Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

PADA ANAK
KELOMPOK 2
ZAHARA KURNIA RAMADHAN 201211721
ZARIS GUSTESA 201211722
YUSRI WINELDA 201211719
NADILA PUTRI 201211724
FITRI PERDANA ANGGRAINI 201211723
REVI PERMATA SARI 181211452
ZAMZAMI YATI RAHMA 201211720
HANIFA RAHMAWATI 201211725
SONIA NADILLA 201211715
RANI OCTALYA 201211728
 SIPA PURNAMA SARI 201211726
LOLA AMELIA ZULFA 201211727
YOLA YOLANDA ANDESPA 201211718
TRISIA ULANDARI 201211717
TRI WILLY NOVIA 201211716

DOSEN PENGAMPU :
Ns. HIDAYUTUL HASNI,
M.Kep
 PENGERTIAN
 Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput otak (araknodia dan piamater) yang di
sebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
 Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk dan pinggang. Tengkuk
menjadi kaku, yang disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, akan terjadi
opistotonus yaitu tengkuk kaku dengan kepala tertengadah, punggung dalam sikap hiperekstensi, dan
kesadaran menurun tanda kernig serta brudzinsky positif(Arif Mansjoer, 2000).
 Di negara – negara yang sedang berkembang, termasuk indonesia, penyakitinfeksi ini masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang utama. Salah satunya adalahinfeksiakut selaput
otakyangdisebabkanolehbakteri danmenimbulkan purulen pada cairan otak, sehingga dinamakan
meningitis purulenta.
 Di samping angka kematiannya yang masih tinggi, banyak penderita yang menjadi cacat akibat
keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan. Meningitis purulenta merupakan keadaan gawat darurat.
Terapi yang diberikan bertujuan memberantas penyakit infeksi disertai perawatan intensif suportif, untuk
membantu pasien melalui masa krisis. Pemberian antibiotik yang cepat dan tepat, serta dengan dosis yang
sesuai, penting untuk menyelamatkan nyawadan mencegah terjadinya cacat. Oleh karena itu, petugas
kesehatan khususnya perawat, wajib mengetahui gejala –gejala dan tanda – tanda meningitis purulenta
serta penatalaksanaannya.
Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan
pasien mempunyai faktor presdisposisi, seperti fraktur tulang tengkorak,
infeksi, operasi otak atau sumsum tulang belakang, sepsis, kelainan yang
berhubungan dengan penekanan reaksi imunologi dan fugsi lumbal. Seperti
disebutkan sebelumnya bahwa menigitis disebabkan oleh virus dan bakteri,
makan meningitis dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan
yang terjadi pada cairan otak, yaitu menigitis serosa dan meningitis purunlenta.
 Meningitis serosa adalah radang selaput otak arachnoid dan piameter yang
disertai adanya cairan otak yang jernih. Penyebab tersering adalah
Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya adalah virus Toksoplasma
gondhii.
 Meningitis purulenta adalah radang bernanah arachnoid dan piameter. Tubuh
akan berespons terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan
terjadinya perandangan, yaitu dengan adanya neutrofil, monosit, dan limfosit.
Patofisiologi
 Infeksi mikroorganisme terutama bakteri  Toksin yang dihasilkan oleh
dari golongan kokus seperti streptokokus, mikroorganisme melalui hematogen
stapilokokus, meningokokus, sampai ke hipotalamus. Hipotalamus
pnemokokus dan dari golongan lain kemudian menaikan suhu sebagai
seperti tersebut di atas menginfeksi,
tanda adanya bahaya. Kenaikan suhu
bronkus saluran cerna. Mikrooganisme
mencapai otak mengikuti aliran darah .
hipotalamnus akan diikuti dengan
peningkatan mediator kimiawi akibat
peradangan seperti prostagnaldin,
 Di otak mikrooganisme berkembang biak epinerfin, norepinefin. Kenaikan
membentuk koloni. Koloni mikroorganisme mediator tersebut dapat merangsang
menghasilkan toksin dan merusak meningen.
peningkatan metabolisme sehingga
Kumpulan toksin mikrooranisme, jaringan
yang rusak, cairan sel berkumpul menjadi satu dapat terjadi kenaikan suhu di seluruh
membentuk cairan kental yang di sebut pustula. tubuh, rasa sakit kepala, peningkatan
Karena sifat cairannya tersebut penyakit ini respon gastrointestinal yang
popular disebut meningitis purulenta. memunculkan rasa mual dan muntah.
Pathway
Manifestasi Klinik
 Penyakit ini dimulai akut, Dapat ditemukan tanda-tanda perangsangan
meningen seperti kaku kuduk. Pada
subakut, atau kronis dengan pemeriksaan terdapat kaku kuduk dan tanda
gejala demam, mudah kesal, tanda perangsangan meningen lainnya.
Suhu badan naik turun, kadang suhu malah
marah marah, obstipasi, merendah. Nadi sangat labil sering dijumpai
muntah muntah. nadi yang lambat. Selain itu, terdapat
hipertensi umum. Abdomen tampak
mencekung. Gangguan saraf otak yang
terjadi disebabkan tekanan eksudat pada
saraf-saraf ini. Yang sering terkena nervus
III dan VII. Terjadi afasia motoris atau
sensoris, kejang fokal, monoparesis,
hemiparesis, gangguan sesibilitas. Tanda-
tanda khas penyakit ini adalah apatis,
refleks, pupil yang lambat dan refleks-
refleks tendo yang lemah.
Lanjutan…
Berikut tanda dan gelaja pada Neonatus, anak anak dan remaja:

