
5. Disfungsi : 12 syaraf kranial, kemampuan sensorik, refleks otot, kandung
kemih.

Secara luas menurut literature tanda gejalanya adalah:

1) Infark pada Sistem Saraf Pusat

Tanda dan gejala infark arteri tergantung dari area vaskular yang terkena.

 Infark total sirkulasi anterior (karotis):


 Hemiplegia (kerusakan pada bagian atas traktus kortikospinal),
 Hemianopia (kerusakan pada radiasio optikus),
 Defisit kortikal, misalnya disfasia (hemisfer dominan), hilangnya
fungsi visuospasial (hemisfer nondominan).
 Infark parsial sirkulasi anterior:
 Hemiplegia dan hemianopia, hanya defisit kortikal saja.
 Infark lakunar:
 Penyakit intrinsik (lipohialinosis) pada arteri kecil profunda
menyebabkan sindrom yang karakteristik.
 Infark sirkulasi posterior (vertebrobasilar):
 Tanda-tanda lesi batang otak,
 Hemianopia homonim,

13
 Infark medulla spinalis (Price, 2005).

2) Serangan Iskemik Transien


Tanda khas TIA adalah hilangnya fungsi fokal SSP secara mendadak;
gejala seperti sinkop, bingung, dan pusing tidak cukup untuk menegakkan
diagnosis. TIA umumnya berlangsung selama beberapa menit saja, jarang
berjam-jam. Daerah arteri yang terkena akan menentukan gejala yang terjadi:
 Karotis (paling sering):
 Hemiparesis,
 Hilangnya sensasi hemisensorik,
 Disfasia,
 Kebutaan monokular (amaurosis fugax) yang disebabkan oleh
iskemia retina.
 Vertebrobasilar:
 Paresis atau hilangnya sensasi bilateral atau alternatif, kebutaan
mendadak bilateral (pada pasien usia lanjut),
 Diplopia, ataksia, vertigo, disfagia-setidaknya dua dari tiga gejala
ini terjadi secara bersamaan (Price, 2005).

3) Perdarahan Subarakhnoid
Akibat iritasi meningen oleh darah, maka pasien menunjukkan gejala nyeri
kepala mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat berat disertai fotofobia,
mual, muntah, dan tanda-tanda meningismus (kaku kuduk dan tanda Kernig).
Pada perdarahan yang lebih berat, dapat terjadi peningkatan tekanan
intrakranial dan gangguan kesadaran. Pada funduskopi dapat dilihat edema
papil dan perdarahan retina. Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai
akibat dari:
- Efek lokalisasi palsu dari peningkatan tekanan intrakranial,
- Perdarahan intraserebral yang terjadi bersamaan,
- Spasme pembuluh darah, akibat efek iritasi darah, bersamaan dengan
iskemia (Price, 2005).

4) Perdarahan Intraserebral Spontan


Pasien datang dengan tanda-tanda neurologis fokal yang tergantung dari
lokasi perdarahan, kejang, dan gambaran peningkatan tekanan intrakranial.
Diagnosis biasanya jelas dari CT scan (Price, 2005).

5) Perdarahan Sub Dural


Gejala-gejala perdarahan sub dural adalah nyeri kepala progresif,
ketajaman penglihatan mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda-tanda
defisiensi neorologik daerah otak yang tertekan.
6) Perdarahan Sub Araknoid

14
a. Gejala prodormal : nyeri kepala hebat dan akut hanya 10%, 90%
tanpa keluhan sakit kepala.
b. Kesadaran sering terganggu, dari tidak sadar sebentar, sedikit
delirium sampai koma.
c. Fundus okuli : 10% penderita mengalami papil edema beberapa jam
setelah perdarahan.
d. Gangguan fungsi saraf otonom, mengakibatkan demam setelah 24
jam karena rangsangan meningeal, muntah, berkeringat, menggigil,
dan takikardi.
e. Bila berat, maka terjadi ulkus peptikum disertai hamtemesis dan
melena (stress ulcer), dan sering disertai peningkatan kadar gula
darah, glukosuria dan albuminuria.

