Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “STROKE
HEMORRAGHIC”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah di STIKes Abdi
Nusantara oleh Dosen Ns. Cusmarih, S. Kep, M. Kep
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian, kelengkapan isi, dan lain-lainnya.
Untuk itu dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik pembaca
guna memperbaikan makalah ini di kemudian hari. Pembuatan makalah ini
diharapkan dapat berguna. Saya mengharapkan partisipasi dari para pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi setiap orang yang
membacanya, Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Teman-teman kelompok 2 yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini akan menjelaskan tentang STROKE HEMORRAGHIC. Hal itu
bertujuan untuk memudahkan mahasiswa dan mahasiswi untuk memahami salah
satu penyakit yaitu STROKE. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi
setiap orang yang membacanya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA/TEORI.............................................................................6
2.1 DEFINISI..................................................................................................6
2.2 ANATOMI dan FISIOLOGIS..................................................................7
2.2.1 Otak....................................................................................................7
2.2.2 Peredaran darah diotak.....................................................................10
2.3 Patofisiologi Stroke.................................................................................11
2.3.1 Stroke Hemoragik............................................................................12
2.4 TANDA dan GEJALA............................................................................13
2.5 PENYEBAB STROKE...........................................................................15
2.6 FAKTOR RESIKO.................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI......................................................................18
3
BAB I
Menurut WHO (2004) seperti yang dikutip pada laporan The Global Burden
Disease, di dunia untuk semua kelompok umur stroke iskemik dan penyakit
jantung merupakan penyebab kematian utama. Dengan penderita stroke iskemik
yang meninggal di dunia adalah 7,2 juta jiwa (12,2 %), dan penyakit jantung 5,7
juta jiwa (9,7%). Insidens rate penyakit stroke iskemik untuk serangan pertama
adalah 9 juta jiwa. Menurut peneliti dari Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), stroke banyak ditemukan di kalangan remaja dan orang muda
dewasa. Laporan ini diterbitkan dalam Annals of Neurology, edisi 1 September
2011. Data di Amerika Serikat menunjukkan, jumlah pasien berusia 15-44 tahun
yang menjalani perawatan di rumah sakit khusus stroke melonjak lebih dari
sepertiga antara tahun 1995 dan 2008. Peningkatan ini diduga karena
meningkatnya sebagian jumlah orang muda yang memiliki penyakit seperti
tekanan darah tinggi dan diabetes melitus tipe II, penyakit yang sebenarnya
berhubungan dengan orang dewasa yang lebih tua.
4
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena
serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat
ringan maupun berat. Secara umum, dapat dikatakan angka kejadian stroke adalah
200 per 100.000 penduduk. Dalam satu tahun, di antara 100.000 penduduk, maka
200 orang akan menderita stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Pada
penelitian berskala cukup besar yang dilakukan oleh survey ASNA (Asean
Neurologic Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia, pada penderita
stroke akut yang dirawat di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun
cukup banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 54,7% dan diatas usia 65
tahun sebanyak 33,5% (Misbach, 2001).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA/TEORI
2.1 DEFINISI
Ada banyak definisi mengenai penyakit stroke namun semua definisi tersebut
memiliki satu kesimpulan yang sama yaitu troke adalah gangguan suplai darah
di otak yang diakibatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan vascular
diotak, dan berikut beberapa definisi yang kami dapat. Pengertian Stroke adalah
kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau
terhentinya suplai darah keotak secara tiba-tiba (Depkes RI, 1996). Stroke juga
bisa diartikan sebagai gejala–gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan
penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh lainnya” (M. Adib, 2009).
Stroke atau yang disebut juga dengan penyakit serebrovaskuler adalah cedera
vascular akut pada otak yang disebabkan oleh sumbatan bekuan darah,
penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan, atau pecahnya
pembuluh darah. Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang
memadai dengan gejala tergantung pada tempat dan ukuran kerusakan (Feigin,
2006). Stroke adalah penyakit gangguan fungsional akut, fokal maupun global,
akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun sumbatan
dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan cacat, atau berakibat kematian (Ganong, 2003).Stroke
adalah serangan di otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau
pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan sel-sel otak tertentu
6
kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat terjadi
kematian sel-sel tersebut dalam waktu yang sangat singkat (Raine, 2006).