1.Neonatus :
a.Menolak makan. Hampir semua penyakit dapat menurunkan
nafsu makan karena merasa dirinya ingin muntah utamanya terdapat
anak bayi dan anak
b.Refleks menghisap kurang. Terjdinya penurunan spasme sehingga
menyebabkan otot lemah (penurunan refleks menghisap)
c.Muntah. Terjadi karena peningingkatan asam lambung dalam perut
yang berujung kontraksi perut
d.Diare. Muncul karena asupan makanan yang terkontaminasi dengan
virus dan bakteri atau mokroorganisme lain
e.Lemas. Penurunan spasme yang menimbulkan penurunan aktivitas
2.Anak anak dan Remaja :

a.Demam tinggi. Virus, Bakteri atau Mikroorganisme masuk ke dalam


darah, darah diedar kan keseluruh tubuh hingga terjadi infeksi
b.Sakit kepala. Perdangan pada meningitis dapat merangsang otak
hingga terjadi sakit kepala atau pusing
c.Muntah. Terjadi karena peningingkatan asam lambung dalam perut
yang berujung kontraksi perut
d.Perubahan sensori. Terjadi karena berkurangnya asupan makanan
sehingga sel sel menurun berujung pada saraf sensori yang lemah
e.Kejang. Penurunan kekuatan otot dan saraf berpengaruh besar pada
tingkat kekuatan spasme
f.Delirium. Keadan mental yang abnormal berdasarkan halusinasi atau
ilusi, dapat terjadi dapat keadaan demam tinggi
g.Halusinasi. Merupakan status delirium subakut gejala yang dominan
yaitu halusinasi pendengaran (Media Aesculapius, Kapita Selekta
Kedokteran jilid 2 hal 11).
Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada anak dengan meningitis antara lain :

1.Munculnya cairan pada lapisan subdural (efusi subdural). Cairan ini muncul karena adanya desakan pada
intrakranial yang meningkat sehingga memungkinkan lolosnya cairan dari lapisan otak ke daerah subdural.
2.Peradangan pada daerah ventirkuler otak (ventrikulitis). Abses pada meningen dapat sampai ke jaringan
kranial lain baik melalui perembetan langsung maupun
hematogen termasuk ke ventrikuler.
3.Hidrosepalus. Peradangan pada meningen dapat merangsang kenaikan produksi Liquor Cerebro Spinal
(LCS). Cairan LCS pada meningitis lebih kental sehingga memungkinkan terjadinya sumbatan pada saluran
LCS yang menuju medulla spinalis.
Cairan tersebut akhirnya banyak tertahan di intrakranial.
4.Abses otak. Abses otak terjadi apabila infeksi sudah menyebar ke otak karena
meningitis tidak mendapat pengobatan dan penatalaksanaan yang tepat.
5.Epilepsi. Kondisi ini bisa terjasi karena perubahan keseimbangan cairan dari membran sel neuron kemudian
difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui
membran.
6.Retardasi mental. Retrdasi mental kemungkinan terjadi karena meningitis yang
sudah menyebar ke sererum sehingga mengganggu gyrus otak anak sebagai tempat menyimpan memori.
7.Seragan meningitis berulang. Kondisi ini terjadi karena pengobatan yang tidak tuntas atau mikroorganisme
yang sudah resisten terhadap antibiotik yang digunakan untuk pengobatan.(Sujono Riyadi Sukarmin, hal 147)
Pemeriksaan Penunjang:

