Anda di halaman 1dari 5

MAPPING HYPOSPADIA ( KELOMPOK 3)

Etiologi :

Penyebabnya sebenarnya multifactor dan sampai sekarang Suatu keadaan dimana uretra terbuka
belum diketahui penyebab pasti dari hypospadia. Namun, ada dipermukaan bawah penis, skrotum, atau
beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap yang paling peritoneum. Hypospadia sendiri berasal dari dua
berpengaruh antara lain : kata yaitu “hypo” yang berarti “dibawah” dan
“spadon” yang berarti karatan yang panjang.
1. Gangguan dan ketidak seimbangan hormone
Faktor resiko hypospadia
2. Gagalnya sintesis androgen

3. Lingkungan

Lingkungan Genetic hormonal

Tidak ada sintesis


hormone androgen
Terpapar zat polutan Mutasi gen yang
yang bersifat tetragonik mengkode sintesis
Androgen

Testoteron tidak
dapat diubah menjadi
Mutasi
dihidroron
Androgen tidak
terbentuk

Gangguan
Perkembangan fusi dari garis pembentukan
tengah lipatan uretra tidak Diferensiesi uretra tuberkel genital
lengjkap pada penis tidak
HYPOSPADIA

Congenital, peradangan,
edema

Tidak terjadi pemisahan


dua lapisan kulit

Prepusium tidak dapat diretraksi


dari glans penis

Pre Operasi Post Operasi

Kurangnya NYERI AKUT RESIKO INFEKSI


pengetahuan
Gangguan aliran
urine

SLKI SLKI

Nyeri akut : Risiko Infeksi


Setelah dilakukan intervensi selama 1×24 jam, Setelah dilakukan intervensi selama 1
maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil tingkat infeksi menurun, dengan krite
GANGGUAN ANSIETAS : - demam menurun
ELIMINASI URINE - keluhan nyeri menurun - kemerahan menurun
- meringis menurun - nyeri menurun
- gelisah menurun - kultur urine membaik
- kesulitan menurun
- frekuensi nadi membaik
- pola napas membaik
SLKI SLKI
Setelah dilakukan intervensi selama SIKI SIKI
gangguan eliminasi urine
1×24 jam, maka tingkat ansietas
Setelah dilakukan intervensi selama
menurun dengan kriteria hasil : MANAJEMEN NYERI PENCEGAHAN INFEKSI
2×24 jam, maka eliminasi urine Observasi Observasi
- verbalisasi khawatir akibat kondisi
membaik, dengan kriteria hasil : - lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nye Identifikasi riwayat kesehatan dan riway
yang dihadapi menurun
- verbalisasi khawatir akibat kondisi - Identifikasi skala nyeri Identifikasi kontraindikasi pemberian im
- perilaku gelisah menurun
yang dihadapi menurun
- perilaku tegang menurun - Identifikasi respon nyeri non verbal Identifikasi status imunisasi setiap kunjun
- perilaku gelisah menurun
- pucat menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri pelayanan kesehatan
- perilaku tegang menurun
- pola berkemih membaik - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri Terapeutik
- pucat menurun
- konsentrasi membaik - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri Berikan suntikan pada pada bayi dibagia
- pola berkemih membaik anterolateral
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- konsentrasi membaik
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberi Dokumentasikan informasi vaksinasi
- Monitor efek samping penggunaan analgetik Jadwalkan imunisasi pada interval waktu y
tepat
Terapeutik Edukasi
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang ter
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, te jadwal dan efek samping
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres Informasikan imunisasi yang diwajibkan
hangat/dingin, terapi bermain) pemerintah
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu Informasikan imunisasi yang
ruangan, pencahayaan, kebisingan) melindungiterhadap penyakit namun saat
- Fasilitasi istirahat dan tidur tidak diwajibkan pemerintah
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi Informasikan vaksinasi untuk kejadian khu
meredakan nyeri Informasikan penundaan pemberian imun
tidak berarti mengulang jadwal imunisas
Edukasi kembali
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri Informasikan penyedia layanan pekan im
- Jelaskan strategi meredakan nyeri nasional yang menyediakan vaksin gratis
- Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
SIKI REDUKSI ANXIETAS (SIKI)

Manajemen Eliminasi Urine (SIKI) Observasi

Observasi Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Identifkasi tanda dan gejala retensi urine Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
- Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi urine
-Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma, Terapeutik
volume, dan warna)
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Terapeutik Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
Pahami situasi yang membuat anxietas
- Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih Dengarkan dengan penuh perhatian
- Batasi asupan cairan, jika perlu Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
- Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
Edukasi
-Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Anjurkan mengambil specimen urine midstream Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
berkemih Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
pinggul/berkemihan Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai