TINJAUAN TEORI
“ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA
MEDIS TUMOR AKSILA”
B. Etiologi
1. Bisa disebabkan oleh peradangan akibat luka yang meradang
2. Disebabkan oleh beberapa bakteri, virus atau jamur yang menyebar pada
kulit, mata atau hidung.
C. Patofisiologi
Pembengkakan kelenjar juga bisa terjadi karena kanker akibat mutasi
sel limfosit (sejenis sel darah putih), yang menjadi ganas dan tumbuh di
berbagai organ termasuk kelenjar getah bening. Kalau kelenjar ini terserang
kanker, disebut limfoma.
Pendeteksian kanker atau bukan tidak bisa dilakukan kasat mata.
Penentuan kanker harus melalui tahapan pemeriksaan, mulai pengambilan
gambar (rontgen) hingga pengambilan sampel kelenjar getah bening atau
biopsi.
Gejala-gejala untuk mengenali pembengkakan kelenjar getah bening
sebagai kanker antara lain, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas,
demam, hidung sering tersumbat, telinga berdengung, dan menurunnya nafsu
makan berkepanjangan. Dus, setelah mengenali jenis dan gejalanya,
penanganan pun bisa dilakukan dengan tepat.
2
E. Pengobatan
Pengobatan tergantung pada organisme yang menyebabkan infeksi. Untuk
infeksi bakteri, dalam medis konvensional antibiotik biasanya diberikan secara
infus atau dengan mulut, namun pengobatan seperti ini biasanya menimbulkan
resistensi bakteri serta membunuh bakteri menguntungkan dalam saluran
pencernaan kita. Dalam pengobatan holistik, pemberian antibiotik alami seperti
bawang putih dan propolis mampu membasmi mikroba penyebab peradangan
tanpa harus membunuh bakteri menguntungkan di dalam tubuh.
Kompres air hangat bisa membantu mengurangi rasa sakit pada peradangan
batang getah bening. Biasanya, ketika infeksi tersebut telah diobati, batang getah
bening pelan-pelan menyusut, dan rasa sakit surut. Kadangkala batang yang
membesar tetap kuat tetapi tidak lagi terasa lunak
Tindakan Hipermetabolisme
Kurang Perubahan status ke jaringan
pmbedahan
informasi kesehatan
Terjaga
Respon
demam Nyeri
Perubahan pola
tidur
Hiperthermi
4
Proses Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan
Aktifitas / istirahat
Gejala :
Kelelahan atau keletihan
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
Keterbatasan partisipasi dalam hobi
Pekerjaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress
lebih tinggi
Sirkulasi
Gejala :
Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Tanda :
Perubahan pada tensi darah
Integritas ego
Gejala :
Adanya faktor stress (keuangan, perubahan peran)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan missal : lesi, cacat,
pembedahan
Perasaaan tak berdaya, putus asa, depresi
Tanda :
Menyangkal, menari diri, marah
Eliminasi
Gejala :
Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feses, nyeri pada
defekasi
Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada saat
berkemi
Tanda :
5
Seksualitas
6
Gejala :
Masalah seksaual missal dampak paqda hubungan, perubahan pada
tingkat kepuasan
Multigravida, pasangan seks multiple, aktifitas seksual dini, herpes
genital
Interaksi social
Gejala :
Ketidakadekwatan / kelemahan system pendukung
Riwayat perkawinan ( berkenaan dengan kepuasan dirumah )
Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan
Kriteria hasil:
Intervensi:
b. Identifikasi masalah peran sebagai wanita, istri, ibu, wanita karir dan
sebagainya.
Rasional: Reaksi umu trhadap tipe prosedur dan kebutuhan ini dikenali
dan diukur.
Kriteria hasil:
1) Klien mengekspresikan penurunan nyeri/ketidaknyamanan
2) Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi:
a. Kaji keluha nyeri, perhatikan lokasi, lamanya, dan intensitas (skala0-
10). Perhatikan petunjuk verbal dan non verbal.
Rasional: Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan
dan kebutuhan untuk/keefektifan analgesik.
b. Diskusikan sensasi masih adanya payudara normal.
Rasional: Memberikan keyakinan bahwa sensasi bukan imajinasi dan
penghilangannya dapat dilakukan.
c. Bantu pasien menemukan posisi yang nyaman.
Rasional: Peninggian lengan, ukuran baju, dan adanya drain
mmpengaruhi kemampuan pasien untuk rileks dan tidur/istirahat
secara efektif.
f. Berikan obat nyeri pada waktu yang tepat pada jadwal teratur sebelum
nyeri berat dan sebelum aktivitas dijadwalkan.
Kriteria hasil:
Intervensi:
b. Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung atau sisi yang tak
sakit dengan lengan tinggi dan di sokong dengan bantal.
Kriteria hasil:
Intervensi:
psikososial
8. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan dengan tindkan
pembedahan.
Tujuan : - Klien menunjukan berat badan yang stabil, dan tidak ada tanda
malnutrisi
- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan
dengan penyakitnya
Intervensi :
a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai
kebutuhannya
Rasional : Memberikan informasi tentang status gizi klien
b. Timbang dan ukur berat badan
Rasional : Memberikan informasi tentang penambahan dan
menurunkan badan klien
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat da pembesaran kelenjar
karotis
Rasional: Menunjukkan keadaan gizi klien yang sangat buruk
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan
intake cairan yang adekuat
Rasional : Kalori merupakan sumber rnergi
e. Kontrol paktor linkungan seperti bau busuk dan bising
Rasional : Agar klien merasa seperti berada di rumah sendiri
f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan
bersama teman dan keluarga
Rasional : Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/
membangkitkan selera makan
g. Anjurkan komunkasi terbuka tentang problem anoreksia yang
dialami klien
Rasional : Agar dapat diatasi secara bersama-sama.
9. Kurang pengetahuan tentang kondsi. Pronosis,dan kebutuhan pengobatan
b/d kurang terpanjan informasi.
17
Kriteria hasil:
Intervensi:
DAFTAR PUSTAKA
UI : Media Aescullapius.
21