1.Pemeriksaan darah
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit,
laju endap darah (LED), kadar glukosa puasa, kadar ureum, elektrolit. Pada
meningitis serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Di samping itu pada
meningitis tuberkulosis didapatkan juga peningkatan LED.
a.LED Normal 15 - 20 /jam
b.Hemoglobin normal 10-16 gr/dL
c.Leukosit normal 9000-12000/mm3

2.Pemeriksaan radiologi
a.Foto dada. Memungkinkan untuk mengetahui seberapa besar penyakit
tersebut menjalar keseluruh tubuh
b.Foto kepala, bila mungkin CT scan. suatu prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan
otak.
Penatalaksanaan Medis
1.Umum

a.Mula-mula cairan diberikan secara infus dalam jumlah yang cukup (15-20 tpm) dan tidak berlebihan
b.Bila pasien merasa gelisah, diberi sedative, seperti fenobarbital atau penenang
c.Nyeri kepala penderita dapat diatasi dengan analgetika
d.Panas dapat diturunkan dengan kompres es, parasetamol, atau asam salisilat
e.Kejang-kejang dapat diatasi dengan memberikan :
1)Diazepam dengan dosis 0,5 mg/kg intravena
2)Fenobarbital dengan dosis 5-6 mg/kg BB per hari secara oral
3)Divenilhidantoin dengan dosis 5-9 mg/kg BB perhari secara oral
f.Sumber infeksi yang menimbulkan meningitis purulenta dapat diberantas dengan obar obatan atau operasi
g.Kenaikan tekanan intrakranial dapat diatasi dengan:
1)Manitol dengan dosis 1-1,5 mg/kg berat badan secara intravena, dalam waktu 30-60 menit dan dapat diulangi 2 kali
dengan jarak 4 jam
2)Kartikosteroid, biasanya dipakai deksametason secara intravena dengan dosis pertama 5 mg, lalu diulangi dengan 4
mg setiap 6 jam. Namun, kortikosteroid ini masih menimbulkan pertentangan (ada yang setuju untuk memakainya, namun
ada juga yang mengatakan tidak ada gunanya)
3)Mengatur pernafasan sebaik mungkin dengan membersihkan jalan nafas
4)Bila ada hidrosefalus obstrukti, dapat dilakukan operasi
5)Efusi subdural pada anak dikeluarkan 25-30 cc setiap hari selama 2-3 minggu, bila gagal dilakukan operasi
2.Antibiotik
pencegahan

Meningitis yang disebabkan oleh meningokokus dan


Hemofilus influenza tipe B bisa menular pada anak
dan orang dewasa yang berhubungan erat dengan
penderita, yaitu yang tinggal dan makan dalam 1
gedung yang sama. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya pencegahan, antara lain :
1.Penderita diisolasi,
2.Pemberian vaksinasi, dan
3.Pemberian obat-obatan
Asuhan Keperawatan
Pengkajian