Penyakit stroke yang terjadi sekitar 80% adalah iskemik, dan 20% adalah
hemoragik. Stroke iskemik dapat diklasifikasikan sebagai akibat dari thrombotik
maupun emboli. Terjadinya thrombotik yang pada umumnya akibatnya 75%
menjadi stroke iskhemik adalah hasil dari proses patofisiologi yang terjadi
secara bertahap dengan penyakit arterosklerosis (Schretzman, 2001). Jadi stroke
adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi karena gangguan aliran darah dalam
otak yang dapat timbul secara mendadak dengan gejala atau tanda-tanda sesuai
dengan daerah yang terganggu.
2.2.1 Otak
Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang
saling berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan
intelektual kita. Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron
(Leonard, 1998). Otak merupakan organ yang sangat mudah beradaptasi
meskipun neuron-neuron di otak mati tidak mengalami regenerasi,
kemampuan adaptif atau plastisitas pada otak dalam situasi tertentu
bagian-bagian otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang
rusak. Otak sepertinya belajar kemampuan baru. Ini merupakan
mekanisme paling penting yang berperan dalam pemulihan stroke (Feigin,
2006). Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak
dan medulla spinalis. Sistem saraf disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi
(SST). Fungsi dari SST adalah menghantarkan informasi bolak balik
antara SSP dengan bagian tubuh lainnya (Noback dkk, 2005).
Gambar 2.1 otak manusia, dilihat dari samping. (Sumber : White, 2008)
7
Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan komponen
bagiannya adalah:
1) Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiri
dari sepasang hemisfer kanan dan kiri dan tersusun dari korteks.
Korteks ditandai dengan sulkus (celah) dan girus (Ganong,
2003). Cerebrum dibagi menjadi beberapa lobus, yaitu:
a) Lobus frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual
yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan
nalar, bicara (area broca di hemisfer kiri), pusat penghidu,
dan emosi. Bagian ini mengandung pusat pengontrolan
gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer)
dan terdapat area asosiasi motorik (area premotor). Pada
lobus ini terdapat daerah broca yang mengatur ekspresi
bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku
sosial, berbicara, motivasi dan inisiatif (Purves dkk, 2004).
b) Lobus temporalis
Lobus temporalis temporalis mencakup bagian korteks
serebrum yang berjalan ke bawah dari fisura laterali dan
sebelah posterior dari fisura parieto-oksipitalis (White,
2008). Lobus ini berfungsi untuk mengatur daya ingat
verbal, visual, pendengaran dan berperan dlm pembentukan
dan perkembangan emosi.
c) Lobus parietalis
Lobus Parietalis merupakan daerah pusat kesadaran sensorik
di gyrus postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba
dan pendengaran (White, 2008).
d) Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area
asosiasi penglihatan: menginterpretasi dan memproses
rangsang penglihatan dari nervus optikus dan
mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain &
memori (White, 2008).
e) Lobus Limbik
Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia,
memori emosi dan bersama hipothalamus menimbulkan
perubahan melalui pengendalian atas susunan endokrin dan
susunan otonom (White, 2008).
8
2) Cerebellum
Cerebellum adalah struktur kompleks yang mengandung
lebih banyak neuron dibandingkan otak secara keseluruhan.
Memiliki peran koordinasi yang penting dalam fungsi motorik
yang didasarkan pada informasi somatosensori yang diterima,
inputnya 40 kali lebih banyak dibandingkan output. Cerebellum
terdiri dari tiga bagian fungsional yang berbeda yang menerima
dan menyampaikan informasi ke bagian lain dari sistem saraf
pusat.
Cerebellum merupakan pusat koordinasi untuk
keseimbangan dan tonus otot. Mengendalikan kontraksi otot-otot
volunter secara optimal. Bagian-bagian dari cerebellum adalah
lobus anterior, lobus medialis dan lobus fluccolonodularis (Purves,
2004).