7) Perdarahan Intra Serebral


Gejala prodormal tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi.
Serangan seringkali di siang hari, waktu bergiat atau emosi/ marah. Pada
permulaan serangan sering disertai dengan mual, muntah dan hemiparesis.
Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (65% terjadi kurang
dari setengah jam, 23% antara ½-2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam
sampai 19 hari).

2.5 PENYEBAB STROKE

Berdasarkan hasil penyelidikan pada zaman pra CT-scan mengungkapkan


bahwa stroke yang didiagnosis secara klinis dan kemudian diverifikasi oleh
autopsi penyebabnya adalah
 52-70% disebabkan oleh infark non emboli
 7-25% disebabkan oleh perdarahan intra serebral primer
 5-10% disebabkan oleh perdarahan subaraknoidal
 7-9% tidak diketahui penyebabnya
 6% adalah adalah kasus TIA yang pada autopsi tidak memperhatikan kelainan
 2-5% disebabkan oleh emboli
 3% disebabkan oleh neuplasma

Setelah CT-scan digunakan secara rutin dalam kasus-kasus stroke, diketahui


bahwa 81% stroke non-hemoragik dan 9% stroke hemoragik (Mackay, 2004).

2.6 FAKTOR RESIKO

Pakistan melakukan sebuah penelitian terhadap faktor resiko dari


stroke, faktor resiko tertinggi yang menyebabkan terjadinya stroke adalah

15
hipertensi dengan persentasi 78%, dan yang kedua Diabetes Mellitus (40,3%),
Rokok (21%) (Taj, 2010).
Menurut Feigin (2006) faktor resiko stroke dibagi menjadi dua yaitu
faktor resiko yang dapat dimodifikasi seperti gaya hidup dan faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi seperti penuaan, kecenderungan genetik, dan suku
bangsa. Faktor resiko yang terpenting adalah:
(1) Diabetes mellitus
Diabetes mellitus dapat menimbulkan perubahan pada sistem vaskuler
(pembuluh darah dan jantung) serta memicu terjadinya aterosklerosis
(Feigin, 2006).

(2) Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus menambah beban
pembuluh arteri perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan
menjadi tebal dan kaku sehingga mengurangi elastisitasnya. Hal ini dapat
pula merusak dinding arteri dan mendorong proses terbentuknya
pengendapan plak pada arteri koroner. Hal ini meningkatkan resistensi pada
aliran darah yang pada gilirannya menambah naiknya tekanan darah.
Semakin berat kondisi hipertensi, semakin besar pula faktor resiko yang
ditimbulkan (Mackay, 2004).

(3) Penyakit jantung


Emboli yang terbentuk dijantung akibat adanya kelainan pada arteri jantung
terutama arteria coronaria dapat terlepas dan dapat mengalir ke otak
sehingga dapat menyumbat arteri di otak dan dapat mencetuskan stroke
iskemik (Feigin, 2006).

(4) Makanan yang tidak sehat


Jika seseorang mengkonsumsi kalori lebih banyak daripada yang mereka
gunakan dalam aktivitas sehari-hari, kelebihan kalori tersebut akan diubah
menjadi lemak yang menumpuk di dalam tubuh (Feigin, 2006).

(5) Merokok
Asap rokok yang mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat
seperti adrenalin dapat merangsang denyut jantung dan tekanan darah.
Kandungan carbon monoksida dalam rokok memiliki kemampuan jauh
lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk menarik atau
menyerap oksigen sehingga kapasitas darah yang mengangkut oksigen ke
jaringan lain terutama jantung menjadi berkurang. Hal ini akan
mempercepat terjadinya stroke iskemik bila seseorang sudah mempunyai
penyakit jantung (Mackay, 2004).

16
Table Pathway Pada Penyakit Stroke

17
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada hari selasa 30 Juni 2015 Pukul 14.30
WIB di ruang unti stroke RSUD TIDAR Magelang dengan
allanamnesa dan autoanamesa.
A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Ny. Y
Umur : 47 th
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Jetis Menoreh Salaman
Pekerjaan : Wiraswasta
Diagnosa medis : SH (ICH)
Tanggal masuk : 28-6-2015
BB sebelum sakit : 65 kg
BB sesudah sakit : 61 kg
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 48 th
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Hub. dengan klien : Suami
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jetis Menoreh Salaman
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing kepala dan lemas badannya
GCS : E:4, M:6, V: 2.

18
2. Riwayat kesehatan saat ini
Keluarga pasien mengatakan pasien pagi-pagi pergi naik
sepeda, sesudah dijalan pasien gemeteran tangannya lalu lemas
kemudian pasien jatuh dan tidak sadarkan diri lalu pasien di
tolong warga sekitar dibawa ke puskesmas salaman lalu
puskesmas salaman merujuk pasien ke RSUD Tidar magelang
untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Lalu pasien
datang ke IGD RSUD Tidar, dari IGD pasien dipindahkan
keruang unit stroke untuk mendapatkan perawatan yang lebih
lanjut.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi,
keluarga pasien juga mengatakan Ny. Y tidak pernah
mengalami kecelakaan dan tidak mempunyai alergi makanan
dan obat-obatan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Suami pasien mengatakan di dalam keluarga tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan dan menurun seperti (TBC,
HIV/AIDS). hipertensi, DM genogram dan lingkungan tempat
tinggal.

Genogram

Keterangan :

19
= Perempuan

= Laki-Laki

= Pasien

= Meninggal

= Tinggal dalam satu rumah

= Menikah

Tipe tempat tinggal

Keluarga mengatakan lingkungan tempat tinggalnya berada di


perkampungan dengan rumah sederhana dengan jumlah kamar 4 dan
penghuni 4 orang kondisi tempat tinggal bersih dan nyaman, ventilasi
ada dan baik.

ANALISIS DATA

No Data Fokus Kemungkinan Penyebab Masalah


Keperawatan

1 Ds : Pasien mengangguk Stroke Hemaragik Gangguan


saat ditanya pusing perfusi serebral
Do :
- Pasien mngalami Tekanan Sistemik

penurunan
kesadaran
Pendarahan
- Tekakan darah
Arachnoid/ventrikal
179/96 mmhg
- Pasien
mengalami
PTIK/Herniaris serebral
kesulitan
berbicara dengan

20
bibir
- Pasien Suplai darah kejaringan
mengalami serebral tidak adekuat
penurunan
ketajaman
penglihatan
- Hasil CT – scan
ICH ganglia
basalis sinistra
- GSC = E4 M6V2
2 Ds : - Stroke Hemoragik Gangguan
Do : mobilitas fisik
- Pasien
mengalami Tekanan Sistemik

kelemahan pada
ekstrimitas kanan
Pendarahan
- Hanya bisa
Arachnoid/ventrikel
beraktifitas
ditempat tidur
- Kemampuan
Hematama serebral
pergerakan sendi
terbatas
- Vasopasme arteri
- Kekuatan otot serebral/saraf serebral
- 0 5
3 5
Iskemik/infark

Defisit neurologi

21
Hemister kiri

Hemiparase/plegi kanan

3 Ds : - Stroke Hemoragik Defisit


Do : perawatan diri
- Pasien tampak
lemah Peningkatan Tekanan

- Pasien tampak Sistemik

mengalami
penurunan
Pendarahan
kesadaran
Arachnoid/ventrikel
- Pasien tidak
dapat melakukan
personal hygiene
Hematama serebral
sendiri karena
mengalami
kelemahan Vasoparhe anteri
anggota gerak serebral/saraf serebral
- seluruh aktifitas
pasien dibantu
perawat Iskemik/infark

