Anda di halaman 1dari 21

1

TINJAUAN TEORI
“ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA
MEDIS TUMOR AKSILA”

Konsep Dasar Medis


A. Pengertian
Tumor ketiak merupakan tumbuhnya benjolan pada ketiak akibat sel
limfosit Dan penyakit sulit untuk angkat bila sudah stadium lanjut.

B. Etiologi
1. Bisa disebabkan oleh peradangan akibat luka yang meradang
2. Disebabkan oleh beberapa bakteri, virus atau  jamur yang menyebar pada
kulit, mata atau hidung.
C. Patofisiologi
Pembengkakan kelenjar juga bisa terjadi karena kanker akibat mutasi
sel limfosit (sejenis sel darah putih), yang menjadi ganas dan tumbuh di
berbagai organ termasuk kelenjar getah bening. Kalau kelenjar ini terserang
kanker, disebut limfoma.
Pendeteksian kanker atau bukan tidak bisa dilakukan kasat mata.
Penentuan kanker harus melalui tahapan pemeriksaan, mulai pengambilan
gambar (rontgen) hingga pengambilan sampel kelenjar getah bening atau
biopsi.
Gejala-gejala untuk mengenali pembengkakan kelenjar getah bening
sebagai kanker antara lain, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas,
demam, hidung sering tersumbat, telinga berdengung, dan menurunnya nafsu
makan berkepanjangan. Dus, setelah mengenali jenis dan gejalanya,
penanganan pun bisa dilakukan dengan tepat.
2

D.      Manifestasi Klinik


1.         Benjolan tersebut tidak terasa sakit bila ditekan
2.         Bila disentuh terasa kenyal dan tidak padat
3.         Terjadi benjolan bukan hanya di ketiak tapi juga dipaha dan di leher
4.         Demam tinggi
5.         Sering keluarnya keringat pada malam hari

E.       Pengobatan
Pengobatan tergantung pada organisme yang menyebabkan infeksi. Untuk
infeksi bakteri, dalam medis konvensional antibiotik biasanya diberikan secara
infus atau dengan mulut, namun pengobatan seperti ini biasanya menimbulkan
resistensi bakteri serta membunuh bakteri menguntungkan dalam saluran
pencernaan kita. Dalam pengobatan holistik, pemberian antibiotik alami seperti
bawang putih dan propolis mampu membasmi mikroba penyebab peradangan
tanpa harus membunuh bakteri menguntungkan di dalam tubuh.
Kompres air hangat bisa membantu mengurangi rasa sakit pada peradangan
batang getah bening. Biasanya, ketika infeksi tersebut telah diobati, batang getah
bening pelan-pelan menyusut, dan rasa sakit surut. Kadangkala batang yang
membesar tetap kuat tetapi tidak lagi terasa lunak

F.       Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,
trombosit    meningkat.
2. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.  
3. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita tumor ketiak adalah sinar
X, ultrasonografi dan pemeriksaan reseptor hormon
3

G. Bagan Patofisiologi Penyimpangan KDM

Bakteri Virus Jamur

Stressor Masuk ke kelenjer getah


Ansietas
meningkat bening diketiak

Respon Tumor aksila


psikologi

Tindakan Hipermetabolisme
Kurang Perubahan status ke jaringan
pmbedahan
informasi kesehatan

Kurang Perubahan Terputusnya Tindakan


pengetahuan konsep diri kontiunitas infasif
Suplai nutrisi
jaringan kejaringan
menurun

Perubahan Perubahan Resiko


body image Merangsang pelepasan infeksi
harga diri mediator kimia
(bradikinin, histamine,
prostaglandin) BB
menurun
Ulkus
Merangsang
pengeluaran Merangsang
zat pirogen nosiseptor
Kerusakan Perubahan
integritas nutrisi
kulit kurang dari
kebutuhan
Transduksi, tubuh
Merangsang Merangsang RAS transmisi, modulasi,
nosiseptor persepsi

Terjaga
Respon
demam Nyeri

Perubahan pola
tidur
Hiperthermi
4

Proses Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan

Aktifitas / istirahat
Gejala  :
 Kelelahan atau keletihan
 Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
 Keterbatasan partisipasi dalam hobi
 Pekerjaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress
lebih tinggi
Sirkulasi
Gejala :
 Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Tanda  :
 Perubahan pada tensi darah
Integritas ego
Gejala  :
 Adanya faktor stress (keuangan, perubahan peran)
 Masalah tentang perubahan dalam penampilan missal : lesi, cacat,
pembedahan
 Perasaaan tak berdaya, putus asa, depresi
Tanda  :
 Menyangkal, menari diri, marah
Eliminasi
Gejala  :
 Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feses, nyeri pada
defekasi
 Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada saat
berkemi
Tanda  :
5

 Perubahan pada bising usus, distensi abdomen


Makanan / cairan
Gejala  :
 Kebiasaan diit buruk
 Anoreksia, mual muntah
 Intoleransi makanan
 Penurunan BB
Tanda  :
 Perubahan pada turgor kulit : oedema
Neurosensori
Gejala  : pusing, sinkope
Nyeri / kenyamanan
Gejala  :
 Tidak ada nyeri atau derajat berfariasi missal ketidak nyamanan ringan
sampai berat
Pernapasan
Gejala  :
 Merokok ( tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok)
 Pemajanan asbes
Keamanan
Gejala  :
 Pemajanan pada kimia troksois atau karsinogen
 Pemajanan matahari lama atau berlebihan
Tanda  :
 Demam
 Ruang kulit, ulserasi

Seksualitas
6

Gejala  :
 Masalah seksaual missal dampak paqda hubungan, perubahan pada
tingkat kepuasan
 Multigravida, pasangan seks multiple, aktifitas seksual dini, herpes
genital
Interaksi social
Gejala  :
 Ketidakadekwatan / kelemahan system pendukung
 Riwayat perkawinan ( berkenaan dengan kepuasan dirumah )
 Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan

2. Perubahan harga diri berhubungan dengan prosedur bedah yang mengubah


gambaran diri.

3. Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena


pembedahan, interupsi saraf, diseksi otot.
4. Hiperthermi berhubungan dengan proses inflamasi.
5. Kerusakan jaringan /integritas kulit bd pengangkatan bedah kulit/jaringan,
perubahan sirkulasi, adanya edema, drainase perubahan pada elastisitas
kulit, sensasi destruksi jaringan (radiasi).

6. Perubahan pola tidur berhubungan nyeri luka operasi.

7. Perubahan gambaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan


pembedahan.

8. Perubahan nutrisi berhubungan dengan tindakan pembedahan

9. Kurang pengetahuan tentang kondsi. Pronosis,dan kebutuhan pengobatan


b/d kurang terpanjan informasi.
7

10. Resiko tinggi infeksi terhadap prosedur infasi

C. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan


Tujuan : - Klien dapat mengurangi rasacemasnya
- Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif
- Menunjukkan copyng yang efektif serta mampu
berpartisipasi dalam pengobatan
Intervensi :
a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakitnya yang
dideritanya
Rasional : Data-data mengenai penglaman klien sebelumnya akan
memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya
duplikasi
b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat
Rasional : Pemberian informasi dapat membantu klien dalam
memahami proses penyakitnya
c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut.
Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai
Rasional : Dapat menurunkan kecemasan klien
d. Jelaskan pengobatan, tujuan, dan efek samping bantu klien
mempersiapan diri dalam pengobatan
Rasional : Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk
pengobatan dan efek samping
e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi social, ketidak
berdayaan
Rasional : Mengetahui dan menggali pola coping klien serta
mengatasinya atau memberikan solusi dalam upaya meningkatkan
kekuatan dalam kecemasan.
f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system
8

Rasional : Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang


terdekat/keluarga
g. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
Rasional : Memberikan kesempatan kepada klien untuk
berfikir/merenung/istirahat.
2. Perubahan harga diri b/d prosedur bedah yang mengubah gambaran diri.