3) Brainstem
Brainstem adalah batang otak, berfungsi untuk mengatur
seluruh proses kehidupan yang mendasar. Berhubungan dengan
diensefalon diatasnya dan medulla spinalis dibawahnya. Struktur-
struktur fungsional batang otak yang penting adalah jaras asenden
dan desenden traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan
bagian-bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial.
Secara garis besar brainstem terdiri dari tiga segmen, yaitu
mesensefalon, pons dan medulla oblongata.
9
Gambar 2.3 Brainstem.(Sumber : White, 2008)
10
Gambar2.4 :Sirkulus Willisi
Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks dan berperan penting
bagi kesehatan dan kehidupan yang baik. Ukurannya relatif kecil dibandingkan
bagian tubuh yang lain. Beratnya hanya 1,5 kg atau sekitar 2 % dari berat total
tubuh kita. Namun organ ini menerima hampir seperlima dari total oksigen dan
pasokan darah. Nutrisi yang kita makan sangat diperlukan untuk menjaga agar
otak tetap dapat bekerja dengan optimal (Feigin, 2006). Otak bergantung total
pada pasokan darahnya. Interupsi sekitar 7 – 10 detik saja sudah dapat
menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada bagian otak yang
terkena (Feigin, 2006).
Penyakit stroke yang terjadi sekitar 80% adalah iskemik, dan 20% adalah
hemoragik. Stroke iskemik dapat diklasifikasikan sebagai akibat dari thrombotik
maupun emboli. Terjadinya thrombotik yang pada umumnya akibatnya 75%
menjadi stroke iskhemik adalah hasil dari proses patofisiologi yang terjadi
secara bertahap dengan penyakit arterosklerosis (Schretzman, 2001).
11
2.3.1 Stroke Hemoragik
12
Gambar 2.5 : Stroke Hemorrhagic
Tanda dan gejala infark arteri tergantung dari area vaskular yang terkena.
13
Infark medulla spinalis (Price, 2005).
3) Perdarahan Subarakhnoid
Akibat iritasi meningen oleh darah, maka pasien menunjukkan gejala nyeri
kepala mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat berat disertai fotofobia,
mual, muntah, dan tanda-tanda meningismus (kaku kuduk dan tanda Kernig).
Pada perdarahan yang lebih berat, dapat terjadi peningkatan tekanan
intrakranial dan gangguan kesadaran. Pada funduskopi dapat dilihat edema
papil dan perdarahan retina. Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai
akibat dari:
- Efek lokalisasi palsu dari peningkatan tekanan intrakranial,
- Perdarahan intraserebral yang terjadi bersamaan,
- Spasme pembuluh darah, akibat efek iritasi darah, bersamaan dengan
iskemia (Price, 2005).
14
a. Gejala prodormal : nyeri kepala hebat dan akut hanya 10%, 90%
tanpa keluhan sakit kepala.
b. Kesadaran sering terganggu, dari tidak sadar sebentar, sedikit
delirium sampai koma.
c. Fundus okuli : 10% penderita mengalami papil edema beberapa jam
setelah perdarahan.
d. Gangguan fungsi saraf otonom, mengakibatkan demam setelah 24
jam karena rangsangan meningeal, muntah, berkeringat, menggigil,
dan takikardi.
e. Bila berat, maka terjadi ulkus peptikum disertai hamtemesis dan
melena (stress ulcer), dan sering disertai peningkatan kadar gula
darah, glukosuria dan albuminuria.
15
hipertensi dengan persentasi 78%, dan yang kedua Diabetes Mellitus (40,3%),
Rokok (21%) (Taj, 2010).
Menurut Feigin (2006) faktor resiko stroke dibagi menjadi dua yaitu
faktor resiko yang dapat dimodifikasi seperti gaya hidup dan faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi seperti penuaan, kecenderungan genetik, dan suku
bangsa. Faktor resiko yang terpenting adalah:
(1) Diabetes mellitus
Diabetes mellitus dapat menimbulkan perubahan pada sistem vaskuler
(pembuluh darah dan jantung) serta memicu terjadinya aterosklerosis
(Feigin, 2006).
