Anda di halaman 1dari 23

Meningitis

Disusun Oleh: Kelompok 4

1. Alfitriani (200114002)
2. Dwi Rahmawati
3. Lusy Bringgandini (200114025)
4. Lisa Herliana (200114023)
5. Mega Silvia (200114029)
6. Mahdalena (200114026)
7. Maulida Fitria (200114028)
8. Neni Nurhayati (200114035)
9. Novianty angella grezzia (200114122)
10.Nurfadillah (200114038)
11. Ulfa Avita (200114055)
12. Sri dewi kemuning (200114049)
Pengertian

Penyakit meningitis merupakan penyakit yang terjadi akibat


adanya infeksi meninges atau yang dikenal dengan selaput
yang melindungi sistem syaraf pusat pada tubuh manusia.
Infeksi tersebut bisa terjadi karena adanya peradangan yang
disebabkan karena virus maupun bakteri pada selaput
meninges tersebut.
Jenis – jenis Meningitis
Jenis penyakit ini biasanya timbul akibat adanya infeksi virus. Namun, bisa
juga karena infeksi bakteri yang dapat mengancam jiwa.

1. Meningitis Bakteri

Jenis penyakit ini dapat terjadi ketika bakteri masuk ke dalam aliran darah dan
kemudian bermigrasi ke otak dan sumsum tulang belakang. Namun bakteri
tersebut bisa langsung menyerang meninges sebagai akibat dari infeksi telinga
atau sinus, patah tulang tengkorak, atau setelah melakukan operasi.

2. Meningitis Viral

Jenis penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus, seperti herpes simple virus,
HIV, gondok, dan virus West Nile. Penyakit meningitis viral tergolong ringan
dan dapat sembuh dengan sendirinya.
3. Meningitis Kronis

Meningitis kronis dapat terjadi ketika organisme tertentu menyerang selaput dan
cairan yang mengelilingi otak. Berbeda dengan meningitis akut, penyakit ini akan
berkembang lebih dari dua minggu atau lebih. Namun, tanda dan gejala yang
ditimbulkan hampir sama dengan meningitis akut, seperti sakit kepala, demam,
dan muntah.

4. Meningitis Jamur

Penyakit meningitis yang disebabkan oleh jamur memang jarang terjadi. Namun,
penyakit ini dapat mengarah kepada meningitis kronis. Penyakit ini tidak akan
menular dari orang ke orang. Salah satu jenis jamur yang sering mempengaruhi
orang dengan defisiensi imun, seperti AIDS adalah meningitis kriptokokus. Bila
tidak segera diobati, yaitu dengan obat antijamur, penyakit ini dapat mengancam
jiwa.
Etiologi
Penyebab utama penyakit meningitis pada
dasarnya adalah virus yang dapat menyerang
manusia dalam kondisi kekebalan tubuh
seperti apapun. Virus ini biasanya bersifat
“self-limitting”, dimana akan mengalami
penyembuhan sendiri dan penyembuhan
bersifat sempurna.
Beberapa virus secara umum yang menyebabkan meningitis adalah

- Coxsacqy
- Virus herpes
- Arbo virus
- campak dan varicela.

Selain itu juga dapat disebabkan karena infeksi akibat bakteri ataupun jamur.
Bakteri penyebab meningitis tersebut antara lain

- Streptococcus pneumonia
- Neisseria meningitides
- Haemophilus influenza
- Listeria monocytogenes
- Mycobacterium tuberculosis
- Staphylococcus aureus
Patofisiologis
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui
nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan
dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri. Organisme masuk ke dalam aliran darah dan
menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat
menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral
mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan
hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula
spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral.
Pathways
Tanda dan gejala
Tanda dan Gejala tanda dan gejala yang terjadi pada anak-
anak :

1. Anak-anak mungkin merasa gelisah, tapi tidak ingin


disentuh
2. Demam tinggi dengan tangan dan kaki terasa dingin
3. Menangis seperti melengking (high pitched cry) secara
terus menerus
4. Terlihat bingung, lemas, dan kurang responsif
5. Beberapa anak akan mudah mengantuk dan sulit
dibangunkan
6. Mungkin ada ruam merah yang tidak hilang ketika gelas
digulirkan dengan sedikit ditekan di atasnya
7. Menolah menyusu atau makan disertai muntah
8. Kejang-kejang
Adapun tanda dan gejala meningitis yang terjadi pada remaja dan
orang dewasa, yaitu :

1.Muntah-muntah
2. Sakit kepala parah
3. Leher menjadi kaku
4. Demam dengan tinggi suhu 38°c atau lebih dengan kaki dan
tangan terasa dingin
5. Nafas cepat
6. Sensitif terhadap cahaya atau fotofobia
7. Ruam kulit berupa bintik-bintik merah yang tersebar
(tidak terjadi pada semua orang)
8. Kejang-kejang
Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes Darah
2. Tes Pencitraan
3. Spinal Tap (Pungsi Lumbal)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu
menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang
berguna sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis

1. Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa)