Tujuan: Klien tidak mengalami gangguan harga diri

Kriteria hasil:

Klien menunjukkan gerakan kearah penerimaan diri dalam situasi

Intervensi:

a. Dorong pertayaan tentag situasi ini dan harapan yangakan datang.


Berikan dukungan emosional bila balutan bedah diangkat.

Rasional: Kehilangan payudara menyebabkan reaksi, termasuk persaan


perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi
pasangan terhadap perubahan tubuh.

b. Identifikasi masalah peran sebagai wanita, istri, ibu, wanita karir dan
sebagainya.

Rasional: Dapat menyatakan bagaimana pandangan diri pasien telah


berubah.

c. Dorong pasien mengekspresikan perasaan misalnya, marah,


bermusuhan, dan berduka.

Rasional: Kehilangan bagian tubuh, hilangnya bagian tubuh dan


menerima kehilangan hasrat seksual menambah proses kehilangan yang
membutuhkan penerimaan sehingga pasien dapat membuat rencana
untuk masa depan.

d. Diskusikan tanda/gejala depresi dengan pasien/orang terdekat.


9

Rasional: Reaksi umu trhadap tipe prosedur dan kebutuhan ini dikenali
dan diukur.

e.Berikan penguatan positif untuk peningkatan/perbaikan dan partisipasi


perawatan diri/program pengobatan.

Rasional: Mendorong kelanjutan perilaku sehat.

f. Kaji ulang kemungkinan bedah konstruksi dan atau pemakaian


prostetik.

Rasional: Bila mungkin, rekostruksi memberikan sedikit penampilan


tak lengkap/ kosmetik “mendekati normal”.

g. Yakinkan perasaan/masalah pasangan sehubungan dengan aspek


seksual, dan memberikan informasi dan dukungan.

Rasional: Respon negatif yang diarahkan pada pasiendapat secara


aktual menyatakan masalah pasangan tentang rasa sedih pasien, takut
kanker/kematian , kesulitan dalam mengalami perubahan
kepribadian/perilaku pasien, atau ketidakmampuan untuk melihat area
operasi.

h. Diskusikan dan rujuk ke kelompok pendukung (bila ada) untuk orang


terdekat.

Rasional: Memberikan tempat untuk pertukaran masalah dan perasaan


dengan orang lain yang mengalami pengalaman yang sama.

i. Kolaborasi berikan protesis sementara yang halus, bila diindikasikan.


Rasional: Protesis nilon dan dikron dapat dipakai pada bra sampai insisi
belum sembuh bila dibedah rekontruksi tidak dilakukan pada waktu
mastektomi.
3. Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena
pembedahan, interupsi saraf, diseksi otot.
Tujuan: Nyeri klien hilang/terkontrol
10

Kriteria hasil:
1) Klien mengekspresikan penurunan nyeri/ketidaknyamanan
2) Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi:
a. Kaji keluha nyeri, perhatikan lokasi, lamanya, dan intensitas (skala0-
10). Perhatikan petunjuk verbal dan non verbal.
Rasional: Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan
dan kebutuhan untuk/keefektifan analgesik.
b. Diskusikan sensasi masih adanya payudara normal.
Rasional: Memberikan keyakinan bahwa sensasi bukan imajinasi dan
penghilangannya dapat dilakukan.
c. Bantu pasien menemukan posisi yang nyaman.
Rasional: Peninggian lengan, ukuran baju, dan adanya drain
mmpengaruhi kemampuan pasien untuk rileks dan tidur/istirahat
secara efektif.

d. Berikan tindakan kenyamanan dasar(contoh, perubahan posisi pada


punggung atau sisi yang tak sakit, pijatan punggung) dan aktivitas
terapeutik.

Rasional: Meningkatkan relaksasi, membantu untuk memfokuskan


perhatian, dan dapat meningkatkan kemampuan koping.

e. Tekan /sokong dada saat latihan batuk/napas dalam.

Rasional: Memudahkan partisipasi pada aktivitas tanpa timbul


ketidaknayamanan.

f. Berikan obat nyeri pada waktu yang tepat pada jadwal teratur sebelum
nyeri berat dan sebelum aktivitas dijadwalkan.