(2) Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus menambah beban
pembuluh arteri perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan
menjadi tebal dan kaku sehingga mengurangi elastisitasnya. Hal ini dapat
pula merusak dinding arteri dan mendorong proses terbentuknya
pengendapan plak pada arteri koroner. Hal ini meningkatkan resistensi pada
aliran darah yang pada gilirannya menambah naiknya tekanan darah.
Semakin berat kondisi hipertensi, semakin besar pula faktor resiko yang
ditimbulkan (Mackay, 2004).
(5) Merokok
Asap rokok yang mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat
seperti adrenalin dapat merangsang denyut jantung dan tekanan darah.
Kandungan carbon monoksida dalam rokok memiliki kemampuan jauh
lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk menarik atau
menyerap oksigen sehingga kapasitas darah yang mengangkut oksigen ke
jaringan lain terutama jantung menjadi berkurang. Hal ini akan
mempercepat terjadinya stroke iskemik bila seseorang sudah mempunyai
penyakit jantung (Mackay, 2004).
16
Table Pathway Pada Penyakit Stroke
17
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada hari selasa 30 Juni 2015 Pukul 14.30
WIB di ruang unti stroke RSUD TIDAR Magelang dengan
allanamnesa dan autoanamesa.
A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Ny. Y
Umur : 47 th
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Jetis Menoreh Salaman
Pekerjaan : Wiraswasta
Diagnosa medis : SH (ICH)
Tanggal masuk : 28-6-2015
BB sebelum sakit : 65 kg
BB sesudah sakit : 61 kg
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 48 th
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Hub. dengan klien : Suami
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jetis Menoreh Salaman
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing kepala dan lemas badannya
GCS : E:4, M:6, V: 2.
18
2. Riwayat kesehatan saat ini
Keluarga pasien mengatakan pasien pagi-pagi pergi naik
sepeda, sesudah dijalan pasien gemeteran tangannya lalu lemas
kemudian pasien jatuh dan tidak sadarkan diri lalu pasien di
tolong warga sekitar dibawa ke puskesmas salaman lalu
puskesmas salaman merujuk pasien ke RSUD Tidar magelang
untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Lalu pasien
datang ke IGD RSUD Tidar, dari IGD pasien dipindahkan
keruang unit stroke untuk mendapatkan perawatan yang lebih
lanjut.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi,
keluarga pasien juga mengatakan Ny. Y tidak pernah
mengalami kecelakaan dan tidak mempunyai alergi makanan
dan obat-obatan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Suami pasien mengatakan di dalam keluarga tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan dan menurun seperti (TBC,
HIV/AIDS). hipertensi, DM genogram dan lingkungan tempat
tinggal.
Genogram
Keterangan :
19
= Perempuan
= Laki-Laki
= Pasien
= Meninggal
= Menikah
ANALISIS DATA
penurunan
kesadaran
Pendarahan
- Tekakan darah
Arachnoid/ventrikal
179/96 mmhg
- Pasien
mengalami
PTIK/Herniaris serebral
kesulitan
berbicara dengan
20
bibir
- Pasien Suplai darah kejaringan
mengalami serebral tidak adekuat
penurunan
ketajaman
penglihatan
- Hasil CT – scan
ICH ganglia
basalis sinistra
- GSC = E4 M6V2
2 Ds : - Stroke Hemoragik Gangguan
Do : mobilitas fisik
- Pasien
mengalami Tekanan Sistemik
kelemahan pada
ekstrimitas kanan
Pendarahan
- Hanya bisa
Arachnoid/ventrikel
beraktifitas
ditempat tidur
- Kemampuan
Hematama serebral
pergerakan sendi
terbatas
- Vasopasme arteri