22
Defisit neurologi

Hemistes kiri

hemiparase/plegi kanan

DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d suplai darah kejaringan serebral
tidak adekuat
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
3. Defisit perawatan diri b/d imobilitas fisik

RENCANA KEPERAWATAN

No Tujuan No Rencana Rasional TTD


pp px tindakan

1 30 Juni 2015 Jam I 1. Kaji 1. Mengetahui Kelompok


15.00 WIB setelah tingkat keadaan 2
dilakukan tindakan kesadaran umum pasien
keperawatan 2 x 24 pasien 2. TTV dalam
jam diharapkan 08.00 2. Monitor batas normal
refusi jaringan otak TTV menunjukan
dapat efektif kembali pasien perbaikan
dengan KH 3. Posisikan kondisi
klien 3. Mengurangi
- TTV dalam
Supinasi terjadinya
batas
4. Monitor PTIK
normal
adanya 4. Mengetahui
- Tingkat

23
kesadaran tanda- keadaan
membaik tanda umum pasien
09.00
- Tidak ada PTIK 5. Dapat
tanda-tanda 5. Berikan digunakan
PTIK obat untuk
sesuai mencegah
dengan pendarahan
advis serta
dokter memperbaiki
aliran darah
serebral
2 30 Juni 2015 jam II 1. Monitor 1. TTV Kelompok
15.00 WIB setelah TTV menunjukan 2
dilakukan tindakan 2. Kaji perubahan
keperawatan 2 x 24 kemampu kondisi
jam diharapkan 09.00 an pasien 2. Mengetahui
pasien tidak dalam kemampuan
mengalami Mobilisas mobilisasi
gangguan mobilitas i pasien
fisik dengan KH 3. Kaji 3. Mengetahui
kekuatan kekuatan otot
- Nilai
09.00 otot pasien
kekuatan
pasien 4. Melatih
otot
4. Latih pergerakan
meningkat
rentang otot agar
- Dapat
gerak rom tidak kaku
menggeraka
5. Ubah 5. Mencegah
n
posisi kekakuan
Ekstremitar
klien
tangan
kanan dan
kaki kanan
3 30 Juni 2015 jam III 1. Kaji 1. Melihat Kelompok

24
15.00 WIB setelah kemampu kemampuan 2
dilakukan tindakan an klien klien dalam
keperawatan 2 x 24 dalam perawatan
jam diharapkan perawatan diri
kebutuhan perawatan diri 2. Membantu
diri pasien terpenuhi 2. Bantu memenuhi
dengan KH klien kebutuhan
dalam personal
- Klien bersih
personal hygie klien
rapi dan
hygie 3. Menjaga
tidak bau
3. Rapihkan kerapiahn
- Dapat
tempat klien
melakukan
tidur klien 4. Mengajarkan
personal
jika keluarga
hygiene
kotor / melakukan
sendiri
berantaka perwatan diri
n ketika
4. Libatkan dirumah
keluarga
dalam
melakuka
n
perawatan
diri
pasien

CATATAN KEPERAWATAN

25
N Hari/tgl/ N Tindakan Respon / hasil TTD
o jam o
pp px

1 1 Juli I - Mengkaji Ds : - Kelomp


2016 tingkat ok 2
Do : Tingkat
kesadaran
07. 30 kesadaran pasien
pasien
Komposmentis

GCS : E4 M6 V5

Ds : -
- Memonitor
TTV Pasien Do : TD = 163/92
mmhg

N = 64 x / menit

RR = 24 x /
- Memposisikan
menit
klien supinasi
S = 362 0C
- Inj. piracetam
1gr
Ds : -