Rasional: Mempertahankan tingkat ketidaknyamanan dan


memungkinkan pasien untuk latihan lengan dan untuk ambulasi tanpa
nyeri yang menyertai upaya tersebut.
11

g. Kolaborasi Berikan narkotik/analgesik sesuai indikasi.

Rasional: Memberikan penghilngan ketidaknyamanan/nyeri dan


memfasilitasi tidur, partisipasi pada terapi pasca operasi.

4. Hiperthermi berhubungan dengan proses inflamasi.


Tujuan: suhu tubuh normal
Kriteria hasil:
Suihu tubuh antara 36-37 °C
a. Kaji suhu tubuh klien
Rasional: Mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan
intervensi. Suhu 38,9 °C - 41,1 °C menunjukkan proses
penyakit infeksius akut.
b. Pantau suhu lingkungan batasi atau tambahkan linen tempat tidur
sesuai indikasi.
Rasional: Suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal
c. Anjurkan klien untuk banyuak minum air 1500-2000 cc/hari (sesuai
toleransi).
Rasional: Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
d. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat.
Rasional: Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah
menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu
tubuh.
e. Beri kompres hangat.
Rasional: Mengurangi panas dengan pemindahan panas secara
konduksi. Air hangat mengontrol pemindahan panas secara
perlahantanpa menyebabkan hipotermi / mengigil.
f. Pemeriksaan TTV
Rasional: Untuk mengetahui keadaan umum klien.
g. Kolaborasi pemberian cairan intravena dan obat sesuai indikasi.
12

Rasional:Pemberian cairan penting dengan suhu tubuh yang tinggi.


Obat khususnya untuk menurunkan suhu tubuh pasien.

5. Kerusakan jaringan /integritas kulit bd pengangkatan bedah kulit/jaringan,


perubahan sirkulasi, adanya edema, drainase perubahan pada elastisitas kulit,
sensasi destruksi jaringan (radiasi).

Tujuan: Klien tidak mengalami kerusakan integritas kulit.

Kriteria hasil:

1) Klien menunjukkan peningkatan waktu penyembuhan , bebas drainase


purulen atau eritema.

2) Klien menunjukkan perilaku/teknik untuk meningkatkan


penyembuhan/mencegah komplikasi.

Intervensi:

a. Kaji balutan untuk karakteristik drainase. Awasi jumlah edema,


kemerahan, dan nyeri pada insisi dan lengan. Awasi suhu.

Rasional: Penggunaaan balutan tergantung luas pembedahan dan tipe


penutupan luka.

b. Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung atau sisi yang tak
sakit dengan lengan tinggi dan di sokong dengan bantal.

Rasional: Membantu drainase cairan melalui gravitasi.

c. Jangan melakukan pengukuran TD, menginjeksikan obat, atau


memasukkan IV pada lengan yang sakit.

Rasional: Meningkatkan potensial konstriksi, infeksi, dan limfedema


pada sisi yang sakit.

d. Inspeksi donor/sisi tandur(bila dilakukan) terhadap warna,


pembentukan lepuh, perhatikan drainase dari sisi donor.
13

Rasional: Warna dipengaruhi adanya suplai sirkulasi.

e. Kosongkan drain luka, secara periodik catat jumlah dan karakteristik


drainase.

Rasional: Akumulasi cairan drainase (contoh limfe,darah)


meningkatkan penyembuhan dan menurunkan kerentangan terhadap
infeksi.

f. Dorong untuk menggunakan pakaian yang tidak sempit.

Rasional: Menurunkan tekanan pada jaringan yang terkena, yang dapat


memperbaiki sirkulasi /penyembuhan.

g. Kolaborasi: Berikan antibiotik sesuai indikasi.

Rasional: Diberikan secara periodik atau untuk mengobati infeksi

khusus dan meningkatkan penyembuhan.

6. Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri luka operasi

Tujuan: Perubahan pola tidur teratasi

Kriteria hasil:

1) Waktu tidur ± 8 jam

2) Meningkatkan rasa nyaman dan segar

Intervensi:

a. Kaji pola tidur klien.