- Kekuatan otot serebral/saraf serebral
- 0 5
3 5
Iskemik/infark
Defisit neurologi
21
Hemister kiri
Hemiparase/plegi kanan
mengalami
penurunan
Pendarahan
kesadaran
Arachnoid/ventrikel
- Pasien tidak
dapat melakukan
personal hygiene
Hematama serebral
sendiri karena
mengalami
kelemahan Vasoparhe anteri
anggota gerak serebral/saraf serebral
- seluruh aktifitas
pasien dibantu
perawat Iskemik/infark
22
Defisit neurologi
Hemistes kiri
hemiparase/plegi kanan
DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d suplai darah kejaringan serebral
tidak adekuat
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
3. Defisit perawatan diri b/d imobilitas fisik
RENCANA KEPERAWATAN
23
kesadaran tanda- keadaan
membaik tanda umum pasien
09.00
- Tidak ada PTIK 5. Dapat
tanda-tanda 5. Berikan digunakan
PTIK obat untuk
sesuai mencegah
dengan pendarahan
advis serta
dokter memperbaiki
aliran darah
serebral
2 30 Juni 2015 jam II 1. Monitor 1. TTV Kelompok
15.00 WIB setelah TTV menunjukan 2
dilakukan tindakan 2. Kaji perubahan
keperawatan 2 x 24 kemampu kondisi
jam diharapkan 09.00 an pasien 2. Mengetahui
pasien tidak dalam kemampuan
mengalami Mobilisas mobilisasi
gangguan mobilitas i pasien
fisik dengan KH 3. Kaji 3. Mengetahui
kekuatan kekuatan otot
- Nilai
09.00 otot pasien
kekuatan
pasien 4. Melatih
otot
4. Latih pergerakan
meningkat
rentang otot agar
- Dapat
gerak rom tidak kaku
menggeraka
5. Ubah 5. Mencegah
n
posisi kekakuan
Ekstremitar
klien
tangan
kanan dan
kaki kanan
3 30 Juni 2015 jam III 1. Kaji 1. Melihat Kelompok
24
15.00 WIB setelah kemampu kemampuan 2
dilakukan tindakan an klien klien dalam
keperawatan 2 x 24 dalam perawatan
jam diharapkan perawatan diri
kebutuhan perawatan diri 2. Membantu
diri pasien terpenuhi 2. Bantu memenuhi
dengan KH klien kebutuhan
dalam personal
- Klien bersih
personal hygie klien
rapi dan
hygie 3. Menjaga
tidak bau
3. Rapihkan kerapiahn
- Dapat
tempat klien
melakukan
tidur klien 4. Mengajarkan
personal
jika keluarga
hygiene
kotor / melakukan
sendiri
berantaka perwatan diri
n ketika
4. Libatkan dirumah
keluarga
dalam
melakuka
n
perawatan
diri
pasien
CATATAN KEPERAWATAN
25
N Hari/tgl/ N Tindakan Respon / hasil TTD
o jam o
pp px
GCS : E4 M6 V5
Ds : -
- Memonitor
TTV Pasien Do : TD = 163/92
mmhg
N = 64 x / menit
RR = 24 x /
- Memposisikan
menit
klien supinasi
S = 362 0C
- Inj. piracetam
1gr
Ds : -
Ds : -
Do : Pasien
26
mengalami
penurunan kesadaran
- Pasien
mengalami
kesulitan
bicara
- Kelemahan
ekstremitas
tangan
kanan
2 1 Juli II - Memonitor Ds : - Kelomp
2016 TIV ok 2
Do : Pasien
07.30 mengalami
- Mengkaji kelemahan
kemampuan ekstreminitas tangan
pasien dalam kanan
mobilisasi
- Aktivitas
hanya
- Mengkaji
ditempat
kekuatan otot
tidur
pasien
- Melatih gerak Ds : -
rom
Do : Kekuatan otot
0 5
3 5
- Mengubah
posisi klien
Ds : -
27
Do : Ekstremitas
tangan kanan
mengalami
kelemahan
Ds : -
Do : Pasien posisi
supinasi pada tepi
bed
Ds : -
- Membantu
klien dalam Do : Pasien tampak
personal bersih dan rajin
hygiene
Ds : -
- Merapikan
tempat tidur Do : Tempat tidur
tampak rapih dan
28
bersih
CATATAN PERKEMBANGAN
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
29
2015 O = Pasien tampak lemah, mengalami 2
penurunan kesadaran, tidak melakukan PH
Jam 09.30
sendiri. Seluruh aktivitas bergantung pada
perawat. Lemah ekstremitas kanan
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
30
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Web
file:///D:/karya%20ilmiah/SEMESTER%20III/pak%20mahyar/New
%20folder/Stroke.html
31