- Memonitor Do : pasien dalam


adanya tanda- posisi supinasi
tanda PTIK
- Obat masuk

Ds : -

Do : Pasien

26
mengalami
penurunan kesadaran

- Pasien
mengalami
kesulitan
bicara
- Kelemahan
ekstremitas
tangan
kanan
2 1 Juli II - Memonitor Ds : - Kelomp
2016 TIV ok 2
Do : Pasien
07.30 mengalami
- Mengkaji kelemahan
kemampuan ekstreminitas tangan
pasien dalam kanan
mobilisasi
- Aktivitas
hanya
- Mengkaji
ditempat
kekuatan otot
tidur
pasien

- Melatih gerak Ds : -
rom
Do : Kekuatan otot

0 5

3 5
- Mengubah
posisi klien

Ds : -

27
Do : Ekstremitas
tangan kanan
mengalami
kelemahan

Ds : -

Do : Pasien posisi
supinasi pada tepi
bed

3 1 Juli III - Mengkaji Ds : - Kelomp


2016 kemampuan ok 2
Do : Pasien tampak
klien dalam
07.30 lemah
perawatan diri
WIB
- Pasien
mengalami
penurunan
kesadaran
- Pasien tidak
dapat
melakukan
PH

Ds : -
- Membantu
klien dalam Do : Pasien tampak
personal bersih dan rajin
hygiene

Ds : -
- Merapikan
tempat tidur Do : Tempat tidur
tampak rapih dan

28
bersih

CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/tgl/jam Perkembangan TTD

1 Rabu 1 Juli S= Kelomok


2015 2
O=
Jam 09.30
- Tingkat kesadaran compasmetis
- GCS = E4 M6 V5
- TD = 164/100
N = 60
RR = 15
S = 366

A = Masalah teratasi sebagian

P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4

2 Rabu 1 Juli S=- Kelompok


2015 2
O=
Jam 09.30
- Pasien mengalami kelemahan
ekstremitas tangan sebelah kanan
- Gerakan terbatas, hanya tidur
ditempat tidur
- Kekuatan otot 0 5
- 3 5
A = Masalah belum teratasi

P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4

3 Rabu 1 Juli S= Kelompok

29
2015 O = Pasien tampak lemah, mengalami 2
penurunan kesadaran, tidak melakukan PH
Jam 09.30
sendiri. Seluruh aktivitas bergantung pada
perawat. Lemah ekstremitas kanan

A = Masalah belum teratasi

P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4

30
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Nadriatul, Utami, dkk. September, 2013, “STUDI PENGGUNAAN


CALCIUM CHANNEL BLOCKER(CCB) PADA PASIEN STROKE
HEMORRAGHIC”. Jurnal Penelitian Farmasi, Vol 10, No.2, http://www.e-
jurnal.com/2013/09/jurnal-penelitian-farmasi.html, 22 September 2016.
Praja, Dini Setiya, dkk. Desember 2013, “STUDI PENGGUNAAN OBAT
NEUROPROTEKTAN PADA PASIEN STROKE ISKEMIK”. PHARMACY
journal, Vol. 10 No. 02, http://jurnal.laporanpenelitian.com/p/jurnal.html?
q=troke, 22 september 2016.
WHO. 2008. The Global Burden of Disease 2004 Update. WHO Press,
World Health Organization, 20 Avenue Appia, 1211 Geneva 27, Switzerland,
22 september 2016.
Kirshner, H.S.2009. “Differentiating Ischemic Stroke Subtypes: Risk
Factors and Secondary Prevention”. Journal of The Neurological Sciences
279 (2009): 1-8, http://www.nejm.org/, 23 september 2016.
José, Álvarez-Sabín, dan C. Román, Gustavo. 23 September 2013,
“The Role of Citicoline in Neuroprotection andNeurorepair in
Ischemic Stroke” 2013, 3, 1395-1414,
www.mdpi.com/journal/brainsci/, 23 september 2016

Web

file:///D:/karya%20ilmiah/SEMESTER%20III/pak%20mahyar/New
%20folder/Stroke.html

31

Anda mungkin juga menyukai