1.Identifikasi pasien
Pada pengkajian identitas yang perlu ditekankan adalah umur, karena Meningitis
paling sering menyerang anak-anak dengan usia < 15 tahun.
2.Keluhan utama
Alasan paling menonjol pada pasien Meningitis ketika dating ke RS adalah penurunan kesadaran, kejang dan anak lemah.
3.Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan ada-ada keluhan panas mendadak yang disertai menggil dan saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi
antara hari ke-3 s/d ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual muntah, anoreksia,
diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu
hati dan pendarahan pada kulit, gusi dll.
4.Riwayat penyakit dahulu/yang pernah dialami
Penyakit apapun yang pernah diderita, pada Meningitis anak baru mengalami
serangan ulangan Meningitis dengan tipe virus dan bakteri yang berbeda.
5.Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
6.Riwayat gizi
Status gizi anak yang terkena Meningitis dapat bervariasi karena semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko bila
terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita Meningitis sering mengalami keluhan mual muntah, dan nafsu makan. Bila ini
berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhannutrisi yang cukup maka akan mengalami.
7.Kondisi lingkungan
Menigitis sering diderita oleh orang-orang yang tinggal didaerah padat
penduduk dan lingkungan yang kurang bersih hingga menyebabkan munculnya virus dan bakteri.
8.Pola kebiasaan

a.Nutrisi & Metabolisme : Nafsu makan menurun


b.Eliminasi : Pada Meningitis grade III- IV dapat terjadi hematuna
c.Istirahat Tidur : Anak dapat mengalami kurang tidur akibat nyeri otot/persendian
d.Kebersihan Lingkungan : b/d upaya keluarga untuk menjadi kebersihan
terutama sarang nyamuk
e.Perilaku Keluarga : b/d tanggapan/ respon keluarga bila ada anggota yang sakit atau bagaimana untuk menjadi kesehatan.

9.Pemeriksaan Fisik

Berdasarkan Grade Meningitis keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :


a.Grade I :Kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, adanya
perdarahan spontan TD & N lemah
b.Grade II :Kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, nadi
lemah, kecil & tidak teratur serta TD menurun
c.Grade III :Kesadaran apatis, somnolen, lemah, N lemah, kecil dan
tidak bisa teratur serta TD menurun
d.Grade IV :Kesadaran koma, N tidak teraba, TD tidak dapat diukur, rr tidak teratur, aknal dingin, berkeringat & kulit tampak biru.

10.Kepala & Leher

Muka tampak kemerahan karena demam, konjungtiva anemis & epitaksis pada gr II, III & IV Mukosa mulut kering, eksmosis & nyeri telan.
11.Dada
Bentuk simetris, kadang terdapat sesak napas. Pada px poto thorax terdapat cairan yang tertimbun pada panu kanan (efusi pleura). Ronkhi
biasanya terdapat pada
grade III & IV.
12.Abdomen
Biasanya mengalami nyeri tekan, hepatomegali & asitas.
13.Sistem Integumen
Adanya ptekia pada kulit, turgor mnurun, muncul keringat dingin & lembab,
kuku sianomis, CRT >3 dtik.
14.Ekstermitas
Akral dingin, nyeri otot & persendian.
Diagnosa Keperawatan
1.Hipertemi b/d peningkatan set
point
2.Intoleransi Aktivitas b/d
Kelemahan otot umum sekunder
3.Bersihan jalan nafas tidak
efektif b/d kejang
lKESIMPULAN
 Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Etiologi : Bakteri, virus, faktor
prediposisi, faktor maternal, faktor imunologi, anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau
injury yang berhubungan dengan sistem persarafan. Klasifikasi Meningitis :Meningitis
bacterial/purulenta /septik, Meningitis virus, Meningitis jamur
 Trias klasik gejala meningitis adalah demam, sakit kepala, dan kaku kuduk. Namun pada anak dibawah
usia dua tahun, kaku kuduk atau tanda iritasi meningen lain mungkin tidak ditemui.
Komplikasi :Hidrosefalus obstruktif, Meningococcalsepticemia(mengingocemia),Sindromewater-
friderichen(septiksyok,DIC,perdarahan adrenal bilateral), SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic
hormone ), Efusi subdural, Kejang, Edema dan herniasi serebral, Cerebral palsy, Gangguan mental,
Gangguan belajar, Attention deficit disorder
 Melihat kenyataan Meningitis menyerang anak –anaksecara mendadak, penulis berharap pembaca lebih
sadar dan hati-hati serta peduli tentang bagaimana cepatnya penyakit meningitis menyerang anak – anak
di atas dua tahun.
TERIMAKASIH....

Anda mungkin juga menyukai