Rasional: mengidentifikasi intervensi yang tepat.

b. Kaji kebiasaan tidur

Rasional: Kebiasaan tidur klien dapat mempengaruhi pola tidur


klien
14

c. Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya minum


air hangat atau susu.

Rasional: Meningkatkan efek relaksasi.susu dapat


meningkatkan sintesis serotonin dan neurotransmitter yang
membantu pasien tidur.

d. Kurangi kebisingan atau lampu

Rasional: Memberikan situasi kondusif untuk tidur

e. Hindari mengganggu/membangunkan klien untuk pemberian


obat bila mungkin.

Rasional: Tidur tanpa gangguan lebih memberikan rasa segar


dan klien mungkin tidak mampu kembali tidur bila telah
terbangun.

f. Berikan sedative, hipnotik sesuai indikasi

Rasional: Mungkin diberikann untuk membantnu klien tertidur


selama periode transisi dari rumah ke lingkungan baru.

7. Perubahan gambaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan


pembedahan.

Tujuan: Gambaran diri berkembang secara positif.


Kriteria hasil:
-          Mengerti tentang perubahan pada tubuh.
-          Menerima situasi yang terjadi pada dirinya.
-          Mulai mengembangkan mekanisme koping pemecahan masalah.
-          Menunjukkan penyesuaian terhadap perubahan.
-          Dapat menerima realita.
15

-          Hubungan interpersonal adekuat.


Intervensi:
a. Diskusi dengan klien tentang diagnosa dan tindakan guna membantu klien
agar dapat aktif kembali sesuai ADL.
Rasional :    Menerima dam mengerti tentang hal-hal yang dilakukan
merupakan awal proses penyelesaian masalah.
b. Review/antisipasi efek samping kaitan dengan tindakan yang dilakukan
termasuk efek yang mengganggu aktivitas seksual.
Rasional :   Antisipasi dini dapat menolong klien untuk mengawali proses
adaptasi dalam mempersiapkan hal-hal yang dapat terjadi.
c. Dorong untuk melakukan diskusi dan menerima pemecahan masalah dari
efek yang terjadi
Rasional : .         Dimungkinkan dapat menolong menurunkan masalah
dengan keterlibatan sehingga dapat menerima tindakan yang dilakukan.
d. Beri informasi/ konseling sesering mungkin.
Rasional : Validasi tentang kenyataan perasaan klien dan berikan tehnik
koping sesuai kebutuhan.
e. Beri dorongan/ support psikologis.
Rasional : Klien dengan gangguan neoplasma kanker membutuhkan
support tambahan selama periode tersebut.
f. Gunakan sentuhan perasaan selama melakukan interaksi (pertahankan
kontak mata).
Rasional : Penghargaan dan perhatian merupakan hal penting yang
diharapkan klien guna menurunkan perasaan klien akan keraguan /
ketidaknyamanan.
Kolaborasi :
g. Refer klien pada kelompok program tertentu.
Rasional : Grup support biasanya sangat bermanfaat bagi klien dengan
meningkatkan kontak dengan klien lain dengan masalah sama.
h. Refer pada sumber/ahli lain sesuai indikasi.
Rasional : Mungkin berguna untuk mempertahankan struktur
16

psikososial
8. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan dengan tindkan
pembedahan.
Tujuan : - Klien menunjukan berat badan yang stabil, dan tidak ada tanda
malnutrisi
- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan
dengan penyakitnya
Intervensi :
a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai
kebutuhannya
Rasional : Memberikan informasi tentang status gizi klien
b. Timbang dan ukur berat badan
Rasional : Memberikan informasi tentang penambahan dan
menurunkan badan klien
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat da pembesaran kelenjar
karotis
Rasional: Menunjukkan keadaan gizi klien yang sangat buruk
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan
intake cairan yang adekuat
Rasional : Kalori merupakan sumber rnergi
e. Kontrol paktor linkungan seperti bau busuk dan bising
Rasional : Agar klien merasa seperti berada di rumah sendiri
f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan
bersama teman dan keluarga
Rasional : Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/
membangkitkan selera makan
g. Anjurkan komunkasi terbuka tentang problem anoreksia yang
dialami klien
Rasional : Agar dapat diatasi secara bersama-sama.
9. Kurang pengetahuan tentang kondsi. Pronosis,dan kebutuhan pengobatan
b/d kurang terpanjan informasi.
17

Tujuan : Klien mengetahui keadaan/kondisi penyakitnya.