2. Obat anti-infeksi (meningitis bakterial)
3. Pengobatan simtomatisa
Pencegahan
1 Mencuci tangan
2. Jangan berbagi makanan, minuman, sedotan, peralatan makan, lip balm, atau sikat gigi
dengan orang lain.
3. Waktu beristirahat cukup.
4. Olahraga dengan teratur.
5. Mengonsumsi makanan yang sehat, terutama buah, sayuran, dan biji-bijian.
6. Ketika batuk dan bersin tutuplah mulut dan hidung.
7. Ketika sedang hamil, selektiflah dalam memilih makanan. Hindarilah daging, hot dog,
keju lunak yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi, untuk mengurangi risiko
listeriosis.
Komplikasi
Komplikasi Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi:
1. Kehilangan pendengaran
2. Masalah ingatan atau konsentrasi
3. Rasa lelah
4. Kesulitan belajar
5. Masalah dengan koordinasi dan keseimbangan
6. Masalah dalam berbicara
7. Penglihatan hilang
8. Munculnya gangren
9. Epilepsi
10. Lumpuh otak atau cerebral palsy
11. Syok dan bahkan kematian
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Meningitis
1. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas pasien.
2. Keluhan utama: sakit kepala dan demam
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat psikososial
6. Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul yaitu:
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
2. Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi.
3.Perencanaan Keperawatan
1.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Tujuan:
- Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit
- Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris
Kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Rasa sakit kepala berkurang dan kesadaran meningkat
- Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang
meningkat
Recana tindakan
No. Intervensi Rasional
1. Pasien bed rest total dengan posisi tidur Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya
terlentang tanpa bantal. herniasi otak.
2. Monitor tanda-tanda status neurologis Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt.
dengan GCS.
3. Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik
Suhu, Resoirasi dan hati-hati pada berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler
hipertensi sistolik. cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan di ikuti oleh
penurunan tekanan diastolik.

4. Monitor intake dan output. hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko
dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan
intake per oral.
5. Bantu pasien untuk membatasi muntah, Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan
batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava.
napas apabila bergerak atau berbalik di
tempat tidur.
Lanjutan …
No. Intervensi Rasional
6. Monitor AGD bila diperlukan Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan
pemberian oksigen. terjadinya iskhemik serebral.

7. Berikan terapi sesuai advis Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler.
dokter seperti: Steroid, Menurunkan edema serebri
Aminofel, Antibiotika. Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang.
2. Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi.
Tujuan: Klien tidak mengalami kejang selama berhubungan dengan hiperthermi.
Kriteria Hasil:
- Tidak terjadi serangan kejang ulang.
- Suhu 36,5-37,50C (bayi), 36-37,50C (anak)
- Nadi 110-120 x/menit (bayi), 100-110 x/menit (anak)
- Respirasi 30-40 x/menit (bayi), 24-28 x/menit (anak)
Kesadaran Composmentis
Rencana Tindakan
No. Intervensi Rasional
1. Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis Proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak
yang mudah menyerap keringat. menyerap keringat.
2. Berikan kompres dingin. Perpindahan panas secara konduksi.
3. Berikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll). saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat.

4. Observasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam. Pemantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan dilakukan.

5. Batasi aktivitas selama anak panas. Aktivitas dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan panas.

6. Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai Menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis.
advis.
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi.
Tujuan: Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil:
- Suhu tubuh 36-37,50C, Nadi 100-110 x/menit,
- RR 24-28 x/menit, kesadaran composmentis, anak tidak rewel.
Rencana Tindakan:

No. Intervensi Rasional


1. Kaji faktor-faktor terjadinya Mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan pakaian/selimut dapat
hiperthermi. menghambat penurunan suhu tubuh.
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang
jam sekali. selanjutnya.
3. Pertahankan suhu tubuh normal. Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban tinggiakan
mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh.
4. Ajarkan pada keluarga memberikan Proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan perantara.
kompres dingin pada kepala/ketiak.
5. Anjurkan untuk menggunakan baju Proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat.
tipis dan terbuat dari kain katun.
6. Atur sirkulasi udara ruangan Penyediaan udara bersih.
7. Beri ekstra cairan dengan Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.
menganjurkan pasien banyak minum.
8. Batasi aktivitas fisik. Aktivitas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas.
4.Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan yang spesifik. Pelaksanaan merupakan
aplikasi dari perencanan keperawatan oleh perawat bersama klien. Hal-hal yang harus kita perhatikan dalam
melakukan implementasi adalah intervensi yang dilakukan sesuai dengan rencana. Setelah dilakukan validasi,
penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan tekhnik intervensi harus dilakukan denga cermat dan
efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa
pencatatan dan pelaporan
5. Evaluasi Keperawatan
Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-
tanda vital stabil.
Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi
Kesimpulan
Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadipada cairan otak yaitu meningitis serosa dan
meningitis purulenta. Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia, jamur, cacing dan protozoa. Penyebab paling
sering adalah virus dan bakteri. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab
lain karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak yang disebabkan oleh bakteri maupun produk bakteri lebih berat.Pasien
meningitis dengan kesadaran menurun cenderung mengalami gangguan asupan gizi, karena secara otomatis Intrake peroral yang
dibutuhkan untuk mendukung therapi hydrasi yang terbatas untuk mencegah komplikasi oedeem cerebi, menjadi berkurang,
selain untuk memenuhi kebutuhan energi bagi pasien.
SARAN
Disarankan kepada penderita pneumonia untuk menghindari faktor pencetus dan resiko yang bisa mengakibatkan penyakit
bertambah parah. Penderita meningitis disarankan untuk menghindari merokok, menjaga kesehatan makanan dan rutin dalam

berolahraga.
~Thank you~

Anda mungkin juga menyukai