Kriteria hasil:

1) Klien menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan

2) Klien melakukan prosedur yang perlu dengan benar dan


menjelaskan alasan tindakan

3) Klien melakuakan perubahan pola hidup dan berpartisipasi pada


program pengobatan

Intervensi:

a. Kaji proses penyakit, prosedur pembedahan, dan harapan yang akan


datang.

Rasional: Memeberikan pengetahuan memebuat dasar dimana pasien


dapat pilihan berdasarakan informasi termasuk berpartisipasi dalam
radiasi/program kemoterapi

b. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makan dan


pemasukan cairan yang adekuat.

Rasional: Memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume


sirkulasi untuk meningkatkan regenarasi jaringan/proses
penyembuhan.

c. Anjurkan pilihan jadwal istirahat sering dan periode aktivitas


khususnya situasi saat duduk lama.

Rasional: Mencegah/membatsi kelelahan.


18

d. Anjurkan pasien untuk melindungi tangan dan lengan bila brkebun,


menggunakan sarung tangan bila menjahit, mnggunkan penglas bila
memegang benda panas, gunakan sarung tangan plastik bila mencuci
piring dan sebagainya.

Rasional: Memepengaruhi sistem limfatik sehingga meyebabkan


jaringan lebih rentan terhadap infeksi dan/cedera yang dapat
menimbulkan limfedema.

e. Waspadai dalam mengambil darah atau memeberikan cairan


intravena/obat atau pengukuran tekanan darah pada sisi yang sakit.

Rasional: Dapat membatasi sirkulasi dan meningkatkan resiko


infeksi bila sistem limfatik menurun.

f. Anjurkan menggunakan alat waspada medic.

Rasional: Mencegah trauma yang tak diinginkan (contoh,menguur


TD, infesi) pada lengan yang sakit.

g. Tunjukkkan penggunaan kompres intermiten sesuai kebutuhan.

Rasional: Alat bantu pneumatik kadang-kadang membantu dalam


menangani limfedema dengan meningkatkan sirkulasi dan aliran
balik vena.

h. Anjurkan pijatan lembut pada insisi yang sembuh dengan minyak.

Rasional: Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit dan


menurunkan ketidak nyamanan sehubungan dengan rasa fantom
payudara.

i. Anjurkan menggunakan posisi seksual yang menghindari penekanan


pada dinding dada.
19

Rasional: Meningkatkan perasaan kewanitaan dan rasa mampu untuk


melakukan aktivitas seksual.

j. Dorong pemeriksaan diri teratur payudara yang masih ada.

Rasional: Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang


mengindikasikan terjadinya/berulangnya tumor baru.

k. Tekankan pentingnya evaluasi medik.

Rasional: Pengobatan lain mungkin diperlukan sebagai terapi


tambahan seperti radiasi.

10. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan infasif.


Tujuan : - Klien mampu mengidentifikasikan dan berpartisipasi dalam
tindakan pencegahan infeksi
- Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan
berlangsung normal
Intrvensi :
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi
b. Jaga personal hygiene klien dengan baik
Rasional : Menurunkan/ mengurangi adanya organism hidup
c. Monitor temperature
Rasional : Peningkatan suhu tubuh merupakan tanda terjadinya
infeksi
d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi
Rasional : Mencegah/ mengurangi resiko terjadinya infeksi.
20

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2004). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.

Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Juall. (2009.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.

(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (2005). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume

2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (2004). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Long, Barbara C. (2004). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).

Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.

Mansjoer, Arif., et all. (2008). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran

UI : Media Aescullapius.
21

Anda mungkin juga menyukai